Anda di halaman 1dari 6

KONSELING PENGOBATAN SINUSITIS (Ny.

U)

A. Pengertian
Konseling merupakan salah satu jenis komunikasi interpersonal yang bertujuan untuk
membantu klien agar mampu mengenali dirinya, memahami masalahnya, menetapkan
alternatif pemecahan masalahnya kemudian mengambil keputusan untuk mengatasi
masalahnya sesuai dengan keadaan dan kebutuhannya dirinya yang disadari dan bukan
kerena terpaksa atau terbujuk, melainkan dengan kesadarannya sendiri. Konseling
pengobatan sinusitis adalah suatu bentuk dialog agar penderita sinusitis dan keluarganya
memperoleh pengertian yang lebih baik tentang dirinya dan masalah yang dihadapi
sehingga mampu mengambil keputusan untuk menjalani pengobatan sinusitis.

B. Tujuan
Konseling pengobatan sinusitis merupakan hubungan untuk saling membantu antara
petugas konseling dengan penderita sinusitis dan keluarganya, sehingga terjalin
komunikasi yang efektif untuk membuat keputusan antara lain :

Melakukan komunikasi yang baik untuk membantu penderita sinusitis dalam mengenali
dan mengatasi masalah-masalah kesehatan akibat sinusitis.

Bekerja sama secara berkesinambungan agar penderita sinusitis dapat memperoleh


dukungan dan bantuan yang dibutuhkan untuk menjalani program pengobatan sinusitis.

C. Prosedur
1. Persiapan konseling
a. Perawat

Berpenampilan bersih dan sopan

Menguasai materi konseling

Menjaga etika konseling : menjaga rahasia, menghormati klien

Mengenal sosial budaya di lingkungan klien

b. Klien

Hadir di tempat konseling sesuai dengan kontrak tempat & waktu yang telah
disepakati

c. Tempat

Tidak bising atau ramai

Tidak menjadi tempat lalu lalang orang

Aman dan nyaman

d. Waktu

Waktu yang dibutuhkan : 30-45 menit

e. Media

Leaflet

2. Langkah-langkah pelaksanaan konseling dalam :


a. Pemantapan hubungan baik

Jaga lingkungan konseling tetap nyaman dan pribadi

Ucapkan salam dan tanyakan perasaan klien untuk menunjukkan perhatian, minat
dan penerimaan serta keterlibatan pada masalah klien

Pertahankan repson non verbal perawat (kontak mata, ekspresi muka, sikap tubuh)
tetap menunjukkan perhatian, minat dan penerimaan terhadap klien

Jadilah pendengar yang aktif terhadap respon verbal klien

Perhatikan respon non verbal klien

Sampaikan jaminan kerahasiaan isi konseling

Jelaskan tujuan kegiatan teknik dan proses konseling

Sepakati kontrak waktu konseling

Beri kesempatan klien untuk bertanya hal-hal yang belum dimengerti

b. Pengumpulan dan pemberian informasi

Tanyakan kepada klien dan keluarga tentang pengetahuan, perasaan dan


kebutuhan klien terkait dengan penyakit sinusitis.

Jelaskan informasi yang sesuai dengan permasalahan klien.

Bantu klien untuk memahami keadaan dirinya serta permasalahannya.

Bantu keluarga untuk memahami pengobatan sinusitis dan hal-hal yang


berhubungan dengan perderita.

c. Perencanaan dan pengambilan keputusan penyelesaian masalah

Bantu klien mengidentifikasi alternatif penyelesaian masalah

Jelaskan secara rinci konsekuensi dan keuntungan dari setiap alternatif


penyelesaian masalah

Dorong dan beri kesempatan klien untuk memilih dan mengambil keputusan guna
menyelesaikan masalah

Berikan penguatan atas keberhasilan klien dalam mengambil keputusan

3. Penutupan konseling

Ulangi beberapa informasi penting dan hasil konseling pada klien

Rumuskan kontrak pertemuan berikutnya (kegiatan, tujuan, waktu dan tempat).

Ucapkan salam

D. Kegiatan Konseling
Tahap

Wak

Kegiatan Penyuluh

Pendahul

tu
5

1. Membuka

uan

mnt

dengan 1. Menjawab salam

&

25

penyuluhan
1. Menjelaskan:

mnt

a. Definisi sinusitis

1. Memperhatikan

2. Memberikan
kesempatan

klien

untuk bertanya di akhir

mnt

Ceramah

3.Menyimpulkan jawaban
1. Mengevaluasi
pemahaman
terhadap

keluarga

materi

disampaikan

Ceramah

penjelasan materi
Tanya
2. Menanyakan materi
Jawab
yang
belum
dipahami

di

akhir

penjelasan

yang

1. Menjawab
pertanyaan

Tanya
yang jawab

diberikan

dengan 2. Menjelaskan materi

memberikan pertanyaan

yang

telah

lisan.

disampaikan

oleh

2. Meminta

keluarga

konselor

untuk mereview materi. 3. Memperhatikan


3. Memberikan

apresiasi

kepada keluarga

dengan seksama
4. Menjawab salam

4. Menutup dengan salam


E. Evaluasi
1. Struktur

Adanya kontrak dengan klien dan keluarga untuk pelaksanaan konseling

Adanya persiapan yang baik dari segi konselor, tempat dan media konseling.

2. Proses

Poster

3. Mendengarkan

penjelasan
10

Media

tujuan

b. Pengobatan sinusitis

Penutup

Metode

salam
2. Mendengarkan
2. Memperkenalkan diri
3. Mendengarkan
3. Menjelaskan
topic
4.
Mendengarkan
materi
4. Menjelaskan
kontrak menyetujui
waktu

Penyajian

Kegiatan Peserta

Poster

Klien dan keluarga aktif dan kooperatif selama proses konseling

Konselor menjalankan prinsip-prinsip konseling dengan efektif dan efisien.

3. Hasil

Klien dan keluarga dapat mengambil keputusan menjalani pencegahan sinusitis.

Keluarga klien dapat menjelaskan pengobatan sinusitis dan hal yang berhubungan
dengan penderita sinusitis.

F. Materi (terlampir)
G. Daftar Pustaka
Mulyarjo. 2004. Terapi medikamentosa pada rinosinusitis. In Mulyarjo, Soedjak S,
Kentjono WA, Harmadji S, JPB Herawati S, eds. Naskah lengkap perkembangan
terkini diagnosis dan penatalaksanaan rinosinusitis. Surabaya: Universitas
Airlangga.
Kristiyoni, Irwan. 2004. Patofisiologi, Diagnosis Dan Penatalaksanaan

Rinosinusitis

Kronik Tanpa Polip Nasi Pada Orang Dewasa, pdf. Surabaya: FK Unair.
Pramesthi Emy. 2010. Sinusitis. http://www.husadautamahospital.com/artikel_58.php.
Diakses, 18 Oktober 2014.

Lampiran
Pengertian
Sinusitis adalah keradangan mukosa sinus paranasal yang umunya disertai
atau dipicu oleh rinitis sehingga sering disebut rinosinusitis. Penyebab utama adalah
selesma yang merupakan infeksi virus yang selanjutnya diikuti oleh infeksi bakteri.
Sinus yang paling sering terkena adalah sinus maksila dan ethmoid. Bila
mengenai semua sinus paranasal disebut pansinusitis.Pada sinus maksila karena
memilik letak yang berdekatan dengan akar gigi rahang atas, maka infeksi gigi mudah
menyebar ke sinus, disebut sinusitis dentogen.
Sinus paranasal merupakan rongga-rongga yang berisi udara terletak di sekitar
rongga hidung, sinus-sinus ini dilapisi membran mukosa berupa epitel torak bertingkat
semu bersilia dan sel-sel goblet. Sel-sel goblet dan kelenjar seromukosa di tunika
propia memproduksi palut lendir (mucous blanket)yang menyelimuti seluruh mukosa.
Sinus maksila yang normal akan memperbaharui palut lendir setiap 20-30 menit.
Sistem mukosilier terdiri dari gabungan epitel bersilia dan palut lendir, fungsinya untuk
proteksi dan kelembaban udara inspirasi.
Sedangkan, peradangan atau kondisi alergi pada kavum nasi dimana terjadi
kongesti vena atau limfatik akan menyebabkan kongesti sinus sehingga terjadi
kegagalan drainase moucus.
Pengobatan
Prinsip penatalaksanaan rinosinusitis kronik tanpa polip nasi pada orang
dewasa dibedakan

menjadi dua yaitu penatalaksanaan medikamentosa dan

pembedahan. Pada rinosinusitis kronik (tanpa polip nasi), terapi pembedahan mungkin
menjadi pilihan yang lebih baik dibanding terapi medikamentosa. Adanya latar
belakang seperti alergi, infeksi dan kelainan anatomi rongga hidung memerlukan terapi
yang berlainan juga.
Tujuan terapi sinusitis adalah mempercepat penyembuhan, mencegah
komplikasi dan mencegah perubahan menjadi kronik. Antibiotik dan dekongestan
adalah terapi pilihan pada sinusitis akut bakterial, untuk menghilangkan infeksi dan
pembengkakan mukosan serta membuka sumbatan muara sinus. Selain itu diberikan
obat antiinflamasi, steroid oral/topikal. Bila sudah terbentuk cairan dalam rongga sinus
dilakukan pencucian rongga sinus, pemanasan (diatermi, laser).
Terapi medis harus melibatkan antibiotik dengan spektrum luas, dan steroid
itranasal topikal untuk mengobati komponen inflamasi yang kuat dari penyakit ini.
Antibiotik yang menjadi pilihan diantaranya amoxicillin-clavulanate, Clindamycin,

Cefpodoksime proxetil, cefuroxime, gativloxacin, moxifloxacin, dan levofloxacin. Juga


diberikan dekongestan, mukolitik dan antihistamin bila ada rinitis alergi dan dapat juga
dibantu dengan diatermi.
Tindakan operasi diperlukan pada sinusitis kronik yang tidak membaik setelah
terapi adekuat, sinusitis kronis yang disertai kista atau kelainan yang ireversibel, polip
ekstensif, adanya komplikasi sinusitis serta jamur.

Anda mungkin juga menyukai