Anda di halaman 1dari 3

PERENCANAAN STRUKTUR BAJA MENGGUNAKAN KOMBINASI

SISTEM RANGKA BRESING TAHAN TEKUK


DAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS
DENGAN METODA ASD DAN METODA LRFD

Oleh
Hendra
NIM 15008128
(Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Program Studi Teknik Sipil)

Sistem struktur rangka baja berpengaku tahan tekuk (SRBTT) merupakan sistem struktur
pemikul gempa lateral yang masih baru di Indonesia. Bila terjadi gempa besar, bresing tahan
tekuk menyerap energi yang besar melalui pelelehan bresing tahan tekuk yang memiliki
kapasitas yang setara pada kondisi tarik maupun tekan. Bresing tahan tekuk menjadi efektif
sebagai elemen struktur untuk menyerap gaya gempa lateral. Sistem struktur pemikul gempa
lateral lainnya yang lebih dahulu dikenal adalah Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus
(SRPMK), yang menyerap energi yang besar melalui mekanisme pelelehan balok. Pelelehan
direncanakan hanya terjadi dibalok saja. Kolom didesain berdasarkan kapasitas balok untuk
menghindari kelelehan kolom yang dapat menyebabkan keruntuhan struktur (soft story).

Tugas akhir ini mengkaji perencanaan struktur gedung baja menggunakan kombinasi Sistem
Rangka Bresing Tahan Tekuk (SRBTT) dan Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK)
dengan metoda ASD ( Allowable Stress Design) yang berdasarkan pada tegangan izin dan
metoda LRFD ( Load Resistance Factor Design) yang berdasarkan pada kekuatan batas struktur.
Perencanaan dilakukan dengan menerapkan konsep capacity design untuk menjamin kelelehan
pertama akibat gempa besar terjadi pada semua elemen bresing yang dilanjutkan pada elemen
struktur lainnya seperti balok dan kolom pada SRPMK.
Beberapa peraturan digunakan untuk menjadi acuan yang mutakhir dalam perencanaan struktur
gedung ini adalah ANSI/AISC 341-10 (Seismic Provisions for Structural Steel Buildings)
Institute of Steel Construction), ANSI/AISC 360-10 (Specification for Structural Steel

Buildings), ASCE/SEI 7-10 (Minimum Design Loads for Buildings and Other Structures), Draft
RSNI 03-1726-201x (Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan
Gedung dan non Gedung dan Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung ( PPIUG) 1987.

Perencanaan struktur dilakukan terhadap gedung apartemen berukuran 30 x 30 meter persegi


yang akan dibangun di kota Bandung dengan kondisi tanah sedang. Preliminary design
dilakukan untuk mengetahui beban gempa rencana yang akan terjadi pada struktur gedung
dengan memperhatikan faktor okupansi gedung. Gaya gempa rencana dibatasi dengan perioda
Rayleigh sehingga gaya gempa rencana yang terjadi diharapkan mendekati gaya gempa aktual.
Pemodelan dan analisis gedung menggunakan program ETABS versi 9.7.1 untuk mendapatkan
gaya dalam elemen struktur. Perencanaan elemen struktur gedung dilakukan dengan
menggunakan metoda ASD dan metoda LRFD yang hasilnya ditampilkan dalam bentuk
displacement, kekakuan, gaya dalam, perencanaan elemen struktur, berat struktur dan hasil
analisis pushover.

Perencanaan elemen struktur diawali dengan desain elemen bresing tahan tekuk yang mampu
mengalami perpanjangan maupun perpendekan akibat 2 kali simpangan desain inelastik antar
lantai. Perencanaan elemen balok dan kolom dilakukan dengan memperhitungkan gaya dalam
pada saat bresing mencapai kapasitas batasnya yang telah memperhitungkan faktor kuat lebih.
Analisis pushover dilakukan dengan memberikan pembebanan lateral terus menerus untuk
mengkaji kinerja struktur hasil desain sampai struktur mengalami keruntuhan.

Hasil kajian menunjukkan bahwa hirarki kelelehan yang terjadi sesuai dengan konsep capacity
design yaitu penyerapan energi gempa melalui kelelehan pertama pada bresing tahan tekuk dan
dilanjutkan kelelehan pada ujung-ujung balok pada SRPMK. Hasil kajian dengan metoda ASD
dan LRFD tidak menunjukkan perbedaan signifikan dalam hal kekakuan, simpangan antar lantai,
gaya dalam, berat struktur dan hasil analisis pushover. Hasil kajian juga menunjukkan bahwa
berat struktur dengan sistem ganda lebih ringan daripada sistem tunggal SRPMK karena elemen
kolom yang digunakan lebih besar dan terbatas dengan profil tersedia. Sistem struktur ganda
SRBTT-SRPMK terdapat bresing tahan tekuk yang menyebabkan kekuatan elastik struktur yang
lebih tinggi dan simpangan yang lebih kecil daripada sistem tunggal SRPMK, namun sistem

tunggal SRPMK menunjukkan sistem yang lebih daktail daripada sistem ganda SRBTTSRPMK. Hal itu disebabkan pada sistem tunggal SRPMK, banyak terjadi kelelehan pada tiaptiap balok sehingga simpangan yang terjadi makin besar.

Kata kunci: bresing tahan tekuk, metode ASD, metoda LRFD, capacity design, ,faktor
overstrength, leleh, analisis pushover.

Anda mungkin juga menyukai