Ketahanan Pangan Dan Gizi
Ketahanan Pangan Dan Gizi
Waktu 50
menit
Tujuan Intruksional Umum
prihananto
TEKAD MEMBANGUN
KETAHANAN PANGAN
Dunia
Deklarasi
Roma Th 1996
pd KTT
Pangan Dunia
Deklarasi
Millenium
(MDGs) Th
2000
MENYEPAKATI
Penurunan
jumlah
penduduk
lapar hingga
12/1/15
setengahnya
FAO - PBB
International
Convenant on
Economic,
Social and
Cultural Rights
(ICOSOC)
DIRATIFIKASI DEN
UU No. 11 Tahun 200
Pangan
merupakan
kebutuhan
dasar manusia
(HAM),
Pemerintah
wajib
menyediakan
pangan yang
prihananto
layak.
prihananto
Diperlu
as
Diperluas
Kedaulatan pangan
Petani kecil semakin termajinalkan dengan adanya
Kesepakatan WTO (World Trade Organization)
untuk membuka pintu setiap negara dalam opsi
perdagangan bebas dan adil (just and fair trade)
Dalam tataran politik internal suatu negara, petani
tidak memiliki lobbyist yang cukup untuk
menyuarakan kepentingan petani
12/1/15
prihananto
Era
Pemikiran dunia
Internasional
Respons Indonesia
Pemerintah (Orde Baru) menetapkan
target swasembada beras pada1969
Membentuk BULOG
1980
Food Access
12/1/15
prihananto
Era
Pemikiran
dunia
Internasio
nal
WTO berkembang
2000 Food
sovereignty menjadi salah satu
lembaga yang
menentukan
standar perdag.
Internasional
Petani kecil tidak
akan mampu
bersaing dan
memenuhi standarsatndar perdag
internasional
12/1/15
prihananto
Respons Indonesia
LSM menterjemahkan food
sovereignity dalam istilah
Kemandirian Pangan dan
Kedaulatan Pangan
Swasembada
pangan
ditetapkan kembali oleh
pemerintah SBY (beras,
jagung, kedele, gula dan
daging sapi)
prihananto
Kondisi akut
Ketidak tahanan
Konsumsi energi rumah
pangan pada level tangga < 70 % dalam 4 sp
rumah tangga
6 kali kunjungan
Konsumsi energi
rumah tangga < 70 %
dalam 2 sp 3 kali
kunjungan
Ketidak tahanan
Anak umur < 5 tahun,
pangan pada anak
dengan TB/U Z score - 3
pra sekolah
Deficienci
mikronutrient
12/1/15
Indikator deficiensi Fe
prihananto
prihananto
Kemandirian Pangan :
Kemampuan suatu bangsa utk menjamin seluruh
penduduknya memperoleh pangan yg cukup, mutu yang
layak, aman & halal; yg didasarkan pd optimalisasi
pemanfaatan & berbasis pd keragaman sumberdaya lokal
(RPJPN 2005 2025).
Impor pangan sebagai alternatif terakhir utk mengisi
kesenjangan antara produksi & kebutuhan pangan dalam
negeri, diatur sedemikian rupa agar tidak merugikan
kepentingan para produsen pangan di dalam negeri, yang
mayoritas petani skala kecil, juga kepentingan konsumen
khususnya kelompok miskin (Pasal 3 (4), PP No. 68/2002)
12/1/15
prihananto
Asupan pangan
rendah
Sering sakit
infeksi
Pekerja
kasar
Sering hamil
Besar
keluarga
Kurang Gizi
Produktifitas
menurun karena
rendahnya status
fisik kesehatan
12/1/15
Produktifitas menurun
karena rendahnya
kecerdasan dan
pendidikan
prihananto
Tingginya
pengeluaranbiaya
kesehatan karena
sakit
12/1/15
prihananto
Fokus
pada
SEKIAN
TERIMAKASIH