Anda di halaman 1dari 3

BATUPASIR DAN PASIR

1. Batupasir (Sandstone)
Batupasir (sandstone) adalah batuan sedimen yang tersusun atas
detrital batuan yang sudah ada sebelumnya dengan ukuran material berukuran
pasir dari 2mm-1/16 mm. Menurut Wenworth, 1922 berdasarkan ukurannya,
batupasir terbagi menjadi batupasir sangat kasar (very coarse sand), batupasir
kasar (coarse sand), batupasir sedang (medium sand), batupasir halus (fine
sand) dan batupasir sangat halus (very fine sand).
Proses terbentuknya batupasir dari hasil pelapukan batuan sebelumnya
(provenance), kemudian mengalami erosi, transportasi dan deposisi
(pengendapan) atau disebut dengan material allogenic. Grain penyusun
batupasir umumnya berasal dari material yang resisten seperti kuarsa,
feldspar, litik (pecahan batuan) kemudian matriksnya material yang berukuran
lebih halus seperti mud (clay/silt), beberapa berupa mineral berat.
Selama proses trasnportasi, detrital tersebut akan mengalami
perubahan bentuk dari semulanya. Dari angular bisa menjadi rounded atau
sebaliknya, tergantung selama mekanisme teransportasinya. Mekanisme
transportasinya berupa saltation (melompat), sliding (menyeret) dan rolling
(berputar). Dari bentukan akhir material bisa diinterpretasikan bagaimana
dulunya material tersebut tertransport.

Gambar. 1 Pola kebundaran (roundness) material


Setelah material penyusun mengalami deposisi, selanjutnya akan
terdiagenesis akibat pressure baik dari burial material diatasnya atau burial
oleh air. Dari pressure tersebut akan mengakibatkan terjadi pelarutan

(autogenic) yang berperan sebagai semen (pengikat butir) seperti kalsit


(CaCO3), kuarsa dan oksida besi.
Semen kalsit bisa berasal dari material pecahan batuan karbonat atau
batugamping sebelumnya, pada saat material tersebut terkena burial terjadi
pelarutan akibat sifatnya yang tidak resisten (autogenic). Larutannya tersebut
akan mengisi pori-pori yang ada dan mengikat antar material serta mengalami
rekristalisasi atau dari provenance nya keadaan sudah larut, kemudian
tertransportasi dan mengendap, mengisi endapan material pasir yang sudah
ada sebelumnya melalui pori-pori yang ada dan terjadi sementasi.
Semen kuarsa biasanya terjadi secara autogenic, dimana pada saat
terjadi burial pressure kuarsa akan larut sebagian dan hasil larutan akan
mengisi pori-pori yang ada dan terjadi sementasi (pengikatan). Hasil laruan
tersebut akan mengalami rekristalisasi. Kuarsa disini bukan lagi kuarsa primer
akan tetapi sudah menjadi kuarsa skunder. Namun sebagian kuarsa hanya
menunjukkan pertumbuhan (growth) dibagian pinggir kuarsa dan mengikat
material yang ada disekitarnya. Untuk membedakan sementasi kuarsa dan
kalsit dilakukan rekasi dengan hcl, apabila mengalami reaksi (menimbulkan
buih) semenya berupa kalsit jika tidak ada reaksi berarti semennya kuarsa.
Semen oksida besi biasanya dihasilkan dari hasil oksidasi pada mineral
besi yang ada. Oksidasi akan terjadi bila mendapat suplai oksigen atau udara
luar dan dibantu oleh reaksi dengan air (H2O), hasil larutan tersebut akan
mengalir mengisi pori-pori yang ada dan terjadi sementasi. Biasanya oksida
besi ini dicirikan oleh warna khas yaitu cokelat kekuningan atau oren tua.
Setelah mengalami sementasi, ada beberapa mengalami
metasomatisme penggantian mineral yang sudah ada oleh mineral baru. Hal
ini tidak selalu terjadi disetiap diagenesis. Dan proses akhirnya adalah
litifikasi yaitu proses pembatuan dari keadaan lunak menjadi keras. Tekstur
batuan yang diamati secara keseluruhan salah satunya berupa sortasi dan
kemas. Biasanya menunjukkan sortasi baik dan kemas tertutup atau
sebaliknya.
Penamaan batupasir yang sering digunakan adalah berdasrakan
klasifikasi Pettijhon, 1975.
Gambar. 1 Klasifikasi penamaan batupasir menurut Pettijhon, 1975.

Klasifikasi diatas menjelaskan kecenderungan kehadiran grain (kuarsa,


feldspar, lithic) dan kehadiran matriks berupa mud. Pada segitiga pertama,
kehadiran matriks sekitar 0-15%, jika grain dominan kuarsa maka batuannya
disebut arenit kuarsa, jika dominan feldspar disebut arkosic arenit dan jika
dominan lithic disebut litharenit. Pada segitiga yang kedua matriks berkisar
15-75%, jika domina kuarsa disebut kuarsa wacke, jika dominan feldspar
disebut feldspar greywacke dan jika dominan lithic disebut lithic greywacke.
Pada segitiga yang ketiga matriks lebih dari 75%, dan batuan yang dihasilkan
disebut mudstone.
2. Pasir
Pasir merupakan material penyusun batupasir baik berupa mineral
maupun pecahan batuan. Mineral yang dimaksud berupa mineral yang
memiliki sifat resistensi yang tinggi seperti kuarsa, mineral berat, feldspar,
dan lain-lain. Pada saat tertransport mineral tersebut masih resisten dan tidak
terubahkan menjadi mineral lain. Namun umumnya mineral biasa hadir dalam
batupasir adalah mineral kuarsa dengan sifatnya yang lebih resisten dalam
bowen reaction series.

Anda mungkin juga menyukai