bernilai positip. Untuk menyatakan bilangan desimal negatip diberi tanda - yang
diletakkan di sebelah kiri, misalnya -25510. Dalam sistem bilangan biner, tanda
bilangan negatip disandikan dengan cara tertentu yang mudah dikenal oleh sistem
digital. Bilangan negatip pada bilangan biner, dinyatakan dengan bit yang dikenal
dengan
bilangan positip diberi tanda 0, dan tanda bilangan negatip diberi tanda 1. Tabel 4.1.
menyatakan bilangan biner bertanda yang terdiri dari 8-bit, bit yang paling kiri
menunjukkan tanda bilangan dan bit-bit berikutnya menyatakan besarnya bilangan.
Tabel 4.1.
Nomor Bit
26
25
24
23
22
21
20
(32)
(16)
(8)
(4)
(2)
Bobot nilai besarnya bilangan
(1)
(64)
Tanda Bit
Contoh
1000 0000 = -0 = 0
0000 0000 = +0 = 0
Dari contoh diatas dapat dilihat, karena
maka bilangan terkecil dan terbesar yang ditunjukan bilangan biner bertanda yang
terdiri dari 8-bit adalah :[1]111 11112 = - 12710 dan [0]111 11112 = + 12710
dengan bit
= 2(n-1) 1
= 2(8-1) 1
= 27 - 1
= 12810 1
= 12710
sebenarnya, bentuk
010010
=11000110
Sign bit tetap
=11110001
Sign bit tetap
Page 3 of 13
=11000110
+ 1
= 11000111
Sign bit tetap
102
101
100
(1000)
(100)
8
(10)
2
(1)
3
2
0
1
3
6
0
8
1
1
Jumlah
Simpan
Dari tabel 4.2.a. diperoleh hasil penjumlahan bilangan desimal 82310 + 23810 = 106110
Tabel 4.2.b. Penjumlahan sistem bilangan biner
Jumlah
Simpan
25
24
23
22
21
20
(32)
(16)
1
(8)
1
(4)
0
(2)
0
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
0
1
1
0
1
Kolom 4an
: 0 + 0 + 1 (yang disimpan) = 1
Kolom 8an
: 1 + 1 = 0, simpan 1
Kolom 16an
Kolom 32an
: yang disimpan 1 = 1
Jika lebih dari dua buah digit biner dijumlahkan, ada kemungkinan yang disimpan
lebih besar dari 1. Sebagai contoh,
1 + 1 = 0, simpan 1
1 + 1 + 1 = 1, simpan 1
Contoh berikut menunjukkan penjumlahan dengan penyimpanan lebih besar dari 1.
Page 5 of 13
1 + 1 + 1 + 1 = (1 + 1) + (1 + 1)
= (0, simpan 1) + (0, simpan 1)
= 0, simpan 2;
1 + 1 + 1 + 1 + 1 = 1 + (1 + 1) + (1 + 1)
= 1, simpan 2
4.2.2. Perbedaan Penjumlahan OR dan Penjumlahan Aritmatik
Penjumlahan OR merupakan operasi logika Boolean yang dilakukan oleh OR
gate, yang menghasilkan output 1 apabila salah satu input atau semua inputnya 1.
Adapun penjumlahan biner adalah suatu operasi aritmatik yang menghasilkan suatu
jumlah aritmatik dari dua buah bilangan biner. Perbedaan penjumlahan OR dan
penjumlahan Biner adalah sebagai berikut:
Penjumlahan OR
Penjumlahan biner
1+1=1
1 + 1 = 0 + carry 1
1+1+1=1
1 + 1 + 1 = 1 + carry 1
0 1001
(yang ditambah)
+4
0 0100
(yang menambah)
+
01101
(jumlah = 13)
(sign bit)
Pada contoh kasus I sign bit dari yang ditambah dan yang menambah keduanya 0
menujukkan keduanya bilangan positip, demikian juga yang ditambah dan yang
menambah jumlah kedua bitnya dibuat sama.
Page 6 of 13
4.2.2.2. Untuk kasus II Penjumlahan bilangan posistip dan bilangan negatip yang
nilainya lebih kecil.
Contoh penjumlahan bilangan +9 dengan -4 dapat dilakukan sebagai berikut,
langkah pertama yang harus dilakukan pada kasus ini mengubah +4 (00100) dalam
bentuk komplemen 2 menjadi -4 (11011+1)=(11100)
+9
0 1001
(yang ditambah)
-4
1 1100
(yang menambah)
+
Carry dibuang
1 00101
(jumlah = +5)
Hasilnya 00101 = +5
(sign bit)
Pada contoh kasus II sign bit yang menambah adalah 1, sama dengan kasus I sign bit
juga ikut dalam proses penjumlahan dan pada contoh ini ternyata
terakhir diperoleh carry. Carry ini selalu diabaikan sehingga
pada proses
00101 (+5).
4.2.2.3. Untuk kasus III Penjumlahan bilangan posistip dan bilangan negatip yang
nilainya lebih besar.
Contoh penjumlahan bilangan +4 dengan -9 dapat dilakukan sebagai berikut,
langkah pertama yang harus dilakukan pada kasus ini mengubah +9 (01001) dalam
bentuk komplemen 2 menjadi -9 (10110+1)=(10111)
+4
0 0100
(yang ditambah)
-9
1 0111
(yang menambah)
+
1 1011
Pada contoh kasus III menghasilkan sign bit 1, hal ini menunjukkan hasilnya adalah
bilangan negatip dengan empat bit yang lainnya (1011) yang masih dalam bentuk
komplemen 2, sehingga hasil akhirnya perlu diubah ke bentuk komplemen 1 (1011-1)
Page 7 of 13
= (1010) dan ke bentuk true-magnitude form =(0101) ekivalen dengan 5, karena hasil
sign bitnya 1, maka diperoleh hasil akhir (1 0101) ekivalen dengan (-5).
4.2.2.4. Untuk kasus IV Penjumlahan 2 bilangan negatip.
Contoh penjumlahan bilangan -4 dengan -9 dapat dilakukan sebagai berikut,
langkah pertama yang harus dilakukan pada kasus ini mengubah +9 (01001) dalam
bentuk komplemen 2 menjadi -9 (10110+1)=(10111) dan mengubah +4(00100) dalam
bentuk komplemen 2 menjadi -4 (11011+1)=(11100)
-9
1 0111
(yang ditambah)
-4
1 1100
(yang menambah)
+
Carry dibuang
1 1 0011
Pada contoh kasus IV menghasilkan sign bit 1, hal ini menunjukkan hasilnya adalah
bilangan negatip dengan empat bit yang lainnya (0011) yang masih dalam bentuk
komplemen 2, sehingga hasil akhirnya perlu diubah ke bentuk komplemen 1 (0011-1)
= (0010) dan ke bentuk true-magnitude form =(1101) ekivalen dengan 13, karena hasil
sign bitnya 1, maka diperoleh hasil akhir (1 1101) ekivalen dengan (-13).
4.2.2.5. Untuk kasus V Penjumlahan bilangan yang sama dengan tanda berlawanan
Contoh penjumlahan bilangan +9 dengan -9 dapat dilakukan sebagai berikut,
langkah pertama yang harus dilakukan pada kasus ini mengubah +9 (01001) dalam
bentuk komplemen 2 menjadi -9 (10110+1)=(10111)
+9
-9
0 1001
1 0111
1 0000
(yang ditambah)
(yang menambah)
+
(jumlah = 0)
(sign bit diabaikan)
Page 8 of 13
proses
menunjukkan
ekivalen
dengan (0).
4.3. Pengurangan Biner
Metode yang digunakan pada pengurangan biner sama dengan metode yang
digunakan untuk pengurangan pada bilangan desimal. Dalam pengurangan bilangan
biner jika, nilai yang dikurangi lebih kecil dari pengurangnya maka dibutuhkan pinjam 1
dari kolom di sebelah kirinya, yaitu kolom yang mempunyai derajat lebih tinggi.
4.3.1. Pengurangan Biner Pada Sistem True-magnitude form.
Aturan umum untuk pengurangan pada bilanagan biner sistem true-magnitude
form adalah sebagai berikut :
00=0
10=1
11=0
0 1 = 1, pinjam 1
Contoh : Kurangilah 11112 dengan 01012
Penyelesaian
Susunlah dua bilangan di atas ke dalam kolom sebagai berikut :
Hasil
23
(8)
22
(4)
21
(2)
20
(1)
1
0
1
1
1
0
1
1
11=0
Kolom 21
10=1
Kolom 22
10=0
Kolom 23
10=1
22
(4)
1
1
0
1
0
0
Pinjam
Hasil
21
(2)
(22)
0
1
1
20
(1)
0
0
0
00 =0
Kolom 21
01=1
Dalam kasus ini kita harus meminjam 1 dari bit pada kolom 2 2. Karena datang dari
kolom 22, maka nilainya 2 kali nilai pada kolom 2 1. Sehingga, 1 (bernilai 22) 1 (bernilai
21) = 1 (bernilai 21). Bila meminjam 1 dari kolom di sebelah kiri maka berlaku aturan
umum 1 1 = 1.
Kolom 22
00=0
Nilai 1 dari kolom 2 diubah menjadi nol karena sudah dipinjam seperti yang ditunjukkan
dengan anak panah.
Kolom 23
11=0
+9
0 1001
-4
1 1100
Carry dibuang
1 00101
(jumlah = +5)
(sign bit)
Pada kasus proses pengurangan setelah dijumlahkan ternyata diperoleh hasil sgin bit
0 dan proses terakhir diperoleh carry. Carry ini selalu diabaikan sehingga diperoleh
hasil akhir 00101 (+5).
4.4. Perkalian Biner
Perkalian bilangan biner dapat dilakukan seperti perkalian pada bilangan
desimal. Perkalian pada bilangan biner mempunyai aturan sebagai berikut :
0x0=0
1x0=0
0x1=0
1x1=1
Sebagai contoh, untuk mengalikan 11102 = 1410 dengan 11012 = 1310 langkahlangkah yang harus ditempuh adalah :
Biner
Desimal
-----------------------------
1 4
----------------------------------- +
1 0
----------
-------------- +
1 8
Page 11 of 13
Perkalian juga bisa dilakukan dengan menambah bilangan yang dikalikan ke bilangan
itu sendiri sebanyak bilangan pengali.
Contoh di atas, hasil yang sama akan diperoleh dengan menambahkan 11102 ke
bilangan itu senidiri sebanyak 11012 atau tiga belas kali.
Pembagi
11
0 0 11
Hasil pembagian
1001
(9 : 3 = 3)
011
011
011
0
Sehingga 10012 (910) dibagi dengan 112(310) hasilnya adalah 112 (310).
Contoh membagi 10102 (1010) dengan 1002 (410)
0 0 1 0.1
Pembagi
100
Hasil pembagian
1010
(10 : 4= 2.5)
100
100
100
0
Page 12 of 13
Pembagian bisa juga dilakukan dengan cara mengurangkan secara berulang kali
bilangan pembagi dengan bilangan yang dibagi sampai jumlahnya sama dengan
bilangan yang dibagi.
Page 13 of 13