Oleh:
Riostamenia P. Salaka (2010-83-029)
Pembimbing:
Dr. Rodrigo Limmon, Sp.THT-KL-MARS
LAPORAN
KASUS
Pendahuluan
KNF : tumor ganas daerah kepala dan
leher yang terbanyak di Indonesia (60%)
Ras mongoloid
Konsumis
daging
dan
diawetkan
Penybab utama : EBV
ikan
yang
Laporan Kasus
Identitas Pasien
Nama
: Ny. ML
Umur
: 56 tahun
Jenis kelamin
: Perempuan
Alamat
: Passo
Agama
: KP
Pekerjaan
: Petani
Tanggal periksa
Tempat
Dr.
: 28 Agustus 2015
: Poliklinik THT RSUD
M. Haulussy Ambon
Anamnesis
Keluhan Utama
: Pembengkakan di leher
kanan
Anamnesis Terpimpin:
Anamnesis
Riwayat Penyakit Dahulu: (-)
Riwayat Keluarga : (-)
Riwayat Kebiasaan :
Sering makan ikan asin, daging bakar, dan
sering terpapar asap (membakar rumput
saat berkebun, dan memasak dengan kayu
bakar)
Riwayat Pengobatan :
sudah pernah memeriksakan diri ke dokter
penyakit dalam 1 bulan lalu, dan mendapat
obat oral (pasien lupa nama obat).
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Telinga
Otoskopi
DT
Kanan
Kiri
:
NTT (+)/NTA (-)
NTT (-)/NTA (-)
LT
:
Lapang, masa (+),
Lapang, masa (+)
edema (-), hiperemis (+)
edema (-), hiperemis (-)
MT
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Telinga
Garputala
Kanan
Rinne
:
(-)
Weber
Kiri
(-)
Scwabach
: memanjang
memanjang
Lateralisasi ke kanan
Pemeriksaan Fisik
Hidung Luar
KANAN
KIRI
Bentuk
normal, Bentuk
normal,
hiperemis (-), nyeri hiperemis (-), nyeri
tekan
(-), tekan
deformitas (-)
Rhn anterior
Cavum
deformitas (-)
Konka
Massa (-)
Massa (-)
Edema
(-) Edema
Hiperemis (-)
Septum
(-),
Hiperemis (-)
posterior
(-)
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Sinus Paranasalis :
Transluminasi
Pemeriksaan Tenggorokan
Tonsil
: T1/T1, Tenang
Uvula
: Deviasi ke kiri
Pemeriksaan Leher
Resume
Pasien datang dengan keluhan pembengkakan pada
leher kanan 1 tahun lalu, dan terasa nyeri. Pasien
merasa sesak, sulit menelan, nyeri menelan dan
mulut kering. Batuk darah (+/-). Hidung tersumbat, flu
(+), cairan dari hidung disertai darah (+/-). Wajah dan
kepala kanan keram dan nyeri (+). Nyeri telinga
kanan (+), penurunan pendengaran AD (+), keluar
cairan dari telinga kanan (+), bunyi (-). Pasien sulit
membuka kelopak mata kanan 2 bulan lalu,
penglihatan menurun dan penglihatan ganda (+).
Pasien sering memakan ikan asin, daging bakar, dan
sering terpapar asap. Pem. telinga, ditemukan
perforasi MT AD. Pem. tenggorokan :
bercak
perdarahan, post nasal drip, uvula deviasi ke kiri,
gerakan palatum molle (-). Pem. leher : nyeri tekan
kel. Limfe, pembesaran nodus retroaurikula, nodus
jugularis profunda superior dan medius, teraba massa
Diagnosis
Suspek Karsinoma
Nasofaring stadium IVa+
Otitis Media Supuratif Kronis
Diagnosis Banding
Angina Ludwig
Limfadenopati
Tumor Coli
Pemeriksaan penunjang
PA : Biopsi
CT-Scan
Anjuran
Hindari kontak dengan asap
dan makanan atau daging
makanan yang dibakar/
diasap, dan ikan asin.
Terapi
Ekstraksi serumen
Ciprofloxasin 500 mg 2dd1 tab.
Kapsul nyeri 3dd1 (Na Diclofenac,
Parasetamol, Diazepam).
Anjuran
Hindari kontak dengan asap dan
makanan atau daging makanan
yang dibakar/ diasap, dan ikan
asin.
Follow-up
S: Keluar cairan dari telinga kanan
Anatomi
Nasofaring terletak dibelakang rongga hidung
Nasofaring mempunyai atap, dasar, dinding
anterior, dinding posterior,dan dinding lateral.
Dinding lateral pada tiap-tiap sisi mempunyai
muara tuba auditiva dari cavum timpani ke
nasofaring.
Tuba auditiva terbentang dari dinding anterior
cavum timpani ke bawah, depan, dan medial
sampai ke nasofaring.
Tubaauditiva berfungsi menyeimbangkan
tekanan udara di dalam cavum tympani
dengan nasopharynx
Definisi : KNF
KNF : penyakit dimana sel-sel kanker
berkembang dari jaringan nasofaring,
terjadi ketika sel-sel membelah terlalu
cepat dan tumbuh dengan cara tak
terkendali. Pertumbuhan kanker dapat
menyerang jaringan sekitarnya dan bahkan
menyebar ke bagian lain dari tubuh.
Karsinoma sel skuamosa : jenis terbanyak
Karsinoma nasofaring, yang biasanya
berkembang disekitar ostium dari tuba
auditiva (eustasius) di dinding lateral
nasofaring
Epidemiologi
KNF: tumor ganas daerah kepala dan leher
yang terbanyak di Indonesia (60%), hampir
merata di setiap daerah.
Ras mongoloid : Cina selatan, Hongkong,
Vietnam, Thailand, Malaysia Singapura, dan
Indonesia.
Di Amerika Serikat : Keturunan Asia, Timur
Tengah, dan Afrika Utara lebih sering terkena.
Rasio L : P = 2:1
Tinggi pada usia 50-60 tahun
Etiopatogenesis
EBV : potensi onkogenik dan dapat
mengubah sel terinfeksi menjadi sel ganas.
Faktor makanan seperti makanan diawetkan
(ikan asin), difermentasi, dan diasapi dapat
meningkatkan kandungan nitrosamin, dapat
mengaktivasi Epstein-Barr virus (EBV) dan
mempromosi perkembangan KNF.4
Minuman beralkohol juga dapat
meningkatkan risiko terkena KNF.
Gejala Klinis
nasofaring dan hidung (78%): epistaksis ringan
dan sumbatan hidung.
telinga (73%), : gejala dini, karena tempat asal
tumor dekat muara tuba Eustachius. infeksi
telinga tinnitus, otalgia.
Paralisis N. kranial (25%): berhubungan dengan
rongga tengkorak. Melalui foramen laserum : N.
3,4,5,6, -> diplopia, neuralgia trigeminal (sering
ditemukan).
Stadium lanjut : N. 9, 10, 11, 12 (foramen
jugulare: sindrom Jackson), seluruh n.kranial
(sindrom unilateral).
Metastasis ke kel. leher (63%): benjolan di leher
yang mendorong pasien untuk berobat, karena
Diagnosis
Anamnesis
Biopsi : Golden standar
CT-Scan
Titer EBV
Penatalaksanaan
Radoterapi: pengobatan utama, yang
dilanjutkan dengan kemoterapi.
Dengan menggunakan Cisplatin, 5fluorouracil, dan radioterapi secara
bersamaan telah terbukti
meningkatkan kelangsungan hidup.
Kemoradioterapi dengan gemcitabine
dan cisplatin telah terbukti
meningkatkan kelangsungan hidup.
Komplikasi
Prognosis
Angka bertahan hidup 5 Tahun pasien
karsinoma Nasofaring bergantung dari
stadium kanker.1
Stadium I : 76,9%
Stadium II : 56,0%
Stadium III : 38,4%
Stadium IV : 16,4%
Kesimpulan
Kesimpulan
Dari hasil anamnesis dan pemfis,
diagnosis:
Suspek Otitis Media Supuratif Kronik
et causa Karsinoma Nasofaring
stadium IVa (T4N1M0)
Sebab tumor tersebut telah melibatkan
saraf kranial, dan metastase kelenjar getah
bening unilateral, dengan ukuran 6 cm,
diatas fossa supraklavikula, serta tidak ada
TERIMA KASIH