Anda di halaman 1dari 5

Diet Tepat Bagi Lansia

Santapan Para Lansia


Karena fisik lansia mulai mengalami kemunduran dan keterbatasan.
Bagaimana memilih dan mengolah makanan yang baik bagi mereka? Adakah
anggota keluarga Anda di rumah yang tergolong lanjut usia (lansia)? Apakah
kondisinya cukup prima pada umurnya yang sudah lanjut itu? Banyak
penyakit yang diderita lansia berkaitan erat dengan faktor makanan seharihari. Bisa jadi mereka menderita penyakit salah gizi (gizi kurang dan gizi
lebih), diabetes mellitus, penyakit jantung, tekanan darah tinggi, kanker,
anemia, dan penyakit tulang.

Untuk mencegah dan menunda terjadi penyakit pada anggota keluarga


'senior' kita, makanan mereka perlu diperhatikan dan sedikit diatur. Suatu
langkah yang tidak merepotkan asal tahu caranya.
Ahli Gizi dari Instalasi Gizi RS Dr Sardjito Retno Pangastuti mengatakan,
menu untuk lansia sebetulnya tidak berbeda dengan menu untuk dewasa.
Namun, karena pada lansia mulai ada kemunduran-kemunduran,
keterbatasan-keterbatasan, maka biasanya kita harus memperhatikan cara
pengolahan makanan. Misalnya, karena ada gangguan di gigi geligi otomatis
makanan harus empuk, renyah, jangan liat. "Daging sapi sebaiknya
dicincang, daging ayam disuwir," kata Retno.

Indera pengecap melemah


Kondisi kesehatan lansia biasanya berbeda. Terkadang ada pantangan
makanan atau minuman tertentu. Ini biasanya dilihat dari hasil laboratorium
yang menunjukkan olesterolnya tinggi, asam urat tinggi, mulai gangguan
ginjal, dan hipertensi. Kondisi khusus seperti itu, pada orang dewasa umum
sekalipun harus menjalani perlakuan diet yang sama. Dari berbagai kasus
tersebut, Retno yang juga ahli gizi di Happy Land Medical Centre ini
menyebut, kasus hipertensilah yang banyak terjadi pada lansia.
Perlu disadari adalah sebetulnya indera pengecapan pada lansia sudah mulai
berkurang. Terutama untuk rasa asin. Akibatnya, pada makanan dengan rasa
asin yang cukup pun sering terasa kurang bagi mereka. Tak heran pada
lansia banyak terjadi hipertensi.
"Sebetulnya hal seperti itu yang kita sampaikan kepada lansia, sehingga dia
menyadari bahwa panduan rasa asinnya tidak bisa lagi dipakai sebagai
ukuran, karena bila dengan panduan asin dari lansia, untuk kita yang belum
lansia akan terasa asin sekali," tutur dosen Ilmu Gizi di Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Respati Yogyakarta ini.
Makanan yang kurang baik bagi lansia adalah yang berlemak. Misalnya,
jeroan, daging ayam, daging sapi, dan daging kambing yang berlemak. Tapi,
itu bukan bukan berarti lansia harus menghindari lemak.
"Dalam mengonsumsi lemak harus disesuaikan dengan kemampuan tubuh,"
jelas Retno. Sebagai contoh, dalam setiap kali makan, bila sudah ada
gorengan, maka jangan sajikan sayur bersantan. Buatlah sayur bening atau
tumis. Jika sayurnya bersantan, maka buatkan lauk yang dibakar,
dipanggang, dikukus atau ditim.

Perbanyak sayur dan buah


Sementara itu makanan yang baik atau harus cukup bagi lansia adalah
makanan berserat seperti sayuran, buah-buahan. Sebetulnya lansia tidak
perlu menambah dari luar misalnya suplemen makanan, asal setiap kali
makan ada sayur dan buah.
Untuk buah, utamakan buah yang bisa dimakan dengan kulitnya karena
seratnya lebih banyak. Apalagi pada lansia sering banyak keluhan soal
buang air besar. Selain mengonsumsi serat, lansia juga harus banyak minum
terutama air putih. Retno mengingatkan konsep minum 'nasgitel' (panas legi
kentel, panas, manis, dan kental) yang umumnya disukai orang Jawa,
frekuensinya harus dikurangi. Jika sebelum lansia sehari minum nasgitel
sebanyak 2-3 kali, maka setelah lansia cukup sekali saja.

Retno mengingatkan, pada lansia itu karena daya tampung makanan sudah
terbatas. Konsekuensinya, porsi makan pun tak bisa sama seperti pada
waktu sebelum lansia (50 tahun ke bawah). Jika seorang lansia mempunyai
suatu penyakit yang butuh makan banyak, maka tidak perlu berpegang
konsep tiga kali makan dalam sehari. Ini bisa disiasati dengan makan 4-5 kali
dengan porsi yang sedikit-sedikit.
Bagaimana jika lansia tersebut kegemukan? Karena aktivitas fisik berkurang
sementara aktivitas makan tetap, kegemukan memang sering terjadi. Cara
yang mudah adalah melibatkan seluruh anggota keluarga agar
memperhatikan makanannya. Bila membawakan oleh-oleh untuk lansia
utamakan buah-buahan. Kalaupun mereka sering membawa oleh-oleh
camilan, harus diselang-seling. Hari ini pisang rebus, keesokan harinya
snack, hari selanjutnya buah.
Menjadi tua memang tak bisa dicegah. Proses penuaan (aging) ini disertai dengan menurunnya
kekuatan tubuh dalam berbagai hal. Salah satunya adalah menurunnya sistem metabolisme
tubuh, seperti pergerakan yang berkurang, tergangguanya intelektualitas, mulai suka mengisolasi
diri, menurunnya vitalitas, insomnia (susah tidur), kemunduran panca indra, dan kemunduran
proses penyembuhan karena berbagai hal terutama penyakit.
Bukan hanya ditandai dengan menurunnya metabolisme tubuh, perubahan fisik juga turut
menyertai lansia, seperti, gigi ompong, persendian kaku, gampang kesemutan, kulit keriput,
perut sering mual, dan susah buang air besar. Susah buang air besar (BAB) adalah hal yang
paling sering dikeluhkan para lansia. Ditambah pola makan yang tidak sehat dan tidak sehat akan
memperburuk kondisi lansia. Oleh sebab itu, lansia sebaiknya lebih memperhatikan pola hidup
sehat dan memahami keadaan tubuhnya. Demikian diungkapkan Rumah Gizi Natural Green
dalam talksow Menu Gizi Sehat di Radio Antariksa Surabaya. Beberapa jenis makanan
sebaiknya dihindari untuk menjaga kesehatan tubuh lansia, seperti menghindari gula pasir yang
dapat membut asam lambung meningkat, gorengan, buah seperti mangga dan nanas, dan garam.
Lansia dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan lunak yang dapat membantu mempermudah
sistem pencernaan mengolah makanan. Buah pisang dan umbi-umbian adalah salah satu
makanan yang diperbolehkan. Jenis pengolahan makanan juga harus diperhatikan agar lansia tak
merasa bosan dengan makanan yang disajikan. Mengolah makanan menjadi bubur atau membuat
jenis makanan kukus dan direbus bisa menjadi alternatif. Selain itu konsumsi biji-bijian juga
dianjurkan untuk lansia, contonya biji wijen, biji bunga matahari, dan biji semangka yang bisa
meningkatkan saraf otak dan kaya akan kalsium. Tak kalah pentingnya adalah mengatur waktu
makan untuk lansia. Pengaturan waktu makan ini diperlukan untuk tetap menjaga kondisi tubuh
dan sistem pencernaan.
Berikut adalah contoh pengaturan waktu makan dan jenis menu yang dapat diberikan untuk
lansia :

Makan pagi : bubur beras merah, ketela, gembili, kelapa parut bisa di taburkan di bubur
merah, atau daging kelapa (yang tentunya daging kelapa muda).

Makan siang : tahu, sayur segar, lalapan yang di cincang halus dan susu segar.

Makan malam : tanpa nasi, sup sayur, pepes ikan, ayam kampung (diblender), dll.

Makanan lain yang bisa dicoba adalah jus buah dan sayur yang sangat diperlukan lansia untuk
menjaga kestabilan kebutuhan serat tubuh, sekaligus sebagai terapi kesehatan. Contoh jus buah
dan sayur serta manfaatnya untuk lansia sebagai berikut : wortel dan sledri untuk antioksidan,
wortel dan daging kelapa yang muda untuk asam lambung, delima dan sledry 3 batang untuk
capek linu, nanas dan yogurt untuk antioksidan dan pencernaan, nanas dan jahe untuk kaku dan
bengkak, pepaya dan pisang untuk melapisi lambung.

Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menu makanan bagi
lansia, sebagaimana ditulis dalam situs Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit
Dalam Indonesia.
1. Membuat masakan dengan bumbu yang tidak merangsang, seperti pedas atau
asam, karena dapat mengganggu kesehatan lambung dan alat pencernaan.
2. Mengurangi pemakaian garam, yakni tidak lebih dari 4 gram per hari, untuk
mengurangi risiko tekanan darah tinggi.
3. Mengurangi santan, daging yang berlemak, dan minyak agar kolesterol darah
tidak tinggi. Memperbanyak makanan yang berkalsium tinggi, seperti susu dan ikan.
Pada orang lanjut usia, khususnya ibu-ibu yang menopause, sangat perlu
mengkonsumsi kalsium untuk mengurangi risiko keropos tulang.
4. Memperbanyak makanan berserat, seperti sayuran mentah, agar pencernaan
lancar dan tidak sembelit.
5. Mengurangi konsumsi gula dan makanan yang mengandung karbohidrat tinggi
agar gula darah normal, khususnya bagi penderita kencing manis agar tidak terjadi
komplikasi lain.
6. Menggunakan sedikit minyak untuk menumis dan kurangi makanan yang
digoreng. Perbanyak makanan yang diolah dengan dipanggang atau direbus karena
makanan tersebut mudah dicerna.
7. Membuat masakan yang lunak dan mudah dikunyah sehingga kesehatan gigi
terjaga.

Prinsip pemberian makanan (gizi pada LANSIA ):

Bentuk dan tekstur makanan harus disesuaikan dg kondisi seseorang (bentuk mak. Biasa,
lunak, dicincang,dll)

Makanan yang berlemak tinggi sebaiknya dikurangi/dihindari.

Mengurangi /menghindari makanan yang mengandung tinggi Natrium dan makanan yang
diawetkan.

Banyak mengkonsumsi air putih (1500-2000 ml atau 6 8 gelas /hari)

Perbanyak makan sayur dan buah

Lebih disarankan mengolah makanan dengan dikukus, direbus, dan dipanggang,


sebaiknya dikurangi atau dihindari pengolahan dengan digoreng.

Selain makanan, LANSIA juga memerlukan : olahraga, istirahat, dan rekreasi yang cukup

Anda mungkin juga menyukai