Uu Opi
Uu Opi
Pasal 1 ayat 1
UU No. 5 Tahun
1997
Pasal 1 ayat 2
Permenkes No
10 tahun 2013
Pasal 1 ayat 2
Permenkes No
3 tahun 2015
Golong
an IV
Golong
an III
Golong
an II
Golong
an I
PENGGOLONGAN PSIKOTROPIKA
PENGGOLONGAN
PSIKOTROPIKA
NARKOTIKA
GOLONGA
N
I
Pasal
7
Pasal
6
Pasal
5
PRODUKSI PSIKTROPIKA
PEREDARAN PSIKOTROPIKA
Pada awalnya diatur oleh UndangUndang Nomor 5 Tahun 1997 pasal 8
sampai pasal 15
Pas
al 4
Pas
al 5
Pas
al 3
PEREDARAN PSIKOTROPIKA
1. PENYALURAN PSIKOTROPIKA
Permenkes Nomor 3 tahun 2015
Penyaluran Psikotropika wajib
memenuhi CPOB sesuai dengan
ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal
8
Pasal
9
Hanya dapat
berlaku untuk
masing-masing
Psikotropika.
hanya
dapat
digunakan
untuk 1
(satu) atau
beberapa
jenis
Psikotropi
ka
harus
terpisah
dari
pesanan
barang
lai
Pengiriman
Psikotropika,
dilakukan melalui
jasa pengangkutan
hanya dapat
membawa
Psikotropika, sesuai
dengan jumlah yang
tecantum dalam
surat pesanan,
faktur, dan/atau
surat pengantar
barang yang dibawa
pada saat
pengiriman.
2. PENyerahan PSIKOTROPIKA
Permenkes Nomor 3 tahun 2015 pasal 18
Penyeraha
n
Psikotropik
a hanya
dapat
dilakukan
dalam
bentuk
obat jadi.
Penyeraha
Penyeraha
n
n
dilakukan
dilakukan
kepada
secara
pasien,
langsung
harus
sesuai
dilaksanak
dengan
an oleh
standar
Apoteker
pelayanan
di fasilitas
kefarmasia
Juga diaturpelayanan
oleh PP 51 tahun
n
2009
pasal 24
kefarmasia
2. PENyerahan PSIKOTROPIKA
Permenkes Nomor 3 tahun 2015 pasal 19
Penyerahan
Narkotika
dan/atau
Psikotropika
hanya dapat
dilakukan oleh:
a. Apotek;
b. Puskesmas;
c. Instalasi
Farmasi Rumah
Sakit;
d. Instalasi
Apotek
sebagaimana
hanya dapat
menyerahkan
Psikotropika
kepada: a. Apotek
lainnya
b. Puskesmas;
c. Instalasi
Farmasi Rumah
Sakit;
d. Instalasi
Farmasi Klinik;
2. PENyerahan PSIKOTROPIKA
Permenkes Nomor 3 tahun 2015 pasal 19
Penyerahan
harus
berdasarkan
surat
permintaan
tertulis yang
ditandatangani
oleh Apoteker
penanggung
jawab dengan
menggunakan
Apotek,
Puskesmas,
Instalasi Farmasi
Rumah Sakit, dan
Instalasi Farmasi
Klinik hanya
dapat
menyerahkan
Psikotropika
kepada pasien
berdasarkan
2. PENyerahan PSIKOTROPIKA
PermenkesPsikotropika
Nomor 3 tahunoleh
2015 Apotek
pasal 20
Penyerahan
kepada Dokter hanya dapat dilakukan
dalam hal:
a. dokter menjalankan praktik perorangan
dengan memberikan Narkotika dan
Psikotropika melalui suntikan;
b. dokter menjalankan tugas atau praktik
di daerah terpencil yang tidak ada Apotek
atau sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
2. PENyerahan PSIKOTROPIKA
Permenkes Nomor 3 tahun 2015 pasal 21
Penyerahan Psikotropika oleh dokter kepada pasien hanya
dapat dilakukan dalam hal:
a. dokter menjalankan praktik perorangan dengan
memberikan Narkotika dan Psikotropika melalui suntikan;
b. dokter menolong orang sakit dalam keadaan darurat
dengan memberikan Narkotika melalui suntikan;
c. dokter menolong orang sakit dalam keadaan darurat dengan
memberikan Psikotropika; atau
d. dokter menjalankan tugas di daerah terpencil yang tidak
ada Apotek berdasarkan surat penugasan dari pejabat yang
berwenang.
KASUS
Analisis kasus
Pelanggaran yang dilakukan oleh apotek
tersebut adalah penyerahan obat golongan
psiktropika kepada pasien tidak dilakukan
oleh apoteker penanggung jawab apotek.
Analisis kasus
Menurut Undang-Undang Nomor 5 Tahun
1997 Psikotropika pasal 14 penyerahan
obat psiktropika oleh apotek kepada
pasien harus disertai dengan resep
dokter.
Pada kasus ini memang penyerahan obat
psikotropika memang berdasarkan resep
dokter, namun karena penyerahan obat
tidak dilakukan apoteker, maka tidak ada
skrining resep.
Pihak apotek juga tidak acuh terhadap
kejanggalan pada resep. Sebab mereka
hanya memikirkan keuntungan yang
didapat apotek tanpa menyadari adanya
dampak beredarnya psiktropika secara
luas kepada masyarakat