Adli Hakama
Jurusan Pendidikan Kesehatan dan Rekreasi, Program Studi Ilmu Keolahragaan, Fakultas
Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Universitas Pendidikan Indonesia
Yudha M. Saputra1
Jurusan Pendidikan Kesehatan dan Rekreasi, Program Studi Ilmu Keolahragaan, Fakultas
Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Universitas Pendidikan Indonesia
Afianti Sulastri
Jurusan Pendidikan Kesehatan dan Rekreasi, Program Studi Ilmu Keolahragaan, Fakultas
Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Universitas Pendidikan Indonesia
Olahraga dari sudut pandang ilmu faal olahraga adalah serangkaian gerak raga yang
teratur dan terencana yang dilakukan orang dengan sadar untuk meningkatkan kemampuan
fungsionalnya, sesuai dengan tujuannya melakukan olahraga. Olahraga sudah menjadi
kebutuhan yang sangat mutlak bagi seluruh umat manusia, baik itu sewaktu kecil, pada
saat remaja maupun sampai dengan tua nanti.
Jika kita tidak mengindahkan olahraga bukan tidak mungkin kondisi tubuh jauh dari
kebugaran jasmani, dengan kata lain kita jauh dari yang namanya sehat. Kebugaran
jasmani sangat penting bagi seseorang dalam melakukan kegiatan atau aktivitas seharihari. Kebugaran jasmani berfungsi untuk meningkatkan kemampuan kerja bagi siapapun
yang memilikinya sehingga dapat melaksanakan tugasnya secara optimal untuk
mendapatkan hasil yang lebih baik.
Umumnya olahraga dapat dilakukan di berbagai macam tempat dan waktu, seperti
dipagi hari, siang, dan sore hari, bahkan malam hari pun dapat digunakan untuk kita
berolahraga dalam artian menjaga kondisi sehat kita, olahraga dapat disesuiakan dengan
jadwal aktifitas kita sehari-hari, maka dari itu banyak orang yang melakukan olahraga
untuk menjaga kesehatannya pada waktu-waktu senggang agar tidak menggangu
aktifitasnya yang lain seperti bekerja dan lain sebagainya.
Kebugaran jasmani juga memiliki fungsi bagi semua orang dengan berbeda-beda latar
belakang atau kalangan, misalkan bagi olahragawan kebugaran jasmani untuk
meningkatkan prestasi, bagi karyawan untuk meningkatkan produktivitas kerja, bagi
pelajar untuk meningkatkan kemampuan belajar. Berlaku juga untuk keadaan khusus
misalkan bagi yang cacat dapat dijadikan sebagai rehabilitasi atau bagi ibu hamil juga
berfungsi dalam mempersiapkan proses melahirkan serta bagi kalangan anak-anak dapat
merangsang pertumbuhan dan perkembangan.
Di beberapa daerah Indonesia ada sekolah yang tidak hanya dilakukan pada 1 (satu)
waktu, namun 2 (dua) waktu yaitu jam masuk pagi dan jam masuk siang. Di sekolah baik
ditingkat SD,SMP,SMA serta jenjang universitas biasa kita mengenal dengan nama
pendidikan jasmani dimana pelajaran ini wajib kita lakukan dalam proses belajar mengajar.
Sekolah pagi adalah sekolah yang pelaksanaannya dimulai pagi hari sampai siang hari,
waktu dan aktivitas pun berbeda yang dimana siswa yang masuk pagi melakukan kegiatan
belajar mengajar dari jam pelajaran pertama yaitu pada pukul 06.30-12.10WIB yang
dimana pembelajaran pendidikan jasmaninya dilakukan pada jam pelajaran pertama
sampai ke-2 (06.30 - 07.50 WIB) dan jam pelajaran ke-3 sampai ke-4 (07.50 09.10
WIB). Sekolah siang adalah sekolah yang pelaksanaannya dimulai pada siang hari sampai
sore hari, dimana pelaksanaan kegiatan belajar mengajarnya dimulai dari jam pelajaran
pertama pukul 12.10-17.45 WIB, yang dimana pembelajaran pendidikan jasmaninya
dilakukan pada jam pelajaran ke-3 sampai ke-4 (13.30 - 14.50 WIB) dan jam pelajaran ke5 sampai ke-6 (15.05 - 16.25 WIB). Adanya perbedaan aktivitas sebelum melakukan
pendidikan jasmani memungkinkan adanya perbedaan juga dalam kebugaran jasmaninya.
Olahraga pada pagi hari sangatlah baik dilakukan untuk menjaga atau melatih
kebugaran jasmani seseorang, karena dipagi hari merupakan waktu yang baik untuk
olahraga, karena udaranya yang masih segar dan bersih yang belum tercemari oleh polusipolusi yang mengotori udara. Pada saat olahraga jantung akan bekerja lebih cepat yang
menyebabkan udara yang keluar masuk paru-paru akan meningkat jumlahnya. Dengan
kondisi udara yang bersih (kaya O2) pada pagi hari maka akan memacu metabolisme tubuh
karena kebutuhan oksigen terpenuhi secara baik.
Segar
Dipagi hari udara masih bersih dan segar, tentunya sangat baik untuk kesehatan
paru-paru. Selain itu, sinar matahari yang masuk ke retina mata dipagi hari akan
memasuki jalur syaraf ke otak sebagai sinyal awal fungsi tubuh, selain itu juga
membantu memulai fungsi metabolisme seperti memicu pelepasan hormon-hormon
yang mempengaruhi nafsu makan, tekanan darah dan siklus tidur-bangun. Suasana
santai di pagi hari juga akan melepaskan diri Anda dari stres dan pikiran-pikiran berat.
Konsisten
Umumnya di pagi hari sangat jarang menemui hambatan, bandingkan dengan
ketika berolahraga di malam hari atau setelah pulang dari bekerja. Kebanyakan orang
sudah merasa lelah bekerja, akhirnya malas untuk berolahraga.
Berenergi
Berolah raga di pagi hari lebih meningkatkan mood dan energi sesudahnya. Kondisi
ini membantu orang menjadi lebih siap untuk menghadapi tantangan kerja atau apapun
di siang hari. Bila olah raga dilakukan di malam hari akan membuat suhu tubuh naik
dan bisa mengganggu tidur.
Memaksa tubuh
Berolahraga yang anda lakukan di pagi hari (sebelum pergi bekerja) lebih sesuai
untuk tubuh yang memiliki rutinitas harian. Karena apabila Anda melakukan olah raga
setelah rutinitas harian, maka sebenarnya energi di tubuh Anda hanya tinggal sisa-sisa
dari aktivitas rutin harian Anda. Tubuh yang sudah lelah akan dipaksa terus
beraktivitas dengan frekuensi tinggi. Bagi beberapa orang hal ini tidak masalah, namun
bagi sebagian orang yang memiliki gejala penyakit jantung, hal ini bisa berakibat fatal.
Metode
Pengolahan data merupakan rancangan tentang cara, proses dan menganalisis data
untuk memudahkan penelitian sesuai tujuan penelitian. Pengolahan data ini berfungsi
untuk memberikan arah dan jalan dalam proses penelitian. Setelah data dari tes dengan
instrumen yang telah di rancang, langkah selanjutnya adalah mengolah dan menganalisis
data tersebut menggunakan SPSS 16.
Hasil dan Pembahasan
Uji normalitas
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Statistic
Df
Sig.
Shapiro-Wilk
Statistic
df
Sig.
PAGI
.149
40
.025
.921
40
.008
SIANG
.128
40
.099
.954
40
.106
Lilliefors Significance Correction
Untuk menentukan data tersebut normal atau tidak dapat dilihat dari nilai
signifikansi Shapiro-Wilk yang dibandingkan dengan 0,05 (jika p < 0,05
maka distribusi data tidak normal, tapi jika p > 0,05 maka distribusi data
dinyatakan normal). Dari tabel diatas diketahui bahwa uji normalitas data
pagi nilai Shapiro-Wilk atau p = 0,008 < 0,05 maka Ho diterima, dengan
demikian data berdistribusi tidak normal dan uji normalitas data siang
diketahui nilai Shapiro-Wilk atau p = 0,954 > 0,05 maka Ho ditolak, dengan
demikian data berdistribusi normal
Uji homogenitas
Test of Homogeneity of Variances
Kebugaran
Levene
Statistic
df1
df2
Sig.
1.089
1
78
.300
Untuk menentukan data tersebut homogen atau tidak homogen dapat dilihat
dari nilai signifikansi (p) = 0,3 > 0,05 maka Ho diteima dengan demikian
data dinyatakan homogen. Berdasarkan hasil pengujian homogenitas data
diatas, semua data pada hasil TKJI dari kedua kelompok sampel dinyatakan
homogen atau dengan kata lain kedua variabel diatas mempunyai varians
yang sama karena nilai (p) > 0,05 atau Sig 0,3> 0,05.
Dasar pengujian untuk uji homogenitas data adalah sebagai berikut:
Hipotesis:
H0 = Variansi pada hasil tingkat kebugaran jasmani siswa SMP yang
masuk pagi dengan siswa SMP yang masuk siang adalah identik, varians
populasi pada hasil TKJI siswa SMP yang masuk pagi dengan siswa
SMP yang masuk siang tidak berbeda.
H1 = Variansi pada hasil tingkat kebugaran jasmani siswa SMP yang
masuk pagi dengan siswa SMP yang masuk siang adalah tidak identik,
varians populasi pada hasil TKJI siswa SMP yang masuk pagi dengan
siswa SMP yang masuk siang berbeda.
Kriteria Keputusan:
Nilai Signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05, Ho di tolak, maka data
tersebut tidak homogen.
Nilai Signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05, Ho diterima, maka data
tersebut homogen.
Dari tabel 4.3 di atas menunjukan bahwa nilai probabilitas untuk variable
hasil tes kebugaran jasmani siswa SMP yang masuk pagi dengan yang
masuk siang adalah diatas 0,05 yakni 0,3 atau Ho diterima atau data
dinyatakan Homogen.
Analisis statistic non parametrik
Test Statisticsa
Kebugaran
Mann-Whitney U
Wilcoxon W
Z
Asymp. Sig. (2tailed)
245.500
1065.500
-5.402
.000
Hipotesis:
H0 = Tidak terdapat perbedaan yang nyata (signifikan) diantara tingkat
kebugaran jasmani siswa SMP yang masuk pagi dengan siswa SMP yang
masuk siang.
Kesimpulan
Berdasarkan pada hasil pengolahan dan analisis data yang telah peneliti lakukan, maka
dalam penelitian ini peneliti dapat menyimpulkan bahwa :
- Tingkat kebugaran jasmani siswa SMP yang masuk pagi berkriteria baik dengan
jumlah skor keseluruhan 644 dengan rata-rata keseluruhan 16,1.
- Tingkat kebugaran jasmani siswa SMP yang masuk siang berkriteria kurang dengan
jumlah skor keseluruhan 540 dengan rata-rata keseluruhan 13,5.
- Terdapat perbedaan hasil tes kebugaran jasmani siswa SMP yang masuk pagi dengan
yang masuk siang, dimana kebugaran jasmani siswa SMP yang masuk pagi lebih baik
daripada kebugaran jasmani siswa SMP yang masuk siang.
Daftar Pustaka
Abidin, Y. (2009). Kemampuan Berbahasa Indonesia di Perguruan Tinggi. Bandung: CV
Maulana Media Grafik.
Anwar, D. (1990). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Surabaya : Amelia
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Giriwijoyo, S (2010). Ilmu Faal Olahraga. Bandung : FPOK-UPI
Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-Aspek Psikologis dalam Coaching. Jakarta: CV
Tambak Kusuma
Harsono. (2001). Latihan Kondisi Fisik. Bandung
Harsono. (2007). Teori dan Metodelogi Pelatihan. Bandung
Kusumah, D. J (2010). Statistika Dalam Penjas. Bandung
Nurhasan & Cholil, H. (2007). Tes dan Pengukuran Keolahragaan. Bandung : FPOK-UPI
Nurhasan, Hasanudin, C.D Hidayah N. (2008). Modul Mata Kuliah Statistika. Bandung:
FPOK UPI
Rusli, I. & Komarudin. (2008). Psikologi Olahraga. Bandung : FPOK-UPI.
Rusli, L. (2009). Sejarah dan Filsafat Olahraga. Bandung : FPOK-UPI
Singgih, S. (2010). Mastering SPSS 18. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R & D. Bandung :
Alfabeta.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung : Alfabeta.
Suherman, A., Damayanti, I dan Rahayu N.I., (2012). Penulisan Karya Ilmiah untuk
Mahasiswa Ilmu Keolahragaan. Bandung : FPOK-UPI.
Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung :
UPI.
SUMBER INTERNET
faktor2
yang
mempengaruhi
kebugaran
jasmani
[online]
tersedia
http://ekosantosouny.blogspot.com/2012/10/v-behavioururldefaultvmlo.html
agustus 2013]
:
[7
Raditya Nugroho, Olahraga baik dilakukan pada pagi hari [online] tersedia :
http://www.fhm.co.id/content/article/668/6/2013/ [ 4 April 2013]