Anda di halaman 1dari 11

JOURNAL READING

PEMBIMBING : dr. Retna D. Iskandar, Sp M


Maulana Akbar - 2009730094
Kepaniteraan klinik stase ilmu penyakit mata
RS.Islam Jakarta Cempaka Putih

PENDAHULUAN
Pseudomonas aeruginosa adalah penyebab utama
pada pengguna lensa kontak yang dapat menyebabkan
keratitis dan ulkus kornea.
P. aeruginosa merupakan bakteri gram negatif.
Dalam sebagian besar organ, seperti paru-paru, saluran
kemih, dll, dianggap sebagai patogen dan dapat
menyebabkan infeksi
P. aeruginosa
Pada mata,
cenderung
enzim ekstraseluler
melekat pada
menyebabkan
permukaanlesi
kontak
lensa
destruktif
dan melalui
cepat, epitel
yang dapat
korneamenyebabkan
akan menembus
keratitis,
lapisan
lebih dalam dari kornea
ulkus
dan
kornea
akan menyebabkan ulkus
kornea
Dalam praktek umum dipilih terapi antibiotik empiris
terhadap P. aeruginosa pada ulkus lensa kontak sampai
hasil kultur diketahui.

Kejadian Keratitis dan Ulkus Kornea


pada penggunaan kontak lensa
Insiden keratitis bakteri 2/100.000 kejadian per
tahun
Dengan penggunaan kontak lens menjadi 24/100.000 kejadian per tahun
Pemakaian secara terus menerus akan
meningkatkan kejadian menjadi 13,320,9/10.000 per tahun
Penggunaan kontak lens sebagai terapi
52/10.000 per tahun
Tindakan preventif sampai saat ini masih
diselidiki
Tindakan preventif seperti disinfeksi dan
pemberian antimikrobal chitosan masih belum
terbukti efeknya

TUJUAN

Untuk mengevaluasi perlawanan atau


kerentanan Pseudomonas aeruginosa yang
merupakan bakteri patogen yang paling umum
pada keratitis dan ulkus kornea akibat
pemakaian lensa kontak, dengan rejimen
antibiotik yang berbeda.

METODE dan SUBJEK PENELITIAN

Penelitian dilakukan secara crosssectional


Bulan Maret 2009 sampai Maret
2010.
Dilakukan pada semua pasien yang didiagnosis
ulkus kornea akibat pemakaian lensa kontak
dan hasil kultur positif terhadap Pseudomonas
aeruginosa.
Lensa kontak digukan sebagai fasion atau sebagai terap
Desinfeksi dengan hidrogen peroksida dan
dengan tidak menggunakan desinfeksi

Subjek Penelitian

9 Laki-laki
43 Perempuan

Kemudian dilakukan kultur pada tiga medium


spesimen yang berbeda, yaitu agar darah, agar
coklat, dan saburode (untuk infeksi jamur).
Hasil kultur positif sebagai keratitis bakterial
setelah 72 jam, antibiogram dan kerentanan
ditentukan dalam media Muller Hinton.

HASIL
52 Pasien

9 Laki-laki
43 Perempuan

45 memakai lensa kontak sebagai


7 menggunakanfasion
lensa kontak sebagai
terapi.
39 dirawat di rumah sakit
13 ditindaklanjuti dengan rawat jalan.
13 pasien ukuran ulkus < 2 mm2
23 pasien ukuran ulkus 2-3 mm2
16 pasien ukuran ulkus > 3 mm2

30 dengan ulkus kornea sentral


22 dengan ulkus kornea perifer
12 pasien disertai dengan hipopion
dalam pemeriksaan pertama

Waktu rata-rata untuk mendiagnosis ulkus setelah


memakai lensa kontak terakhir adalah 2 hari.
10 pasien dilakukan transplantasi membran
amnion
Ukuran ulkus besar (4 mm2) dan terdapat
hypopion

Amikacin, imipenem
dan hasil
gentamisin
adalah
Berdasarkan
antibiograms,
PA menunjukan
golongan
antibiotik
kedua100%
paling
efektif.untuk
ceftazidime
dan
ciprofloxacin
sensitif
ulkus kornea yang diakibatkan Pseudomonas

KESIMPULAN
Pseudomonas aeruginosa sangat sensitif
terhadap ceftazidime, ciprofloxacin.
Resistensi terhadap beberapa antibiotik harus
menjadi perhatian pada pasien dengan ulkus
kornea.
Di pusat rujukan yang khusus menangani
ulkus kornea, regimens antibiotik awal harus
diubah dari waktu ke waktu untuk mencegah
resistensi.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai