Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang Kunjungan Industri


Home industri adalah rumah usaha produk barang atau juga perusahaan kecil yang
memiliki pegawai tidak lebih dari 15 orang. Pada kunjungan industri kali ini kita mengambil
pabrik tahu sebagai tempat penelitian. Seperti yang kita ketahui, suatu perusahaan maupun home
industri harus memiliki standar keselamatan dan kesehatan kerja bagi pegawainya. Karena
belakangan ini sangat marak sekali pabrik-pabrik, apalagi pabrik makanan banyak melanggar
kode etik perusahaan. Mereka menggunakan zat-zat kimia berbahaya dan juga mereka banyak
yang tidak menghiraukan keselamatan pekerjanya.
Selain hal itu, banyak sekali perusahaan yang kurang peduli terhadap kebersihan,
kebersihan dalam hal produksi maupun di tempat kerjanya sendiri. Sehingga kemungkinan
pekerja terkena penyakit akibat kerja semakin besar.
Selain perusahaan harus memperatikan kenyamanan di tempat kerja, perusahaan juga
harus dapat menangani kemungkinan-kemungkinan akibat produksi di lingkungan kerja. Seperti
contohnya masalah kebisingan yang ditimbulkan oleh mesin industri, limbah hasil produksi,
faktor psikologi, biologi dan fisik yang akan dirasakan oleh masyarakat di lingkungan sekitar
industri.
Kunjungan industri dipilih untuk menambah pengalaman mahasiswa tentang dunia kerja.
Kunjungan industri dilakukan untuk memberikan gambar kepada mahasiswa tentang industri,
mengidentifikasi hazard, dan melihat secara langsung tentang materi-materi yang telah diajarkan
secara teori. Mahasiswa harus membandingkan proses produksi di dunia kerja dengan ilmu yang
diperoleh di perkuliahan. Mahasiswa diwajibkan membuat laporan atas informasi yang di
peroleh selama kunjungan industri tentang perusahaan yang bersangkutan.
Diharapkan, setelah melakukan pengamatan langsung pada industri ini mahasiswa lebih
matang dan paham dengan materi yang diberikan. Dapat dikatakan bahwa kunjungan industri ini
sebagai ajang pelatihan bagi mahasiswa sebelum nantinya terjun ke dunia kerja secara langsung.
Sehingga mahasiswa nantinya dapat menerapkannya secara langsung, tidak ragu dan canggung
dalam dunia kerja.
1.2

Rumusan Masalah
1. bagaimana mahasiswa dapat memperluas pengeatahuan dalam lingkungan kerja?
2. bagaimana kegiatan ini mampu mendorong mahasiswa agar mmempunyai minat
menciptakan home industri yang sesuai dengan standart keselamatan dan kesehatan kerja?
3. bagaimana mahasiswa mampu mengidentifikasi hazard yang terdapat pada industri
tersebut?
4. bagaimana cara mengatasi sumber-sumber bahaya yang ada di tempat kerja tersebut ?
1.3

Tujuan Kunjungan Industri


1. Memperluas pengatahuan mahasiswa dalam lingkungan dunia kerja.

2. Mendorong mahasiswa agar mempunyai minat menciptakan home industri yang sesuai dengan
standart keselamatan dan kesehatan kerja.
3. Dapat mengidentifikasi hazard yang terdapat pada industri tersebut, kemudian memecahkan
masalah yang ada.
4. Cara mengatasi sumber-sumber bahaya yang ada di tempat kerja tersebut.
1.4

Manfaat Kunjungan Industri


Kunjungan industri diharapkan dapat menambah pengetahuan dan menerapkan teori-teori yang selama
ini di dapat dari perkuliahan.
1.5

Lokasi Kunjungan Industri


Lokasi kunjungan industri berada di Pabrik Tahu Maulicko Tunggal Sambeng,
Lamongan.

BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Profil Perusahaan
Pabrik Tahu Maulicko Tunggal di bangun tahun 1997 dan terletak di daerah Kabupaten
Lamongan Provinsi Jawa Timur memiliki kesempatan tumbuh dan berkembang menjadi suatu
perusahaan Industri dan dikelola secara baik dan inovatif untuk menghadapi persaingan bebas
diera globalisasi dengan petani sebagai mitra sejati .
Pabrik tahu Maulicko Tunggal ini sudah memiliki surat ijin usaha sejak 2006. Produk yang
dihasilkan adalah tahu mentah dan tahu matang. Pada pabrik ini pekerja dibagi menjadi 3 bagia.
Bagian pertama pada pembuatan tahu mentah sebanyak 7 orang. Bagian kedua pada bagian
pembakaran. Pada bagian ini pekerjabertugas untuk mencari bahan bakar, jumlah pekerja
sebanyak 3 orang. Bagian ketiga adalah bagian penggorengan tahu, pada bagian ini jumlah
pekerja sebanyak 3 orang.
Pendapatan bersih perusahaan + Rp. 3. 000. 000 ,- / hari. Pada pekerja produksi tahu mentah
penghasilannya sebanyak Rp 2. 100. 000,- / bulan, pada pekerja pembakaran penghasilannya Rp.
1. 700. 000,- / bulan, dan pada pekerja penggorengan penghasilannya Rp. 600. 000,- / bulan.
Pada perusahaan ini tidak bersistem mengikuti UMR, namun bersistem borongan
2.2 Alat yang Digunakan pada perusahaan
a. Mesin penggiling kedelai (PMJ 45)
Fungsi dari mesin penggiling tahu ini adalah menggiling / melumat kedelai menjadi
bentuk bubur kedelai.
b. Tungku pembakaran
fungsi dari tungku pembakaran adalah untuk menyalurkan energi panas ke semua tangki
pemasakan.
c. Tangki Perebusan
Fungsi tangki perebusan adalah untuk merebus kedelai yang sudah di giling. Sumber
panasnya didapat dari tangki pembakaran.
d. Pengayak
Fungsi pengayak adalah untuk memisahkan ampas kedelai dengan sari kedelai. Cara
penggunaanya adalah dengan menggoyang-goyangkan sampai sari tahu jatuh ke tempat
fermentasi.
e. Tempat fermentasi sari kedelai
Fungsi tempat fermentasi adalah untuk memfermentasikan sari kedelai dengan campuran
cuka dan air untuk menjadi gumpalan tahu.
f. Tempat percetakan tahu (press)
Fungsi press tahu adalah untuk memadatkan tahu dan membentuk tahu menjadi kotak
kotak atau yang sesuai dengan keinginan pasar
g. Drum kecil (bol tahu)
Fungsi drum tahu adalah untuk menjadi wadah tahu yang sudah siap di pasarkan.

2.3 Teori Hygiene Industri yang ada di Cv


2.3.1 Faktor Fisika
Faktor fisika adalah salah satu faktor yang dapat menimbulkan masalah kesehatan dan
keselamatan kerja meliputi
:
1. Ventilasi
Ventilasi, adalah proses pertukaran udara dengan cara pengeluaran udara terkontaminasi dari
suatu ruang kerja, melalui saluran buang, dan pemasukan udara segar melalui saluran masuk.
Kegunaan Ventilasi :
a. Menyediakan pasokan udara segar di luar secara kontinu.
b. Mempertahankan suhu dan kelembaban di tingkat yang nyaman.
c. Mengurangi potensi bahaya kebakaran atau ledakan.
d. Mencairkan konsentrasi kontaminan dalam udara di lingkungan tempat kerja
e. Mengontrol kontaminan meliputi menghilangkan penggunaan bahan kimia berbahaya atau
material, dan mengganti dengan bahan kimia yang kurang beracun.
2. Kebisingan
Pengertian kebisingan adalah bunyi atau suara yang timbul yang tidak dikehendaki yang sifatnya
mengganngu dan menurunkan daya dengar seseorang (WHS, 1993).
Jenis Kebisingan :
1. Bising kontinu (terus menerus) seperti suara mesin, kipas angin, dll.
2. Bising intermitten (terputus putus) yang terjadi tidak terus menerus seperti suara lalu lintas,
suara pesawat terbang
3. Bising Impulsif yang memiliki perubahan tekanan suara melebihi 40 dB dalam waktu yang
cepat sehingga mengejutkan pendengarnya seperti suara senapan, mercon, dll.
4. Bising impulsif berulang yang terjadi secara berulang-ulang pada periode yang sama seperti
suara mesin tempa.
Pemantauan Kebisingan :
Alat ukur untuk pengukuran kebisingan di tempat kerja adalah Sound Level Meter (SLM) dan
untuk personal monitoring digunakan Noise Dosimeter.
3. Getaran
Getaran adalah suatu factor fisik yang bekerja pada manusia dengan penjalaran ( Transmission )
dari pada tenaga mekanik yang berasal dari sumber goyang (osilattor).
Getaran dihasilkan oleh : Mesin-mesin diesel, mesin produksi, Kendaraan-kendaraan, Tractor,
truk, bus, tank dll
Alat-alat kerja tangan ( hand tool ) dengan menggunakan mesin : jack hammer ( pembuka jalan ),
pneumatic hammer ( pabrik besi ), jack lec drill ( pengebor batu gunung, karang dll )
4. Penerangan atau Cahaya

Cahaya merupakan satu bagian berbagai jenis gelombang elektromagnetis yang terbang ke
angkasa dimana gelombang tersebut memiliki panjang dan frekuensi tertentu yang nilainya dapat
dibedakan dari energy cahaya lainnya dalam spectrum elektromagnetisnya (Suhadri, 2008).
Menurut Kepmenkes no. 1405 tahun 2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja
Perkantoran dan Industri, pencahayaan adalah jumlah penyinaran pada suatu bidang kerja yang
diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara efektif.
5. Iklim kerja
Iklim kerja menurut definisi Permenaker No 13 tahun 2011 tentang Faktor Fisika dan Kimia
adalah hasil perpaduan antara suhu, kelembaban,kecepatan gerakan udara dan panas radiasi
dengan tingkat pengeluaran panas dari tubuh tenaga kerja sebagai akibat dari pekerjaannya.
Paparan terhadap kondisi iklim panas atau dingin yang berlebihan diketahui dapat menghasilkan
penyakit, kecelakaan, bahkan kematian. Karena itu penting bagi ahli K3 untuk memiliki
pengetahuan tentang efek iklim panas dan dingin di tempat kerja.
Kemenaker No. KEP-51/MEN/1999, mendefinisikan iklim kerja sebagai hasil perpaduan antara
suhu, kelembaban, kecepatan gerakan udara dan panas radiasi dengan tingkat pengeluaran panas
dari tubuh tenaga kerja sebagai akibat pekerjaannya. Keputusan Menteri Tenaga Kerja ini juga
merinci NAB untuk Indeks Suhu Basah dan Bola (ISBB)
2.3.2 Faktor Kimia
1. Pengertian B3
Menurut PP No. 18 tahun 1999, yang dimaksud dengan limbah B3 adalah sisa suatu usaha dan
atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan atau beracun yang karena sifat dan atau
konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat
mencemarkan dan atau merusakan lingkungan hidup dan atau membahayakan lingkungan hidup,
kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta mahluk hidup lain. Intinya adalah setiap materi
yang karena konsentrasi dan atau sifat dan atau jumlahnya mengandung B3 dan membahayakan
manusia, mahluk hidup dan lingkungan, apapun jenis sisa bahannya.
Identifikasi limbah B3
Pengidentifikasian limbah B3 digolongkan ke dalam 2 (dua) kategori, yaitu:

1. Berdasarkan sumber
2. Berdasarkan karakteristik
Golongan limbah B3 yang berdasarkan sumber dibagi menjadi:

Limbah B3 dari sumber spesifik;


Limbah B3 dari sumber tidak spesifik;
Limbah B3 dari bahan kimia kadaluarsa, tumpahan, bekas kemasan dan buangan produk yang
tidak memenuhi spesifikasi.

Sedangkan golongan limbah B3 yang berdasarkan karakteristik ditentukan dengan:

mudah meledak;
pengoksidasi;
sangat mudah sekali menyala;
sangat mudah menyala;

mudah menyala;
amat sangat beracun;
sangat beracun;
beracun;
berbahaya;
korosif;
bersifat iritasi;
berbahayabagi lingkungan;
karsinogenik;
teratogenik;
mutagenik.

2. MSDS asam asetat


DESKRIPSI PRODUK
Nama Produk: Cuka
Kode Produk (s) : 89-8110, 84-0935, 84-0975, 95-7860, 97-2901, 97-2923 84-0477, 95-8005, 840486, 84-0487, 84-0880, 84-0884 95-8002
Ukuran
: 7 ml, 500 ml
Nama Kimia
: Acetic Acid
Nomor CAS
: 64-19-7
Formula
: CH3COOH
Sinonim
: asam etanoat
Distributor
: Carolina Perusahaan Pasokan Hayati 2700 Jalan York Burlington, NC 27215
Informasi Kimia : 800-227-1150 (8:00-5:00 (ET) MF)
CHEMTREC (Spill Response Transportasi 24 jam)
: 800-424-9300
3. IDENTIFIKASI BAHAYA
Potensi Efek Kesehatan:
Mata: Dapat menyebabkan iritasi.
Kulit: Dapat menyebabkan iritasi.
Tertelan: Dapat menyebabkan ketidaknyamanan pencernaan.
Penghirupan: Dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan.
Potensi Efek Kesehatan Akut:
Sangat berbahaya jika terjadi kontak kulit (iritan), kontak mata (iritan), menelan, inhalasi.
Berbahaya dalam kasus kulit
hubungi (korosif, permeator), kontak mata (korosif). Cair atau kabut semprotan dapat
menghasilkan kerusakan jaringan terutama pada
selaput lendir mata, mulut dan saluran pernapasan. Kontak kulit dapat menghasilkan luka bakar.
Menghirup kabut semprotan mungkin
menghasilkan iritasi parah saluran pernapasan, yang ditandai dengan batuk, tersedak, atau sesak
napas. Radang

mata ditandai dengan kemerahan, penyiraman, dan gatal. Radang kulit yang ditandai dengan
gatal, kemerahan scaling,, atau,
sesekali, terik.
Potensi Efek Kesehatan kronis:
Berbahaya jika terjadi kontak kulit (iritan), menelan, inhalasi. Efek karsinogenik: Tidak tersedia.
Efek mutagenik: mutagenik untuk sel somatik mamalia. Mutagenik untuk bakteri dan / atau ragi.
Teratogenik
EFEK: Tidak tersedia. PEMBANGUNAN TOKSISITAS: Tidak tersedia. Substansi mungkin
beracun untuk ginjal, mukosa
selaput, kulit, gigi. Paparan berulang atau berkepanjangan untuk zat dapat menghasilkan
kerusakan target organ. Ulang atau kontak yang lama dengan semprotan kabut dapat
menghasilkan iritasi mata kronis dan iritasi kulit yang parah. Berulang atau berlangsung lama
paparan kabut semprotan dapat menghasilkan iritasi saluran pernapasan menyebabkan serangan
sering infeksi bronkus.
4. TINDAKAN PERTAMA AID
Prosedur Darurat dan Pertolongan Pertama:
Mata - Siram dengan air selama minimal 15 menit, menaikkan dan menurunkan kelopak mata
sesekali. Dapatkan perawatan medis jika terjadi iritasi.
Kulit - seksama mencuci area yang terkena selama minimal 15 menit. Hapus yang
terkontaminasi pakaian. Mencuci pakaian yang terkontaminasi sebelum digunakan kembali.
Dapatkan perawatan medis jika terjadi iritasi.
Menelan - Jangan menginduksi muntah. Jika tertelan, jika sadar, berikan banyak air segera dan
memanggil seorang dokter atau pusat kendali racun. Jangan pernah memberikan apapun melalui
mulut kepada orang yang tidak sadar.
Menghirup - Hapus untuk udara segar. Berikan oksigen jika sulit bernapas; memberikan
pernapasan buatan jika napas telah berhenti. Tetap hangat, tenang, dan mendapatkan perhatian
medis.
Kontak Mata:
Periksa dan lepaskan jika ada lensa kontak. Dalam kasus terjadi kontak, segera siram mata
dengan banyak air sekurang-kurangnya 15
menit. Air dingin dapat digunakan. Dapatkan perawatan medis dengan segera.
Kulit Hubungi:
Dalam kasus terjadi kontak, segera basuh kulit dengan banyak air sedikitnya selama 15 menit
saat mengeluarkan pakaian yang terkontaminasi
dan sepatu. Tutup kulit yang teriritasi dengan yg melunakkan. Air dingin mungkin pakaian
used.Wash sebelum digunakan kembali. Benar-benar bersih
sepatu sebelum digunakan kembali. Dapatkan perawatan medis dengan segera.
Kulit Serius Hubungi:
Cuci dengan sabun desinfektan dan menutupi kulit terkontaminasi dengan krim anti-bakteri.
Mencari medis segera

perhatian.
Inhalasi:
Jika terhirup, pindahkan ke udara segar. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan buatan. Jika
sulit bernapas, berikan oksigen. Dapatkan medis
perhatian segera.
Serius Terhirup:
Evakuasi korban ke daerah yang aman secepatnya. Longgarkan pakaian yang ketat seperti kerah,
dasi, ikat pinggang atau ikat pinggang. Jika
sulit bernapas, mengelola oksigen. Jika korban tidak bernafas, melakukan mulut ke mulut
resusitasi. PERINGATAN: Ini mungkin
berbahaya bagi orang yang memberikan bantuan untuk memberikan mulut ke mulut resusitasi
bila bahan dihirup adalah racun, infeksi atau
korosif. Cari bantuan medis segera.
Tertelan:
JANGAN mengusahakan muntah kecuali bila diarahkan berbuat demikian oleh personel medis.
Jangan pernah memberikan apapun melalui mulut kepada bawah sadar
orang. Longgarkan pakaian yang ketat seperti kerah, dasi, ikat pinggang atau ikat pinggang.
Dapatkan bantuan medis jika gejala muncul.
Serius tertelan: Tidak tersedia.
Kadar cuka yang biasanya beredar di pasaran adalah + 25 %. Namun, jika akan dikonsumsi
cuka harus diencerkan terlebih dahulu dengan air.
2.3.3 Faktor Biologi
Bahaya biologi dapat didefinisikan sebagai debu organik yang berasal dari
sumber-sumber biologi yang berbeda seperti virus, bakteri, jamur, protein dari
binatang atau bahan-bahan dari tumbuhan seperti produk serat alam yang
terdegradasi.
Bahaya biologi dapat dibagi menjadi dua yaitu yang menyebabkan infeksi dan non-infeksi.
Bahaya dari yang bersifat non infeksi dapat dibagi lagi menjadi organisme viable racun
biogenik dan alergi biogenik.
Hewan
Seraangga : sengatan
Binatang berbisa : gigitan ular
Binatang buas : Carnovora
Tumbuhan
Debu kayu : Allergi & asma
Debu kapas :allergi saluran nafas
Organisme viable dan racun biogenic.
Organisme viable termasukdi dalamnya jamur, spora dan mycotoxins;
Racun biogenik termasuk endotoxins, aflatoxin dan bakteri.
Perkembangan produk bakterial dan jamur dipengaruhi oleh suhu,

kelembapan dan media dimana mereka tumbuh. Pekerja yang beresiko:


pekerja pada silo bahan pangan, pekerja pada sewage & sludge
treatment, dll. Contoh : Byssinosis, grain fever,Legionnaires disease
2.3.4
Faktor Ergonomi
1. Ergonomi adalah Ilmu atau pendekatan multidisipliner yang bertujuan mengoptimalkan sistem
manusia-pekerjaannya, sehingga tercapai alat, cara dan lingkungan kerja yang sehat, aman,
nyaman, dan efisien (Manuaba, A, 1981).
2. Ergonomi adalah praktek dalam mendesain peralatan dan rincian pekerjaan sesuai dengan
kapabilitas pekerja dengan tujuan untuk mencegah cidera pada pekerja. (OSHA, 2000).
Faktor ergonomi merupakan kenyamanan saat bekerja dalam hal organisasi, lingkungan,
psikologi, dan fisik.
Faktor-faktor yang dapat mengganggu kesehatan pekerja:
1. Posisi saat bekerja
Posisi saat bekerja merupakan posisi pekerja pada saat bekerja. Contohnya seperti posisi
merunduk, berdiri terlalu lama, posisi pengangkatan beban berat, dll. Posisi kerja yang salah
dapat menyebabkan gangguan kesehatan pada pekerja.
2. Faktor psikologi
Faktor psikologi merupakan suatu faktor yang mempengaruhi tingkat emosional maupun
kenyamanan pekerja.
3. Faktor lingkungan
Faktor lingkungan merupakan suatu faktor akibat dari aktivitas produksi. Contohnya seperti
kebersihan lingkungan, saluran pembuangan limbah dan semua yang mengganggu ekosistem
lingkungan.
2.3.5 Faktor-faktor Psikologis
1. Diri Manusia yang mampu berubah
Menurut Stephen Covey dalam buku First Thinks First menjelaskan adanya potensi kemampuan
manusia sebagai prasyarat mewujudkan sebuah komitmen, artinya manusia sebagai makhluk
yang dinamis sehingga mempunyai kemampuan untuk melakukan suatu perubahan terhadap
dirinya sendiri dan lingkungannya. Hal ini disebabkan oleh :
a. Kesadaran diri
Setiap manusia yang ingin berubah harus memiliki kesadaran mengintrospeksi diri sendiri dan
diarahkan pada nilai-nilai maupun kepentingan sosial.
b. Hati nurani
Setiap manusia memiliki hati nurani, sehingga manusia mampu membedakan mana yang baik
dan mana yang buruk.
c. Kehendak bebas
Sebagai pribadi yang otonom, masing-masing manusia mempunyai kehendak bebas untuk
melakukan sebuah tindakan, tapi tidak identik dengan kebebasan. Kehendak bebas lebih
menunjuk pada situasi kemandirian, tidak terkekang dan dilakukan atas dasar tanggung jawab.

d.

Imajinasi kreatif
Dalam diri manusia terdapat imajinasi kreatif, dimana seseorang mampu meramalkan keadaan
dimasa yang akan datang, dengan menciptakan ide-ide baru secara kreatif dan inovatif.

BAB III
PEMBAHASAN (HASIL YANG DIPEROLEH)
Faktor yang Mempengaruhi Keselamatan dan Kesehatan Kerja
3.1 Faktor Fisika
1. Ventilasi
Pada home industri ini, ventilasi yang ada sudah masuk dalam kategori cukup. Hal ini
dapat dilihat dari gambar diatas. Home industry sudah mengantisipasi tingkat bahaya yang lebih
dengan memasang ventilasi lebar. Namun demikian karena panas yang dihasilkan oleh proses
produksi terlalu tinggi berupa uap, sehingga suhu dalam ruangan tersebut terasa panas, yaitu
sebesar 33 0 c.
2. Kebisingan
Kebisingan pada tempat kerja tersebut mencapai 59 dB. Salah satu sumber kebisingan
adalah mesin penggiling kacang kedelai. Sejak berdiri, pabrik ini menggunakan mesin
penggilingan kacang kedelai yang berbahan bakar solar. Namun, sejak tahun 2010, mereka sudah
mulai menggunakan dynamo sebagai sumber penyalaan mesin penggiling kacang kedelai. Hal ini
dilakukan karena mesin sebelumnya yang berbahan bakar solar sangat bising. Selain psikologis
pekerja terganggu, masyarakat sekitar home industry pun ikut merasakannya.
Selain itu, pada home industry ini, para pekerja juga menyalakan tape. Hal ini dapat
memperparah tingkat kebisingan. Namun demikian, hal ini justru dianggap sebagai hiburan
untuk mengusir stress para pegawai.
3. Getaran
Pada home industri ini tidak ada getaran. Karena pemilik sudah mengantisipasinya
dengan memasang alat pereda getar ( spon yang di pasang dibawah mesin
penggilingan ).Sehingga getaran hanya terjadi disekitar mesin penggilingan padi. Itupun tidak
langsung berhubungan langsung dengan para pekerja. Pabrik hanya menggunakan 1 mesin yang
diletakkan diatas dan jauh dari aktivitas kebanyakan pekerja.
4. Penerangan
Pada home industri ini, penerangan yang ada sudah masuk dalam kategori cukup. Hal ini
dikarenakan pencahayaan sangat terang pada saat siang hari meskipun hanya ada satu lampu
untuk membantu penerangan tempat kerja. Lampu ini diletakkan ditengah-tengah ruangan dan
wattnya pun sangat kecil.
5. Iklim kerja
Setelah kami melakukan pengamatan, hasil yang kita dapat dari sisi pekerja adalah
pekerja merasakan ketidaknyamanan. Ketidaknyamanan ini bukan dikarenakan paparan panas

langsung, melainkan akibat dari hasil produksi yang membuat kelembaban atau suhu menjadi
tinggi.
3.1.1
a.
b.
c.
a.
b.
c.

1.
2.
3.

3.1.2

AREC
Penyakit yang mungkin terjadi :
Terpeleset
Tuli
Kesemutan.
Kemungkinan penyebab
Terpeleset dapat terjadi karena lantai tempat kerja yang licin oleh aktivitas produksi.
Tuli dapat disebabkan karena kebisingan yang terjadi pada tempat kerja.
Kesemutan dapat terjadi karena getaran yang bersumber dari mesin.
A Pembersihan alat dan ruang produksi sebelum dan setelah proses produksi,
R Tuli : pekerja sulit diajak bicara saat ditempat kerja, menjawab dengan suara yang keras.
Getaran : pekerja mengalami kesemutan saat berhubungan langsung dengan mesin maupun saat
istirahat kerja.
E KEPMEN TENAGA KERJA 51/MEN/1999, SNI 167061- 2004
C administration Control : melakukan rolling pekerja, mengurangi beban kerja, mengatur jam
kerja
Engineering control : member peredam pada mesin
APD : masker, sarung tangan, sepatu boot.
3.2 Faktor Kimia
Bahan yang di gunakan antara lain :
Kacang kedelai
Cuka
Air
Jadi pada proses produksi tahu di pabrik ini tidak menggunakan bahan kimia yang
berbahaya bagi kesehatan konsumen. Karena bahan-bahan yang di gunakan adalah bahan baku
yang aman untuk dikonsumsi. Home industry ini menggunakan kedelai pilihan.
Dalam penggunaan cuka, pekerja maupun pemilik tidak memiliki takaraan pasti untuk
setiap 10 kg kedelai. Mereka mengukurnya dengan melihat hasil fermentasi. Apabila fermentasi
berhasil maka penggunaan cuka cukup. Penggunaan cuka untuk 1 kali proses memasak yang
menggunakan 10 kg kedelai hanya membutuhkan cuka + 0,5 liter. Kadar asam cuka yang boleh
dikonsumsi adalah 20 % - 25 %.
AREC
Penyakit yang mungkin terjadi : iritasi pada mata, kulit, dan anggota tubuh yang lain.
Kemungkinan penyebab : Paparan dari asam cuka
A Pembersihan alat dan ruang produksi sebelum dan setelah proses produksi, menjaga
kebersihan tempat kerja.
R Kulit mengalami iritasi seperti terserang kutu air

E KEPMEN TENAGA KERJA 51/MEN/1999, SNI 167061- 2004


C administration Control : melakukan rolling pekerja, mengurangi beban kerja, mengatur jam
kerja
APD : masker, sarung tangan, sepatu boot.
3.3 Faktor Biologi
Berdasarkan teori faktor biologi meliputi tumbuhan,hewan, dan mikroorganisme. Pertama
kami akan membahas tingkat kebersihan di lingkungan home industri tersebut. Kebersihan di
lingkungan tempat kerja tersebut belum dikatakan memenuhi standart kebersihan. Karena untuk
pembuangan limbah dalam tempat kerja tersebut masih belum tertata secara baik. Selain itu
limbah hasil produksi juga dialirkan ke sungai sebelum diolah terlebih dahulu.
Selain factor kebersihan, factor bekteri pun terdapat pada home industry ini. Namun bakteri
yang ada adalah bakteri bai yang membantu proses fermentasi dari sari kedelai menjadi
gumpalan tahu.
3.3.1 AREC
Penyakit yang mungkin terjadi : iritasi pada mata, kulit, dan anggota tubuh yang lain.
Kemungkinan penyebab
Paparan dari asam cuka
A Pembersihan alat dan ruang produksi sebelum dan setelah proses produksi, menjaga
kebersihan tempat kerja.
R Kulit mengalami iritasi seperti terserang kutu air
E KEPMEN TENAGA KERJA 51/MEN/1999, SNI 167061- 2004
C administration Control : melakukan rolling pekerja, mengurangi beban kerja, mengatur jam
kerja
APD : masker, sarung tangan, sepatu boot.
3.4 Faktor ergonomic
1. Kenyamanan saat bekerja ( Posisi saat bekerja )
Pada pabrik ini, pekerja dituntut untuk selalu berdiri. Meskipun mereka tidak selalu berdiri
ditempat yang sama. Biasanya mereka berjalan dan bergerak leluasa. Dilihat secara factor
ergonomic tentu saja ini tidak memenuhi factor ergonomic yang telah ditetapkan. Karena pada
produksi ini tidak ada bagian pekerjaan duduk.
Pada bagian pengayakan, pekerja berposisi berdiri dengan sedikit membungkuk. Selain
itu dengan pekerjaan menggoyang-goyangkan alat untuk menyaring sari kedelai membuat
pekerja harus ekstra hati-hati karena lantai yang licin. Ini dapat menyebabkan kecelakaan kerja
berupa terpeleset, dislokasi tulang, sampai saraf terjepit, dan mengalami fraktur.
Pada bagian fermentasi, posisi pekerja juga tidak jauh berbeda dari pengayak. Pekerja
berdiri dan pada bagian ini pekerja lebih sering untuk membungkuk lebih lama. Bahaya yang
dapat ditimbulkan dari pekerjaan ini adalah mengalami lordosis, pengeroposan tulang,
dandislokasi tulang belakang.

3.1.3
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

Pada bagian pembakaran, pekerja biasanya mengangkat bahan bakar. Meskipun beban
yang diangkut tidak terlalu berat, namun bisa terjadi kecelakaan kerja. Ketika berada didepan
tungku pembakaran, pekerja akan terkena paparan panas secara langsung.
AREC
Penyakit yang mungkin terjadi :
Anemia
Thalasemia
Kesemutan
Kram otot
Lordosis
Skoliosis
Stress
Kemungkinan penyebab : kelelahan, tempat kerja yang pengap, kebisingan, posisi bungkuk saat
kerja.
A pengurangan jam kerja, mengurangi tekanan dan frekuensi kebisingan, mengurangi beban
berat.
R mudah lelah, ,mendadak sesak nafas, gemetaran saat tidak bekerja, mengalami kram tibatiba, posisi tubuh bungkuk / condong ke belakang, mudah emosi.
E KEPMEN TENAGA KERJA 51/MEN/1999, SNI 167061- 2004
C administration Control : melakukan rolling pekerja, mengurangi beban kerja, mengatur jam
kerja, sering merubah posisi saat kerja.
Engineering Control : meredam getaran mesin.
APD : masker, sarung tangan, sepatu boot.

3.5 Faktor psikologi


Factor psikologi merupakan factor yang muncul pada mental/pikiran dan hubungan
social pada tempat kerja. Akibat yang timbul dari factor ini biasanya pekerja mengalami stress.
Hal ini disebabkan karena biasanya kurangnya istirahat atau pekerja mengalami titik jenuh
karena pekerja merasa monotone terhadap aktivitas keseharian mereka. Kurangnya refreshing
pekerja. Kesenjangan antara pegawai satu terhadap pegawai lainya juga mendukung factor stress.
Jadi pada suatu home industry seharusnya di adakan suatu kegiatan diluar kegiatan kerja agar
tidak mengalami kejenuhan dan menjaga tenggang rasa terhadap sesame pegawai.
3.5.1 AREC
Penyakit yang mungkin terjadi : stress
Kemungkinan penyebab : kelelahan saat bekerja, kebisingan
A mengkondusifkan tempat kerja
R mudah emosi
E KEPMEN TENAGA KERJA 51/MEN/1999, SNI 167061- 2004
C administration Control : melakukan rolling pekerja, mengurangi beban kerja, mengatur jam
kerja
Engineering control : meredam mesin sumber kebisingan.

APD : earplug jika perlu.


3.3 AREC UMUM ( KESELURUHAN )
A Pembersihan alat dan ruang produksi sebelum dan setelah proses produksi
R Bahaya faktor biologi atau biological hazard (biohazard) didefinisikan sebagai agen
infeksius atau produk yang dihasilkan agen tersebut yang dapat menyebabkan penyakit pada
manusia. Sedangkan agen faktor biologi atau biological agent didefinisikan sebagai
mikroorganisme, kultur sel, atau endoparasit manusia, termasuk yang sudah dimodifikasi secara
genetic, yang dapat menyebabkan infeksi, reaksi alergi, atau menyebabkan bahaya dalam bentuk
lain yang mengganggu kesehatan manusia.
1. Proses Produksi :
Bahan baku yang dipakai : 1. Kedelai
2. Air
3. Cuka
Hasil antara (by product)/Produk akhir : 1. Tahu mentah
2. Tahu goreng
Sampah (cair, padat, asap, debu dsb) : 1. Ampas Tahu, abu sekam hasil pembakaran
Peralatan dan mesin yang digunakan :
a. Mesin penggiling kedelai (PMJ 45)
b. Tungku pembakaran
c. Tangki Perebusan
d. Pengayak
e. Tempat fermentasi sari kedelai
f. Tempat percetakan tahu (press)
g. Drum kecil (bol tahu)
3. Cara kerja setiap unit produksi (manual/SOP)
Penggilingan
Pemasakan ( penggodokan )
Penyaringan ( pengayakan )
Pencetakan ( pengepresan )
4. Plant Survey (dengan daftar periksa) :
Faktor bahaya
- Faktor Kimia : adanya uap yang dihasilkan pada saat kedelai dimasak dan limbah hasil produksi.
- Faktor Fisik : kebisingan yang ditimbulkan pada saat proses penggilingan kedelai. Suhu, getaran,
penerangan dan kelembaban.
- Faktor Biologi : yang membahayakan kesehatan pada proses Industri Tahu yaitu pada golongan
hewan dan tumbuhan. Lingkungan kerja yang kotor bisa menyebabkan Penyakit Akibat Kerja
- Faktor Psikis : suasana kerja dan hubungan antara sesama pekerja
Engineering system/training program/emergency procedure

5. Pendidikan dan Latihan :


Pengenalan pegawai dengan suasana kerja
Pendidikan, penerangan dan penyuluhan
Pedoman/Manual/Prosedur K3
6.Chemichal inventory (MSDS/Label)
7. Process & Equipment Review
1. Penggiling kedelai
- Menghubungkan ke kontak listrik
- Menekan tombol on
- Memasukkan kedelai ke dalam wadah pengenggiling bersamaan dengan air bersih.
- Setelah proses penggilingan selesai, menekan tombol off pada mesin.
8. Prosedur Pemeriksaan Bahaya
9. Process Change Review Procedures : E Kepmen no 333/MEN/1989, kepres no 59/ 1999
C Control (Pengendalian)
- Engineering Control :
- Maintenance mesin
- Enclousing mesin penggilingan
- House keeping
- Pemasangan ventilasi
- Pengendalian debu
- Administrasi Control :
- Mengatur Jam kerja
- Perbanyak minum air putih
- Mengatur Posisi kerja (ergonomic)
- Melakukan rolling pegawai / shift
- Membekali pegawai dengan pengetahuan tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
- APD :
a. Masker
b. Safety shoes (boot)

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 KESIMPULAN
1. Memperluas pengatahuan mahasiswa dalam lingkungan dunia kerja. Dengan dilakukan
pengamatan ke home industry ini kita lebih jelas dan mengetahui tentang bagaimana pengolahan
dan pembuatan tahu yang sebenarnya.
2. Mendorong mahasiswa agar mempunyai minat menciptakan home industri yang sesuai dengan
standart keselamatan dan kesehatan kerja. Berawal dari kita melakukan pengamatan ini kita
dapat mengetahui dan menumbuhkan minat kewirausahaan kita yang sebenarnya ada dalam
setiap kepribadian manusia itu sendiri. Berawal dari minat dan keinginan itulah dapat terciptanya
lapangan kerja yang tentu dilandasi standart keselamatan dan kesehatan kerja.
3. Dapat mengidentifikasi hazard yang terdapat pada industri tersebut, kemudian memecahkan
masalah yang ada. Dari pengamatan langsung ini kita dapat mengetahui bahaya apa saja yang
kemungkinan akan terjadi pada pekerjaan itu sendiri.
4. Mengatasi sumber-sumber bahaya yang ada di tempat kerja tersebut. Setelah melakukan
pengamatan, kita dapat meninjau dan melakukan pembahasan ulang tentang bahaya-bahaya yang
ada pada pekerjaan tahu tersebut. Contohnya seperti, dalam tingkat kebersihan yang kurang
terjaga pula akan mengganggu jalannya pekerjaan. Pekerjaan akan terhambat dengan kondisi
yang kurang mendukung. Serta tingkat higienis dari produk terganggu dan pada akhirnya
keselamatan masyarakat jadi terancam.
4.2 SARAN
Suatu industry sangat membutuhkan yang namanya keselamatan dan kesehatan kerja. Jika
perusahaannya itu sendiri tidak menerapkan system tersebut, maka sedikit banyak akan
berpengaruh dalam hasil produksi dan tingkat keselamatan dan kesehatan para pekerja pun juga
akan terganggu.

Anda mungkin juga menyukai