PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem telekomunikasi global yang berkembang pesat saat ini telah
membawa masyarakat menuju ke dunia teknologi komunikasi dan informasi
(information society). Sarana komunikasi yang berupa telepon tetap (fixed
line), telepon seluler (mobile phone), dan internet yang bersifat multimedia
telah menjadi topik pembicaraan saat ini.
Masyarakat mulai sadar akan perkembangan teknologi komunikasi dan
informasi yang semakin canggih, terutama proses komunikasi dua arah atau
bahkan komunikasi multi arah untuk mencari dan mendapatkan informasi
tentang kejadian atau berita yang terjadi di seluruh dunia.
Telekomunikasi dua arah langsung yang semula hanya berupa audio
saja, kini telah berkembang menjadi audio sekaligus video. Teleconference
dan video streaming internet menjadi contoh dari generasi terbaru sistem
telekomunikasi global termasuk di Indonesia.
Sebagai sarana telekomunikasi, penggunaan jaringan dan jasa
telekomunikasi untuk kegiatan bisnis maupun kegiatan sehari-hari sudah
merupakan kebutuhan pokok bagi sebagian besar masyarakat Indonesia.
Penggunaan jaringan dan jasa telekomunikasi tidak lepas dari adanya
penyelenggara telekomunikasi, yaitu penyelenggara jaringan dan jasa
oleh
penyedia
informasi, karena penguna jasa tidak mendapat informasi yang lengkap atas
penggunaan fasilitas layanan tersebut.6
Oleh karena itu, sebagai wujud perlindungan hukum kepada konsumen
sebagai pengguna jasa telekomunikasi ini, pemerintah melalui Peraturan
Menteri Komunikasi dan Informatika No. 24/M.KOMINFO/10/2005 mengatur
tentang Penggunaan Fitur Berbayar Jasa Telekomunikasi, sebagaimana
disebutkan pada Pasal 2 yakni :
Pasal 2 ayat (2)
Dalam hal Penyelenggara Jaringan Tetap dan Penyelenggara Jaringan
Bergerak menyediakan fitur jasa tambahan dikenakan biaya wajib
memberikan informasi lengkap dan jelas tentang tarif, jenis maupun
tingkat layanan kepada pelanggan.
Pasal 2 ayat (3)
Dalam hal pelanggan akan dikenakan biaya tambahan atas penggunaan
layanan fitur jasa tambahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2),
Penyelenggara Jaringan Tetap dan Penyelenggara Jaringan Bergerak wajib
terlebih dahulu menyampalkan informasi lengkap tentang jenis layanan.
manfaat atas layanan fitur jasa tambahan tersebut, serta harus terlebih
dahulu mendapatkan persetujuan dari pelanggan.
Peraturan ini berlaku sejak waktu ditetapkan, namun belum terlihat
adanya kesadaran dari penyedia jasa telekomunikasi untuk memenuhi
kewajiban dari ketentuan tersebut. Permasalahan tentang buruknya suatu
pelayanan sampai saat ini masih sering dibicarakan atau dikeluhkan oleh
pengguna jasa di beberapa media cetak maupun elektronik.
Seperti contoh kasus dibawah ini yang mencerminkan bahwa sejak
berlakunya ketentuan tentang pengaktifan layanan yang terlebih dahulu
mendapatkan persetujuan dari pengguna jasa sejak tahun 2005, namun
6
Aktivasi Fitur
sampai saat ini masih belum ada perubahan signifikan dari penyedia layanan
(service provider).
Pada tanggal 9 November 2010, saya mendapat pesan singkat (SMS) yang
berisi:
Plgn Yth, Free KOMPAS Mobile Newspaper Anda akan berakhir
2 hari lg. Untuk tetap menikmati layanan ini, Reply Ya utk berlangganan
setiap bulan (hanya Rp 7000).
Secara spontan saya melakukan keluhan pada Telkomsel (butuh
waktu 2 1/2 jam untuk akhirnya bisa menghubungi Caroline Telkomsel)
yang mempertanyakan perihal SMS tersebut. Penasaran akan layanan
berbayar ini, usut punya usut ternyata (KOMPAS) telah melakukan
publikasi pada 15 Oktober 2010 yang dengan bangga menyatakan ribuan
pengguna Halo Telkomsel mungkin kaget menerima MMSdst. Dan
meyakinkan layanan ini tidak berbayar dari tanggal 10 Oktober hingga 10
November 2010. Masalah saya adalah:
1. Saya tidak pernah menyetujui untuk berlangganan layanan nilai tambah
berbayar kerjasama KOMPAS & Telkomsel ini.
2. Saya tidak pernah menerima satu cuil pun MMS Mobile Newspaper
ini.7
Tidak mudah mengharapkan kesadaran pelaku usaha, dalam hal ini
adalah penyedia jasa telekomunikasi yang pada dasarnya memegang prinsip
ekonomi meraih keuntungan sebesar-besarnya dengan modal sekecil-kecilnya.
Prinsip tersebut sangat potensial merugikan kepentingan konsumen baik secara
langsung maupun tidak langsung. Untuk itu, diperlukan upaya-upaya yang
tegas untuk melindungi kepentingan kosumen sebagai pengguna jasa
telekomunikasi.
Secara khusus, untuk melindungi kepentingan konsumen dapat dirujuk
dari Undang-undang Nomor 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
(UUPK), Untuk itu diharapkan UUPK dapat dijadikan landasan bagi
konsumen untuk melindungi kepentingan hukumnya dalam penggunaan
7
http://www.boediboed.com/?p=368, My
Newspaper),tanggal akses 23 Januari 2011.
Indonesia
fasilitas layanan tambahan (VAS). Sehingga dapat menjadi titik awal bagi
pelaku usaha untuk melakukan perubahan sikap dalam mendudukkan hak
konsumen pada proporsinya. Secara eksplisit tercantum dalam Pasal 4 UUPK:
Pasal 4 ayat (2)
hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta mendapatkan barang
dan/atau jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan
yang dijanjikan.
Pasal 4 ayat (3)
hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan
jaminan barang dan/atau jasa.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka permasalahan yang dapat
diambil adalah :
1. Bagaimana pelaksanaan perlindungan terhadap pembebanan sepihak oleh
operator seluler/ Service Provider dalam penggunaan Value Added Service
(VAS) tanpa pemberitahuan dan persetujuan pengguna jasa telekomunikasi di
GeraiHALO Tanjungbatu ?
2. Bagaimana pelaksanaan perlindungan konsumen terhadap hak konsumen
untuk mendapatkan informasi yang lengkap dan kebebasan untuk menentukan
pilihan layanan sesuai dengan keinginan dan kebutuhan dalam menggunakan
layanan jasa telekomunikasi?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan adalah :
1. Bagi ilmu pengetahuan: penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan
dalam usaha menambah perbendaharaan objek kajian dalam ilmu hukum
perdata, khususnya hukum ekonomi bisnis.
2.
3.
4.
E. Keaslian Penelitian
Dengan ini penulis menyatakan bahwa Penulisan Hukum/ Skripsi ini
merupakan hasil karya asli penulis, bukan
plagiasi dari hasil karya penulis lain. Jika Penulisan Hukum/ Skripsi ini
terbukti merupakan duplikasi ataupun plagiasi dari hasil karya penulis lain,
maka penulis bersedia menerima sanksi akademik dan / atau sanksi hukum
yang berlaku.
F. Batasan Konsep
1. Telekomunikasi adalah setiap pemancaran, pengiriman, dan atau penerimaan
dari setiap informasi dalam bentuk tanda-tanda, isyarat, tulisan, gambar, suara,
dan bunyi melalui sistem kawat, optik, radio, atau sistem elektromagnetik
lainnya ( Undang-undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telokomunikasi Bab
1 Ketentuan Umum Pasal 1 ayat 1 )
2. Penyelenggaraan jaringan telekomunikasi adalah kegiatan penyediaan dan atau
pelayanan jaringan telekomunikasi yang memungkinkan terselenggaranya
telekomunikasi (Keputusan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor
KM. 20 Tahun 2001, tentang Penyelenggaraan Jaringan Telekomunikasi Bab 1
Ketentuan Umum Pasal 1 ayat 8 )
3. Penyelenggaraan jasa telekomunikasi adalah kegiatan penyediaan dan atau
pelayanan
jasa telekomunikasi
yang
memungkinkan
terselenggaranya
G. Metodologi Penelitian
1. Jenis Penelitian
Sehubungan dengan judul penulisan hukum yang penulis ajukan yaitu
perlindungan tehadap hak konsumen untuk mendapatkan pilihan layanan dan
informasi yang lengkap dalam penggunaan Value Added Service (VAS) dari
jasa telekomunikasi, maka jenis penelitian yang penulis gunakan adalah
penelitian hukum empiris. Dalam penelitian ini digunakan penelitian lapangan
untuk mengamati permasalahan hukum yang terjadi di masyarakat dan
penelitian hukum mengenai pemberlakuan atau implementasi ketentuan
hukum normatif (Perundang-undangan) secara in action pada peristiwa hukum
yang terjadi dalam masyarakat.
2. Sumber Data
Dalam penelitian ini, sumber data yang dipakai berasal dari :
a. Penelitian Lapangan
Penelitian yang dilakukan dengan cara memperoleh data secara langsung
dari obyek penelitian untuk mendapatkan data yang diperlukan yang
berkaitan dengan penelitian ini.
b. Penelitian Kepustakaan
- Pimpinan GeraiHALO
: Budiman
: 50 orang
b. Nara sumber adalah orang yang terkait dalam persoalan yang diteliti secara
langsung, diantaranya :
- Pakar Telekomunikasi
: Heru Sutadi
Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia
6. Metode Analisis
Data yang diperoleh dari penelitian ini akan dianalisis secara deskriptif
kualitatif yaitu metode analisis data yang mengelompokkan dan menyeleksi
BAB II : PEMBAHASAN, Bab ini dibagi menjadi dua bagian yaitu bagian
pertama mengenai tinjauan tentang pelaksanaan pelayanan jasa
terhadap penggunaan Value Added Service (VAS) di GeraiHALO
Tanjungbatu yang menguraikan tentang tinjauan umum tentang
telekomunikasi, yang terdiri dari pengertian komunikasi dan
telekomunikasi,
penyelenggaraan
telekomunikasi
indonesia,
Tanjungbatu,
produk
jasa
atau
layanan
dari
perlindungan
terhadap
hak
konsumen
untuk
sepihak
tanpa
pemberitahuan
dan
persetujuan