Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan yang optimal. Salah satu indikator penting yang mempengaruhi
derajat kesehatan suatu Negara adalah Angka Kematian Bayi (AKB).
Sehingga salah satu cara untuk meningkatkan derajat kesehatan suatu Negara
adalah menurunkan AKB (Depkes RI, 1999). Melalaui program imunisasi di
masyarakat maka angka kematian bayi dapat diturunkan. Beberapa hal yang
mempengaruhi upaya peningkatan dan mempertahankan Universal Child
Immunisation (UCI) adalah peningkatan kemampuan pelayanan untuk
menjangkau seluruh lapisan masyarakat, pemahaman keluarga dan tokoh
masyarakat tentang pentingnya imunisasi serta upaya penggerakan masyarakat
(Rois, 2000 dalam Hariadi,2001).
Imunisasi dasar adalah imunisasi yang diberikan pada anak agar mendapat
kekebalan awal secara aktif sebelum anak berusia setahun, yang mencakup
imunisasi BCG (Bacille, Calmette, Guerin), hepatitis B, DPT (Difteri,Pertusis
dan Tetanus), polio, dan campak (http://naya.web.id/langkah agar bayi sehat
dan kuat, diperoleh tanggal 4 April 2008). Imunisasi dasar merupakan salah
satu bentuk upaya pencegahan penyakit infeksi untuk meningkatkan kualitas

hidup. Imunisasi yang dilakukan dengan memberikan vaksin tertentu akan


melindungi anak terhadap penyakit tertentu (Setiawan, 2005).
Program ini merupakan intervensi kesehatan yang paling efektif, yang
berhasil meningkatkan angka harapan hidup. Sejak penetapan the Expanded
Program on Immunisation (EPI) oleh WHO, cakupan imunisasi dasar anak
meningkat dari 5% hingga mendekati 80% di seluruh dunia. Sekurangkurangnya ada 2,7 juta kematian akibat campak, tetanus neonatorum dan
pertusis serta 200.000 kelumpuhan akibat polio yang dapat dicegah setiap
tahunnya. Vaksinasi terhadap 7 penyakit telah direkomendasikan EPI sebagai
imunisasi rutin di negara berkembang : BCG, DPT, Polio, Campak dan
Hepatitis B.
Imunisasi telah menyelamatkan dua juta anak pada 2003, data yang
terbaru menyebutkan bahwa 1,4 juta anak meninggal karena mereka tidak
divaksin. Hampir seperempat dari 130 juta bayi yang lahir tiap tahun tidak
diimunisasi agar terhindar dari penyakit anak yang umum. Vaksin telah
menyelamatkan jutaan jiwa anak-anak dalam tiga dekade terakhir, namun
masih ada jutaan anak lainnya yang tidak terlindungi dengan imunisasi
(Progress for Children, 2005). Rata-rata angka imunisasi di Indonesia hanya
72 persen. Artinya, angka di beberapa daerah sangat rendah. Ada sekitar 2.400
anak di Indonesia meninggal setiap hari termasuk yang meninggal karena
sebab-sebab yang seharusnya dapat dicegah. Misalnya tuberculosis, campak,
pertussis, dipteri dan tetanus.

Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2000 menyatakan sebab


utama kematian anak adalah penyakit saluran pernafasan (29,5%), gangguan
perinatal (29,3%), diare (13,98%), penyakit sistem pernafasan (5,5%), tetanus
(3,08%), infeksi dan parasit lain (3,5%). Diperkirakan bahwa dalam kelompok
penyebab penyakit karena saluran pernafasan termasuk pula kematian karena
pneumoni sebagai komplikasi dari penyakit campak, pertusis, difteri.
Sehingga sebenarnya sebagian dari kematian anak tersebut dapat dicegah
dengan imunisasi.
Salah satu tujuan dari pengendalian penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi berdasarkan Kepmenkes No. 1611/2005 tentang pedoman
Penyelenggaraan imunisasi adalah tercapainya target Universal Child
immunization (UCI) yaitu cakupan imunisasi lengkap minimal 80% secara
merata pada bayi di 100% desa/kelurahan pada tahun 2010. Pada tahun 2003
cakupan imunisasi dasar pada bayi di Indonesia dengan sasaran 4.723.611
jiwa sebanyak (98,2%) dimana cakupan imunisasi BCG sebanyak 4.616.946
jiwa (97.7%), DPT 4.621.607 jiwa (97.8%), Polio 4.725.669 jiwa (100.0%),
Hepatitis B 4.268.383 jiwa (90.4%), Campak 4.270.398 jiwa (90.4%) ( Dirjen
PPM-PL, Depkes RI, 2003. Cakupan Imunisasi Dasar Pada Bayi Di Indonesia.
http://bankdata.depkes.go.id, diakses tanggal 10 juli 2008 ).
Untuk wilayah Jawa Barat pada tahun 2006 angka cakupan mencapai 92%
untuk imunisasi DPT, 79% untuk imunisasi campak dan 62% untuk cakupan
Universal Child immunization (UCI) (Dirjen PPM-PL, Depkes RI, 2007).
Cakupan Imunisasi BCG Pada Bayi Di Provinsi Jawa Barat Tahun 2006

81,65%, imunisasi DPT

83,02%, imunisasi hepatitis B1 71,41%, imunisasi

polio 56,95%, iminisasi campak 77,08%, dan cakupan Universal Child


Immunisation (UCI) Desa 72,56% (Cakupan Imunisasi Dasar Pada Bayi Di
Provinsi Jawa Barat. 2006. http://www.diskes.jabarprov.go.id, diakses tanggal
10 juli 2008).
Pada tahun 2006 di Kota Depok didapatkan data bahwa jumlah bayi
34.020 jiwa dengan cakupan imunisasi BCG pada bayi sebanyak 26.021
orang (76,49%), cakupan imunisasi DPT 34.263 orang (100,71%), cakupan
imunisasi Hepattitis B 21.543 orang (63,32%), cakupan imunisasi polio
16.060 orang (47,21%), cakupan imunisasi campak 24.479 orang ( 71,95%).
Berdasarkan data yang diperoleh dari tempat penelitian tentang imunisasi
di RW 07 dan RW 8 Kelurahan Grogol Kecamatan Limo Kodya Depok dari
tahun 2006-2008 sebagai berikut :
Tabel 1.1
Data balita yang di imunisasi di RW 07 Kelurahan Grogol Kecamatan Limo
Kodya Depok dari tahun 2006-2008
No Jenis Imunisasi
2006
2007
2008
(Januari(Januari(Januari-Mei)
Desember)
Desember)
1
BCG
25 orang
27 orang
10 orang
2
DPT I
27 orang
30 orang
20 orang
3
DPT II
25 orang
30 orang
10 orang
4
DPT III
30 orang
25 orang
20 orang
5
POLIO I
31 orang
30 orang
20 orang
6
POLIO II
36 orang
37 orang
10 orang
7
POLIO III
28 orang
30 orang
20 orang
8
POLIO IV
25 orang
20 orang
17 orang
9
Hepatitis I
15 orang
16 orang
10 orang
10 Hepatitis II
20 orang
18 orang
8 orang
11 Hepatitis III
25 orang
25 orang
15 orang
12 Campak
25 orang
20 orang
17 orang
Total
312 orang
308 orang
177 orang

Tabel 1.2
Data balita yang di imunisasi di RW 08 Kelurahan Grogol Kecamatan Limo
Kodya Depok dari tahun 2006-2008
No
Jenis Imunisasi
2007
2008
(Januari-Desember)
(Januari-Mei)
1
BCG
13 orang
3 orang
2
DPT I
12 orang
3 orang
3
DPT II
11 orang
7 orang
4
DPT III
14 orang
3 orang
5
POLIO I
12 orang
4 orang
6
POLIO II
11 orang
7 orang
7
POLIO III
14 orang
3 orang
8
POLIO IV
6 orang
4 orang
9
Hepatitis I
14 orang
4 orang
10 Hepatitis II
11 orang
7 orang
11 Hepatitis III
12 orang
3 orang
12 Campak
14 orang
7 orang
Total
144 orang
55 orang
Dilihat dari data diatas didapatkan hasil bahwa terjadi penurunan terusmenerus terhadap balita yang diimunisasi di Posyandu RW 07 dan RW 08
Kelurahan Grogol Kecamatan Limo Kodya Depok.
Menurut Lubis ( 2000, dalam Gunawan ) mengemukakan bahwa
rendahnya angka cakupan imunisasi dan tingginya angka drop-out kunjungan
ulangan disebabkan oleh kurangnya peran serta ibu dalam mendapatkan
informasi (60-75%), kurang motivasi (2-3%) serta hambatan lainnya (2337%). Perlu ditekankan bahwa pemberian imunisasi pada bayi dan anak tidak
hanya memberikan pencegahan terhadap anak tersebut tetapi akan
memberikan dampak yang jauh lebih luas karena akan mencegah terjadinya
penularan yang luas dengan adanya peningkatan tingkat imunitas secara
umum di masyarakat. Oleh karena itu pengetahuan serta sikap ibu sangat
penting untuk dipahami tentang arti imunisasi.

Pada penelitian Akmar Azmi (2005) dengan judul Pengetahuan, Sikap,


Perilaku Ibu Bayi terhadap Pemberian Imunisasi Hepatitis B 1 pada bayi 0-7
hari di puskesmas Biha Kecamatan Pesisir Selatan Kabupaten Lampung Barat
2005. Faktor yang mempunyai hubungan bermakna adalah tingkat
pendidikan, tingkat pengetahuan dan sikap responden terhadap imunisasi,
sedangkan faktor yang tidak mempunyai hubungan bermakna adalah faktor
umur dan status pekerjaan responden.
Pada penelitian Endang Dwiningsih (2000) dengan judul Faktor Faktor
Yang Berhubungan Dengan Perilaku Ibu dalam Pemberian Imunisasi

di

Puskesmas Taruma jaya Kabupaten Dati II Bekasi. Hasil uji statistik terhadap
variabel yang diteliti ternyata variabel yang berhubungan bermakna dengan
pemberian imunisasi yaitu variabel pengetahuan, sikap, motivasi dan sarana.
Dari uraian diatas peneliti tertarik untuk meneliti tentang Hubungan
Pengetahuan Ibu Dengan Keikutsertaan Anak Usia 1- 3 Tahun Dalam
Program Imunisasi Dasar di RW 07 dan RW 8 Kelurahan Grogol Kecamatan
Limo.
1.2 Perumusan Masalah
1.2.1 Identifikasi masalah
Pemberian imunisasi pada bayi dan anak tidak hanya memberikan
pencegahan

terhadap

anak

tersebut

tetapi

akan

memberikan

dampak yang jauh lebih luas karena akan mencegah terjadinya penularan
yang luas dengan adanya peningkatan tingkat imunitas secara umum di
masyarakat. Imunisasi telah menyelamatkan dua juta anak pada 2003, data

yang terbaru menyebutkan bahwa 1,4 juta anak meninggal karena mereka
tidak divaksin. Hampir seperempat dari 130 juta bayi yang lahir tiap tahun
tidak diimunisasi agar terhindar dari penyakit anak yang umum. Oleh
karena itu pengetahuan ibu sangat penting untuk dipahami tentang arti
imunisasi. Dari pernyataan ini maka peneliti ingin mengetahui Apakah
ada Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Keikutsertaan Anak Usia 1- 3
Tahun Dalam Program Imunisasi Dasar di RW 07 dan RW 8 Kelurahan
Grogol Kecamatan Limo?.
1.2.2 Pertanyaan masalah
1 . Bagaimana gambaran karakteristik responden individu ( usia,
pekerjaan, pendidikan, agama) di RW 07 dan RW 8 Kelurahan Grogol
Kecamatan Limo?
2 . Bagaimana tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dengan
keikutsertaan anak dalam program imunisasi dasar?
3 . Bagaimana tingkat keikutsertaan anak usia 1- 3 tahun dalam program
imunisasi dasar?
4 . Apakah pengetahuan ibu berhubungan dengan keikutsertaan anak usia
1- 3 tahun dalam program imunisasi dasar?.
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan penulis mengadakan penelitian ini adalah:
1.4.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu dengan keikutsertaan
anak usia 1-3 tahun dalam program imunisasi dasar.

1.4.2

Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui gambaran karakteristik individu ( usia, pekerjaan,


pendidikan, agama) di RW 07 dan RW 08 Kelurahan Grogol
Kecamatan Limo.
2. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang program imunisasi
dasar di RW 07 dan RW 08 Kelurahan Grogol Kecamatan Limo.
3. Untuk mengetahui keikutsertaan anak usia 1-3 tahun dalam program
imunisasi dasar di RW 07 dan RW 08 Kelurahan Grogol Kecamatan
Limo.
4. Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu dengan
keikutsertaan anak usia 1-3 tahun dalam program imunisasi dasar di
RW 07 dan RW 08 Kelurahan Grogol Kecamatan Limo.

1.5 Manfaat Penelitian


Manfaat yang diambil dari penelitian ini adalah:
1.5.1 Bagi pelayanan Kesehatan
Sebagai bahan masukan untuk meningkatkan pelayanan puskesmas
tentang imunisasi di RW 07 dan RW 08 Kelurahan Grogol Kecamatan
Limo dan melalui pelayanan ini menandakan bahwa perawat telah
menunjukkan salah satu wujud nyata sebagai perawat profesional.
1.5.2 Bagi Perkembangan Ilmu Keperawatan
1. Bagi dunia pendidikan keperawatan bermanfaat sebagai masukan
bagi pengembangan keperawatan, khususnya keperawatan anak.

2. Sebagai bahan masukan dalam pembelajaran tentang hubungan


pengetahuan ibu terhadap keikutsertaan anak dalam program
imunisasi dasar.
1.5.3 Bagi Penelitian Keperawatan
Bermanfaat sebagai data acuan atau sumber data untuk penelitian
berikutnya dan mendorong bagi yang berkepentingan untuk melakukan
penelitian lebih lanjut.
1.5.4 Bagi Masyarakat
Untuk menambah pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar di RW 07
dan RW 08 Kelurahan Grogol Kecamatan Limo, sehingga ibu dapat
mengetahui manfaat dari program pemerintah tentang imunisasi dasar.

1.6 Ruang Lingkup penelitian


Ruang lingkup penelitian ini dilakukan pada ibu yang mempunyai anak
berusia 1-3 tahun mengenai pengetahuan ibu dan keikutsertaan anak usia 1- 3
tahun dalam program imunisasi dasar di RW 07 dan RW 08 Kelurahan
Grogol Kecamatan Limo. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai
dengan bulan Juni 2008.

Anda mungkin juga menyukai