Anda di halaman 1dari 11

Journal of New Energies and Manufacturing (JONEM)

Vol. 1, No. 1, Januari 2022, pp. 21 – 31


ISSN: _, DOI: _  21
Eksergi dan energi losses turbin unit 1 PLT
Gunung Salak paska re-blading
Achriyan Widayana
Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Mercu Buana, Indonesia

Article Info ABSTRACT


Strategy of maintenance management PT. Indonesia Power to support
Article history
the reliability of the generating unit is replacing rotor turbine blades,
Received Februari 12, 2021 which is commonly referred to as re-blading. There are indications
Revised April 15, 2021 that the transfer of exergy and energy that is not optimal in the rotor
Accepted September 22, 2021 turbine Unit 1 of Mount Salak Geothermal Power Plant has resulted
in Unit 1 being unable to full load (60 MW) after re-blading. The
analysis of exergy flow and energy identification is used to determine
Keywords the magnitude of exergy and energy losses that occur in the steam
Exergy turbine system. Based on the data calculations that have been done,
Energy the value losses exergy and energy in 2020 is 53.12 MWe and 53.10
Efficiency MW of the total energy entering the turbine area of 370.3 MW. The
Turbine accuracy of the data with the data commissioning shows that the
Re-Blading energy efficiency value that occurs at this time (after re-blading) has
increased by 0.93% with Irreversibility of 52.63 MW. The
opportunity for improvement can be done by increasing the
efficiency of the ejector, so that the percentage of NCG in the
condenser that is sucked by the ejector will increase and result in a
better pressure in the condenser (vacuum).

This is an open access article under the CC BY-SA 4.0 license.

Corresponding Author
Achriyan Widayana,
Jurusan Teknik Mesin,
Fakultas Teknik,
Universitas Mercu Buana,
Jl. Meruya Selatan No. 1, Kembangan, Jakarta Barat 11650, Indonesia
Email: widayana.achriyan@gmail.com

1. PENDAHULUAN
Akselerasi pembangunan suatu negeri berakibat pula pada peningkatan kebutuhan akan energi
listrik. Sampai saat ini, kebutuhan energi listrik masih mengandalkan pemakaian tenaga tidak terbarukan
seperti minyak bumi, batu bara, serta gas alam, padahal persediaannya di alam makin menipis [1]. Energi
terbarukan merupakan salah satu solusi tepat untuk menanggulangi permasalahan lingkungan pada zona
industri energi. Panas bumi merupakan salah satu energi terbarukan yang pada saat ini banyak dimanfaatkan
sebagai pembangkit listrik. Secara geologis, Indonesia terletak di antara pertemuan 3 lempeng tektonik utama
yakni Lempeng Eropa- Asia, India- Australia, serta Pasifik yang mempunyai potensi besar untuk
dikembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) [2]. Sangat disayangkan potensi yang
dimiliki sebesar 28.100 MW apabila pemanfaatan sumber daya energinya masih sangat kecil yaitu kurang
lebih 1.197 MW atau 4% dari total kemampuan yang ada [3]. Hal ini menjadi sangat menarik untuk diteliti
dikarenakan permintaan dan tekanan pasar terus mendorong untuk meningkatkan keandalan dan ketersediaan
pasokan listrik yang stabil di luar kebutuhan perbaikan atau jadwal pemeliharaan (Periodic or Corrective
Maintenance). Tuntutan akan pasokan listrik yang stabil dengan periode operasi jangka panjang,
menyebabkan management perusahaan mengambil langkah cepat perbaikan sebagai strategi maintenance
management guna menunjang keandalan unit pembangkit [4].

Journal homepage: https://publikasi.mercubuana.ac.id/index.php/jonem


22  ISSN:

Turbin uap Unit 1 PLTP Gunung Salak telah beroperasi sejak tahun 1997 (lifetime lebih dari 22
tahun). Penurunan kinerja turbin akibat scaling faktanya merupakan masalah umum pada pembangkit listrik
tenaga panas bumi. Scaling yang terjadi pada PLTP dipengaruhi oleh perubahan fase uap dari keadaan
saturated ke superheated. Dampaknya adalah kerugian ekonomi, kehilangan energi dan biaya pemeliharaan
turbin yang lebih tinggi penyebab utama kerusakan rotor turbin [5]. Dalam rangka mempertahankan kinerja
turbin, pada tahun 2019 rotor turbin unit 1 dilakukan penggantian blade rotor turbin (re-blading), 10 row
dari 12 row sisi governor (Gov) dan generator (Gen). Adanya indikasi transfer eksergi dan energi yang tidak
maksimal pada rotor turbin Unit 1 PLTP Gunung Salak mengakibatkan Unit 1 tidak mampu full load (60
MW) pasca dilakukan re-blading. Perubahan keluaran daya listrik sebuah pembangkit listrik tenaga panas
bumi berkaitan dengan kondisi steam dari sumur produksi. Konsistensi produksi daya listrik menyebabkan
keuntungan dari perusahaan pun akan tetap. Sebaliknya penurunan daya listrik dapat menimbulkan kerugian,
sehingga harus diantisipasi. Mengacu pada permasalahan tersebut, analisis efisiensi thermal berdasarkan
hukum termodinamika digunakan untuk menganalisis efisiensi turbin hasil pekerjaan re-blading. Selain itu,
digunakan analisis energi dan eksergi dengan melakukan identifikasi aliran eksergi. Menentukan besarnya
kerugian eksergi dan energi (losses) yang terjadi pada sistem turbin uap. Mendapatkan besar energi panas
yang mampu dikonversi oleh turbin hasil pekerjaan re-blading. Validasi data menggunakan data
commissioning setelah up-rating (2005) digunakan untuk membuktikan apakah re-blading tahun 2019
menjadi penyebab ketidakmampuan unit 1 beroperasi normal (60MW).

2. METODE DAN BAHAN


Metode penelitian menggunakan analisis scientific dengan menggunakan data aktual pada keadaan
unit operasi dimana nilainya sesuai dari parameter operasi.

Gambar 1: Flowchart Penelitian

A. Studi Literatur
Pelaksanaan studi ini diawali dengan melakukan studi literatur. Studi literatur bertujuan untuk
meningkatkan pemahaman peneliti terhadap topik penelitian yang akan diambil. Studi literatur dilakukan
dengan mempelajari pengetahuan pendukung seperti efisiensi thermal PLTP, eksergi, dan lain-lain. Studi
literatur dilakukan dengan mengumpulkan beberapa bahan referensi berupa jurnal ilmiah terkait
perkembangan penelitian yang telah dilaksanakan sebelumnya.

B. Asumsi
Menyederhanakan sistem untuk dianalisis merupakan keharusan yang dilakukan. Salah satu langkah
utamanya adalah penentuan asumsi-asumsi umum Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya mengenai NCG
(Non Condensible Gas). NCG diasumsikan murni CO2, nilainya didapat dari nilai rata-rata kandungan NCG
yakni % dari massa uap. Uap panas bumi diklasifikasikan mempunyai komposisi sama dengan uap air.
Semua sistem diasumsikan sistem control volume yang steady.

C. Data Yang Digunakan

JONEM, Vol. 1, No. 1, Januari 2022: 21 – 31


e-ISSN:  23

Parameter operasi dari logsheet harian operasi, tidak lengkapnya penggunaan alat ukur portable untuk
dilakukan pada parameter yang dibutuhkan secara langsung. Pemilihan data perhitungan pada tanggal 5
September (2018-2020) kondisi unit sedang beroperasi normal pada maksimal daya kerjanya. Setelah diteliti
dengan data dari 6 bulan terakhir (Januari - Agustus 2020), dapat diasumsikan sama dan seragam pada
kondisi normal operasi. Data teknik Turbine Operation / Maintenance Manual Book (Volume 1- book 1)
Gunung Salak Geothermal Power Plants Units 1 and 2. Beberapa data pembanding yang didapat dari PT.
Star Energy Company sebagai penyedia uap panas bumi pada PLTP Gunung Salak juga digunakan sebagai
validasi data. Validasi data, disesuaikan pula dengan data up-rating dari beban 55 MW ke 60 MW (Agustus
2005).

D. Perhitungan Efisiensi Thermal Turbin

Gambar 2: Sistem Pembangkit Listrik Panas Bumi [6]

Gambar 3: Diagram T-S untuk siklus penguapan tunggal (Single Flash Cycle)

1. Mencari nilai entalpi (h3) dan entropi (s3) pada tekanan uap masuk turbin (P1) dengan menggunakan
(Table A-6 Properties of Superheated Water Vapor).
2. Mencari nilai entalpi fluida (hf), entalpi uap (hg), dan entalpi campuran (hfg) pada tekanan keluar
turbin (P2) dengan menggunakan (Table A-5 Properties of Saturated Water (Liquid - Vapor): Pressure
Table).
3. Mencari nilai entropi fluida (sf), entropi uap (sg), dan entropi campuran (sfg) pada tekanan keluar
turbin (P2) dengan menggunakan (Table A-5 Properties of Saturated Water (Liquid - Vapor): Pressure
Table).
4. Menghitung Kualitas Uap Turbin.

JONEM Achriyan Widayana


24  ISSN:

Menghitung kualitas uap turbin dapat dilakukan dari perhitungan interpolasi entropi masuk turbin yaitu:
(1)
5. Menghitung Kerja Turbin Isentropik. Kerja turbin isentropik (kerja turbin ideal) adalah dimana uap
mengalami ekspansi isentropik yang mencapai keadaan ideal pada turbin sehingga entropi tetap.
Rumus perhitungan kerja turbin isentropik yaitu:
(2)

6. Menghitungkan entalpi isentropik h5 yaitu dengan cara berikut:

(3)

7. Menghitung kerja turbin aktual:

(4)

8. Mencari entalpi outlet turbin actual (h5s) didapat dari persamaan:

(5)

Di mana [7], A = 0,425 x (h4 – h5)

9. Mencari nilai entalpi pada kondisi gas/uap dicari dari persamaan:

(6)

10. Menghitung nilai efisiensi isentropik turbin:

(7)

11. Menghitung daya turbin:

Isentropik: (8)
Aktual: (9)

12. Konsumsi nilai uap spesifik turbin (Turbine Steam Rate):

(10)

13. Menghitung Heat Rate Turbine:

(11)

Jika entalpi h dalam kJ/kg, maka TSR = 3600 / (h4 - h5) kg/kWh
Jika entalpi h dalam Btu/lb, maka TSR = 2454 / (h4 - h5) lb/HPh

JONEM, Vol. 1, No. 1, Januari 2022: 21 – 31


e-ISSN:  25

14. Menghitung Efisiensi Thermal Turbin:

(12)

Dimana daya turbin isentropic (W), daya turbin actual (W), kerja turbin kondisi ideal (W),
kerja turbin kondisi aktual (kJ/kg), efisiensi turbin (%), efisiensi thermal turbin (%),
steam flow inlet turbine (kg/s) [main steam sampai steam ejector], entalpi keadaan 4 h4 (Joule/kg),
entalpi keadaan 5s aktual h5s (Joule/kg), entalpi keadaan 5 isentropik (Joule/kg).

E. Perhitungan Eksergi dan Efisiensi Eksergi.


Specific exergy bisa didapat dari persamaan [8][9]:

e = (h – h0) – T0 (s – s0) (13)

Eksergi total aliran fluida didefinisikan [10]:

e = m [(hi – h0) – T0 (si – s0)] (14)

Analisis eksergi turbin meliputi:

ΣX2 = ΣX4 + Wt + ITurbin (15)


ṁ2e2 = ṁ4e4 + Wt + ITurbin

Jumlah eksergi masuk turbin yang sudah terekspansi dalam turbin (ΣX2) adalah sama dengan eksergi
keluar turbin (ΣX4) ditambah kerja turbin nyata dan irreversibility (ITurbin). Merinci persamaan eksergi
sebagai berikut:

ΣX2 = ṁ2 [(h2 – h0) – T0 (s2 – s0)] (16)


ΣX4 = ṁ4 [(h4 – h0) – T0 (s4 – s0)]

Eksergi loss pada setiap unit dengan persamaan sebagai berikut [11]:

𝐸𝐸kloss= 𝐸𝐸kinput−𝐸𝐸koutput (17)

Definisi umum dari setiap volume kontrol atau efisiensi sistem eksergi, menurut [12] dan [13] dapat
dijelaskan dengan persamaan) adalah sebagai berikut:

ηx= Σoutput / Σinput (18)

Sehingga, efisiensi eksergi turbin (ηxt) didefinisikan:

ηxt= ΣX4 / ΣX2 (19)

3. HASIL DAN DISKUSI


Non-Condensable Gas (NCG) merupakan gas alami yang terkandung dalam uap yang dihasilkan
oleh sumur produksi. Gas ini tidak mampu dikondensasikan di dalam kondensor sehingga akan
mempengaruhi tekanan di dalam kondensor. Data ini sangat penting kita gunakan sebagai acuan dan untuk
mempermudah analisis pada kondisi tekanan dan temperatur kondensor yang sama pada sistem turbin uap.
Melalui data ini, optimalisasi suatu Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) mampu diketahui.
Besarnya pengaruh NCG terhadap kondisi tekanan di dalam kondensor, tentunya sangat membantu untuk
mendapatkan baseline kinerja terbaik suatu PLTP [14].

JONEM Achriyan Widayana


26  ISSN:

Gambar 4: Grafik Persentase Kandungan NCG Berdasarkan Jam Operasi

3.1. Referensi Lingkungan


Ketinggian tempat-tempat tertentu menentukan tekanan, begitu pula suhu dan kelembapan. Kondisi
ini merupakan faktor penting dalam analisis eksergi. Lingkungan diasumsikan sebagai sistem yang sangat
besar, sederhana, dan dapat dimampatkan, dimodelkan sebagai reservoir termal dengan temperatur yang
seragam dan konstan, T0, dan tekanan P0 [15].

Tabel 1: Referensi Lingkungan


Parameter Value Unit
Altitude ± 800 meter above sea level (MASL)
Pressure ± 912 mbar
Temperature 20-26 ˚C
Relative Humidity 34-75 %

3.2. Efisiensi Thermal Turbine


Data-data aktual yang didapatkan dari logsheet online PLTP Gunung Salak serta telah divalidasi
menggunakan parameter lokal on site. Nilai dari setiap parameter hampir sama setiap jamnya dikarenakan
beban yang dihasilkan dioperasikan sesuai dengan Rencana Operasi Harian (ROH) 60 MW sesuai dengan
beban yang dikehendaki jaringan PLN.

Gambar 5: Grafik Daya Turbin Isentropik Berdasarkan Jam Operasi


Data kinerja turbin tersebut dipadukan dengan hasil perhitungan eksergi dan energinya. Hasil perhitungan
eksergi dan energi menggunakan referensi lingkungan sesuai dengan Tabel 1 pada temperatur lingkungan
24°C keadaan gas ideal.
Berdasarkan data hasil perhitungan, maka didapatkan nilai daya isentropik, efisiensi thermal tubin
dan nilai konsumsi uap. Nilai daya turbin sangat dipengaruhi oleh kerja turbin yang mana dipengaruhi juga
oleh nilai entropi dan entalpi uap masuk dan keluar turbin. Nilai daya yang dihasilkan turbin pada tahun

JONEM, Vol. 1, No. 1, Januari 2022: 21 – 31


e-ISSN:  27

2018, 2019, dan 2020 mengalami fluktuasi sesuai pada Gambar 5 yaitu 58,86 MW pada tahun 2018 sebagai
nilai maksimumnya, kemudian menurun dikarenakan tekanan kondensor mengalami peningkatan sehingga
daya isentropiknya menjadi 56,7 MW pada tahun 2019, dan pada tahun 2020 mengalami kenaikan yang
sangat signifikan mencapai 62,76 MW. Pada tahun 2020 (Setelah re-blading), flow dan temperatur main
steam yang masuk area turbin mengalami peningkatan. Akan tetapi, tekanan kondensor masih sama seperti di
tahun sebelumnya (2019). Hal ini menyebabkan nilai dari kinerja turbin mengalami peningkatan sehingga
efisiensi isentropiknya juga ikut meningkat. Indikasi adanya kenaikan daya turbin ini menandakan proses
transfer energi dan eksergi yang berlangsung pada turbin tahun 2020 seharusnya akan mengalami
peningkatan akibat dari meningkatnya daya turbin pada tahun tersebut.

Gambar 6: Efisiensi Thermal Tubin Berdasarkan Jam Operasi

Gambar 7: Konsumsi Uap Berdasarkan Jam Operasi

Penguat bukti bahwa re-blading bukan menjadi faktor ketidakmampuan unit 1 full load, maka perlu
dilakukan identifikasi dengan parameter lainnya seperti efisiensi thermal, nilai konsumsi uap, irreversibility,
dan juga losses yang terjadi pada proses turbin uap ini. Meningkatnya efisiensi thermal pada turbin akan
menyebabkan nilai dari konsumsi uap turbin semakin kecil, begitu pula sebaliknya (berbanding terbalik). Hal
ini dibuktikan pada grafik konsumsi uap, Ketika nilai efisiensi thermal menurun maka konsumsi uapnya akan
meningkat. Gambar 6 menyatakan bahwa antara tahun 2017,2018, dan 2020 terjadi kenaikan nilai efisiensi
thermal maksimum 21,5% pada tahun 2018; 21,76% pada tahun 2019, dan turun menjadi 21,72% pada tahun
2020. Grafik efisiensi thermal menyatakan trending yang sesuai dengan trending konsumsi uap pada setiap
tahunnya.
Losses eksergi dan energi merupakan rugi-rugi yang terdapat pada proses dan kondisi lingkungan
saat ini. Berdasarkan kepada Gambar 8, losses eksergi pada tahun 2020 merupakan losses tertinggi apabila
dibandingkan dengan losses pada tahun 2018 dan 2019 dengan nilai 53,10 MW. Sedangkan, Gambar 9.
losses energi pada tahun 2020 merupakan losses tertinggi apabila dibandingkan dengan losses pada tahun
2018 dan 2019 dengan nilai 53,12 MWe Semakin besarnya losses energi ini dikarenakan adanya kenaikan

JONEM Achriyan Widayana


28  ISSN:

jumlah flow, pressure dan temperature uap. Artinya, jumlah energi terkandung di dalam uap meningkat akan
tetapi tidak diikuti dengan kenaikan jumlah energi yang dikonversi menjadi kerja oleh turbin, akibatnya
energi hanya terbuang ke kondensor.

Gambar 8: Losses Eksergi Turbin Berdasarkan Jam Operasi

Gambar 9: Losses Energi Turbin Berdasarkan Jam Operasi

Analisis dari jumlah losses energi dan eksergi yang telah dipaparkan dalam bentuk grafik memang
menunjukkan nilai yang lebih tinggi dari tahun sebelum dilakukan re-blading. Meningkatnya energi yang
terbuang ke kondensor seharusnya mengakibatkan tingkat kevakuman di dalam kondensor seharusnya naik
(semakin jelek) jika dibandingkan dengan kondisi sebelum dilakukan re-blading, tetapi hal ini tidak terjadi
pada sistem turbin uap yang telah dianalisis. Dikarenakan hal tersebut, nilai kinerja turbin juga perlu
dilakukan validasi terhadap nilai irreversibily turbine. Irreversibility merupakan nilai eksergi yang hancur
atau eksergi yang dikonversi menjadi kerja yang mana nilai ini sangat dipengaruhi oleh besaran eksergi yang
masuk dan keluarnya.
Irreversibility merupakan nilai eksergi yang hancur atau eksergi yang dikonversi menjadi kerja yang
mana nilai ini sangat dipengaruhi oleh besaran eksergi yang masuk dan keluarnya. Gambar 10 menunjukkan
bahwa terjadi penurunan nilai irreversibility yang terjadi pada tahun 2019 sesuai dengan penurunan losses
akibat penurunan parameter flow dan temperatur uap pada tahun tersebut. Tahun 2020 turbin mengalami
losses tertinggi jika dibandingkan dengan tahun 2019 maupun 2018, namun nilai irreversibility juga semakin
meningkat. Fakta ini membuktikan bahwa ternyata efisiensi thermal turbin mengalami kenaikan sesuai pada
grafik efisiensi thermal turbin terhadap jam operasi.

JONEM, Vol. 1, No. 1, Januari 2022: 21 – 31


e-ISSN:  29

Gambar 10: Irreversibility Turbin Berdasarkan Jam Operasi

Hasil dari analisis penelitian ini memaparkan kenaikan nilai eksergi yang diikuti dengan nilai
irreversibility, losses, dan nilai efisiensi thermal membuktikan bahwa pada tahun 2020 turbin Unit 1 PLTP
Gunung Salak seharusnya mampu menghasilkan daya yang lebih tinggi dari keadaan saat ini. Parameter-
parameter tersebut telah membuktikan bahwa re-blading pada tahun 2019 bukan penyebab ketidakmampuan
unit 1 PLTP Gunung Salak Full Load (60MW).

3.3. Diskusi Peluang Perbaikan

Tabel 2: Perbandingan Data Kinerja Turbin Setelah up-rating Dengan Kondisi Setelah re-blading 2019
Parameter Satuan After Uprating 2018 2019 2020

Daya Output
MW 60,2 60,3 60,2 58,3
Generator

Aliran Uap T/h 425 445,35 431,34 447,1

Temperatur Uap ˚C 164,5 161 165,71 164


Tekanan Uap barg 5 6,7 6,3 6,41

Turbin Exhaust ˚C 49,8 55,5 59,45 54,8


Tekanan
bara 0,12 0,14 0,14 0,14
Kondensor
Temp. Masuk
˚C 28,2 28 29,3 28,7
Kondensor
FCT Yang 4 in HS 4 in HS 4 in HS
Jumlah 5 in HS
Beroperasi 5 in LS 5 in LS 5 in LS

Losses Eksergi MWe 46,86 47,28 46,34 51,16

Losses Energi MW 47,94 48,30 46,33 51,15

Irreversibility MW 46,373 46,76 45,85 50,67

Waste Energy MWe 102,96 103,23 101,30 112,06

Efisiensi Eksergi % 84,1 84,49 84,31 84,01

Efisiensi Energi % 84,8 85,86 86,00 85,73


Keterangan: HS = High Speed Operation; LS = Low Speed Operation

JONEM Achriyan Widayana


30  ISSN:

Memastikan unit pembangkit tetap beroperasi sesuai kapasitas nominal merupakan salah satu acuan
untuk perbaikan yang lebih baik. Selain itu juga perlunya acuan efisiensi penggunaan energi masukan ke
dalam sistem untuk berproduksi sesuai kapasitas terpasang. Turbin sebagai peralatan utama, berfungsi
sebagai alat konversi energi dari uap menjadi energi mekanik berupa putaran yang kemudian diteruskan
menjadi energi listrik oleh generator.
Kondisi operasi unit pembangkit melebihi kapasitas nominal awal akan tercapai apabila nilai
efisiensi pada turbin meningkat. Apabila dibutuhkan, maka akan sangat mampu untuk mencapai kondisi
tersebut, tentunya dengan kajian-kajian lebih lanjut [16]. Data commissioning pada awal beroperasi tahun
1994 merupakan data ketika unit masih berkapasitas nominal 55 MW. Sehingga untuk keakuratan
perbandingan dengan kondisi terkini, dipilih data hasil performance test saat unit selesai di up-rating menjadi
berkapasitas 60 MW, yaitu pada tahun 2004-2005.
Peluang perbaikan pada penelitian ini dapat dilakukan dengan mengurangi kapasitas flow uap yang
masuk ke turbin dengan mengurangi pembukaan control valve (CV) 1 dan 2, sehingga flow uap akan masuk
ke area ejector sebagai motive steam ejector. Penambahan motive steam ejector akan meningkatkan
kemampuan ejector dalam membantu penarikan jumlah NCG di dalam kondensor. Berkurangnya jumlah
NCG akan membuat tekanan di dalam kondensor semakin bagus. Ketika kondisi vakum di dalam kondensor
semakin bagus (semakin kecil), maka daya dan efisiensi turbinnya akan semakin bagus kemudian konsumsi
uap akan semakin sedikit seperti yang dibuktikan pada grafik analisis hasil perhitungan. Analisis ini
berdasarkan hasil dari Tabel 2 yang menyatakan bahwa efisiensi energinya mengalami peningkatan sebesar
0,93% dari hasil data commissioning.
Kemampuan turbin dalam mengubah energi potensial uap menjadi energi kinetik semakin
meningkat setelah dilakukan re-blading. Seharusnya output generatornya juga mengalami peningkatan.
Pernyataan tersebut berdasarkan adanya kenaikan nilai irreversibility, penurunan konsumsi uap,
meningkatnya daya turbin secara isentropik, serta naiknya nilai efisiensi energi dan losses yang dihasilkan.
Data penelitian melaporkan bahwa adanya perbedaan jumlah motive steam ejector. Adanya penurunan flow
motive steam ejector rata-rata pada tahun 2018 sebesar 26,4 Ton/h dengan tekanan kondensornya 0,14
sedangkan pada tahun 2019 menurun menjadi 21,3 Ton/h dengan tekanan kondensor sama dengan tahun
2018 (0,14 bara). Tahun 2020 mengalami hal yang sama dengan tahun 2019, menurunnya motive flow ejector
mengakibatkan uap yang seharusnya menjadi motive steam ejector masuk ke area turbin. Penurunan motive
steam ejector dari 26,4 Ton/h (2018), menjadi 18,7 Ton/h pada tahun 2020 mengakibatkan kapasitas, tekanan
dan temperatur flow steam masuk turbin meningkat. Hal ini berdampak kepada naiknya tekanan dan
temperature exhaust turbin. Adanya kenaikan energi uap masuk turbin ternyata mampu dikonversi dengan
baik oleh turbin hasil re-blading. Hal ini telah dibuktikan dalam analisis data dengan cara melakukan validasi
data commissioning. Nilai efisiensi energinya meningkat 0,93% dari data commisioning. Dari hasil analisis
yang telah dilakukan menyatakan bahwa re-blading yang dilakukan pada tahun 2019 bukan penyebab tidak
mampunya unit 1 beroperasi normal pada beban 60 MW.

4. KESIMPULAN
Analisis data menunjukkan kinerja turbin dalam mengubah energi potensial uap menjadi energi
kinetik (putaran) menurun setelah dilakukan re-blading. Efisiensi thermal maksimum 21,5% pada tahun
2018; 21,76% pada tahun 2019, dan turun menjadi 21,72% pada tahun 2020. Nilai losses energi pada tahun
2020 merupakan losses tertinggi apabila dibandingkan dengan losses pada tahun 2018 dan 2019, dengan nilai
tertingginya sebesar 53,10 MW dari total energi yang masuk ke area turbin sebesar 370,3 MW. Besar energi
panas yang mampu dikonversi oleh turbin hasil re-blading tahun 2019 ditunjukkan oleh nilai irreversibility
turbin, yaitu sebesar 52,63 MW dari total energi yang masuk ke area turbin sebesar 370,3 MW. Energi dari
supply uap yang tidak mampu dikonversi menjadi kerja hanya terbuang ke kondensor. Berdasarkan analisis
yang telah dilakukan diketahui bahwa re-blading pada tahun 2019 bukan menjadi penyebab ketidakmampuan
unit 1 beroperasi normal pada beban 60 MW. Validasi data dengan data commissioning memperlihatkan
bahwa nilai efisiensi energi yang terjadi pada saat ini (setelah re-blading) mengalami peningkatan 0,93 %.
Artinya, seharusnya turbin mampu beroperasi secara normal dengan kapasitas (60 MW).

DAFTAR PUSTAKA
[1] B. ULUM, N. Nurrohman, E. Ambarita, and Y. Sirodz Gaos, “Energy and Exergy Analysis of Mount Salak
Geothermal Power Plant Unit 1-2-3,” International Journal of Technology, vol. 8, no. 7, p. 1217, Dec. 2017, doi:
10.14716/ijtech.v8i7.740.
[2] ESDM, Handbook of Energy & Economic Statistics of Indonesia 2016, FINAL EDITION. 2016.
[3] P. Suharmanto, A. N. Fitria, and S. Ghaliyah, “Indonesian Geothermal Energy Potential as Source of Alternative
Energy Power Plant,” KnE Energy, vol. 1, no. 1, p. 119, Nov. 2015, doi: 10.18502/ken.v1i1.325.
[4] R. Adiprana, D. S. Purnomo, and I. E. Lubis, “Kamojang Geothermal Power Plant Unit 1-2-3 Evaluation and
Optimization Based on Exergy Analysis,” in Proceedings World Geothermal Congress, pp. 19–25, Apr. 2015.

JONEM, Vol. 1, No. 1, Januari 2022: 21 – 31


e-ISSN:  31

[5] D. S. Purnomo, T. Haryono, and Masitoh, “Derating Prediction Due to Scaling at Kamojang Geothermal
Turbine Using Nozzle Blocking Ratio Calculation,” in 2020 International Conference on Technology and Policy
in Energy and Electric Power (ICT-PEP), Sep. 2020, pp. 142–146. doi: 10.1109/ICT-PEP50916.2020.9249825.
[6] H. N. Shapiro, M. J. Moran, D. D. Boettner, and M. B. Bailey, Fundamentals of engineering thermodynamics,
5th ed., SI version, 5th ed. Chichester: John Wiley & Sons, 2006.
[7] Balqis, “Optimasi Daya Listrik Pada PT Pertamina Geothermal Energy Area Kamojang, Jawa Barat,” Jurnal
Teknik Pomits, vol. 1, pp. 1–6, 2012.
[8] V. Mrzljak, I. Poljak, and T. Mrakovčić, “Energy and exergy analysis of the turbo-generators and steam turbine
for the main feed water pump drive on LNG carrier,” Energy Conversion and Management, vol. 140, pp. 307–
323, May 2017, doi: 10.1016/j.enconman.2017.03.007.
[9] S. Adibhatla and S. C. Kaushik, “Energy and exergy analysis of a super critical thermal power plant at various
load conditions under constant and pure sliding pressure operation,” Applied Thermal Engineering, vol. 73, no.
1, pp. 51–65, Dec. 2014, doi: 10.1016/j.applthermaleng.2014.07.030.
[10] J. Orović, V. Mrzljak, and I. Poljak, “Efficiency and Losses Analysis of Steam Air Heater from Marine Steam
Propulsion Plant,” Energies, vol. 11, no. 11, p. 3019, Nov. 2018, doi: 10.3390/en11113019.
[11] K. C. Amrita and G. Nugroho, “Analisis Thermal Pada Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi PT. Indonesia
Power UPJP Kamojang,” Jurnal Teknik ITS, vol. 7, no. 2, Feb. 2019, doi: 10.12962/j23373539.v7i2.35846.
[12] F. Baldi, F. Ahlgren, T.-V. Nguyen, M. Thern, and K. Andersson, “Energy and Exergy Analysis of a Cruise
Ship,” Energies, vol. 11, no. 10, p. 2508, Sep. 2018, doi: 10.3390/en11102508.
[13] F. Baldi, H. Johnson, C. Gabrielii, and K. Andersson, “Energy and exergy analysis of ship energy systems – the
case study of a chemical tanker,” International Journal of Thermodynamics, vol. 18, no. 2, p. 82, Jun. 2015, doi:
10.5541/ijot.5000070299.
[14] W. Yamin, I. G. B. N. Makertihartha, and J. Rizkiana, “Evaluation on Energy Efficiency Improvement in
Geothermal Power Plant with The Application of Load-based Gas Removal System and Cooling Water Pump
Control System,” Jurnal Rekayasa Proses, vol. 14, no. 1, Jun. 2020, doi: 10.22146/jrekpros.54656.
[15] Kwambai, “Exergy Analysis of Olkaria I Power Plant Kenya. Geothermal Training Program,” Reykjavik, 2005.
[16] M. G. Q., Z. A. , Z. Shah, N. Ahmad, and W. Raza, “The Theoretical Framework of the Modified Organic
Rankine Cycles for Improved Energy and Exergy Performances,” International Energy Journal, vol. 20, pp.
169–180, 2020.

BIODATA PENULIS
Nama: Achriyan Widayana
Tempat, tanggal Lahir: Semarang, 09 Juni 1995
Alamat: Jl. Ngesrep Timur No.24C, kec. Banyumanik, kota Semarang
Pekerjaan: Mahasiswa / Pegawai PT. Indonesia Power

JONEM Achriyan Widayana

Anda mungkin juga menyukai