Anda di halaman 1dari 39

TATALAKSANA

LOW BACK PAIN


Ronny Yoesyanto
Department of Neurology
Faculty of Medicine Trisakti University

Introduction
80

% of adult have had LBP in their lives.

LBP

is the most reason of disability because of


work.

LBP

is the most reason to abstain or not present in


the workplace.

The

pain intensity varies from a continuous dull


pain up to the pain that suddenly and sharply so
the patient is helpless.
Pain can be come suddenly due to an accident or
lifting heavy items or can be come slowly due to
changes in the spine as a result of age.
Leisurely life can cause low back pain if the daily
routine activities without exercise followed by
excessive activity on the weekend.

Most

of LBP happens to be acute LBP and can


last a few days to a few weeks.

The

majority of acute LBP occuring as mekanikal


movement disorder that occurs in the spine,
discs, nerves and intervertebral.

Subacute

LBP last for about 4 12 week.

Etiologi
Sebagian

besar

penyebabnya

adalah

faktor

mekanik.
Contoh

dari penyebab faktor mekanik :


Sprains dan strains
Sprain disebabkan oleh peregangan yang
berlebihan atau robeknya ligamen.
Strains adalah robeknya tendon atau otot.
Keduanya bisa terjadi karena :
- twisting
- angkat barang berat atau tidak dengan cara
yang benar
- peregangan berlebihan.
Gerakan tersebut juga memicu spasme otot

Spondilosis

Yaitu degenerasi tulang belakang, diskus


intervertebralis
dan sendi akaibat bertambahnya usia
Diskus
mempertahankan
tinggi
badan,
menyebabkan
pinggang bawah bisa
membungkuk, flexi dan berputar.
Herniasi

atau
intervertebralis

pecahnya

diskus

Radikulopati

Radix
saraf
tepi
terjepit,
radang
atau
cedera.Tekanan pada akar saraf menyebabkan
nyeri, baal atau kesemutan yang menjalar ke
bagian badan lain yang dipersarafi saraf
tersebut. Radikulopati dapat terjadi bila stenosis

Ischialgia

Penekanan N Ischiadicus menyebabkan nyeri,


rasa terbakar, baal dari pantat yang menjalar ke
salah satu tungkai bawah dan kaki. Terkadang bisa
menyebabkan kelemahan tungkai.
Keadaan ini bisa disebabkan juga oleh tumor
yang menekan N Ischiadicus.
Spondylolisthesis

Suatu ruas tulang belakang bergeser keluar dan


menjepit saraf yang keluar dari tulang belakang
itu.

Trauma

Olah raga, kecelakaan mobil atau jatuh dapat


menyebabkan cedera tendon, ligamen dan otot.
Trauma bisa menyebabkan penekanan tulang
belakang sehingga menyebabkan discus
intervebra pecah atau herniasi yang akan
mengakibatkan iritasi dan penekanan saraf
spinal.

Spinal stenosis
Penyempitan canalis spinalis akan menekan medulla
spinalis dan saraf sehingga menyebabkan nyeri dan
baal saat berjalan dan lambat laun akan terjadi
kelemahan tungkai dan hilangnya sensibilitas.
Kelainan tulang belakang
Scoliosis, lordosis.

Acute onset in elderly people


Constant or progressive pain
Nocturnal pain
Fever, night sweats, weight loss
Neurological disturbance
Sphincter disturbance
Immunosuppression
Current or recent infection
History of malignancy
Claudicant symptoms, signs of peripheral ischaemia
or abdominal mass

Faktor resiko timbulnya LBP


Usia:

LBP pertama kali terjadi antara umur 30 th 50 th.


LBP bertambah umum dengan bertambahnya usia.
Pada usia lanjut kekuatan tulang berkurang akibat
osteoporosis sehingga mudah fraktur. Pada saat
yang sama elastisitas otot dan tonus berkurang.
Diskus intervertebra mulai berkurang cairannya
dan
kelenturannya
sehingga
menurunkan
kemampuan untuk meredam tulang belakang.
Resiko
spinal
stenosis
meningkat
dengan
bertambahnya usia.

Fitness level:
Orang yang latihan berat pada akhir pekan setelah tak
aktif selama 5 hari kerja akan lebih mudah menderita
LBP
LBP lebih sering pada orang yang secara fisik kurang fit.
Otot punggung dan perut yang lemah tak dapat
menunjang tulang belakang dengan tepat.
Cedera tulang belakang jarang terjadi pada orang yang
melakukan aktifitas fisik sedang sebagai kebiasaan
sehari-hari. Latihan aerobik low impact perlu untuk
mempertahankan keutuhan diskus intervertebra.

Kesehatan mental:

Stres bisa menyebabkan ketegangan otot.


Backpack yang terlalu berat bagi anak:

Berat backpack jangan melebihi 20 % berat badan


anak.

Diagnosis
.

Anamnese

:
Mulainya nyeri, lokasi, intensitas dan
lamanya nyeri, gerakan yang terbatas.
Riwayat sakit terdahulu.
Pemeriksaan

Laseque positif

neurologis

Tanda

Tata laksana
Obat

:
Analgesik
Acetaminophen dan aspirin, tramadol, codeine,
morphine.
Golongan opioid bisa menyebabkan adiksi dan
toleransi sehingga butuh dosis yang lebih besar
untuk mendapat efek yang sama.
Anticonvulsants
Gabapentin ( Neurontin)
Pregabalin

Nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDS)


Ibuprofen, ketoprofen, naproxen, diclofenac
COX-2 inhibitors :
Celecoxib ( Celebrex)
Muscle relaxant

Eperisone
Alprazolam ( Xanax)
Antidepressants :

Tricyclics
Serotonin dan norepinephrine reuptake inhibitor
Sertralin ( Zoloft)
Topical analgesics mengurangi radang dan merangsang aliran

darah.

Fisioterapi
Kompres dingin atau panas
Aktivitas:
Tirah baring jangan terlalu lama. Segera
mulai latihan stretching dan kembali ke
aktifitas normal sehari-hari.
Hindari gerak yang memperberat nyeri.
Tirah baring yang lama akan menyebabkan
depresi, tonus otot yang berkurang dan
thrombosis vena dalam.
Latihan penguatan otot jangan dilakukan
pada LBP akut

Pencegahan
Menghindari

gerakan yang tiba-tiba atau yang


menyebabkan peregangan yang berlebihan pada
punggung.
Mempertahankan postur tubuh yang benar
Mengangkat barang secara tepat
Menghindari kecelakaan kerja yang disebabkan oleh:
- sering mengangkat barang yang berat
- kontak langsung yang berulang pada jaringan lunak
dengan
objek yang keras atau tajam
- getaran, gerakan yang berulang
Memakai perabot yang ergonomis
Memakai alat pelindung diri untuk menghindari cedera
di rumah dan lingkungan kerja

Penggunaan

korset
Penggunaan korset masih kontroversial
Memakai sepatu yang tumitnya rendah.
Tidur miring dengan lutut dinaikkan seperti posisi
janin supaya bisa mengurangi tekanan dengan
mengurangi kelengkungan tulang belakang.
Tidur diatas alas yang keras.
Bila angkat barang berat, beban harus dekat
dengan tubuh.
Jangan
memutar pinggang bila mengangkat
barang.

Tempat

duduk harus ada sandaran yang baik untuk


punggung, tinggi yang cukup dan posisi yang baik.
Bahu tetap posisi ke belakang.
Sering berganti posisi duduk dan secara periodik
berjalan keliling ruangan dan merentangkan otot
untuk mengurangi ketegangan.
Bantal atau handuk yang digulung diletakkan
dipunggung dapat menunjang tulang belakang.
Bila duduk lama, naikkan kaki diatas tempat duduk
yang rendah.

Latihan

bertujuan untuk memperkuat otot


punggung bawah dan otot perut
Setelah suatu periode tidak aktif yang lama,
dianjurkan latihan low impact.
Jalan cepat, berenang, sepeda statis selama 30
menit dapat menambahkan kekuatan
serta
kelenturan otot.
Melakukan
stretching sebelum latihan atau
aktifitas fisik yang berat.
Berdiri atau duduk yang tegak. Punggung bawah
dapat menunjang berat badan dengan mudah bila
kelengkungan tulang belakang berkurang.
Bila
berdiri keseimbangan badan
supaya

Jaga

badan supaya tidak kelebihan berat badan


terutama berat sekitar pinggang yang akan
membebani otot punggung.
Diet cukup kalsium, fosfor dan vit D merangsang
pertumbuhan tulang baru.
Jangan merokok sebab merokok mengurangi aliran
darah ke
tulang belakang dan menyebabkan degenerasi
diskus.
Rokok mempercepat osteoporosis.
Batuk akibat merokok dapat menyebabkan LBP.

SUCCESS-1: Fewer Complicated Upper GI Events* With


Celecoxib vs Nonselective NSAIDs
Nonselective NSAIDs (diclofenac 50 mg BID
or naproxen 500 mg BID)
Celecoxib (100 or 200 mg BID)

Cumulative Incidence (%) of


Complicated Upper GI Events*

0.25

Nonselective NSAIDs

0.20

0.15

P=.002

0.10

Celecoxib

0.05

0
0
Number at Risk

20

40

60

80

100

120

Exposure, days

*Nonselective
Includes
perforation,
obstruction,
and4191
bleeding due
or duodenal
NSAIDs
4393
4388
3957to gastric3716
3604ulcer,
or upper GI hemorrhage
with
loss.
Celecoxib
8797
8792 significant
8412 bleeding/volume
7954
7466
7204
Adapted from Singh G et al. Am J Med. 2006;119(3):255-266. 2006 with
permission from Elsevier.

616
1357

Fewer significant blood pressure elevations* vs


placebo in hypertensive patients on celecoxib vs
ibuprofen
P<.001 Ibuprofen vs placebo.

16.7

P=NS celecoxib vs placebo.

4.6
1.1
Celecoxib
200 mg
bid
(n=87)
NS = nonsignificant.
Reports suggest that NSAIDs may diminish the antihypertensive eff ect of angiotensin converting enzyme (ACE) inhibitors. This interaction should be given consideration in patients taking CELEBREX concomitantly with ACE inhibitors.
*Clinically significant increases in systolic BP were defined as increases from baseline of 20 mm Hg and a total value of >140 mm Hg.
Reference: 1. Palmer R et al. Am J Hypertens. 2003;16:135-139.

Ibuprofen
800 mg
bid
(n=90)

Placebo
(n=91)

0.93

Ibuprofen

The vascular risks of high-dose diclofenac, and possibly ibuprofen,


are comparable to coxibs, whereas high-dose naproxen is
associated with less vascular risk than other NSAIDs
Coxib and traditional NSAID Trialists' (CNT) Collaboration. Lancet 2013: Epub ahead of print]

Celebrex Product
Profile

Inhibition of prostaglandin synthesis,


primarily via inhibition of cyclooxygenase-2 (COX2),
and at therapeutic concentrations in humans,
Celebrex does not inhibit the cyclooxygenase-1
(COX-1)
isoenzyme

Pharmacokinetics
Cmax : ~ 3 h after oral dose
t1/2 = 11.2 h
Can be administered without regard to timing of
meals
~ 97% protein bound
Extensive distribution into the tissues (~ 400 L)
Metabolism : hepar, primarily mediated via CYP
P450 2C9
Excretion : feces (57%) and urine (27%)

CONTRAINDICATIONS

Celecoxib is scientifically proven to provide benefit


for pain treament of LBP, OA and RA
As shown in many studies,
celecoxib is a well-tolerated medication.
The CONDOR study strengthens that celecoxib
may provide lower gastrointestinal risk compared
to
non-selective NSAID + PPI

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai