Anda di halaman 1dari 18

Skenario 1 :

Tn. M mengeluh nyeri yang amat sangat ada area pinggang sebelah kanan dengan kualitas nyeri
9 (pada skala 1-10). Tn. M telah mencoba untuk meminum obat sakit perut tetapi tidak
menolong.pasien dibawa ke rumah sakit terdekat dan dilakukan pengkajian oleh perawat.
Ditemukan data bahwa pasien adalah seorang sopir truk luar kota, gemar makan masakan padang
terutama jerohan dan gulai jengkol.

Kasus: urolitiasis
1. Identidfikasi istilah:
a. Nyeri yang amat sangat pada area pinggang sebelah kanan dengan kualitas nyeri 9.
b. seorang sopir truk luar kota, gemar makan masakan padang terutama jerohan dan
gulai jengkol.
2. Definisi istilah
a. Rasa nyeri akibat batu ginjal dan saluran kemih pada umumnya bersifat nyeri kolik
dimulai pada bagian tengah dari bagian belakang tubuh kita .Rasa nyeri yang
dihasilkan oleh batu ginjal dan saluran kemih disebabkan oleh pelebaran,peregangan
dan

kejang otot dari

ginjal dan saluran

kemih

yang

disebabkan

oleh

obstruksi/sumbatan pada saluran ginjal dan saluran kemih. Pada ureter ,peningkatan
gerak peristaltik dan kejang otot dapat berkontribusi dalam timbulnya nyeri akibat
batu.
Peradangan lokal,iritasi dan edema yang disebabkan oleh adanya batu di lokasi
obstruksi/sumbatan juga berkontribusi dalam timbulnya nyeri kolik melalui aktivasi
reseptor kimia dan peregangan submukosa ginjal dan saluran kemih.Nyeri kolik
tergantung pada ambang nyeri individu dan persepsi dan pada kecepatan dan derajat
perubahan dalam tekanan hidrostatik dalam ureter proksimal dan renal pelvis
.Gerakan peristaltik dari saluran kemih dan saluran ginjal serta migrasi dari batu
dapat menyebabkan perubahan posisi dari batu sehingga dapat menimbulkan
kambuhnya nyeri kolik dan perubahan posisi dari nyeri kolik.

Tingkat keparahan nyeri tergantung pada derajat dan lokasi obstruksi /sumbatan
,bukan pada ukuran batu.Pembengkakan dalam struktur ginjal menyebabkan
peregangan

kapsul

ginjal,memperbesar

ukuran

ginjal

dan

meningkatkan

permeabilitas kapiler ginjal.Dalam 24 jam setelah obstruksi ureter lengkap,tekanan


hidrostatis ginjal menurun karena pengurangan peristaltik ureter ,penurunan aliran
pembuluh darah arteri ginjal,yang menyebabkan penurunan produksi urin yang
sesuai pada sisi yang terkena dan penimbunan cairan serta pembengkakan jaringan
ginjal

b. penyebab terjadi urolitiasis


1) Diet/Pola makan
Diperkirakan diet sebagai faktor penyebab terbesar terjadinya batu saluran kemih.
Diet berbagai makanan dan minuman mempengaruhi tinggi rendahnya jumlah air
kemih dan substansi pembentukan batu yang berefek signifikan dalam terjadinya
BSK. Bila dikonsumsi berlebihan maka kadar kalsium dalam air kemih akan naik,
pH air kemih turun, dan kadar sitrat air kemih juga turun. Diet yang dimodifikasi
terbukti dapat mengubah komposisi air kemih dan risiko pembentukan batu.
Kebutuhan protein untuk hidup normal per hari 600 mg/kg BB, bila berlebihan
maka risiko terbentuk batu saluran kemih akan meningkat. Protein hewani akan
menurunkan keasaman (pH) air kemih sehingga bersifat asam, maka protein
hewani tergolong acid ash food, Akibat reabsorbsi kalsium dalam tubulus
berkurang sehingga kadar kalsium air kemih naik. Selain itu hasil metabolisme
protein hewani akan menyebabkan kadar sitrat air kemih turun, kadar asam urat
dalam darah dan air kemih naik17. Konsumsi protein hewani berlebihan dapat
juga menimbulkan kenaikan kadar kolesterol dan memicu terjadinya hipertensi,
maka berdasarkan hal tersebut diatas maka konsumsi protein hewani berlebihan
memudahkan timbulnya batu saluran kemih. Karbohidrat tidak mempengaruhi
terbentuknya batu kalsium oksalat, sebagian besar buah adalah alkali ash food

(Cranberry dan kismis). Alkasi ash food akan menyebabkan pH air kemih naik
sehingga timbul batu kalsium oksalat. Sayur bayam, so, sawi, daun singkong
menyebabkan hiperkalsiuria. Sayuran yang mengandung oksalat sawi bayam,
kedele, brokoli, asparagus, menyebabkan hiperkalsiuria dan resorbsi kalsium
sehingga menyebabkan

hiperkalsium yang dapat menimbulkan batu kalsium

oksalat. Sebagian besar sayuran menyebabkan pH air kemih naik (alkali ash food)
sehingga menguntungkan, karena tidak memicu terjadinya batu kalsium oksalat.
Sayuran mengandung banyak serat yang dapat mengurangi penyerapan kalsium
dalam usus, sehingga mengurangi kadar kalsium air kemih yang berakibat
menurunkan terjadinya BSK. Pada orang dengan konsumsi serat sedikit maka
kemungkinan timbulnya batu kalsium oksalat meningkat. Serat akan mengikat
kalsium dalam usus sehingga yang diserap akan berkurang dan menyebabkan
kadar kalsium dalam air kemih berkurang. Sebagian besar buah merupakan alkali
ash food yang penting untuk mencegah timbulnya batu saluran kemih. Hanya
sedikit buah yang bersifat acid ash food seperti kismis dan cranberi. Banyak buah
yang mengandung sitrat terutama jeruk yang penting sekali untuk mencegah
timbulnya batu saluran kemih, karena sitrat merupakan
2) Jenis pekerjaan
Kejadian BSK lebih banyak terjadi pada pegawai administrasi dan orangorang
yang banyak duduk dalam melakukan pekerjaannya karena mengganggu
proses metabolisme tubuh1
3) Kebiasaan menahan buang air kemih
Kebiasaan menahan buang air kemih akan menimbulkan stasis air kemih
yang dapat berakibat timbulnya Infeksi Saluran Kemih (ISK). ISK yang
disebabkan
kuman pemecah urea sangat mudah menimbulkan jenis batu struvit. Selain itu
dengan adanya stasis air kemih maka dapat terjadi pengendapan kristal
3. Etiologi
Penyakit batu saluran kemih menyebar di seluruh dunia dengan perbedaan di negara

berkembang banyak ditemukan batu buli-buli sedangkan di negara maju lebih banyak
dijumpai batu saluran kemih bagian atas (gunjal dan ureter), perbedaan ini dipengaruhi
status gizi dan mobilitas aktivitas sehari-hari. Angka prevalensi rata-rata di seluruh dunia
adalah 1-12 % penduduk menderita batu saluran kemih.
Penyebab terbentuknya batu saluran kemih diduga berhubungan dengan gangguan aliran
urine, gangguan metabolik, infeksi saluran kemih, dehidrasi dan keadaan-keadaan lain
yang masih belum terungkap (idiopatik)
Secara epidemiologis terdapat beberapa faktor yang mempermudah terjadinya batu
saluran kemih yang dibedakan sebagai faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik.
a.

b.

Faktor intrinsik, meliputi:


1) Herediter; diduga dapat diturunkan dari generasi ke generasi.
2) Umur; paling sering didapatkan pada usia 30-50 tahun
3) Jenis kelamin; jumlah pasien pria 3 kali lebih banyak dibanding pasien wanita.
Faktor ekstrinsik, meliputi:
1) Geografi; pada beberapa daerah menunjukkan angka kejadian yang lebih tinggi
daripada daerah lain sehingga dikenal sebagai daerah stone belt (sabuk batu)
2) Iklim dan temperatur
3) Asupan air; kurangnya asupan air dan tingginya kadar mineral kalsium dapat
meningkatkan insiden batu saluran kemih.
4) Diet; diet tinggi purin, oksalat dan kalsium mempermudah terjadinya batu saluran
kemih.
5) Pekerjaan; penyakit ini sering dijumpai pada orang yang pekerjaannya banyak
duduk atau kurang aktivitas fisik (sedentary life).

c.

Teori Terbentuknya Batu Saluran Kemih


Beberapa teori terbentuknya batu saluran kemih adalah:
1) Teori nukleasi: Batu terbentuk di dalam urine karena adanya inti batu atau sabuk
batu (nukleus). Partikel-partikel yang berada dalam larutan kelewat jenuh akan
mengendap di dalam nukleus itu sehingga akhirnya membentuk batu. Inti bantu
dapat berupa kristal atau benda asing saluran kemih.
2) Teori matriks: Matriks organik terdiri atas serum/protein urine (albumin, globulin

dan mukoprotein) sebagai kerangka tempat mengendapnya kristal-kristal batu.


3) Penghambat kristalisasi: Urine orang normal mengandung zat penghambat
pembentuk kristal yakni magnesium, sitrat, pirofosfat, mukoprotein dan beberapa
peptida. Jika kadar salah satu atau beberapa zat ini berkurang akan memudahkan
terbentuknya batu dalam saluran kemih.
d.

Komposisi Batu
Batu saluran kemih pada umumnya mengandung unsur: kalsium oksalat, kalsium
fosfat, asam urat, magnesium-amonium-fosfat (MAP), xanthyn dan sistin.
Pengetahuan tentang komposisi batu yang ditemukan penting dalam usaha
pencegahan kemungkinan timbulnya batu residif.

1) Batu Kalsium
Batu kalsium (kalsium oksalat dan atau kalsium fosfat) paling banyak ditemukan
yaitu sekitar 75-80% dari seluh batu saluran kemih. Faktor tejadinya batu kalsium
adalah:
a) Hiperkasiuria: Kadar kasium urine lebih dari 250-300 mg/24 jam, dapat
terjadi karena peningkatan absorbsi kalsium pada usus (hiperkalsiuria
absorbtif), gangguan kemampuan reabsorbsi kalsium pada tubulus ginjal
(hiperkalsiuria

renal)

dan

adanya

peningkatan

resorpsi

tulang

(hiperkalsiuria resoptif) seperti pada hiperparatiridisme primer atau tumor


paratiroid.
b) Hiperoksaluria: Ekskresi oksalat urien melebihi 45 gram/24 jam, banyak
dijumpai pada pasien pasca pembedahan usus dan kadar konsumsi makanan
kaya oksalat seperti the, kopi instan, soft drink, kakao, arbei, jeruk sitrun
dan sayuran hijau terutama bayam.
c) Hiperurikosuria: Kadar asam urat urine melebihi 850 mg/24 jam. Asam
urat dalam urine dapat bertindak sebagai inti batu yang mempermudah
terbentuknya batu kalsium oksalat. Asam urat dalam urine dapat bersumber
dari konsumsi makanan kaya purin atau berasal dari metabolisme endogen.
d) Hipositraturia: Dalam urine, sitrat bereaksi dengan kalsium membentuk
kalsium sitrat sehingga menghalangi ikatan kalsium dengan oksalat atau

fosfat. Keadaan hipositraturia dapat terjadi pada penyakit asidosis tubuli


ginjal, sindrom malabsorbsi atau pemakaian diuretik golongan thiazide
dalam jangka waktu lama.
e) Hipomagnesiuria: Seperti halnya dengan sitrat, magnesium bertindak
sebagai penghambat timbulnya batu kalsium karena dalam urine magnesium
akan bereaksi dengan oksalat menjadi magnesium oksalat sehingga
mencegah ikatan dengan kalsium ddengan oksalat.
2) Batu Struvit
Batu struvit disebut juga batu sebagai batu infeksi karena terbentuknya batu ini
dipicu oleh adanya infeksi saluran kemih. Kuman penyebab infeksi ini adalah
golongan pemecah urea (uera splitter seperti: Proteus spp., Klebsiella, Serratia,
Enterobakter, Pseudomonas dan Stafilokokus) yang dapat menghasilkan enzim
urease dan mengubah urine menjadi basa melalui hidrolisis urea menjadi amoniak.
Suasana basa ini memudahkan garam-garam magnesium, amonium, fosfat dan
karbonat membentuk batu magnesium amonium fosfat (MAP) dan karbonat
apatit.
3) Batu Urat
Batu asam urat meliputi 5-10% dari seluruh batu saluran kemih, banyak dialami
oleh penderita gout, penyakit mieloproliferatif, pasein dengan obat sitostatika dan
urikosurik (sulfinpirazone, thiazide dan salisilat). Kegemukan, alkoholik dan diet
tinggi protein mempunyai peluang besar untuk mengalami penyakit ini. Faktor
yang mempengaruhi terbentuknya batu asam urat adalah: urine terlalu asam (pH <
6, volume urine < 2 liter/hari atau dehidrasi dan hiperurikosuria.
4. Patofisiologi
Batu saluran kemih dapat terjadi dari beberapa faktor yaitu imobilisasi yang dapat
menyebabkan statis urin, peningkatan atau penurunan pH, diit makanan tertentu seperti;
tinggi oksalat, purin, dan kalsium. Ketiga factor tersebut dapat meningkatkan substansi
dari kalsium, oksalat, asam urat atau fosfat sehingga urin menjadi keruh dan menghambat

aliran urine yang merangsang pembentukan batu. Batu saluran kemih juga dapat
diakibatkan oleh ISK yang terdapat kuman pemecah urea yang dapat menghasilkan
enzim urease yang menghidrolisis urea menjadi amoniak yang memudahkan garamgaram magnesium, ammonium, fosfat dan karbonat membentuk batu magnesium fosfat.
Selain itu batu dapat terbentuk dari penurunan sitrat dan magnesium yang merupakan
faktor penghambat pembentukan batu sehingga mempermudah terjadinya batu khususnya
batu kalsium oksalat dan kalsium fosfat. Ada batu di dalam saluran kemih, membuat
terjadinya obstruksi, obstruksi diatas kandung kemih dapat menyebabkan hidroureter
karena ureter membengakak oleh urine, hidroureter yang tidak diatasi dapat
menyebabkan hidronefrosis. Obstruksi juga menyebabkan peningkatan tekanan
hidrostatik interstitium dan dapat menyebabkan penurunan Glomerulus Filtration Rate
(GFR). Obstruksi yang tidak diatasi dapat menyebabkan kolapsnya nefron dan kapiler
sehingga terjadi iskemia nefron karena suplai darah terganggu, akhirnya dapat terjadi
gagal ginjal. Setiap kali terjadi obstruksi aliran urine (statis urine) maka infeksi bakteri
meningkat dan menyebabkan pielonefrilitis, ureteritis, dan sistitis.

WOC Batu ginjal

5. Tanda dan gejala

Batu, terutama yang kecil, bisa tidak menimbulkan gejala. Batu di dalam kandung kemih
bisa menyebabkan nyeri di perut bagian bawah.
Batu yang menyumbat ureter, pelvis renalis maupun tubulus renalis bisa
menyebabkan nyeri punggung atau kolik renalis (nyeri kolik yang hebat). Kolik renalis
ditandai dengan nyeri hebat yang hilang-timbul, biasanya di daerah antara tulang rusuk
dan tulang pinggang, yang menjalar ke perut, daerah kemaluan dan paha sebelah dalam.
Gejala lainnya adalah mual dan muntah, perut menggelembung, demam,
menggigil dan darah di dalam air kemih. Penderita mungkin menjadi sering berkemih,
terutama ketika batu melewati ureter. Batu bisa menyebabkan infeksi saluran kemih. Jika
batu menyumbat aliran kemih, bakteri akan terperangkap di dalam air kemih yang
terkumpul diatas penyumbatan, sehingga terjadilah infeksi. Jika penyumbatan ini
berlangsung lama, air kemih akan mengalir balik ke saluran di dalam ginjal,
menyebabkan penekanan yang akan menggelembungkan ginjal (hidronefrosis) dan pada
akhirnya bisa terjadi kerusakan ginjal.
Batu, terutama yang kecil, bisa tidak menimbulkan gejala. Batu di dalam kandung
kemih bisa menyebabkan nyeri di perut bagian bawah. Batu yang menyumbat urete,
pelvis renalis maupun tubulus renalis bisa menyebabkan nyeri punggung atau kolik
renalis (nyeri kolik yang hebat). Kolik renalis ditandai dengan nyeri hebat yang hilangtimbul, biasanya di daerah antara tulang rusuk dan tulang pinggang, yang menjalar ke
perut, daerah kemaluan dan paha sebelah dalam. Gejala lainnya adalah mual dan muntah,
perut menggelembung, demam, menggigil dan darah di dalam air kemih. Penderita
mungkin menjadi sering berkemih, terutama ketika batu melewati ureter. Batu bisa
menyebabkan infeksi saluran kemih. Jika batu menyumbat aliran kemih, bakteri akan
terperangkap di dalam air kemih yang terkumpul diatas penyumbatan, sehingga terjadilah
infeksi. Jika penyumbatan ini berlangsung lama, air kemih akan mengalir balik ke saluran
di dalam ginjal, menyebabkan penekanan yang akan menggelembungkan ginjal
(hidronefrosis) dan pada akhirnya bisa terjadi kerusakan ginjal.

Ketika batu menghambat dari saluran urin, terjadi obstruksi, meningkatkan


tekanan hidrostatik. Bila nyeri mendadak terjadi akut disertai nyeri tekan disaluran
osteovertebral dan muncul mual muntah maka klien sedang mengalami episode kolik
renal. Diare, demam dan perasaan tidak nyaman di abdominal dapat terjadi. Gejala
gastrointestinal ini akibat refleks dan proxsimitas anatomik ginjal kelambung, pangkereas
dan usus besar. Batu yang terjebak dikandung kemih menyebabkan gelombang nyeri luar
biasa, akut dan kolik yang menyebar kepala obdomen dan genitalia. Klien sering merasa
ingin kemih, namun hanya sedikit urin yang keluar, dan biasanya mengandung darah
akibat aksi abrasi batu gejala ini disebabkan kolik ureter. Umumnya klien akan
mengeluarkan batu yang berdiameter 0,5 sampai dengan 1 cm secara spontan. Batu yang
berdiameter lebih dari 1 cm biasanya harus diangkat atau dihancurkan sehingga dapat
dikeluarkan secara spontan dan saluran urin membaik dan lancar. ( Brunner and Suddarth.
2001).

6. Komplikasi
Batu yang terlelak pada piala ginjal atau ureter dapat memberikan komplikasi obstruksi
baik sebagian atau total.
Hal tersebut diatas dipengaruhi oleh :
Sempurnaya obstruksi
Lamanya obstruksi
Lokasi obstruksi
Adanya tidaknya infeksi
a. Infeksi
b.Obstruksi
c.Hidronephrosis.
7. Pemeriksaan Penunjang
a. Urinalisa; warna mungkin kuning ,coklat gelap,berdarah,secara umum menunjukan
SDM, SDP, kristal ( sistin,asam urat,kalsium oksalat), ph asam (meningkatkan sistin
dan batu asam urat) alkali ( meningkatkan magnesium, fosfat amonium, atau batu
kalsium fosfat), urine 24 jam :kreatinin, asam urat kalsium, fosfat, oksalat, atau sistin
mungkin meningkat), kultur urine menunjukan ISK, BUN/kreatinin serum dan urine;
abnormal (tinggi pada serum/rendah pada urine) sekunder terhadap tingginya batu
obstruktif pada ginjal menyebabkan iskemia/nekrosis.
b. Darah lengkap: Hb,Ht,abnormal bila psien dehidrasi berat atau polisitemia.

c. Hormon Paratyroid mungkin meningkat bila ada gagal ginjal ( PTH. Merangsang
reabsobsi kalsiumm dari tulang, meningkatkan sirkulasi s\erum dan kalsium urine.
d. Foto Rntgen; menunjukan adanya kalkuli atau perubahan anatomik pada area ginjal
dan sepanjang urewter.
e. IVP.: memberukan konfirmasi cepat urolithiasis seperti penyebab nyeri,abdominal atau
panggul.Menunjukan abnormalitas pada struktur anatomik (distensi ureter).
f. Sistoureterokopi;visualiasi kandung kemih dan ureter dapat menunjukan batu atau

efek obstruksi.
g. USG ginjal: untuk menentukan perubahan obstruksi,dan lokasi batu.
8. Penatalaksanaan
a. Menghilangkan obstruksi
b. Mengobati infeksi
c. Menghilangkan rasa nyeri.
d. Mencegah terjadinya gagal ginjal dan mengurangi kemungkinan terjadinya rekurensi
e. Terapik medik dan simtomatik
1) Terapik medik => mengeluarkan batu ginjal atau melarutkan batu
2) Pengobatan Simtomatik = > mengusahakan agar nyeri khususnya kolik ginjal
yang terjadi menghilang dengan pemberian simpatolitik selain itu dapat diberikan
minum berlebihan disertai diuretikum bendofluezida 5 - 10 mg/hr.
f. Terapi mekanik
1) E S W L = > Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy
2) Terapi pembedahan
3) Jika tidak tersedia alat litotriptor
9. Pencegahan
Maka perlu adanya pencegahan atau program sepanjang hidup, seperti :
a. Masalah yang mendasari untuk mempermudah terbentuknya batu saluran kemih
harus dikoreksi

b. Infeksi harus dihindari atau pengobatan secara intensif untuk semua jenis type
batu
c. Hasil analisa batu sangat menentukan dalam ketepatan jenis diet yang harus
dipertimbangkan untuk pencegahan misalnya :
1) Batu kalsium diet rendah kalsium mis : susu, keju, sayur daun hijau
2) Batu asam urat diet rendah purin mis : daging berlemak, gandung
3) Batu strutive diet rendah kalsium/pospat mis : jelly karbonat, aluminium.
10. Konsep Asuhan Keperawatan
Riwayat Keperawatan dan Pengkajian Fisik:
Menurut guyton, 2009 adalah :
1. Kaji terhadap adanya nyeri, ketidaknyamanan, keparahan dan lokasi nyeri.
2. Kaji gejala yang berhubungan seperti mual, muntah, diare, distensi abdomen.
3. Kaji tanda-tanda infeksi traktur urinarius (menggigil, demam, disuria, sering
berkemih), obstruksi (berkemih sering dengan frekuensi sedikit, oliguria, atau anuria).
4. Riwayat adanya batu ginjal pada keluarga, kanker, diet tinggi kalsium atau purin.
Berdasarkan klasifikasi Doenges dkk. (2000) riwayat keperawatan yang perlu dikaji
adalah:
1. Aktivitas/istirahat:
Gejala:
Riwayat pekerjaan monoton, aktivitas fisik rendah, lebih banyak duduk
Riwayat bekerja pada lingkungan bersuhu tinggi
Keterbatasan mobilitas fisik akibat penyakit sistemik lainnya (cedera serebrovaskuler,
tirah baring lama)
2. Sirkulasi
Tanda:
Peningkatan TD, HR (nyeri, ansietas, gagal ginjal)
Kulit hangat dan kemerahan atau pucat

3. Eliminasi
Gejala:
Riwayat ISK kronis, obstruksi sebelumnya
Penrunan volume urine
Rasa terbakar, dorongan berkemih
Diare
Tanda:
Oliguria, hematuria, piouria
Perubahan pola berkemih
4. Makanan dan cairan:

Gejala:
Mual/muntah, nyeri tekan abdomen
Riwayat diet tinggi purin, kalsium oksalat dan atau fosfat
Hidrasi yang tidak adekuat, tidak minum air dengan cukup
Tanda:
Distensi abdomen, penurunan/tidak ada bising usus
Muntah
5. Nyeri dan kenyamanan:
Gejala:
Nyeri hebat pada fase akut (nyeri kolik), lokasi nyeri tergantung lokasi batu (batu
ginjal menimbulkan nyeri dangkal konstan)
Tanda:
Perilaku berhati-hati, perilaku distraksi
Nyeri tekan pada area ginjal yang sakit
6. Keamanan:
Gejala:
Penggunaan alkohol
Demam/menggigil
7. Penyuluhan/pembelajaran:
Gejala:
Riwayat batu saluran kemih dalam keluarga, penyakit ginjal, hipertensi, gout, ISK
kronis
Riwayat penyakit usus halus, bedah abdomen sebelumnya, hiperparatiroidisme
Penggunaan antibiotika, antihipertensi, natrium bikarbonat, alopurinul, fosfat, tiazid,
pemasukan berlebihan kalsium atau vitamin.

DIAGNOSIS KEPERAWATAN
1. Nyeri b/d inflamasi, sumbatan dan abrasi saluran kemih oleh pindahnya batu ditandai
dengan:
Ds: Adanya nyeri
Do: rasa tidak enak diperut, ekspresi wajah meringis, posisi menahan sakit, sulit tidur
dan istirahat, dan berusaha mencari posisi untuk menghilangkan nyeri.
2. Gangguan Eliminasi Urine b/d sumbatan aliran urine oleh batu yang ditandai dengan :
Ds: Adanya kesulitan untuk berkemih

Do: sakit saat berkemih, urine tidak lancar, dan hematuria


3. Ketidakefektifan perfusi jaringan ginjal akibat sumbatan yang lama sebelum
pengangkatan batu ditandai dengan:
Ds: telah lama menderita batu ginjal
Do: IVP terdapat sumbatan batu ginjal dan atau saluran kemih, perut tidak enak, mual,
mutah, diare dan kristal positif melalui pemeriksaan mikroskop.
Urinalisis : hematuria dan pyuria.

INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosis keperawatan 1: Nyeri (akut) b/d peningkatan frekuensi kontraksi ureteral,
taruma jaringan, edema dan iskemia seluler.
INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Catat lokasi, lamanya/intensitas nyeri (skala 1-10) dan
penyebarannya. Perhatiakn tanda non verbal seperti:
peningkatan TD dan DN, gelisah, meringis, merintih,
menggelepar.

RASIONAL
Membantu evaluasi tempat obstruksi
kemajuan gerakan batu. Nyeri panggul s
menyebar ke punggung, lipat paha, gen
sehubungan dengan proksimitas pleksus
dan pembuluh darah yang menyuplai area
Nyeri tiba-tiba dan hebat dapat menimb
gelisah, takut/cemas.
2. Jelaskan penyebab nyeri dan pentingnya melaporkan Melaporkan nyeri secara dini membe
kepada staf perawatan setiap perubahan karakteristik kesempatan pemberian analgesi pada w
nyeri yang terjadi.
yang tepat dan membantu meningk
kemampuan koping klien dalam menuru
ansietas.
3. Lakukan tindakan yang mendukung kenyamanan Meningkatkan relaksasi
(seperti masase ringan/kompres hangat pada punggung, ketegangan otot.
lingkungan yang tenang)

dan

menuru

4. Bantu/dorong pernapasan dalam, bimbingan imajinasi Mengalihkan perhatian dan membantu rela
dan aktivitas terapeutik.
otot.

5. Batu/dorong peningkatan aktivitas (ambulasi aktif) Aktivitas fisik dan hidrasi yang ad
sesuai indikasi disertai asupan cairan sedikitnya 3-4 meningkatkan lewatnya batu, mencegah
liter perhari dalam batas toleransi jantung.
urine dan mencegah pembentukan
selanjutnya.
6. Perhatikan peningkatan/menetapnya keluhan nyeri Obstruksi lengkap ureter dapat menyeba
abdomen.
perforasi dan ekstravasasiurine ke dalam
perrenal, hal ini merupakan kedaruratan b
akut.
7. Kolaborasi pemberian obat sesuai program terapi:

Analgetik

Analgetik (gol. narkotik) biasanya dibe


selama episode akut untuk menurunkan
ureter dan meningkatkan relaksasi otot/me
Menurunkan refleks spasme, dapat menuru
kolik dan nyeri.

Antispasmodik

Mungkin digunakan untuk menurunkan e


jaringan untuk membantu gerakan batu.

Kortikosteroid

Mencegah stasis/retensi urine, menuru

risiko peningkatan tekanan ginjal dan infek


8. Pertahankan patensi kateter urine bila diperlukan.

Diagnosa keperawatan 2 :Perubahan eliminasi urine b/d stimulasi kandung kemih oleh
batu, iritasi ginjal dan ureter, obstruksi mekanik dan peradangan.
INTERVENSI KEPERAWATAN
RASIONAL
1. Awasi asupan dan haluaran, karakteristik Memberikan informasi tentang fungsi ginjal
urine, catat adanya keluaran batu.
dan adanya komplikasi. Penemuan batu
memungkinkan identifikasi tipe batu dan
mempengaruhi pilihan terapi
2. Tentukan pola berkemih normal klien dan Batu saluran kemih dapat menyebabkan
perhatikan variasi yang terjadi.
peningkatan eksitabilitas saraf sehingga
menimbulkan sensasi kebutuhan berkemih
segera. Biasanya frekuensi dan urgensi
meningkat bila batu mendekati pertemuan
uretrovesikal.
3. Dorong peningkatan asupan cairan.

4. Observasi perubahan status


perilaku atau tingkat kesadaran.

Peningkatan hidrasi dapat membilas bakteri,


darah, debris dan membantu lewatnya batu.
Akumulasi sisa uremik dan ketidakseimbangan
elektrolit dapat menjadi toksik pada SSP.
mental, Peninggian BUN, kreatinin dan elektrolit
menjukkan disfungsi ginjal

5. Pantau hasil pemeriksaan laboratorium Meningkatkan pH urine (alkalinitas) untuk


(elektrolit, BUN, kreatinin)
menurnkan pembentukan batu asam.

6. Berikan obat sesuai indikasi:

Mencegah stasis urine ddan menurunkan


pembentukan batu kalsium.

Menurunkan pembentukan batu fosfat


Asetazolamid
(Ziloprim)

(Diamox),

Alupurinol

Hidroklorotiazid (Esidrix,
Klortalidon (Higroton)

Hidroiuril),

Menurnkan produksi asam urat.

Mungkin diperlukan bila ada ISK


Amonium klorida, kalium atau natrium
fosfat (Sal-Hepatika)
Agen antigout mis: Alupurinol (Ziloprim)

Mengganti kehilangan yang tidak dapat teratasi


selama pembuangan bikarbonat dan atau
alkalinisasi
urine,
dapat
mencegah
pemebntukan batu.

Antibiotika

Mengasamkan
urine
untuk
mencegah
berulangnay pembentukan batu alkalin.

Natrium bikarbonat

Mungkin
diperlukan
kelancaran aliran urine.

untuk

membantu

Asam askorbat

Mengubah pH urien dapat membantu pelarutan


7. Pertahankan patensi kateter tak menetap batu dan mencegah pembentukan batu
(uereteral, uretral atau nefrostomi).
selanjutnya.
8. Irigasi dengan larutan asam atau alkali Berbagai
prosedur
endo-urologi
dapat
sesuai indikasi.
dilakukan untuk mengeluarkan batu.
9. Siapkan klien
endoskopi.

dan

bantu

prosedur

Daftar Pustaka

Doenges at al (2000), Rencana Asuhan Keperawatan, Ed.3, EGC, Jakarta


Price & Wilson (1995), Patofisologi-Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Ed.4, EGC,
Jakarta
Purnomo, BB ( 2000), Dasar-dasar Urologi, Sagung Seto, Jakarta
Soeparman & Waspadji (1990), Ilmu Penyakit Dalam, Jld.II, BP FKUI, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai