BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Halusinasi
Persepsi suara yang keliru, biasanya berupa suara orang meski dapat
saja berupa suara lain seperti musik, merupakan jenis halusinasi yang
paling sering ditemukan pada gangguan psikiatri.
4. Halusinasi visual
Persepsi penglihatan keliru yang dapat berupa bentuk jelas (orang) atau
pun bentuk tidak jelas (kilatan cahaya), sering kali terjadi pada
gangguan medis umum.
5. Halusinasi penciuman
Persepsi penghidu yang keliru yang seringkali terjadi pada gangguan
medis umum.
6. Halusinasi pengecapan
Persepsi pengecapan keliru seperti rasa tidak enak sebagai gejala awal
kejang, seringkali terjadi pada gangguan medis umum.
7. Halusinasi taktil
Persepsi perabaan keliru seperti phantom libs (sensasi anggota tubuh
teramputasi), atau formikasi (sensasi merayap di bawah kulit).
8. Halusinasi somatik
Sensasi keliru yang terjadi pada atau di dalam tubuhnya, lebih sering
menyangkut
orang
dalam
(juga
dikenal
sebagai
cenethesic
hallucination).
berkesinambuingan,
ini
biasanya
akibat
menggunakan
halusinogen.
2.
3.
4.
5.
Karakteristik
Tingkat 1: Menghibur
tingkat kecemasan sedang
Pengalaman
sensoris
terasa
memuakkan dan menakutkan.
Penderita
mulai
kehilangan
kontrol
dan
mencoba
menjauhkan diri dari sumber
persepsi.
Penderita
akan
mencoba untuk menjauhi orang
lain
karena
malu
akan
pengalaman sensoris tersebut.
Masih memungkinkan untuk
mengembalikan
pasien
ke
realitas. Psikosis ringan.
Penderita
menyerah
untuk
melawan pengalaman sensoris.
Isi dari halusinasi menjadi
menarik. Penderita mungkin
menderita
kesepian
setelah
pengalaman sensoris selesis.
Psikosis.
Pengalaman
sensoris
dapat
mengancam jika tidak diikuti.
Bisa
berlangsung
selama
beberapa jam sampai beberapa
hari jika tidak diintervensi.
Psikosis berat.
Perilaku panik
Tinggi kemungkinan untuk bunuh
diri atau membunuh
Aktivitas fisik yang berhubungan
dengan halusinasi yang dialami,
seperti menarik diri, agitasi, dan
katatonia
Tidak mampu mengikuti perintah
yang kompleks
Tidak mampu merespons pada lebih
dari 1 orang
Tingkat 2: Menyalahkan
tingkat kecemasan berat
Halusinasi pada umumnya
menjijikkan
atau
memuakkan
Tingkat 3: Mengontrol
tingkat kecemasan berat
Pengalaman
sensoris
menjadi sangat kuat dan
tidak tertahankan
Tingkat 4: Menguasai
tingkat kecemasan panik
Halusinasi pada umumnya
diatur dan dipengaruhi oleh
waham
2.2 NARKOBA
2.2.1 Definisi NARKOBA
Istilah NARKOBA sesuai Surat Edaran BNN No. SE/ 03/IV/2002
merupakan akronim dari NARkotika, psiKOtropika, dan Bahan Adiktif lainnya.
Narkoba adalah zat-zat alami maupun kimiawi yang jika dimasukkan ke dalam
tubuh baik dengan cara dimakan, diminum, dihirup, suntik, intravena, dan lain
sebagainya, dapat mengubah pikiran, suasana hati, perasaan, dan perilaku
seseorang. Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman baik sintesis maupun semi sintesis yang dapat menyebabkan penurunan
atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan
rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan (JHS.Tanjung, 2013). WHO
sendiri memberikan definisi tentang narkotika sebagai berikut: Narkotika
merupakan suatu zat yang apabila dimasukkan ke dalam tubuh akan memengaruhi
fungsi fisik dan/atau psikologi (kecuali makanan, air, atau oksigen).
Psikotropika adalah zat atau obat baik alamiah maupun sintesis bukan
narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf
pusat
yang menyebabkan
perilaku.Bahan-bahan
adiktif
perubahan
atau
khas
obat
pada
yang
aktivitas
dalam
mental
organisme
dan
hidup
10
cannabis dengan ecstasy dimana salah satunya bisa memberikan efek proteksi
terhadap jenis narkoba yang satunya lagi.
Narkotika Golongan I
Narkotika yang digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi serta mempunyai
potensi sangat tinggi untuk mengakibatkan ketergantungan, contohnya
adalah ganja, heroin, kokain, dan opium.
2.
Narkotika Golongan II
11
3.
12
Ganja
Dikenal juga dengan nama Cannabis, Mariyuana, Gelek,Cimeng,
Hasish, Buddha Stick, Grass, Rumput, dan Sayur di jalanan.
Bentuknya berupa tanaman yang dikeringkan. Bentuk daunnya
memanjang, dan pinggirannya bergerigi, ujungnya lancip. Jumlah
helai daun ganja selalu lancip, yaitu 5,7, atau 9 helai. Warna daun
ganja adalah hijau tua segar dan berubah coklat jika sudah lama
dibiarkan karena terkena udara dan panas.
13
Cocain
Berasal dari tanaman coca yang banyak dijumpai di Kolombia di
Amerika Latin. Bentuknya berupa bubuk, daun coca, buah coca, dan
cocain kristal. Warnanya biasanya berwarna putih. Penggunaannya
adalah dengan cara menghirup melalui hidung dengan menggunakan
alat penyedot atau dibakar bersama tembakau
Efek dari penggunaan cocain adalah:
a. Tidak bergairah bekerja
b. Tidak bisa tidur
c. Halusinasi
d. Tidak nafsu makan
e. Berbuat dan berpikir tanpa tujuan
f. Merasa gelisah dan cemas berlebihan
14
4.
Katinone
Merupakan tanaman Khat (Chata Edulis) yang bukan asli tanaman
Indonesia, melainkan tanaman yang dibawa oleh turis luar negeri.
Tanaman ini berasal dari negara Timur Tengah yaitu Yaman yang
dibawa pada tahun 1997.
15
Tanaman ini juga dikenal dengan sebutan Teh Arab dengan dua
jenis yaitu Khat yang berwarna merah dan warna hijau. Pengaruh
yang ditimbulkan antara lain, tidak bisa tidur, dapat merusak gigi,
merusak susunan pusar saraf manusia dan dapat mengakibatkan
ketergantungan.
Tanaman Khat mengandung zat narkotikan Chatinone yang
termasuk Narkotika Golongan I pada nomor urut 35 lampiran
Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009.
2.2.3
Golongan Psikotropika
Berdasarkan Julianan Lisa FR & Nengah Sutrisna (2013), psikotropika
Psikotropika Golongan I
Psikotropika yang hanya digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan
dan tidak digunakan dalam terapi serta mempunyai potensi amat kuat
mengakibatkan sindroma keteragantungan. Contohnya MDMA/Ekstasi,
LSD, dan STP.
2.
Psikotropika Golongan II
Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan dalam
terapi dan atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi
kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contohnya amfetamin,
metilfenidat, datau ritalin.
3.
dalam terapi dan atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai
potensi sedang mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contohnya
lumibal, buprenorsina, pentobarbital, dan flunitrazepam.
4.
Psikotropika Golongan IV
Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan sangat luas digunakan
dalam terapi dana tau untuk tujuan ilmu pengetahuan seta mempunyai
16
b.
Merasa cemas
c.
Hiperaktif
d.
e.
f.
Susah tidur
g.
2. Shabu-Shabu
Dikenal dengan nama Kristal, Ubas, SS, Mecin. Bentuknya berupa
kristal sesuai namanya. Warnanya biasanya putih. Digunakan dengan
cara dibakar menggunakan aluminium foild dan asapnya dihirup
melalui hidung. Dibakar dengan menggunakan botol kaca khusus
(bong) dan disuntikkan.
Efek dari penggunaan Shabu-Shabu adalah:
a. Badan merasa lebih kuat dan energik
b. Hiperaktif
c. Rasa percaya diri meningkat
d. Rasa ingin diperhatikan orang lain
e. Nafsu makan berkurang
f. Susah tidur
g. Jantung berdebar-debar
h. Tekanan darah meningkat
17
18
4. Obat Penenang
Termasuk obat tidur, pil kopolo, Valium, Lexotan, dan lain-lain.
Bentuknya beragam, bisa berupa tablet, kapsul, dan serbuk. Efeknya
bisa memperlambat respons fisik, dan dapat mengakibatkan pengguna
tertidur jika digunakan dalam dosis tinggi yang kemudian akan
menimbulkan perasaan cemas, sensitif, dan marah. Penggunaan
campuran dengan alkohol juga dapat berakibat kematian. Dan gejala
putus zat juga bisa berakibat halusinasi dan bingung.
5. Zat yang mudah menguap
Contohnya adalah lem aibon, thinner, bensin, dan spiritus. Efeknya
bisa memperlambat kerja otak dan sistem saraf pusat, menimbulkan
perasaan senang, penurunan kesadaran, problem kesehatan terutama
merusak otak, dan juga bisa menimbulkan kematian akibat berhentinya
pernafasan dan gangguan pada jantung.
6. Zat yang menimbulkan halusinasi
Yang termasuk adalah jamur, kecubung, kotoran kerbau, dan
kotoran sapi. Bekerja pada sistem saraf pusat untuk mengacaukan
kesadaran dan emosi pengguna. Halusinasi yang ditimbulkan ini bisa
mengakibatkan kecelakaan.
19
Efek
Heroin
Ganja
Efek
Obat Penenang
Ecstasy
Methamphetamine
Menimbulkan perasaan melayang sementara yang berangsurangsur membangkitkan kegelisahan luar biasa.
Aktivitas tubuh dipercepat berlebihan, penggunaan yang lama akan
merusak tubuh, bahkan kematian karena over dosis.
20
Efek
Memperlambat kerja sistem saraf pusat, memperlambat refleks
motorik, menekan pernafasan, denyut jantung, dan mengganggu
penalaran dan penilaian.
Menimbulkan perilaku kekerasan, meningkatkan risiko kecelakaan
lalu lintas.
Gejala putus zat mulai dari hilangnya nafsu makan, sensitif, tidak
dapat tidur, kejang otot, halusinasi, dan bahkan kematian.
Alkohol
Depresan
a.
Menekan
atau
memperlambat
fungsi
sistem
pusat
sehingga
2.
Stimulan
a. Merangsang sistem saraf pusat dan meningkatkan kegairahan dan
kesadaran.
21
Halusinogen
a. Mengubah rangsangan indera yang jelas serta merubah persaaan dan
pikiran sehingga menimbulkan kesan salah atau halusinasi.
2.
3.
Sulit berkonsentrasi
4.
Suka berkhayal
5.
Intoksikasi
6.
Overdosis
7.
8.
Gangguan perilaku
2.
3.
Muka pucat
4.
Bibir kehitam-hitaman
5.
6.
7.
8.
Sering menugap
9.
22
2.
3.
4.
5.
Lingkungan sosial
a. Motif ingin tahu
Di masa remaja seseorang lazim mempunyai rasa ingin tahu
setelah itu ingin mencobanya.
b. Adanya kesempatan
Karena orang tua sibuk dengan kegiatannya masingmasing, mungkin juga karena kurangnya rasa kasih sayang dari
keluarga ataupun akibat dari broken home.
c. Sarana dan prasarana
Karena orang tua berlebihan memberi fasilitas dan uang
yang
berlebihan,
merupakan
sebuah
pemicu
untuk
Kepribadian
a. Rendah diri
Perasaan rendah diri di dalam pergaulan di masyarakat
atapupun di lingkungan sekolah, kerja, dan sebagainya, mereka
mengatasi masalah tersebut dengan cara menyalahgunakan
23
pelarian
yaitu
dengan
menggunakan
narkotik,
Mata merah
2.
Mulut kering
3.
4.
5.
Bicara kacau
6.
7.
8.
9.
24
25
1.
<16 tahun
132
2.
16-19 tahun
2.103
3.
20-24 tahun
5.460
4.
25-29 tahun
10.307
5.
>30 tahun
17.451
JUMLAH
35.453