Anda di halaman 1dari 7

Hospital Laundry

Dunia kesehatan saat ini menjadi suatu sasaran bisnis yang cukup menguntungkan, dimana
sarana kesehatan memang sangat diperlukan oleh masyarakat bahkan dari depatermen
terkait sudah memberikan ijin untukl pendirian rumah sakit sebagai sarana bisnis namun
masih berperan dalam konteks sosial masyarakat, artinya masih menerima pasien-pasien
dari golongan kurang mampu yang dijamin oleh Pemerintah. Sebagai sarana bisnis maka
pelayanan yang menjadi sasaran dalam bisnis rumah sakit menjadi prioritas sehingga antar
rumah sakit sudah menerapkan pola pelayanan yang berbeda-beda. Sekian banyak pola
pelayanan yang diberikan dalam bisnis rumah sakit, salah satunya adalah pelayanan dalam
rawat inap, dimana salah satu komponen dalam pelayanan rawat inap adalah
digunankannya LINEN (bahan tenun/tekstil yang digunakan dalam pelayanan rawat inap,
contoh : sepray, sarung bantal, kimono p[asien, gorden, dll). Setelah dipelajari ternyata
investasi linen merupakan investasi yang cukup besar dalam bisnis rumah sakit, sehingga
apabila ada kesalahan dalam pengadaan linen maka rumah sakit harus menanggung
kerugian yang cukup besar seperti; angka kuman linen yang tinggi, kualitas linen yang
rendah, linen yang cepat rusak, linen yang tidak dapat bersih saat dicuci, dll.
Hal tersebut menjadikan pertimbangan secara khusus oleh pihak rumah sakit, sementara ini
dunia pendidikan di Indonesia hanya ada pada level Teknologi Tekstil atau dalam bidang
Tekstil saja bukan dalam proses perawatan tekstil, ini membuat perawatan tekstil menjadi
kendala, untuk hal tersebut terdapat bisnis penunjang yang ada yaitu LAUNDRY. Laundry
yang berkembang saat ini adalah laundry untuk retail dan hotel, ada juga yang disebut
laundry rumahan, pada dasarnya laundry saat ini belum ada pendidikan secara formal yang
ada pendidikan secara otodidag (secara turun-temurun). Walaupun laundry adalah proses
pencucian dan semua orang terlahir dengan kemampuan untuk mencuci maka hal tersebut
menjadi hal yang disepelan oleh banyak orang, namun demikian saat ini laundry menjadi
sasaran yang menguntungkan bagi bisnis, disini membuat bermunculan laundry-laundry di
hampir seluruh wilayah Indonesia.
Sebelum berbicara secara jauh tentang laundry maka harus dipahami beberapa hal terlebih
dahulu,
yaitu
:
1.
Tekstil
dan
teknologinya
2.
Kimia
Laundry
sebagai
bahan
pencuci
3.
Air
sebagai
media
pencuci
4.
Mesin
cuci
sebagai
sarana
pencuci
5.
Sistem
pengelolaan
air
limbah
(IPAL)
yang
digunakan
6.
Mikrobiologi
dan
pertumbuhan
mikroorganisme
Minimal untuk menguasai dasar-dasar yang ada dari 6 (enam) hal diatas sangat mendukung
dalam kegiatan laundry. Kemampuan dari seorang laundryman adalahmenerapkan hal-hal
diatas dalam kegiatan produksi laundry sehingga akan didapatkan keuntungan dan
keawetan dari linen yang dicuci.
1. TEKSTIL & TEKNOLOGINYA.
Untuk mengetahui proses pencucian yang tepat maka harus diketahui terlebih dahulu
material dari linen tersebut, bahan dasar dari linen adalah tekstil/kain/bahan, sedangkan
tekstil dibuat dari serat-serat yang asalnya dari alam ataupun buatan manusia, serat alam
contohnya kapas/cotton, sedangkan serat sintetis/buatan sering disebut polyester.
Sifat dari cotton adalah tidak tahan dengan proses pencucian, mudah kusut, menyerap
keringat..dll
Sifat dari polyester adalah tahan terhadap proses pencucian, tidak mudah kusut,
panas/tidak
menyerap
keringat..dll
Teknologi yang ada adalah penggabungan dari dua material tersebut sehingga menjadi
poly-cotton ( CVC untuk komposisi cotton lebih banyak dibandingkan polyester, TC untuk
komposisi polyester lebih banyak dibandingkan cotton ).

Tahun 2000 yang lalu ada teknologi pada tekstil yaitu dengan melapisi tekstil yang sudah
jadi menggunakan kimia tertentu sehingga apabila terkena noda maka proses pencuciannya
mudah hilangnya noda tersebut teknologi ini disebut Soil Release (SR).
Ada juga yang menggunakan sistem yang sama namun menggunakan kimia yang beda
sehingga tekstil tersebut apabila terkena cairan akan seperti air diatas daun talas/keladi jadi
tidak menembus dan meresap dalam tekstil tersebut produk ini diberi nama Water Repalent
(WR).
Teknologi SR digunakan pada lokasi linen baju seragam kamar operasi (OK), ICU, NICU
dan UGD/IGD, semetara pada WR digunakan untuk mengantikan posisi apron/celemek
pada dokter yang sedang melakukan tindakan operasi (jas operasi).
Sementara TC digunakan pada sepray rawat inap sehingga kandungan polyester yang
tinggi akan memudahkan perawatan linen tersebut.

Perlu diketahui juga bahwa ketebalan tekstil bukan berarti


menjadi lebih tahan lama sebab tekstil diproduksi paling maksimal bertahan 300 kali proses
pencucian standar, artinya pencucian seperti perlakuakn di rumah tangga, sementara
proses pencucian laundry menggunakan kimia yang lebih kuat dan proses yang lebih keras
sehingga standar yang digunakan maksimal adalah 200 kali proses pencucian. Pada linen
operasi karena ada perlakuan sterilisasi (CSSD) maka linen akan menurun menjadi 150 kali
proses pencucian.
Desain pada linen rumah sakit akan mempengaruhi biaya perawatnnya sebab semakin
besar dan tebal bahan linen maka semakin banyak kimia yang digunakan, semakin lama
proses pencuciannya, dan semakin besar biaya produksinya. Untuk hal tersebut
diperhitungkan dengan desain dari linen yang akan digunakan.
Proses pembuatannya linen juga akan berpengaruh pada proses perawatan linen tersebut
seperti penggunaan kancing akan berpengaruh pada proses produksi pencucian,
banyaknya sambungan baju pada linen akan menimbulkan angka nosokomial yang
rentan..dll.
Sehingga pada pemilihan bahan baku untuk linen rumah sakit tidak asal-asalan perlu
diperhitungkan untuk mendapatkan yang terbaik.
2. KIMIA LAUNDRY SEBAGAI BAHAN PENCUCI
Proses pencucian membutuhkan bahan untuk media penghilang noda karena sifat noda
adalah asam maka bahan kimia untuk penghilang noda bersifat basa hal tersebut digunakan
sistem ikatan atom dimana asam dan basa seimbang kan menjadi netral yang dianggap
bersih karena noda terangkat sehingga linen menjadi bersih. Namun apakah noda hanya
asam saja? ternyata tidak masih ada warna/zat pewarna, lemak/minyak, protein, debu dll.
Untuk mengatasi noda-noda tersebut maka dibuat kimia yang berbeda-beda menurut
kegunaannya, antara lain :
A. Detergen

Penghilang noda asam sehingga bersifat basa, dengan pH antara 11-12 bekerja dengan
sistem ikatan atom antara asam dan basa sehingga noda akan terangkat dan larut dalam
proses pencucian, pemakaian suhu air saat proses pencucian akan memaksimalkan proses
yang berlangsung dengan rata-rata suhu air antara 60-80 C, rata-rata detergen bekerja
selama 10-15 menit saat proses pencucian dengan jumlah dan takaran tertentu.
Detergen yang digunakan pada proses pencucian secara umum (yang dijual dipasaran
umum) sistem bekerjanya sama hanya pada detergen laundry akan lebih kuat maka
digunakan
sarung tangan
untuk mencegah
iritasi
pada tangan
pekerja.
Komposisi detergen retail adalah lehih lembut dan netral sehingga kondisi air tidak
berpengaruh banyak terhjadap daya kerja detergen hanya jumlahnya akan berbeda saat
proses pencuciannya.
B. Alkalin
Alkalin bekerja memaksa noda untuk keluar dari serat kain sehingga alkalin akan
memberikan keuntungan besar saat proses pencucian, karena alkalin akan membantu kerja
dari detergen secara maksimal, mempunyai pH antara 12-13 daya kerja alkalin adalah
memberikan tegangan pada permukaan kain sehingga akan menambah kekuatan pada
daya gesekan saat proses pencucian sehingga noda cepat hilang. Sifat jelek alkalin adalah
membuat linen menjadi cepat rusak (bladus/serat kain akan putus dan terangkat ke
permukaan kain) bahkan dengan pemakaian yang terus menerus dalam jumlah besar akan
membuat linen menjadi cepat rusak/sobek. Campuran antara alkalin dan detergen akan
dapat menghilangkan noda darah secara cepat. Kandungan alkalin tinggi biasanya terdapat
pada produk sabun colek, sabun batangan dan beberapa produk sabun mandi (sering
menimbulkan iritasi atau kulit menjadi kering).
C. Emulsi
Emulsi atau Pengemulsi adalah pembuat busa sehingga apabila ditambahkan emulsi pada
proses pencucian maka akan timbul busa lebih banyak dibandingkan tanpa emulsi, sifat
busa atau foam adalah mengankat minyak/lemak pada noda yang ada di linen sehingga
emulsi akan membantu detergen dalam mengangkat noda lemak/minyak. mempunyai pH
antara 10-11 akan bekerja secara baik pada suhu antara 50-75 C. Sifat foam atau busa
adalah tidak dapat diuraikan maka pemakaian emulsi harus hati-hati sebab limbahnya
berupa busa sangat rentan pada pengolahan limbah (dapat mematikan mikroorganisme
pada perlakuan pengelolaan air limbah.
D. Chlorin / Bleach
Digunakan untuk memutihkan linen putih, bekerja dengan cara mengangkat oksigen dari
linen sehingga untuk linen warna akan berubah menjadi putih, mempunyai pH antara 8-9
dengan kemampuan bekerja lebih maksimal pada suhu 60 C, kandungan tertentu dari
chlorin dapat digunakan sebagai penyeka noda infeksius pada permukaan keras, dan
chlorin bukan sebagai disinfektan linen sebab pemakaian yang berlebihan akan merusak
linen tersebut baik linen warna ataupun linen putih.
E. Oxygen Bleach
Adalah kebalikan dari chlorin, bekerja dengan menambahkan oksigen pada noda sehingga
noda akan tersamar, bekerja dengan pH 10-11, pada suhu 70 C akan lebih maksimal kerja
dari oxygen bleach tersebut. Pada proses terentu banyak digunakan untuk menabah
cemerlang kain warna, sifatnya adalah menagkat lapisan warna kain sehingga akan terlihat
warna kain menjadi lebih cerah. Beberapa produsen menambahkan oxygen bleach dengan
H2O2 (hydrogen peroksida) dan digunakan sebagai penghilang noda darah (noda darah
akan menjadi busa apabila terkena H2O2, sifat H2O2 akan membuat korosif baik pada linen
ataupun pada mesin apabila terkena kulit akan menyebabkan iritasi ringan.
F. Strach

Bubuk putih mengandung tepung jagung yang berguna untuk mengkakukan linen atau
tekstil, mempunyai pH antara 5-5,5 digunakan untuk melapisi linen sehingga tahan terhadap
noda namun linen menjadi kaku karena sifat dari tepung jagung tersebut. Strach banyak
digunakan oleh orang-orang Jepang dan China dimana baju-baju mereka terlihat kaku dan
selalu rapi juga terlihat pada seragam Angkatan Laut.
G. Netralizer / Sour
Digunakan untuk menetralkan sifat kimia pada proses pencucian sebelumnya, seperti
detergen, alkalin dan emulsi. Mempunyai pH antara 4-5, karena proses pencucian
digunakan basa sebagai penghilang noda maka sifat dari netralizer/sour adalah asam.
H. Softener / Pewangi / Pelembut
Digunakan sebagai pelembut dan pewangi sehingga linen yang dicuci akan menjadi lembut
dan wangi, aroma wewangian yang digunakan biasanya buah atau bunga, banyak
dijual dipasaran umum, untukl linen yang di sterilisasi diharapkan tidak digunakan softener
sebab akan beraksi saat dilakukan CSSD. Dibuat dari lemak hewan atau minyak tumbuhan
yang akan terurai apabila dilakukan proses pencucian.
I. Disinfektan
Adalah pembunuh mikroorganisme yang digunakan khusus untuk linen, disinfektan yang
baik akan mempunyai sifat; bersektrum luas, bekerja cepat/waktu kontak singkat, toksisitas
rendah, tidak mengiritasi, tidak korosif dan memiliki aktifitas residual. Proses pencucian linen
rumah sakit harus mengunakan disinfektan sebab depatermen kesehatan RI sudah
menyampaikan bahwa : cairan yang keluar dari orang sakit adalah infeksius, sehingga harus
dicuci mengunakan disinfektan untuk mencegah timbulnya nosokomial.
Setiap produsen kimia laundry akan menerbitkan Material Safety Data Sheet (MSDS) adalah
bagaimana kimia laundry tersebut dibuat dengan komposisi kimia apa saja dibuat sehingga
menjadi kimia yang siap jual. Sebagai pendampingnya adalah Technical Data Sheet (TDS)
adalah bagaimana cara pemakaian dari kimia tersebut aturan pakai, suhu air..dll.
Selain hal tersebut akan dilakukan proses pengujian pemakaian kimia laundry tersebut
dalam proses yang ada sehingga dari pihak produsen akan membuat Washing Formula
adalah proses bagaimana kimia itu digunakan untuk menentukan komposisi, jumlah dan
cara pencuciannya yang sesuai dengan produk yang dibuat oleh produsen kimia laundry
tersebut.
3. AIR SEBAGAI MEDIA PENCUCI
Pada dasarnya air berasal dari 3 (tiga) yaitu, air permukaan ( sungai, danau dll), air dalam
(mata air) dan air hujan (penguapan permukaan air oleh matahari benjadi awan dan turun
sebagi air hujan). Air sebagai bahan baku proses pencucian maka air mempunyai peranan
yang sangat penting dalam proses ini, dimana kerja detergen dan kimia laundry lain akan
maksimal apabila kondisi air sesuai standar yang diberlakukan. Mutu air yang bagus adalah
yang sesuai untuk air minum. Pada kesadahan air tinggi (hard water) akan mengakibatkan
kerja kimia laundry tidak maksimal, sementara pH yang rendah akan membuat detergen
menjadi boros pemakiannya, sementara pH yang tinggi pemakaian detergen semakin
rendah namun akan berakibat pada hasil pencucian yang terlihat kurang pada linen yang
dicuci.
Perhatikan kandunag chlorin pada air yang digunakan untuk proses pencucian dimana air
dari perusahaan air minum biasanya menggunakan chlorin untuk penjernih air yang
diedarkan untuk itu pengujian chlorin, hardness dan pH air yang rutinitas diujikan.
4. MESIN CUCI SEBAGAI SARANA PENCUCI

Mesin cuci sebagai sarana penunjang dalam proses pencucian


sebenarnya tingkat kemampuan SDM yang menjadi prioritas utama dalam dunia laundry
sebab SDM yang kurang mampu akan mengakibatkan keuntungan yang berkurang dari
pendapatan perusahaan. Kemampuan mesin ditopang oleh adanya teknologi, namun
sehebat-hebatnya teknologi masih belum mampu menungguli kemampuan manusia sebagai
mahluk Tuhan. Kemampuan mesin pada proses pencucian belum akan maksimal apabila
tidak dilakukan spoel hocg/spoting dimana noda yang ada harus diangkat dulu
menggunakan penyikatan (mekanikal action) setelah itu baru diserahkan ke mesin cuci dan
kimia laundry yang akan menyelesaikan akhir dari proses pencucian tersebut.
Mesin

yang

mendukung

dari

kegiatan

laundry

rumah

sakit

adalah mesin

tumbler dan mesin roll ironer atau flat work ironer. Tumler
adalah mesin yang digunakan untuk mengeringkan cucian sehingga cucian kering dan siap
untuk disetrika, sementara mesin flatwork ironer atau mesin roll adalah mesin setrikaan
untuk
linen
yang
flat
atau
datar
seperti
sarung
bantal,
sepray
dll.
Sementara kemampuan SDM yang ada akan dapat memanfaatkan mesin roll untuk
menyetrika baju, kimono, celana seragam OK, dll. Sehingga kemampuan SDM yang baik
akan dapat memanfaatkan kondisi apapun dalam laundry tersebut, hal ini ditunjang dengan
pendidikan yang diperopleh oleh SDM tersebut sehingga mampunyai inovasi-inovasi dalam
melaksanakan kegiatan produksi laundry, disamping menerapkan kemampunnya untuk
menghemat
biaya-biaya
yang
tidak
diperlukan.
Perawatan mesin-mesin laundry harus sama dengan perawatan kendaraan bermotor,
dimana biasanya suplier mesin tidak memberikan acuan yang pasti hanya ada garansi dan
diharapkan adanya kontrak service nantinya. Secara sederhana dalam buku bawaan mesin
(handbook) biasanya dicantumkan kapan perawatan dibutuhkan namuan apabila masih
kurang memahami maka pakailah sestim jam sebagai batasan pemakaian mesin tersebut
artinya pemakian mesin selama 200 jam maka mesin harus diservice bearing, vanbelt dll.
Cara untuk menghitung jam adalah pemakaian sehari berapa jam dijumlahkan selala
beberapa hari sehingga menghasilkan angka jam sebesar 200 jam, maka saat itu mesin
harus
diservice.
Kebersihan mesin harus dijaga sehingga mesin tidak mudah keropos atau kotor gunakan
Standard Opertion Prosedure (SOP) untuk kebersihan dan cara pengoperasiam mesin,
sehingga mesin akan lebih awet dan terlihat bersih.

5. SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAH (IPAL) YANG DIGUNAKAN


Harus diingat bahwa laundry rumah sakit adalah penyumbang limbah cair terbesar yaitu
sebanyak 40% limbah cair yang ada di rumah sakit, sehingga sistem pengelolaan air limbah
di rumah sakit harus ektra kerja keras apabila dari pihak laundry tidak mengunakan kimia
laundry
yang
ramah
lingkungan.
Komposisi limbah cair yang dibuang dari laundry tidak terkait dengan kotoran yang ada
sebab adanya spoel hocg diwajibakan sehingga ada noda tertentu yang tidak boleh dibuang
melalui laundry seperti sisa jaringan tubuh, kapas bekas pembalut luka, dll (dapat dilihat
pada sistem pembuangan kontener warna dimana warna menunjukkan bagaimana sampah
tersebut diperlakukan dan dibuangnya apakah dibakar atau dibuang ke TPA).
Kimia laundry mempunyai peranan yang sangat besar dalam pengolahan air limbah dimana
air yang dibuang mengandung atom-atom bebas yang ada kemungkinan dapat mengikat
dengan atom bebas buangan limbah lain yang nantinya akan menjadi ikatan atom yang
berbahaya.
Sesuai dengan macam kimia laundry yang digunakan maka kimia tersebut sangat
berbahaya apabila dalam jumlah tertentu dibuang ke IPAL atau dalam jumlah tertentu
terdapat atom bebas yang mengalir di IPAL, detergen akan membuat bakteri mati dalam
kandungan jumlah tertentu, emulsi yang membuat busa banyak akan mengalirkan busa di
IPAL sehingga lapisan atas permukaan kolam limbah akan tertutup oleh busa dari emulsi
dimana busa tersebut tidak dapat diurai sehingga bakteri aerob yang ada dipermukaan
kolam akan mati karena tidak dapat bernapas, chlorin dalam jumlah tertentu akan dapat
digunakan sebagai disinfektan sehingga jumlah tertentu larutan chlorin maka akan
membunuh mikroorganisme yang ada di IPAL sehingga IPAL akan terganggu kegiatannya
ada kemungkinan seluruh mikroorganisme di IPAL akan mati semua dan IPAL tidak
berfungsi lagi, netralizer/sour juga akan akan berpengaruh pada pengolahan air limbah
karena sifat asam basa dari sour tesebut,sementara softener mempunyai sifat yang sukar
dipecah
atomnya.
Hal tersebut membuat laundry punya peranan sangat penting dalam pengelolaan air limbah
rumah sakit, sebab rumah sakit yang limbahnya tidak dikelola dengan baik akan dicabut
ijinnya oleh DEPKES.
6. MIKROBIOLOGI DAN PERTUMBUHAN MIKROORGANISME
Pertumbuhan angka mikroorganisme dalam linen akan menimbulkan terjadinya infeksi
nosokomial untuk itu proses pencucian sangat diperhatikan selain penyimpanan pada linen
room, pengambilan angka kuman pada linen rumah sakit dilakukan setiap 6 (enam) bulan
sekali dimana pengambilan ini akan dilaporkan secara rutin ke pihak terkait.
Proses pencucian yang benar dengan menggunakan disinfektan yang tepat sehingga
kuman mati namun limbahnya tidak mempengaruhi pengolahan air limbahnya (IPAL) hal
tersebut yang sangat diharapkan oleh bagian kesehatan lingkungan rumah sakit (KESLING).
Pedoman yang digunakan dalam pengambilan angka kuman tersebut adalah Kepmenkes
No. 1204/Kepmenkes/SK/X/2004, tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah
Sakit.
Dunia bisnis laundry memang sangat menguntungkan ditinjau dari segi keuntungan maka
banyak sistem yang dapat dipadukan dalam bisnis ini, sasaran laundry bukan hanya
mencuci namun juga memberikan pelayanan prima pada konsumen. Sementara ini banyak
konsultan ataupun pengusah laundry hanya berfikir pada keuntungan dari bisnis laundry
namun sisi-sisi yang lain dari laundry tidak pernah diperhatikan maka mereka hanya berfikir
mendapatkan keuntungan dari penjualan merawat atau mencuci saja, bagaimana sisi-sisi
yang lain dari keuntungan bisnin ini?????????
Apa yang membedakan bisnis laundry dengan mencuci baju yang dilakukan oleh para ibuibu yang menerima cucian dan setrika ???????

Saat ini saya belum bisa menjelaskan di forum ini sebab forum ini hanya membahas
masalah laundry rumah sakit jadi akan saya buat lagi blok khusus tentang mengelola bisnis
laundry secara menguntungkan dari sudut pandang UKM (usaha kredit menengah) karena
saya ngak fasih dengan cooperate, membangun intrik dari sisi UKM menanggapi politik
cooperate dari sudut pandang teknik, startegi dan keuntungan.

Anda mungkin juga menyukai