Anda di halaman 1dari 23

Pengembangan Profesional Berkelanjutan

CONTINOUING PROFESSIONAL DEVELOPMENT


bagi
PENDIDIK & TENAGA KEPENDIDIKAN PENDIDIKAN
DASAR
Dr. Sumarno
Direktorat Pembinaan PTK Pendidikan Dasar
DITJEN Pendidikan Dasar
Kementerian Pendidikan

Jumlah Guru per jenjang per propinsi

Sumber Data : NUPTK Nopember 2010

Tingkat kualifikasi akademik Guru per


propinsi

Sumber Data : NUPTK Nopember 2010

% Guru Berkualifikasi < S1/D4 (Nasional / 2010)


DKI JAKARTA
JAWA TIMUR
DI YOGYAKARTA
BALI
JAWA BARAT
JAWA TENGAH
BANTEN
SULAWESI SELATAN
KALIMANTAN TIMUR
BENGKULU
SUMATERA UTARA
SUMATERA BARAT
KEPULAUAN RIAU
NTB
RIAU
SULAWESI BARAT
NAD
SUMATERA SELATAN
GORONTALO
JAMBI
SULAWESI UTARA
PAPUA
KALIMANTAN TENGAH
SULAWESI TENGGARA Nasional =
55,19 %
SULAWESI TENGAH
KALIMANTAN SELATAN
PAPUA BARAT
LAMPUNG
MALUKU UTARA
BABEL
NTT
KALIMANTAN BARAT
MALUKU
-

20.00

Provinsi DKI Jakarta, Jawa Timur,


DIY, Bali,
Jabar, Jateng, Banten, Sulawesi
Selatan dan Kalimantan Timur
berada di bawah rata-rata nasional
artinya jumlah guru yang
berkualifikasi akademik S-1/D-IV
lebih banyak daripada yang belum
S-1/D-IV dan lebih banyak dari
provinsi lainnya.
Secara Nasional rata-rata guru
yg belum S-1/D-IV sebesar
55.19%. Ini artinya hampir di
semua provinsi jumlah gurunya
lebih banyak yang belum
berkualifikasi akademik S-1/DSaat ini (2010) dengan jumlah
IV
guru sebanyak 2,791,204 orang,
jumlah guru yang belum S1/D-IV
sebanyak 55.19%
40.00

60.00

80.00

Target Penuntasan Kualifikasi


180,000

160,000

140,000

120,000

100,000
170,000

80,000

Number of teacher
Year

160,000 160,000 160,000 162,210


140,000 140,000 140,000 140,004

60,000

40,000

20,000

0
2007

2008

2009

2010

2011

2012

2013

2014

2015

Target Penuntasan Sertifikasi


1,400,000
Funding for Certification Process
(@ 2 Million)

1,200,000

Number of Teacher

1,000,000
922,406

800,000

600,000

541,506
461,203 461,203 461,203 461,203 461,203 461,203
380,900

400,000
461,203
200,000

270,753

230,602 230,602 230,602 230,602 230,602 230,602

190,450
40,000
20,000

2015

2014

2013

2012

2011

2010

2009

2008

2007

2006

DATA
GURU SD
PER
NOVEMBER
2011

Update
Sertifikasi

DATA
GURU SD
(KEPALA
SEKOLAH)
PER
NOVEMBER
2011

Update
Sertifikasi

DATA GURU SMP PER NOVEMBER 2011 Update Sertifikasi

DATA GURU SD (KEPALA SEKOLAH) PER NOVEMBER 2011


Update Sertifikasi

10

Masalah Yang Dihadapi


1. Jumlah guru sangat besar 2.607.311 orang
2. Distribusi guru belum merata
3. Guru yang belum berkualifikasi S1/D-IV cukup besar
sebanyak 55,19%
4. Masih banyak guru berkompetensi rendah
5. Belum semua guru mendapatkan program
peningkatan kompetensi
6. Tahun 2010 s/d 2015 sebanyak 300.000 guru akan
pensiun
7. Desentralisasi pengelolaan guru belum maksimal
(permasalahan guru selalu dikirim ke pusat)

Upaya yang dilakukan


Reformasi Guru diawali dengan Deklarasi Guru
sebagai Bidang Pekerjaan Profesi oleh Presiden Susilo
Bambang Yudoyono tanggal 14 Desember 2004 (2
bulan setelah beliau dilantik)
Setahun kemudian (15 Desember 2005)
diterbitkanlah UU nomor 14 tahun 2005 tentang Guru
dan Dosen
Pengakuan terhadap guru sebagai pekerja
profesional, seperti layaknya tentara, pengacara,
apoteker, dokter, akuntan publik, psycholog dan
profesi lain

Implikasi UU No. 14 tahun 2005


1) Guru harus memiliki kualifikasi akademik
S1/D4
2) Guru harus memiliki kompetensi pedagogik,
profesional, sosial dan Kepribadian
3) Guru harus memiliki sertifikat pendidik

Kementerian Pendidikan Nasional


memberikan tunjangan profesi
sebesar 1 kali gaji pokok bagi
yang sudah lulus sertifikasi

Continouing Professional
Development (CPD)
Sertifikasi profesi guru belum otomatis
menjawab permasalahan mutu guru.
Untuk menjaga dan meningkatkan
mutu guru perlu dilakukan pembinaan
dan peningkatan kompetensi secara
terus menerus melalui CPD

Peningkatan Kompetensi dan


profesionalisme berkelanjutan dilakukan
melalui pola berjenjang, yaitu:

NCT (National Core Team) dilakukan oleh


Pusat

PCT (Provincial Core Team) dilakukan di


PPPPTK

DCT (District Core Team) dilakukan di


LPMP

Cluster (Working Group)

Tujuan CPD
Melalui pola berjenjang diharapkan
seluruh guru dan tenaga kependidikan
dapat meningkatkan kompetensi
melalui saling berbagi pengetahuan,
keterampilan dan pengalaman dengan
sesama guru di kelompok kerjanya
masing-masing.

Lanjutan
(CPD) mengarah kepada pemberdayaan
dan keikutsertaan pendidik dan tenaga
kependidikan di dalam kelompok kerja
KKG, MGMP, KKKS, MKKS, KKPS, dan
MKPS, baik atas inisiatif sendiri maupun
satuan pendidikan, yayasan, dinas
pendidikan dan/atau UPT Pusat.

Deskripsi Model Kelompok Kerja

LOKASI
KKG

Pertemuan dilakukan di sekolah inti


Forum berada pada tingkat kecamatan

MGMP

Pertemuan dilakukan di sekolah


sanggar
Forum berada pada tingkat
Kabupaten/Kota

Lanjutan

PESERTA
KKG
Kelompok Regular terdiri atas kurang lebih 8 sekolah
Kelompok Remote terdiri atas kurang lebih 16 sekolah
Seluruh Guru kelas, mulai kelas 1 s.d 6
Pertemuan dilakukan dalam kelompok yang terdiri atas 8 guru
setiap kelasnya
MGMP
Kelompok Regular terdiri atas kurang lebih 10 sekolah
Kelompok Remote terdiri atas kurang lebih 20 sekolah
Seluruh guru dari setiap sekolah
Pertemuan dilakukan dalam kelompok yang terdiri atas 8 10
guru setiap kelasnya

Bentuk kegiatan CPD


Pada umumnya dilakukan di sekolahnya
masing-masing melalui:
Pengembangan diri (self-development),
Bekerja dengan mentor (work with a
mentor),
Dukungan dari kelompok guru atau melalui
internet (open/distance access)

Mekanisme CPD
NCT

KKPS
PCT

KKG

KKKS

MGMP

MKKS

DCT

KKPS

Nasional

TRAINING
P4TK membentuk
Tim Pengembang ,
terdiri dari
instruktur, dosen
senior dan experts*
Tim pengembang
mengembangkan
modul*, sistem
pelatihan, di district
level

Monitoring

Tim pengembang
melaksanakan TOT
national untuk PCT

Tim
Pengembang
Memonitor TOT
dan
memberikan
feedback di
Level Prov &
Dist

Provinsi

Kab/Kota

Dinas Provinsi
membentuk
Provincial Core Team
(PCT)

District memilih
core
Team (DCT) meliputi
pengawas, Kasek ,
instruktur senior

LPMP memilih PCT


di bawah koordinasi
Dinas Provinsi

LPMP memilih DCT


di bawah koordinasi
Dinas Kabupaten

PCT melaksanakan
TOT level provinsi
untuk DCT

DCT melaksanakan
TOT untuk
perwakilan cluster
(2 org per cluster;
max training per
kelas 40 orang)

Universiti
mengevaluasi
training (SKS)

Dinas
menggunakan
sertifikat training
utk pengemb karir

PCT
Memonitor TOT
dan memberikan
feedback di
District and cluster
level

DCT Memonitor
kegiatan cluster
dan
memberikan
feedback

KK/Cluster

Sekolah

Tutors/Guru Inti
Mengkoordinasikan
implementasi
kegiatan
Laporan dan
Diseminasi
Pengemb KTSP
&
Silabus

RPP

Analisis Tes
& bank tes

Classroom
Action
Research

Sub. mat. &


Critical
Review**

Portfolio &
ICT for
learning

Monitoring
Mutu guru

Evaluasi
performansi
guru

Guru
mengimplementasik
an di kelas
Kurikulum
RPP
Tes
CAR
Critical Review

Keterlibatan
masyarakat

Outputs:
KTSP, Silabus dan RPP
Lembar Siswa
Item Tes & item bank
CAR repor & learning model
Critical Review & portfolio
Teacher Map

Catatan:
TOT di level national dilakukan di wilayah, berdasarkan pada kebutuhan peningkatan mutu guru: Kelompok Jawa dan Bali; Kelompok
Sumatera, Sulawesi, NTB dan Kalimantan; Kelompok NTT, Maluku dan Papua
* Expert Tim Pengembang bisa seseorang yang ahli di bidang CLCC, MBE, CTL, dll.
Pengembangan modul dan materi pelatihan untuk subjek MGMP dan KKG . Tim pengembang modul terdiri dari LPTK, guru senior dan
widyaiswara,
** Critical review meliputi penggunaan portfolio dan koneksi internet

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai