Anda di halaman 1dari 3

Universitas Muhammadiyah Malang

Dinamika Masyarakat dan Kebudayaan


www.umm.ac.id
Opini Kampus Putih

Dinamika Masyarakat dan Kebudayaan


Sabtu, 26 April 2014 | 10:19:46 WIB

Oleh: Khusnul Khuluq

Dinamika Masyarakat dan Kebudayaan


1. Proses Internalisasi
Proses internalisasi adalah proses panjang sejak seorang individu dilahirkan sampai ia hamper meniggal. Individu
belajar menanmkan dalm kepribadiannya segala perasaan, hasrat, nafsu, dan emosi yang diperlukan sepanjang
hidupnya, yang digunakan untuk mengembangkan kepribadian individu. Tetapi wujud dan pengaktifan dari berbagai
macam stimulasi yang berbeda dalam sekitaran alam dan lingkungan sosial maupun budayanya.
Setiap hari dalam hidup berlalu, bertambahlah berbagai macam pengalaman mengenai bermacam-macam perasaan
baru, dan belajarlah ia merasakan kegembiraan, kebahagiaan, simpati, cinta, benci, keamanan, harga diri, kebenaran,
perasaan bersalah, dosa, malu, dan sebagianya. Selain perasan-perasaan tersebut, juga berbagai macam hasrat,
seperti hasrat untuk mempertahankan hidup, bergaul, meniru, tahu, berbakti, keindahan, dipelajarinya melalui proses
internalisasi ynag menjadikan bagian dari kepribadian individu.
2. Proses Sosialisasi
Peroses sosialisasi berkaitan dengan proses belajar kebudayaandalam hubungan dengan system sosial. Dalam proses
itu seseorang individu dari masa anak-anak hingga masa tuanya belajar pola-pola tindakan dalam interaksi dengan
segala macam individu yang ada disekelilingnya yangmenduduki beraneka macam peranan sosial yang ada dalam
kehidupan sehari-hari.
Sebagai contoh dari pengalaman seorang bayi dalam suatu keluarga golongn pegawai tinggi dikota. Dari permulaan
hidupnya bayi sudah harus menghadapi beberapa individu dalam lingkungan masyarakat kecil adalah ibu dan
ayahnya. Dalam kontak dengan orang tersebut ia akan mengalami tingkah laku mereka yang berdasarkan perhatian
dan cinta. Kemudian juga ia akan belajar kebiasaan yang pertama yaitu makan dan minum disaat yang tepat.
Hubungan dengan lingkungan sosialnya menjadi lebih intensif ia mengembangkan bahasanya sehingga ia dapat
menguraikan maksudnya dan dapat lebih mudah individu lain menerima maksudnya.
Proses sosialisai dalam golongn sosial lainnya dalam lingkungan sosial dari berbagai suku bangsa didunia dapat
menunjukkan proses sosialisasi yang berbeda, karena proses sosialisasi ditentukan oleh susunan kebudayaan dan
lingkung sosial yang bersangkutan.
3. Proses Enkulturasi
Enkulturasi adalah pembudayaan, proses enkulturasi adalah proses seorang individu mempelajari dan menyesuaikan
alam pikiran serta sikapnya dengan adat, system norma, dan peraturan yang hidup dalam kebudayaannya.
Proses enkulturasi sudah dimulai sejak kecil dalam alam pikiran warga suatu masyrakat , berawal dari orang dalam
lingkungan keluarga, kemudian teman bermain. Seringkali meniru berbagai macam tindakan meniru itu dan
diinternalisasi dalam kepribadiannya. Dengan berkali-kali meniru maka tindakannya menjadi suatu pola yang mantap,
dan norma yang mengatur tindakannya dibudayakan.
Dalam suatu masyarakat ada pula individu yang mengalami berbagi hambatan dalam proses internalisasi, sosialisasi,
dan enkulturasi, yang menyebabkan bahwa hasilnya kurang baik. Individu itu tidak dapat menyesuaikan
kepribadiannya dengan lingkungan sekitarnya, sehingga condong menghindari norma-norma dan aturan-aturan
masyarakat yang berlaku dilingkunagnnya. Yang menjadikan hidupnya penuh konflik dengan otang lain.
4. Proses Evolusi Sosial
a. proses microscopic dan macroscopic dalam evolusi sosial

page 1 / 3

Universitas Muhammadiyah Malang


Dinamika Masyarakat dan Kebudayaan
www.umm.ac.id
Proses evolusi dari suatu masyarakat dan kebudayaan dapat dianalisis dari dekat secara detail (microscopic), atau
dapat juga dipandang seolah-olah dari jauh dengan hanya memperhatikan perubahan-perubahan yang tampak besar
(macroscopic). Proses analisis yang dilakukan secra detail dapat mengerti berbagai macam proses perubahan yang
terjadi dalam dinamika kehidupan masyarakat. Proses perubahan ini berlangsung lama sehingga menyebabkan
perubahan yang besar.
b. proses berulang dalam evolusi sosial
adat istiadat yang lazim berlaku dalam masyarakat ynag menjadi objek penelitian ilmu antropologi muncul terhadap
factor individu dalam masyarakat. Sikap, perasaan, dan tingkah laku khusus individu dalam masyarakat yang mungkin
bertentangan dengan adat istiadat yang lazim, diabaikan saja atau tidak mendapat perhatian secara layak. Dengan
demikian, kalau seorang ahli antropologi misalnya harus menulis tentang adat istiadat perkawinan orang bali, ia hanya
akan mengumpulkan keterangan tentang hal yang lazim dilakukan dalam perkawinan orang bali. Upacara, aktivitas,
dan tindakan yang menyimpang dari adat bali pada umumnya terjadi karena berbagai situasi, biasanya diabaikan atau
kutang diperhatikan. Tindakan masyarakat yang menyimpang dari adat istiadat umum seperti yang terurai sebelumnya,
pada suatu ketika dapat banyak terjadi dan dapat sering berulang (recurrent) dalam kehidupan sehari-hari. Tidak ada
suatu masyarakat yang semua warganya taat pada aturan adat untuk selamanya, dapat kita mengerti bahwa keadaan
yang menyimpang merupakan pangkal dari proses perubahan kebudayaan masyarakat pada umumnya.
Sudah tentu masyarakat tidak akan membiarkan penyimpangan yang terjadi dalam masyarakat, dan itulah sebabnya
dalam tipa masyarakat ada alat pengendali masyarakat. Yang bertuajuan untuk tetap mempertahankan adat istiadat.
c. proses mengarah dalam evolusi sosial
kalau evolusi masyarakat dan kebudayaan kita pandang dari suatu jarak yang jauh, dengan mengambil interval waktu
yang panjang, maka akan tampak perubahan besar yang seolah bersifat menentukan arah dari sejarah perkembangan
masyarakat dan kebudayaan.
5. Difusi
Bersamaan dengan penyebaran dan migrasi kelompok-kelompok manusia dibumi, turut pula tersebar unsur-unsur
kebudayaan dan sejarah dari proses penyebaran unsur kebudayaan keseluruh penjuru dunia yang disebut difusi. Salah
satu bentuk difusi adalah penyebaran unsur kebudayaan dari satu tempat ketempat yang lainoleh kelompok manusia
yang bermigrasi.
Penyebaran unsur kebudayaan juaga dapat terjadi tanpa ada perpindahan kelompok manusia atau bangasa dari satu
temapt ke temapt lain, tetapi karena individu tertentu yang membawa unsur kebudayaan itu hingga jauh.
Bentuk difusi yang lain adalah penyebaran unsur kebudayaan yang berdasarkan pertemuan antara individu dalam
suatu kelompok denagn individu kelompok lain. Pertemuan antara kelompok semacam itu dapat berlansung dengan
berbagi cara. Seperti hubungan symbolistic, penetration, peperangan.
6. Akulturasi
Istilah akulturasi, atau acculturation, atau culture contac, mempunyai berbagai arti dianatara para antropologi, tetapi
semua sepaham bahwa konsep itu mengenai proses sosial yang timbul bila suatu kelompok manusia denagn suatu
kebudayaan asing yang sedemiakian rupa, sehungga unsur-unsur kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan
diolah kedalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri.
Proses akulturasi sudah ada sejak dahulu dalam sejarah kebudayaan manusia, tetapi proses akulturasi yang
mempunyai sifat khusus, baru timbul ketika kebudayaan-kebudayaan bangsa di eropa barat mulai menyebar keseluruh
daerah lain dimuka bumi, dan mulai mempengaruhi masyarakat suku bangsa lain pada permulaan abad ke-15.
Dalam masa itu dapat diketahui cara dan dalam keadaan apa kebudayaan dapat dimasuki pengaruh kebudayaan lain,
unsur-unsur yang diambil atau diolah oleh kebudayaan suku bangsa masyarakat tadi, melalui saluran apa dan pada
lapisan apa dalam masyarakat suku bangsa tadi, unsur-unsur kebudayaan yang masuk, reaksi sikap dan perasaan
para individu dalam masyarakat suku bangsa tadi terhadap unsur-unsur kebudayaan tersebut.
Perhatian terhadap saluran yang dilalui oleh unsur-unsur kebudayaan asing untuk masuk kedalam kebudayaan
penerima, akan memberi suatu gambaran yang konkret tentang jalannya suatu proses akulturasi.Salah astu wujud
penolakan terhadap pengaruh unsur-unsur kebudayaan asing dan pergeseran sosial-budaya yang merupakan akibat

page 2 / 3

Universitas Muhammadiyah Malang


Dinamika Masyarakat dan Kebudayaan
www.umm.ac.id
dari peristiwa itu terjadi dalam banyak masyarakat didunia.
7. Asimilasi
Asimilasi (assimilation) adalah proses sosial yang timbul bila ada: a. golongan manusia dengn latar belakang
kebudayaan yang berbeda, b. saling bergaul langsung secara intensif untuk waktu yang lama, c.
kebudayaan-kebudayaan golongan-golongan tadi masing-masing berubah sifatnya yang khas, dan juga unsur
masing-masing berubah wujudnya menjadi unsur kebudayaan campuran. Biasanya, golongan yang tersangkut
dalamproses asimilasi adalah suatu golongna mayoritas dan minoritas. Dalam hal ini golongan minoritas merubah sifat
khas dari unsur kebudayaan dan menyesuaikannya dengan kebudayaan dari golongan mayoritas. Sedemikian rupa
sehingga lambat laun kehilanagn kepribadian kebudayaannya dan masuk kedalam kebudayaan mayoritas.
Adapun factor-factor yang menghambat proses asimilasi pada umumnya adalah: a. kurangnya pengetahuan mengenai
kebudayaan yang dihadapi, b. sifat takut terhadap kekuatan dan kebudayaan lain, c. perasaan superioritas pada
individu-individu dari satu kebudayaan terhadap yang lain.
8. Inovasi
Inovasi adalah proses pemabaruhan dan penggunaan sumber-sumber alam, energy, dan modal, pengaturan baru dari
tenaga kerja dan penggunaan teknologi baru yang semua akan menyebabkan adanya system peroduksi menghasilkan
produk-produk baru.. Dengan demikian inovasi itu mengenai pembaruan kebudayaan yang khusus mengenai unsur
teknologi dan ekonomi.
Proses inovasi sudah tentu sangat erat kaitannya dengan penemuan baru dalam teknologi. Suatu penemuan biasanya
merupakan suatu proses sosial yang panjang yang melalui dua tahap khusus, yaitu discovery dan invention.
Suatu discovery adalah suatu penemuan dari suatu unsur kebudayaan yang baru, baik berupa suatu alat baru, ide
baru, yang diciptakan oleh seorang individu atau kelompok masyarakat yang bersangkutan. Discovery baru menjadi
invention bila masyarakat sudah mengakui , menerima, dan menerapkan penemuan baru itu.
Factor yang menjadi pendorong individu dalam suatu masyarakat untuk memulai dan mengembangkan
penemuan-penemuan baru adalah: a. kesadaran pada tiap individu akan kekurangan dalam kebudayaannya, b. mutu
dari keahlian dalam suatu kebudayaan, c. system perangsang bagi aktivitas mencipta dalam masyarakat.

page 3 / 3

Anda mungkin juga menyukai