Retno mengingatkan, pada lansia itu karena daya tampung makanan sudah
terbatas. Konsekuensinya, porsi makan pun tak bisa sama seperti pada
waktu sebelum lansia (50 tahun ke bawah). Jika seorang lansia mempunyai
suatu penyakit yang butuh makan banyak, maka tidak perlu berpegang
konsep tiga kali makan dalam sehari. Ini bisa disiasati dengan makan 4-5 kali
dengan porsi yang sedikit-sedikit.
Bagaimana jika lansia tersebut kegemukan? Karena aktivitas fisik berkurang
sementara aktivitas makan tetap, kegemukan memang sering terjadi. Cara
yang mudah adalah melibatkan seluruh anggota keluarga agar
memperhatikan makanannya. Bila membawakan oleh-oleh untuk lansia
utamakan buah-buahan. Kalaupun mereka sering membawa oleh-oleh
camilan, harus diselang-seling. Hari ini pisang rebus, keesokan harinya
snack, hari selanjutnya buah.
Menjadi tua memang tak bisa dicegah. Proses penuaan (aging) ini disertai dengan menurunnya
kekuatan tubuh dalam berbagai hal. Salah satunya adalah menurunnya sistem metabolisme
tubuh, seperti pergerakan yang berkurang, tergangguanya intelektualitas, mulai suka mengisolasi
diri, menurunnya vitalitas, insomnia (susah tidur), kemunduran panca indra, dan kemunduran
proses penyembuhan karena berbagai hal terutama penyakit.
Bukan hanya ditandai dengan menurunnya metabolisme tubuh, perubahan fisik juga turut
menyertai lansia, seperti, gigi ompong, persendian kaku, gampang kesemutan, kulit keriput,
perut sering mual, dan susah buang air besar. Susah buang air besar (BAB) adalah hal yang
paling sering dikeluhkan para lansia. Ditambah pola makan yang tidak sehat dan tidak sehat akan
memperburuk kondisi lansia. Oleh sebab itu, lansia sebaiknya lebih memperhatikan pola hidup
sehat dan memahami keadaan tubuhnya. Demikian diungkapkan Rumah Gizi Natural Green
dalam talksow Menu Gizi Sehat di Radio Antariksa Surabaya. Beberapa jenis makanan
sebaiknya dihindari untuk menjaga kesehatan tubuh lansia, seperti menghindari gula pasir yang
dapat membut asam lambung meningkat, gorengan, buah seperti mangga dan nanas, dan garam.
Lansia dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan lunak yang dapat membantu mempermudah
sistem pencernaan mengolah makanan. Buah pisang dan umbi-umbian adalah salah satu
makanan yang diperbolehkan. Jenis pengolahan makanan juga harus diperhatikan agar lansia tak
merasa bosan dengan makanan yang disajikan. Mengolah makanan menjadi bubur atau membuat
jenis makanan kukus dan direbus bisa menjadi alternatif. Selain itu konsumsi biji-bijian juga
dianjurkan untuk lansia, contonya biji wijen, biji bunga matahari, dan biji semangka yang bisa
meningkatkan saraf otak dan kaya akan kalsium. Tak kalah pentingnya adalah mengatur waktu
makan untuk lansia. Pengaturan waktu makan ini diperlukan untuk tetap menjaga kondisi tubuh
dan sistem pencernaan.
Berikut adalah contoh pengaturan waktu makan dan jenis menu yang dapat diberikan untuk
lansia :
Makan pagi : bubur beras merah, ketela, gembili, kelapa parut bisa di taburkan di bubur
merah, atau daging kelapa (yang tentunya daging kelapa muda).
Makan siang : tahu, sayur segar, lalapan yang di cincang halus dan susu segar.
Makan malam : tanpa nasi, sup sayur, pepes ikan, ayam kampung (diblender), dll.
Makanan lain yang bisa dicoba adalah jus buah dan sayur yang sangat diperlukan lansia untuk
menjaga kestabilan kebutuhan serat tubuh, sekaligus sebagai terapi kesehatan. Contoh jus buah
dan sayur serta manfaatnya untuk lansia sebagai berikut : wortel dan sledri untuk antioksidan,
wortel dan daging kelapa yang muda untuk asam lambung, delima dan sledry 3 batang untuk
capek linu, nanas dan yogurt untuk antioksidan dan pencernaan, nanas dan jahe untuk kaku dan
bengkak, pepaya dan pisang untuk melapisi lambung.
Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menu makanan bagi
lansia, sebagaimana ditulis dalam situs Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit
Dalam Indonesia.
1. Membuat masakan dengan bumbu yang tidak merangsang, seperti pedas atau
asam, karena dapat mengganggu kesehatan lambung dan alat pencernaan.
2. Mengurangi pemakaian garam, yakni tidak lebih dari 4 gram per hari, untuk
mengurangi risiko tekanan darah tinggi.
3. Mengurangi santan, daging yang berlemak, dan minyak agar kolesterol darah
tidak tinggi. Memperbanyak makanan yang berkalsium tinggi, seperti susu dan ikan.
Pada orang lanjut usia, khususnya ibu-ibu yang menopause, sangat perlu
mengkonsumsi kalsium untuk mengurangi risiko keropos tulang.
4. Memperbanyak makanan berserat, seperti sayuran mentah, agar pencernaan
lancar dan tidak sembelit.
5. Mengurangi konsumsi gula dan makanan yang mengandung karbohidrat tinggi
agar gula darah normal, khususnya bagi penderita kencing manis agar tidak terjadi
komplikasi lain.
6. Menggunakan sedikit minyak untuk menumis dan kurangi makanan yang
digoreng. Perbanyak makanan yang diolah dengan dipanggang atau direbus karena
makanan tersebut mudah dicerna.
7. Membuat masakan yang lunak dan mudah dikunyah sehingga kesehatan gigi
terjaga.
Bentuk dan tekstur makanan harus disesuaikan dg kondisi seseorang (bentuk mak. Biasa,
lunak, dicincang,dll)
Mengurangi /menghindari makanan yang mengandung tinggi Natrium dan makanan yang
diawetkan.
Selain makanan, LANSIA juga memerlukan : olahraga, istirahat, dan rekreasi yang cukup