Anda di halaman 1dari 4

ia hanya tahu, suatu hari,

ia akan menjelma jadi pohon dracaena,


di hutan hitam belakang rumah.
rasanya, ia tak tahan lagi,
tubuhnya dipaku di tiang-tiang sembahyang,
jadi penyebat anak-anak yang tak pandai
mengaji alif-ba-ta,
dijual dibeli di pasar raja-raja,
ditenggak para penyair yang tergagap
kehilangan kuasa kata.
konon,
kemenyan merah dibakar di bawah kapur,
saat magrib menabuh bedug di surau-surau,
yang terus memanggil-manggil tuhan
di mata kapak orang kampung,
adalah permaisuri surga yang tak menjadi bini.
tapi sejak lama, ia telah tahu, itu orang bunian
yang tak berumah di surga, tak bertanah di bumi,
tak mungkin ia pagut asap, seperti ia memagut
remang senja yang lindap.

pernah,
bagai lepas urat nadinya
dari akar-akar tanah,
saat tak dapat ia ucap alif-lam-mim
di depan madrasah,
tempat ia pernah terhimpit berhari-hari
di halaman-halaman kita suci.
saat itu, yang terdengar oleh daun-daunnya,

adalah gaung hutan, meraung panjang,


bunyi semak yang disibak-sibak,
dan batang-batang getah tua
yang ditetak-tetak.

suara tuhankah itu?


al-faaatihah

ia hanya tahu,
hari-hari akan lepas dari tubuhnya,
seperti kulit yang terlepas dari dagingnya.
tak pernah ia membenci tukang kayu,
seperti ia membenci tukang tebang.
ia berani bersumpah, atas nama matahari,
yang telah melahirkannya,
bahwa di seluruh dataran rendah,
orang-orang menguliti seluruh hikayat,
seluruh riwayat, dari ujung ke pangkal,
sebagaimana mereka membuang
dengan rasa benci duri-duri dari batang.

dan, suatu hari, ia tak lagi ingin tahu,


di mana harus mengucap assalamualaikum,
ketika tubuhnya terpanggang,
melelehkan resin merah ke tanah,
bagai melelehkan darah
ke merah darah.

--SEDERHANA - Dua kali seminggu aku hidup, Senin dan Kamis.


--SUMPAH POCONG. "Bisa diam dulu?" ucap Hakim kesal sambil melompat-lompat.

--AYAH DOYAN KAWIN ~ Pohon keluarga kami kini berubah menjadi hutan.
--Semua barang di rumah ini aku dapatkan setelah memenangi undian, kecuali istriku. Aku
mendapatkannya karena kalah.
--ARTIS INSTAN ~ Debut pertama gagal, lalu namanya mulai terkenal, saat dia disiram
pasangannya dengan air panas.

MENGGIRING ANGIN JIWAKU jatuh ke dasar bening telaga riak air riak jiwa
riak cinta menyembul di antara bunga tunjung wangi semerbak
memabukan sang pengembara larut dalam seloki hangat sake hangat di
nadi hangat di jantung dewi sri tersenyum di bulir-bulir padi kuning
menggugah rasa lapar dengan mengenang hari panen bocah ikut
bersukaria menggiring angin jiwaku
PERJAMUAN DI ATAS MEJA HIBACHI bulir-bulir padi kumasak perjamuan
kudus api vodka melahap bulu mataku begitu perih perjamuan terus
berlanjut mahasiswi setengah mabuk melahap steak medium dengan
anggur putih mahasiwa setengah mabuk berteriak pesta baru dimulai
nasibku ada di cengkraman kalian meladenimu sambil terus berharap
nyala tungku sampai keesokan hari biarlah aku di sini setiap malam
mengulang perjamuan di atas meja hibachi sambil menyeka sebutir
keringat jadi darah kerinduan memphis,
6 juli 2010

NYANYIAN IBU kapankah kau pulang? pohon rambutan di halaman


rumah sudah berbuah tujuh kali dahan sudah mulai lapuk aku tidak
marah bila kau minum ramuan arak berisi buahnya biar mabuk lagi
seperti dulu biarlah gugur daun jadi pupuk pengorbanan suciku demi
perjuangan sang cucu
birmingham,maret 2009
PENYAMARAN belum duabelas tahun penyamaran bisa terbaca anganangan luluh lantak patung liberty terbalik kartu kredit kugunting serakah
kuredam nafsu bisa kuredam empat ban mobilku dijarah durjana
membuatku merubah arah langkah selama ini susah payah menjaga
keyakinan ibuku mentaati sumpah sendiri kembali ke jalan dulu mendaki
gunung agung demi keselamatan mendaki gunung batur demi
kemakmura mendaki bukit lempuyang demi kedamaian menjaga puncakpuncaknya senantiasa berdamai dengan langit

memphis,april 2011

Anda mungkin juga menyukai