Anda di halaman 1dari 30

4.1.

TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KERANGKA ACUAN KERJA


4.1.1. Umum
Pemahaman terhadap isi Kerangka Acuan Kerja Konsultan Advisory
Penyusunan Rencana Akses Air Minum 100% Berbasis Lingkungan
(Kelurahan Desa) (PKPAM 35) merupakan bagian isi Proposal Teknis
yang akan dijadikan salah satu bahan penilaian Kelompok Kerja Unit
Layanan Pengadaan (ULP) Aceh Pada Satuan Kerja Pengembangan Air
Minum dan Sanitasi Provinsi Aceh, Kementrian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Tahun Anggaran 2015.
Pemahaman kami sebagai Penyedia Jasa Konsultansi yang mengajukan
proposal teknis ini terhadap isi Kerangka Acuan Kerja Konsultan Advisory
Penyusunan Rencana Akses Air Minum 100% Berbasis Lingkungan
(Kelurahan Desa) (PKPAM 35) mencakup hal-hal sebagai berikut :

Latar Belakang

Maksud dan Tujuan

Lokasi Kegiatan

Pendanaan

Lingkup Kegiatan

Waktu Pelaksanaan

Produk Kegiatan

Tenaga Ahli

4.1.2. Latar Belakang


Air

minum

merupakan

kebutuhan

dasar

manusia

yang berdampak

langsung pada kesehatan. Pada dasarnya pemenuhan kebutuhan air minum


dengan kualitas yang memenuhi standar yang ditetapkan merupakan
tanggungjawab semua pihak terkait, khususnya Pemerintah. Namun

IV - 1

demikian, hal ini Pemerintah berupaya keras memenuhi kebutuhan air


minum yang berkualitas bagi masyarakat dengan membangun prasarana
dan sarana penyediaan air minum di perkotaan maupun di perdesaan di
seluruh wilayah Indonesia.
Secara nasional, sampai dengan Tahun 2013 cakupan pencapaian air
minum dengan akses aman telah mencapai 67,8% terdiri dari cakupan
79.3% di perkotaan dan 56.2% di perdesaan. Sementara pencapaian akses
air minum aman di Provinsi Aceh sebesar 53,64%.
Sesuai amanat UU No. 17 Tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang (RPJP) Nasional, Pemerintah

mempunyai

komitmen

untuk memenuhi akses air minum nasional 100% pada tahun 2019
(universal access).

4.1.3. Maksud dan Tujuan


Maksud
Maksud dari kegiatan konsultan Pendampingan Penyusunan Rencana
Akses Air Minum 100% Berbasis Linkungan (kelurahan desa) di Provinsi
Aceh adalah melakukan evaluasi program pengembangan SPAM dan dalam
rangka pendampingan penyusunan rencana akses air minum 100% berbasis
lingkungan (kelurahan - desa) baik melalui jaringan perpipaan maupun
bukan jaringan perpipaan
Tujuan
Pelaksanaan Kegiatan ini Bertujuan untuk mengetahui kondisi dan kinerja
program pembangunan SPAM yang telah dilakukan dan memiliki action plan
yang terukur dalam pemenuhan akses air minum 100% berbasis linkungan
(kelurahan - desa)
Sasaran
Satker Pengembangan Air Minum dan Sanitasi Provinsi Aceh selaku
pemegang kepentingan dan kebijakan penerapan hasil dari pendampingan
penyusunan rencana akses air minum 100% berbasis linkungan (kelurahandesa)

IV - 2

4.1.5. Lokasi Kegiatan


Lokasi kegiatan terletak di Provinsi Aceh

4.1.6. Pendanaan
Jasa Konsultansi sebesar Rp. 392.810.000,- (tiga ratus sembilan puluh dua
juta delapan ratus sepuluh ribu rupiah) sumber dana dari

APBN murni

Tahun Anggaran 2015

4.1.7. Lingkup Kegiatan

Ruang lingkup Area penerapan


Ruang lingkup area yang dicakup oleh kegiatan sebagaimana yang

dimaksud dalam Kerangka Acuan Kerja ini berlaku untuk pelaksanaan


kegiatan dilingkungan Satker

Pengembangan Air

Minum

dan Sanitasi

Provinsi Aceh serta instansi terkait.

Ruang lingkup Kegiatan


Pendampingan penyusunan rencana akses air minum 100% berbasis

lingkungan (kelurahan-desa) meliputi kegiatan sebagai berikut:


a. Melakukan

pengumpulan

data

pembangunan SPAM yang

didapatkan dari berbagai sumber, baik data primer maupun sekunder


(survei lapangan, data BPS, data PDAM, data instansi pemerintah
dan non pemerintah, dsb);
b. Melakukan

pengumpulan

kuisioner

SIM

SPAM,verifikasi dan

updating database SIM SPAM;


c.

Melakukan

sinkronisasi

daftar

prioritas penanganan desa

rawan air;
d. Melakukan

evaluasi

pencapaian

target

akses pelayanan air

minum untuk dapat membuat rencana akses air minum 100% berbasis
lingkungan (kelurahan-desa);
e. Mengukur

cakupan

akses

pelayanan

perpipaan

maupun

bukan

jaringan

air

minum, baik jaringan

perpipaan

(BJP)

per

desa/kelurahan, per kecamatan, dan per kabupaten/Kota;


f.

Memetakan

kebijakan

dan

peraturan

terkait pengembangan air

minum;

IV - 3

g. Melakukan analisis kebijakan yang

ada

dan memberikan materi

teknis penyempurnaan kebijakan startegis daerah (Jakstrada) dalam


pengembangan air minum dalam rangka pemenuhan akses 100%;
h. Menyusun tabulasi data dan pemetaan

rencana akses air minum

100% berbasis lingkungan (kelurahan-desa) baik dari jaringan


perpipaan dan bukan jaringan perpipaan;
i.

Mengidentifikasikan potensi alokasi pembiayaan pembangunan


SPAM dengan sumber dana pemerintah dan non pemerintah;

j.

Melakukan proyeksi kebutuhan air baku dan air minum periode 5


tahun sampai dengan 2025;

k. Melaksanakan workshop hasil kegiatan meliputi lintas

instansi

terkait baik pemerintah maupun non-pemerintah.

4.1.9. Jangka Waktu Pelaksanaan


Jangka waktu untuk menyelesaian pekerjaan tersebut di atas selama 6,0
(Enam koma nol) bulan atau 180 hari kalender.

4.1.10. Produk Kegiatan


a.

Laporan hasil inventarisasi data pembangunan SPAM dan hasil


updating data SIM SPAM;

b.

Laporan Evaluasi pembangunan SPAM yang meliputi evaluasi sistem


fisik dan non fisiknya;

c.

Laporan evaluasi terhadap capaian dan pemanfaatan SPAM

per

desa/kelurahan, per kecamatan dan per kabupaten/kota;


d.

Data simpam yang telah diupdate;

e.

Tabulasi data prioritas penangan desa rawan air;

f.

Laporan

rencana

kebijakan
pencapaian

tindak

startegis
akses

air

masukkan
daerah
minum

teknis penyempurnaan
(Jakstrada) dalam rangka

100%

berbasis

linkungan

(kelurahan/desa)

IV - 4

g. Tabulasi data

rencana pemenuhan akses air minum 100% berbasis

lingkungan (kelurahan/desa);
h. Pemetaan rencana pemenuhan akses air minum 100% berbasis
linkunangan (kelurahan/desa);
i.

Laporan pelaksanaan kegiatan (workshop);

j.

Laporan hasil pelaksanaan pendampingan penyusunan rencana akses


air minum 100% berbasis linkungan (kelurahan/ desa)

4.1.11. Tenaga Ahli


Tenaga Ahli yang dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan ini adalah tenaga ahli
yang menguasai/ memahami serta sudah berpengalaman dalam menangani
kegiatan-kegiatan sejenis, yaitu :

1.

Team Leader
Adalah berpendidikan Strata 1 (S1) di bidang Teknik Lingkungan dengan
pengalaman kerja minimal 8 (delapan) tahun, yang mempunyai tugas dan
tanggung jawab sebagai berikut :

Bertanggung

jawab

untuk

melaksanakan koordinasi antara Tim

Konsultan dengan Pengguna Jasa (Satker Pengembangan


dan

Sanitasi

Air

Minum

Provinsi Aceh), serta pihak pihak lain yang terkait dalam

kegiatan penyusunan materi selama kegiatan berlangsung.

Bertanggung jawab untuk merencanakan/mengelola seluruh kegiatan Tim


Konsultan untuk mencapai tujuan sebagaimana yang dipersyaratkan
dalam Kerangka Acuan Kerja

baik

dari sisi waktu, kualitas maupun

kuantitasnya.

Bertanggung jawab atas

pengendalian personil Tim Konsultan yang

terlibat dalam kegiatan ini, sehingga pekerjaan dapat diselesaikan sesuai


target yang ditetapkan.

Bertanggung jawab untuk mengkonsolidasikan hasil pekerjaan setiap


personil dan melaporkannya kepada Pengguna Jasa.

Mengkoordinasi

kegiatan

pembahasan

untuk memastikan

tercapainya validitas dokumen yang disusun.

IV - 5

2.

Ahli Lingkungan
Adalah berpendidikan Strata 1 (S1) di bidang Teknik Lingkungan dengan
pengalaman kerja minimal 5 (lima) tahun, yang mempunyai tugas dan
tanggung jawab sebagai berikut :

Membuat
kajian
evaluasi
capaian
program pengembangan
SPAM di Provinsi Aceh selama periode 2010-2013 terhadap RPJMD
2010-2014, RPJMD 2015-2019, serta Rencana Strategis Kementerian
Pekerjaan Umum.

Membantu
Ketua
Tim
dalam
melakukan pendampingan
penyusunan rencanapemenuhan akses air minum 100% berbasis
lingkungan (kelurahan-dea) di Provinsi Aceh, berikut solusi- solusi
terhadap permasalahan yang akan ditemui dalam upaya mencapai
target tersebut.

Membantu Ketua Tim memberikan gambaran teknis mengenai


lingkup permasalahan yang terkait dengan pengembangan sistem
penyediaan air minum di Provinsi Aceh.

Di bawah koordinasi Ketua Tim, Tenaga Ahli Teknik Lingkungan


membantu menyusun laporan pekerjaan pendampingan penyusunan
rencana akses air minum 100% berbasis lingkungan (kelurahan-desa)
di Provinsi Aceh.

Membantu
dalam
updating
SIMSPAM
prioritas penanganan desa rawan air

Di bawah koordinasi Ketua Tim, Tenaga Ahli Teknik Lingkungan

dan penyusunan data

melaksanakan pembahasan dengan Pengguna Jasa.

3.

Ahli Ekonomi
Adalah berpendidikan Strata 1 (S1) di bidang Sarjana Ekonomi dengan
pengalaman kerja minimal 5 (lima) tahun, yang mempunyai tugas dan
tanggung jawab sebagai berikut :

Membuat
kajian
evaluasi
capaian
program pengembangan
SPAM di Provinsi Aceh selama periode 2010-2013, khususnya
penerapan identifikasi pola investasi, proyeksi dan analisa keuangan,
perhitungan tarif, pemrograman pembiayaan;

Bekerja
sama dengan
TA
lain
mendukung pendampingan
penyusunan rencana akses air minum 100% berbasis lingkungan
(kelurahan-dea) di Provinsi Aceh dalam hal pemberian alternatifalternatif pembiayaan dan investasi yang dibutuhkan sesuai dengan
kemajuan perekonomian nasional;

IV - 6

Membantu
Ketua
Tim
melaksanakan
kegiatan workshop
pendampingan penyusunan rencana akses air minum 100% berbasis
lingkungan (kelurahan-desa) di Provinsi Aceh;
Di bawah
koordinasi
Ketua
Tim,
Tenaga
Ahli Ekonomi
pembangunan membantu menyusun laporan pekerjaan pendampingan
penyusunan rencana akses air minum 100% berbasis lingkungan
(kelurahan-desa) di Provinsi Aceh di bidang perekonomian
pembangunan;
Di bawah koordinasi Ketua Tim, Tenaga Ahli Akuntansi/ Ekonomi
Wilayah/ Studi Pembangunan melaksanakan pembahasan dengan
Pengguna Jasa
.
4.

Ahli Perencana Wilayah


Adalah berpendidikan Strata 1 (S1) di bidang Teknik Planologi dengan
pengalaman kerja minimal 5 (lima) tahun, yang mempunyai tugas dan
tanggung jawab sebagai berikut :
Membuat
kajian
evaluasi
capaian
program pengembangan
SPAM di Provinsi Acehselama periode 2010-2013, khususnya di bidang
perencanaan wilayah kabupaten/kota dengan mengacu kepada RTRW
wilayah yang terkait.
Membantu
Ketua
Tim
dalam
melakukan pendampingan
penyusunan rencana pemenuhan akses air minum 100% berbasis
lingkungan (kelurahan-dea) di Provinsi Aceh sesuai dengan RPJMD
Kabupaten/Kota, RPJMD Provinsi dan perkembangan Tata Ruang
Wilayah.
Membantu Ketua Tim memberikan gambaran mengenai lingkup
permasalahan
beserta
solusi dalam pengembangan sistem
penyediaan air minum di Provinsi Aceh yang terkait dengan
perencanaan wilayah.
Di bawah koordinasi Ketua Tim, Tenaga Ahli Teknik Planologi
membantu menyusun laporan pekerjaan pendampingan penyusunan
rencana akses air minum 100% berbasis lingkungan (kelurahan-desa)
di Provinsi Aceh.
Di bawah
koordinasi
Ketua
Tim,
Tenaga
Ahli Planologi
melaksanakan

pembahasan

dengan Pengguna Jasa

Tenaga ahli tersebut dibantu oleh tenaga sub profesional dan tenaga pendukung
yang terdiri dari Asisten Ahli Air Minum dan Operator Komputer yang telah
berpengalaman selama 3 tahun

IV - 7

4.2. TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP PERSONIL / FASILITAS PENDUKUNG


DARI SATKER/PPK
Setelah memahami isi Kerangka Acuan Kerja sebagaimana diuraikan di atas,
tanggapan terhadap KAK disampaikan sebagai berikut :
a.

Secara teknis isi KAK sudah memadai dan sempurna untuk acuan pekerjaan
Konsultan Advisory Penyusunan Rencana Akses Air Minum 100%
Berbasis Lingkungan (Kelurahan Desa) (PKPAM 35)

b.

Untuk

implementasi

di

lapangan,

PPK

menyiapkan

staf

pendamping

(counterpart) yang akan bekerja sama dengan konsultan untuk mencapai hasil
kerja yang optimal. Staf pendamping dari PPK sangat diperlukan agar hasil
kerja lebih terarah sesuai rencana

Adapun saran yang dapat kami sampaikan sebagai berikut :


a.

Sebaiknya dalam KAK tersebut jenis-jenis pekerjaan

b.

Adanya peta insert letak pekerjaan yang akan dilaksanakan

IV - 8

5. URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI DAN PROGRAM KERJA


5.1. PENDEKATAN
5.1.1.UMUM
Sesuai dengan maksud dari kegiatan yaitu untuk melakukan Konsultan Advisory
Penyusunan Rencana Akses Air Minum 100% Berbasis Lingkungan (Kelurahan
Desa) (PKPAM 35), maka diperlukan pendekatan dan metodologi yang secara umum
terdiri dari:

1.

Pendekatan masalah

2.

Pendekatan Umum

3.

Pendekatan Teknis

5.1.2.PENDEKATAN MASALAH

1. Dalam rangka Advisory Penyiapan Investasi, maka konsultan akan melakukan suatu
pendekatan masalah, sehingga maksud, tujuan dan sasaran studi ini dapat lebih
dipahami. Berdasarkan pemahaman tersebut dipilih metode-metode yang tepat untuk
melaksanakan seluruh pekerjaan.

2. Secara umum pengelola air bersih dalam melayani masyarakat secara rinci menyangkut
masalah-masalah di bawah ini :
5.1.2.1.

Masalah teknis
Yang termasuk didalam permasalahan teknis pengelolaan air adalah :

1.

Permasalahan kapasitas produksi,

2.

Jaringan distribusi,

3.

Tingginya angka kebocoran.

4.

Kurangnya pengetahuan pengelola AIR MINUM dalam operasional AIR

V-1

MINUM seperti operasional pompa, genset dan operasi & pemeliharaan


IPA bahkan kadang cara pembacaan meter.

5.

Tidak adanya beberapa alat yang cukup penting dalam pencatatan proses
produksi

seperti

meter

induk,

sehingga

pihak

pengelola

hanya

memperkirakan saja jumlah air yang diproduksi setiap hari.

6.

Rendahnya kemampuan teknis prasarana, terutama pada unuit-unit


produksi yaitu:
-

Instalasi Pengolahan Air (IPA),

Sumur bor,

Mata air,

Pompa.

5.1.2.2.

Masalah keuangan
Yang termasuk permasalahan keuangan adalah :

1. Didalam mengelola AIR MINUM, diperlukan biaya. Biaya akan didapatkan


dari pelanggan AIR MINUM karena apabila masa pemeliharaan telah
selesai, maka proyek AIR MINUM ini diserahkan pada masyarakat untuk
dikelola. Biaya akan dibebankan pada pelanggan AIR MINUM, sehingga
perlu dikembangkan sistem pelangan AIR MINUM sebagaimana sistem
pengelolaan air minum yang dilakukan oleh pengelola AIR MINUM. Namun
harus diingat bahwa pengenaan tarif ini harus dalam batas-batas
kemampuan dan sesuai dengan daya beli masyarakat.

2. Biaya O & P yang selalu meningkat sangat sulit dikendalikan, namun


ketimbang masalah ini selalu dipermasalahkan, maka sebaiknya perlu
dibuktikan

bahwa

biaya

&

itu

telah

dikendalikan

secara

effektif/berdaya guna.

3. Salah satu cara untuk memperbaiki keuangan sistem pengelolaan air


minumadalah dengan menaikkan jumlah pelanggan, baik rumah tangga
maupun industri dan komersial. Memasarkan jasa pengelola AIR MINUM
diakui memerlukan waktu, namun harus disadari bahwa upaya ini adalah
merupakan tugas pengelola AIR MINUM yang modern. Lebih jauh agar
pengelola AIR MINUM tetap dalam keadaan sehat dan dinamis, maka
dituntut secara kontinyu memperbaiki dan mengembangkan sistemnya,
sehingga tetap dapat menarik lebih banyak pelanggan serta tetap

V-2

memberikan pelayanan sebagaimana misi pembentukannya.


5.1.2.3. Masalah pengelolaan
Agar tetap dalam keadaan sehat pengelola AIR MINUM harus dikelola oleh
manajemen yang tangguh yang selalu dapat mengantisipasi harapan masyarakat
secara berkelanjutan. Pengelolaan AIR MINUM oleh karenanya harus dilakukan
oleh staff yang profesional dan berkompeten, selalu dilatih untuk menjalankan
usaha pengelola AIR MINUM yang efektif. Latihan harus dilakukan secara
kontinyu, serta biaya latihan yang diperlukan harus dianggarkan pada anggaran
tahunan pengelola AIR MINUM.

5.1.3. PENDEKATAN UMUM


Pencapaian perencanaan secara optimal, sangat ditentukan pada kadar pemahaman
konsultan dalam pelaksanaan prioritas pekerjaan, sehingga dengan demikian bahwa pola
pendekatan dalam penanganan pekerjaan perlu mendapat perhatian. Secara umum pola
pendekatan yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut :

5.1.3.1.Tim Kerja Konsultan


Sesuai

dengan

persyaratan

yang

ditetapkan,

maka

konsultan

akan

mempersiapkan tim kerja yang terdiri dari tenaga tenaga professional yang
berpengalaman lama dalam bidang kerja sejenis dan dibantu beberapa tenaga
subprofesional (surveyor) dan tenaga pendukung. Secara struktural masing
masing anggota tim mempunyai tugas dan tanggung jawab sesuai dengan
bidangnya masing masing dan dipimpin oleh seorang pimpinan tim yang
bertanggung jawab atas keseluruhan pelaksanaan pekerjaan teknis baik
dilapangan ataupun di studio. Konsultan akan menempatkan seorang team
Leader yang berwenang penuh dan bertanggungjawab dengan pelaksanaan
pekerjaan dan akan mengontrol/mengendalikan pelaksanaan pekerjaan agar
berjalan sebagaimana mestinya sesuai rencana dan sekaligus menangani hal
hal yang non teknis.
Konsultan berpendapat bahwa dengan tim kerja yang bagus akan menghasilkan
pekerjaan yang memuaskan, untuk itu maka konsultan akan mempersiapkan

V-3

sedini mungkin tenaga tenaga ahli dan pimpinan tim yang handal sebagaimana
yang diusulkan pada bab terakhir.
Selain kemampuan teknis tim kerja mempunyai kemampuan dalam adaptasi
dengan lingkungannya baik dengan Direksi/pemberi tugas maupun dengan
masyarakat setempat. Adaptasi sosial pemimpin tim sangat dibutuhkan baik
dalam rangka koordinasi maupun untuk kegiatan sosialisasi program.
5.1.3.2. Fasilitas dan akomodasi
Kelancaran pelaksanaan pekerjaan baik dilapangan maupun distudio sangat
ditentukan oleh ketersediaan fasilitas dan akomodasi. Fasilitas yang akan
disiapkan konsultan, selain yang telah ditetapkan dalam kontrak konsultan akan
menyiapkan pula fasilitas lainnya yang dibutuhkan selama pelaksanaan
pekerjaan. Peran menejer proyek sangat dibutuhkan disini untuk memantau
kebutuhan tim kerja utamanya menyangkut akomodasi.
Fasilitas akan disiapkan lebih awal sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai guna
menghindari kemungkinan fasilitas yang tidak berfungsi baik agar segera diganti
atau diperbaiki, utamanya peralatan untuk pekerjaan survey. Kebutuhan
akomodasi akan di usahakan konsultan agar siap setiap saat dalam mendukung
kelancaran pekerjaan baik di lapangan atau di studio.
Untuk mengetahui kebutuhan dalam kegiatan survey lapangan, tim kerja perlu
mengadakan survey pendahuluan yang tujuannya untuk menginventarisasi
kebutuhan akan fasilitas dan akomodasi yang sesuai dengan kondisi lapangan
yang ada dan bila mengharuskan akan mempergunakan fasilitas fasilitas
khusus.

5.1.3.3. Rencana Kerja


Rencana kerja merupakan pedoman dalam pencampaian target pekerjaan, untuk
itu sebelum pelaksanaan pekerjaan tim kerja perlu menyusun secara rinci
kegiatan kegiatan yang akan dilakukan selama pelaksanaan pekerjaan
termasuk penjadwalan masing masing kegiatan tersebut.
Rencana kerja ini perlu disesuaikan dengan jangka waktu pelaksanaan yang
tersedia. Berdasarkan jangka waktu ini tim kerja konsultan akan menjadwalkan
masing masing kegiatan yang akan dilaksanakan termasuk penjadwalan
kebutuhan tenaga kerja, bahan/material dan peralatan. Guna mendapat rencana

V-4

kerja yang baik, diperlukan tim kerja untuk mengadakan survey pendahuluan
guna mendapatkan gambaran kondisi lapangan yang ada sehingga dapat
diperkirakan tingkat kesulitan masing masing kegiatan yang direncanakan
termasuk hambatan yang mungkin terjadi selama pelaksanaan pekerjaan.
Penjadwalan masing masing kegiatan disesuaikan dengan tingkat kesulitan
dalam pelaksanaannya nanti. Bagi jenis kegiatan yang agak rumit bila perlu
jadwalnya dipadatkan sehingga perlu penambahan tenaga kerja, bahan, peralatan
maupun biaya merupakan resiko bagi konsultan.
Rencana kerja konsultan untuk pelaksanaan pekerjaan ini sebagaimana diuraikan
dalam bab berikut, masih merupakan rencana yang bersifat makro yang akan
dirincikan lagi pada saat pekrejaan nanti. Hasil penyusunan rencana kerja ini akan
merupakan pedoman dan pengendalian pelaksanaan pekerjaan nanti.

5.1.3.4. Monitoring Pelaksanaan Pekerjaan


Guna pencapaian target pekerjaan, konsultan akan mengadakan monitoring dan
mendiskusikan dengan pemberi tugas setiap saat terhadap tim kerjanya mulai
dari tahap persiapan pekerjaan sampai tahap final. Monitoring ini akan berfungsi
sebagai pengendali dalam pelaksanaan pekerjaan dan bila perlu konsultan akan
menggantikan personilnya kalau dianggap tidak mampu melaksanakan tugasnya.
Sistim monitoring yang akan dilakuan adalah laporan laporan yang harus dibuat
tim kerja setiap termin, kendala yang dihadapi dan saran penanganannya.
Adapun tahapan monitoring meliputi :

Monitoring saat persiapan pekerjaan

Monitoring saat selesai pengambilan data skunder dan primer

Monitoring saat analisa dan formulasi rencana

Monitoring akhir yaitu pada saat pemasukan laporan akhir.

5.1.4 PENDEKATAN TEKNIS


5.1.4.1. Standar Perencanaan
Dalam pelaksanaan pekerjaan ini konsultan akan menggunakan semaksimal
mungkin standar standar perencanaan yang telah berlaku di Indonesia.
5.1.4.2. Kriteria Perencanaan

V-5

Pemahaman dasar dalam perencanaan pembangunan jaringan air bersih adalah


mengetahui secara tepat akan fungsi dan tujuan setiap konstruksi prasarana
yang akan direncanakan. Walaupun penggunaan

standard standard telah

dilakukan namun beberapa kreteria kriteria yang perlu dipertimbangkan pula


dalam kaitannya dengan fungsi dan tujuan konstruksi tersebut. Adapun beberapa
aspek yang berkaitan dengan perencanaan ini adalah :

A.

Aspek Fungsional

Perencanaan ini perlu menghasilkan suatu desain yang dapat berfungsi optimal
sebagaimana mestinya.

Perencanaan jaringan perpipaan harus mempu

memenuhi kebutuhan air bersih yang telah direncanakan, sehingga fasilitas


tersebut dapat bertahan dalam jangka waktu yang panjang dan dapat memenuhi
kebutuhan akan air bersih secara penuh selama 24 jam.

B.

Aspek Ekonomi

Konsultan harus mempertimbangkan aspek ekonomi dalam mendesain suatu


konstruksi dengan mengindahkan persyaratan konstruksinya. Kebijaksanaan
yang menyangkut penggunaan bahan dan tenaga kerja seuai dengan arahan
program dari pemberi tugas, menjadi pertimbangan utama dalam perencanaan.
Aspek ekonomi dalam hal ini adalah menyangkut keterlibatan masyarakat untuk
membuka peluang kerja dan meningkatkan pendapatan masyarakat, sehingga
diharuskan menggunakan bahan/material lokal sebatas dapat memenuhi
persyaratan teknis dan penggunaan tenaga kerja setempat.
Konsultan akan mempelajari dan menganalisa secara sistimatis biaya konstruksi
untuk berbagai tipe konstruksi yang dapat digunakan.

C.

Aspek Konstruksi

Setiap jenis konstruksi yang didesain harus dianalisa dan dipelajari dengan
metode ilmiah yang secara teknis untuk mendapatkan kapasitas yang dinginkan,
dapat menjamin kemanan konstruksi dan umur pemakaian konstruksi yang
memadai. Pemilihan bentuk dan dimensi yang sedemikian rupa sehingga melalui
uji kestabilan dapat memenuhi persyaratan. Lebih jauh lagi, meskipun bentuk
tertentu lebih layak untuk konstruksi tetapi lebih banyak menghabiskan waktu
dan tenaga kerja dalam pemeliharaan dan perbaikan, maka diperlukan

V-6

perhitungan yang lebih cermat sehubungan dengan kemudahan pelaksanaan


pelaksanaan dan pengawasan pemeliharaan.

5.2.

METODOLOGI

Kegiatan Konsultan Advisory Penyusunan Rencana Akses Air Minum 100%


Berbasis Lingkungan (Kelurahan Desa) (PKPAM 35), disusun sesuai arus kegiatan
secara berurutan di tinjau dari segi proses. Untuk mencapai parameter utama pada
pelaksanaan pekerjaan ini metode pendekatan pokok yang menjadi acuan penyusunan
metodologi meliputi :

1.

Metoda pengumpulan data

2.

Metoda analisa

3.

Metode Penyusunan Pengembangan Sistem

5.2.1. METODE PENGUMPULAN DATA


Pengumpulan data yang dilakukan konsultan adalah data primer dan data skunder.
Pengumpulan data dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a.

Studi kepustakaan, bahan yang dikumpulkan berasal dari dokumen-dokumen, bukubuku literatur, diktat, laporan berkala yang terdapat di perpustakaan atau instansiinstansi pengelolaan air bersih.

b.

Wawancara dan survey/pengamatan, pengelola AIR MINUM dengan masyarakat


setempat. Dengan mengadakan wawancara baik kepada pimpinan puncak, madya
dan operasional maupun kepada pemakai dan pengelola air bersih.

Sedangkan survey/pengamatan dilakukan di lapangan yang lebih banyak merupakan


data sekunder untuk berbagai fasilitas penyediaan air bersih.
Informasi dikumpulkan melaui 2 pendekatan, yaitu survey menggunakan kuisioner
tersetruktur dan interview.

Data yang dikumpulkan adalah :

V-7

a.

Studi terdahulu
Studi terdahulu dibutuhkan untuk dijadikan sumber pendukung, supaya perencanaan
dan pengembangan yang akan dilakukan sesuai dengan perencanaan sebelumnya.
Studi-studi tidak tertutup hanya pada studi pengolahan air bersih tetapi juga studi
pengairan dan studi tata ruang kota.

b.

Kondisi daerah pelayanan


Kondisi daerah pelayanan AIR MINUM yang dibutuhkan adalah topografi, fisiografi,
hidrologi, geologi dan klimatologi.

c.

Kondisi sosial ekonomi


Data sosial ekonomi yang dibutuhkan adalah kependudukan, pendapatan daerah,
kepadatan penduduk perkapita, kegiatan usaha dan tingkat investasi.

d.

Rencana pengembangan kota


Data rencana pengembangan kota didapat dari studi tata ruang kota/kabupaten
yang dikeluarkan oleh Bappeda, dimana terdapat arah pengembangan kota,
kawasan strategis (daerah industri, daerah pariwisata, daerah perhubungan dan
daerah pemukiman skala besar).

e.

Sistem penyediaan air bersih yang ada


Data sistem penyediaan air bersih yang dibutuhkan adalah :
A. Daerah Pelayanan
1. Daerah Pelayanan
2. Tingkat Pelayanan
3. Tingkat Kebocoran/ Kehilangan Air
4. Perkembangan Jumlah Sambungan
B. Instalasi Pengolahan/ Produksi Air Bersih
1. Sumber Air Baku
2. Karakteristik Sumber Air Baku
3. Proses Pengolahan
4. Perkembangan Jumlah Sambungan
5. Kualitas Air Bersih
C. Jaringan Pipa Transmisi dan Distribusi Serta Bangunan Penunjang
1. Pipa Transmisi
2. Jaringan Pipa Distribusi
3. Reservoir Distribusi
4. Bangunan Penunjang Lainnya
D. Rencana Pengembangan / Program pengelola AIR MINUM

V-8

1. Peningkatan Produksi
2. Peningkatan Daerah Pelayanan
E. Organisasi dan Management pengelola AIR MINUM
1. Bentuk Badan Pengelola
2. Struktur Organisasi
3. Tata Laksana Kerja
4. Personalia
F. Keuangan pengelola AIR MINUM
1. Kebijaksanaan Tarif
2. Kinerja Keuangan Lima Tahun Terakhir
3. Situasi Keuangan Saat ini
G. Sumber-sumber yang ada
Data-data yang dibutuhkan adalah :
1. Jenis sumber
2. Tata guna air
3. Kualitas, kuantitas dan kontinuitas sumber

5.2.2. METODE ANALISA


Dalam metode ini analisis dilakukan dengan input dari hasil survei dalam bentuk
kepustakaan (data sekunder) dan data primer. Analisa dilakukan dengan cara komparasi
antara ruang lingkup pekerjaan dan sasaran pekerjaan dengan keadaan lapangan dan
temuan-temuan lain dari hasil survey.
A.

Penilian kondisi teknis

Kriteria yang dipergunakan dalam menilai apakah kondisi teknis merupakan suatu
kelemahan

atau

kekuatan

dalam

pengelolaan

AIR

MINUM

dan

rencana

pengembangannya, dilakukan dengan skope sebagaimana tampak pada bagan berikut:

V-9

AIR BAKU

B.

IPA

SUMBER
DEBIT
MAKS
MINS
TYPE INTAKE
PANJ, PIPA
JENIS PIPA
PENGALIRAN

LOKASI/LAHAN
STATUS LAHAN
LUAS LAHAN

CATU DAYA

CATU DAYA
GENSET

SISEM PENGALIRAN
GRAVITASI
PANJ, PIPA

Penilaian kondisi keuangan


Penilaian terhadap kondisi keuangan pengelola AIR MINUM mencakup 3 aspek
yang menjadi indikator pencapaian prestasi dalam bidang keuangan. Ketiga aspek
tersebut adalah sebagai berikut :

C.

Rentabilitas
Aspek ini mengatur prestasi perusahaan dalam mendayagunakan asset yang
dimiliki, dalam hal ini dibatasi untuk penggunaan aktiva tetap.

D.

Likuiditas
Tingkat likuiditas yang dicapai pengelola AIR MINUM mencerminkan kemampuan
pengelola AIR MINUM dalam melunasi kewajiban jangka pendeknya. Likuiditas
yang diukur adalah likuiditas dari keseluruhan harta lancar, likuiditas atas kas dan
likuiditas kas dalam memenuhi biaya-biaya operasi.

E.

Efisiensi Penagihan
Efektivitas menejemen pengelola AIR MINUM dalam mengelola hasil penjualan
produk diukur melalui efisiensi penagihan atas rekening air. Semakin tinggi tingkat
efisiensi penagihan akan dapat dikatakan bahwa manajemen secara efektif telah
mengelola penjualan produk yang dihasilkan.

5.2.3. METODE PENYUSUNAN PENGEMBANGAN SISTEM


Pada penyusunan pengembangan sistem dilakukan beberapa kegiatan yaitu :
A.

Rencana pengembangan kapasitas sistem


Pada kegiatan ini konsultan membuat kebutuhan air bersih sampai dengan tahun
2015, analisa sumber air (mengetahui debit andalan pada setiap sumber sampai
dengan tahun 2015). Upaya penurunan kebocoran/kehilangan air dan peningkatan

V - 10

kapasitas yang ada dengan dapat dilakukan dengan pembangunan IPA dari sumbersumber baru. Outputnya adalah rencana staging dari sistem air bersih.
B. Alternatif pengembangan sistem
Alternatif pengembangan sistem dilakukan untuk dapat memilih pengembangan
sistem yang optimal dan biaya yang terjangkau. Alternatif pengembangan yang
dilakukan melihat dari :

Alternatif sumber air baku yang ada

Alternatif pipa transmisi air baku

Instalasi pengolahan

Alternatif tersebut disesuaikan dengan pengembangan kapasitas sistem.


C. Usulan pengembangan sistem
Usulan pengembangan sistem dilakukan dengan melihat tinjauan alternatif dan
masukan-masukan dari tim teknis, dan pengelola AIR MINUM sendiri. Tinjauan
alternatif yang dilakukan berupa :
1)

2)

Teknis

kendala sistem

Keserasian sistem dengan eksisting

Kemudahan operasional

Fleksibilitas operasi

Waktu pembangunan

Keuangan

Biaya investasi

Operasi pemeliharaan

Usulan pengembangan sistem dibuat dalam 2 skenario yaitu skenario optimis


dan pesimis. Rencana meliputi :

Perencanaan sumber air

Intake

Pipa transmisi

IPA

Pipa distribusi dan reservoir

Sambungan rumah

5.3. PROGRAM KERJA

V - 11

5.3.1. UMUM
Untuk mendapatkan hasil pekerjaan yang optimum, maka rencana kerja ini disusun
berdasarkan kebutuhan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh konsultan sesuai dengan
ruang lingkup yang tercantum dalam kerangka acuan kerja dan metodologi yang
digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan Advisory Penyiapan Investasi.

5.3.2. PERSIAPAN
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap persiapan secara umum

dibedakan atas :

administrasi dan teknis.

5.3.2.1. PERSIAPAN ADMINISTRATIF TERDIRI DARI :

1. Menyiapkan administrasi proyek yang mencakup kontrak perjanjian kerja antara


pemberi tugas dan konsultan pelaksana, persiapan surat pengantar untuk
pengumpulan data maupun survei lapangan dan kelengkapan administrasi lain
yang menunjang pelaksanaan pekerjaan ini.

2. Melakukanmobilisasi team, yaitu mobilisasi terhadap tenaga ahli, asisten tenaga


ahli dan tenaga penunjang untuk memulai pekerjaan. Mengimplementasikan
struktur organisasi pelaksana pekerjaan sesuai yang diusulkan dalam proposal
usulan teknis

3. Menyiapkan tenaga ahli dan jadwal penugasan tenaga ahli.


5.3.2.2. Persiapan Teknis terdiri dari :

1. Melakukan pemahaman terhadap kerangka acuan kerja, termasuk lingkup lokasi di


kabupaten/kota tertentu selaku penerima manfaat pelaksanaan pengembangan AIR
MINUM yang dibiayai APBN maupun APBD di Propinsi Nangroe Aceh Darussalam.

2. Menyusun rencana kerja detail pelaksanaan pekerjaan.


3. Menyusun dan menyempurnakan metodologi pelaksanaan pekerjaan.
4. Menyempurnakan jadwal pelaksanaan dan jadwal penugasan tenaga ahli.
5. Menyusun check list kebutuhan data dan kuesioner (daftar pertanyaan) untuk
pengumpulan data dilapangan.
Pada tahap ini dibuat laporan pendahuluan yang berisi :

1. Interpretasi dan apresiai konsultan dalam menangani pekerjaan.

V - 12

2. Rencana kerja dalam pelaksanaan pekerjaan termasuk kebutuhan untuk


melakukan koordinasi dengan instansi dan pihak terkait di Propinsi Nangroe
Aceh Darussalam.

3. Metodologi dan pendekatan dalam pelaksanaan pekerjaan.


4. Jadwal pelaksanaan pekerjaan.
5. Data dan informasi skunder mengenai kinerja teknik-teknik dan non teknik.
6. Efektifitas mobilitas personil.
7. Kuesioner dan check list kebutuhan data.
8. Data sekunder (kebijakan, peraturan, pedoman teknis, standar hasil studi,
laporan yang relevan).

5.3.3. TAHAP SURVEY LAPANGAN


5.3.3.1. TUJUAN
Tujuan dari kegiatan pada tahap ini adalah untuk mengetahui kondisi eksisting sistem
pengelolaan air bersih, terhadap aspek teknis dan organisasi / manajemen, dan
melakukan identifikasi permasalahan yang ada pada AIR MINUM di Provinsi Aceh.

5.3.3.2. KEGIATAN
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah sebagai berikut:
1. Mempersiapkan keperluan administrasi pelaksanaan survei lapangan
2. Pengumpulan data primer pada derah survei, berupa :
Identifikasi kondisi eksisting

Diagram sistem

Peta Pelayanan

Detail tentang Intake, IPA, Distribusi

Identifikai Permasalahan

Teknis
1). Pelayanan
2). Pengoperasian
3). Lain-lain

Manajemen
1). Ratio pegawai teknik/ sambungan

V - 13

2). Ratio pegawai administrasi / sambungan


3). Struktur

Keuangan
1). Teknis (Rp/m3)
2). Manajemen (Rp/personil)
3). Biaya
4). Pendapatan

Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara wawancara maupun diskusi


dengan aparatur instansi yang terkait dengan lembaga pengelola parasarana dan
sarana perkotaan, yaitu terhadap aparatur pada:

Dinas Prasarana Wilayah atau Dinas Pekerjaan Umum

Perusahaan Daerah Air Minum

Badan Pusat Statistik

Badan Perencanaan Pembangunan

PERPAMSI

Instansi terkait lainnya

Data Teknis
Data teknis yang diperlukan untuk pekerjaan Advisory Penyiapan Investasi.
adalah sebagai berikut:
-

Tingkat pelayanan air bersih yang ada saat ini

Kapasitas terpasang

Tingkat kebocoran

Kondisi pipa distribusi, transmisi, reservoir yang ada

Tanggal waktu pembangunan, material yang dipakai, ukuran serta volume


yang ada

Sistem pelayanan air bersih (pompa, gravitasi)

Jumlah air yang diproduksi

Pompa-pompa

Masalah operasi dan pemeliharaan

Water Treatment Plant (WTP)

Kualitas air bersih dan air baku

Sumber air baku yang digunakan saat ini

V - 14

Data Manajemen
Data manajemen yang diperlukan mencakup sebagai berikut:
-

Pola kerja pengelola teknik air bersih,

Sumber daya manusia yang terkait dengan AIR MINUM

Potensi pembiayaan daerah untuk peningkatan pengelolaan air bersih.

Data finansial mengenai pendapatan daerah, sumber-sumber dana yang ada


dan pola pembiayaan untuk air bersih,

Keluaran
Keluaran yang dihasilkan dalam tahap ini adalah :

Surat penugasan tenaga ahli

Data kondisi kinerja AIR MINUM (aspek teknis dan non teknis)

Hasil identifikasi permasalahan

5.3.4. TAHAP IDENTIFIKASI DAN EVALUASI PERMASALAHAN


5.3.4.1. TUJUAN
Mengidentifikasi hasil survei lapangan dan mengevaluasi permasalahan pada semua
aspek yang ada yaitu aspek teknis dan non teknis.
5.3.4.2. KEGIATAN
Identifikasi dan evaluasi permasalahan institusi pengelola air minum yang meliputi aspek
keuangan, operasional, dan administrasi melalui :
1.

2.

3.

4.

Daerah pelayanan

Presentase daerah pelayanan terhadap luas kota/daerah terbangun.

Daerah-daerah yang mempunyai potensi untuk dilayani (perluasan sistem)

Karakteristik daerah pelayanan.

Tingkat pelayanan

Perbandingan tingkat pelayanan yang ada dengan sasaran pembangunan.

Komposisi pelayanan sambungan rumah dengan kran umum

Prakiraan kebutuhan peningkatan pelayanan.

Komposisi suplai

Fluktuasi suplai air pada musim kemarau dan musim hujan

Keterlibatan sumber air baku

Tingkat kebocoran

Analisa penyebab kebocoran (teknis dan non teknis)

V - 15

5.

Sasaran penurunan tingkat kebocoran air

Program penanggulangan kebocoran.

Identifikasi kebutuhan

Peningkatan pelayanan

Pelayanan 24 jam

Kapasitas produksi yang diperlukan

Aspek keuangan dan kelembagaan.

V - 16

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI


PELAKSANA PEKERJAAN

SATUAN KERJA PENGEMBANGAN AIR MINUM DAN


SANITASI PROVINSI ACEH

NARA SUMBER

TEAM TEKNIS
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN (PPK)

TEAM LEADER (AHLI LINGKUNGAN

AHLI
TEKNIK LINGKUNGAN

PENYEDIA JASA KONSULTANSI


(DIREKSI)

AHLI
EKONOMI/KEUANGAN

V - 17

AHLI
PERENCANA WILAYAH

5.3.7. JADWAL PELAKSANAAN dan SISTEM PELAPORAN


Laporan yang diserahkan oleh konsultan terdiri dari 4 (empat) macam laporan yang mana
pada setiap penyerahan laporan kepada proyek akan dilakukan pembahasan dan berlaku
setelah SPK diterbitkan. Laporan tersebut meliputi :
1. Pelaporan
Laporan yang harus diserahkan oleh konsultan selama masa pelaksanaan pekerjaan
adalah sebagai berikut:
a. Laporan Pendahuluan
Laporan ini berisi antara lain latar belakang kegiatan, ruang lingkup, metodologi
dan strategi pelaksanaan pekerjaan, organisasi pelaksana, rencana dan jadwal
kegiatan. Pembahasan laporan pendahuluan dilakukan 1 (satu) bulan setelah
terbitnya SPMK. Laporan pendahuluan hasil perbaikan dalam pembahasan
diserahkan sebanyak 5 (lima) eksemplar paling lambat 2 (dua) minggu setelah
rapat pembahasan.
b. Laporan Antara
Laporan Antara ini berisikan hasil kunjungan lapangan yang berisi Identifikasi
dan evaluasi, realisasi investasi pengambangan AIR MINUM, serta menyusun
rencana tindak perbaikan rencana investasi pengelola AIR MINUM. Laporan
antara harus sudah diserahkan selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan setelah
kontrak ditandatangani dan hasilnya digandakan sebanyak 10 (sepuluh)
eksemplar.
c. Konsep Laporan Akhir
Laporan ini
investasi di
pembinaan
diserahkan
eksemplar.

berisikan laporan rekapitulasi hasil pendataan dan analisa realisasi


daerah, serta rekomendasi tindak lanjut kegiatan pengawasan dan
investasi AIR MINUM di masing-masing daerah. Laporan
4 (empat) bulan sejak diterbitkan SPMK sebanyak 10 (sepuluh)

d. Laporan Akhir
Laporan Akhir hasil perbaikan berdasarkan pembahasan diserahkan paling
lambat (dua) minggu setelah pembahasan sebanyak 10 (sepuluh) copy dan
merupakan penyempurnaan dari konsep laporan akhir yang diserahkan
selambat-lambatnya 5 (lima) bulan sejak diterbitkan SPMK sebanyak 10
(sepuluh) eksemplar disertai
dengan soft copy semua laporan yang
dimasukkan dalam Compact Disk sebanyak 5 (lima) buah, dan dokumentasi
pelaksanaan kegiatan penyusunan akses air minum,
e. Buku Laporan Rencana Induk
Buku Laporan Rencana Induk merupakan penyempurnaan dari laporan akhir
yang diserahkan selambat-lambatnya 5 (lima) bulan sejak diterbitkan SPMK
sebanyak 15 (lima belas) eksemplar disertai dengan soft copy laporan yang
dimasukkan dalam Compact Disk sebanyak 5 (lima) buah.

V - 18

STRUKTUR ORGANISASI
Konsultan Advistory Penyusunan Rencana Akses Air Minum 100% Berbasis Lingkungan
(Kelurahan - Desa) (PKPAM 35)

Pitoyo Trimulyanto, ST
TEAM LEADER

Makmun Hidayat, ST
OPERATOR COMPUTER

Budiara, ST

AHLI TEKNIK LINGKUNGAN

Muhali, ST

ASISTEN AHLI AIR MINUM

Fajri Zuhra, SE
AHLI KEUANGAN

Irfandi, ST, MT

AHLI PERENCANA WILAYAH

vi. JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN


Konsultan Advisory Penyusunan Rencana Akses Air Minum 100% Berbasis Lingkungan (Kelurahan - Desa)
(PKPAM - 35)

Bulan Ke 1 Bulan Ke 2 Bulan Ke 3 Bulan Ke 4 Bulan Ke 5 Bulan Ke 6

No

Kegiatan

Ket.
I

Tahap Mengumpulkan data/survey di lapangan


1 Pengumpulan data
2 Indentifikasi jaringan existing
3 Menyusun rencana program pengembangan
4 Melaksanakan workshop

II

Keluaran
1
2
3
4
5
6

Laporan Pendahuluan
Laporan Bulanan
Laporan Antara
Laporan Seminar / Workshop
laporan Akhir
Copy CD

II III IV I

II III IV I

II III IV I

II III IV I

II III IV I

II III IV

VII.

KOMPOSISI TIM DAN PENUGASAN


(Daftar Personil)

Tenaga Ahli (personil Inti)


Nama Personil

Perusahaan

Tenaga Ahli
Lokal/Asing

Lingkup Keahlian

Posisi Diusulkan

Uraian Pekerjaan

Jumlah Orang
Bulan

Bertanggung jawab atas semua layanan jasa konsultansi sesuai dengan kerangka acuan kerja
PITOYO TRIMULYANTO, ST

cv. MATAURO
Engineering Consultan

Lokal

Ahli Teknik
Lingkungan

Team Leader

Bertanggung jawab untuk melaksanakan koordinasi antara Tim Konsultan dengan Pengguna
Jasa (Satker Pengembangan Air Minum dan Sanitasi Provinsi Aceh)

Mengkoordinasikan kegiatan pembahasan untuk memastikan tercapainya validasi dokumen yang


disusun
Membuat kajian evaluasi capaian program SPAM di provinsi Aceh terhadap RPJMD 2015 - 2019
serta Rencana Strategis Kementrian Pekerjaan Umum
BUDIARA, ST

cv. MATAURO
Engineering Consultan

Lokal

Ahli Teknik
Lingkungan

Membantu Ketua Tim dalam melakukan pendampingan penyusunan rencana pemenuhan akses
Ahli Teknik Lingkungan air minum 100% berbasis lingkungan (kelurahan - desa) di Provinsi Aceh

Di bawah koordinasi Ketua Tim, Tenaga Ahli Teknik Lingkungan melaksanakan pembahasan
dengan Pengguna Jasa
Membuat kajian evaluasi capaian program SPAM di provinsi Aceh terhadap RPJMD 2015 - 2019
serta Rencana Strategis Kementrian Pekerjaan Umum
IRFANDI, ST, MT

cv. MATAURO
Engineering Consultan

Lokal

Ahli Perencana
Wilayah

Membantu Ketua Tim dalam melakukan pendampingan penyusunan rencana pemenuhan akses
Ahli Perencana Wilayah air minum 100% berbasis lingkungan (kelurahan - desa) di Provinsi Aceh

Di bawah koordinasi Ketua Tim, Tenaga Ahli Planologi melaksanakan pembahasan dengan
Pengguna Jasa
Membuat kajian evaluasi capaian program SPAM di provinsi Aceh terhadap RPJMD 2015 - 2019
serta Rencana Strategis Kementrian Pekerjaan Umum
FAJRI ZUHRA, SE

cv. MATAURO
Engineering Consultan

Lokal

Ahli Ekonomi

Ahli Ekonomi

Membantu Ketua Tim menyusun rencana pembiayaan program

Membantu Ketua Tim dalam melakukan pendampingan penyusunan rencana pemenuhan akses
air minum 100% berbasis lingkungan (kelurahan - desa) di Provinsi Aceh
MUHALI, ST

cv. MATAURO
Engineering Consultan

Lokal

Ahli Teknik
Lingkungan

MAKMUN HIDAYAT, ST

cv. MATAURO
Engineering Consultan

Lokal

Operator Computer

Asisten Ahli Air Minum Membantu tenaga ahli dalam pelaksanaan kegiatan Konsultan
Operator Komputer

Data entri dan tata tertib administrasi

5
6

VIII. JADWAL PENUGASAN TENAGA AHLI


Bulan
No.

Nama Personil

I
1

II
3

III
3

IV
4

V
4

VI
3

Orang Bulan

Nasional
1. Tenaga Ahli
1

Pitoyo Trimulyanto, ST

Budiara, ST (Ahli Teknik Lingkungan)

Fajri Zuhra, SE (Ahli Ekonomi)

Irfandi, ST, MT (Ahli Perencana Wilayah)

(Team Leader)

Sub Total 1

20

2. Staf Pendukung
1

Muhali, ST

Makmun Hidayat, ST (operator komputer)

(Asisten Ahli Air Minum)

6
Sub Total 2

11

Total

31

Asing - Nihil

Anda mungkin juga menyukai