Tabulasi Data Kelompok 5
Tabulasi Data Kelompok 5
DI SUSUN OLEH:
KELOMPOK 4
Basilius yosepfus weu
Widia Wati Siolimbona
Intan
Jhoni Maya
Muhammad Mahdi
M. Suhardi Anwar
Maria Eximenes
Ahmad Suhaili
Basrudin Daengmanrapi
Imelda lelboy
Ilham Gunawan
Costansa Soplera
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pada masa remaja terjadi perubahan dan pertumbuhan yang cepat. Pengaruh
hormonal dapat menjadi penyebab ketidakstabilan emosi pada remaja. Tekanan dari
teman sebaya menjadi lebih penting dari perhatian orang tua. Banyak orang tua dan
remaja dapat melalui masa-masa sulit ini dengan cinta dan perhatian.
Pada remaja yang mengalami stress atau merasa kurangnya dukungan emosional
akan menimbulkan masalah-masalah emosional yang temporer atau permanen. Untuk
mengkompensasi mereka mungkin mencoba-coba atau penyalahgunaan berbagai zat yang
dapat menimbulkan resiko. Disamping itu selam masa remaja terjadi perubahan komplek
baik fisik, emosional, kognitif dan sosial. Cepatnya perkembangan menyebabkan
berbagai stress yang menimnulkan masalah dan berdampak bagi kesehatan remaja.
Masalah-masalah yang dapat muncul pada remaja antara alain penyalahgunaan
Napza, kehamilan remaja, tindak kekerasan, sexually transmitted desease dan HIV/
AIDS, kurang gizi dan kelainan makan.
Berdasarkan hasil pendataan saat dilakukan pengkajian komunitas di wilayah
RW IV jumlah remaja adalah 80 atau sekitar 11 % dari keseluruhan jumlah penduduk, 20
orang terlibat kenakalan remaja seperti Narkoba. Hasil
BAB II
TTINJAUAN TEORI
A. PENGERTIAN
Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi
dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan
mental, emosional sosial dan fisik (Hurlock, 1992)
Narkoba merupakan singkatan dari Narkotika dan obat atau bahan berbahaya. Selain
istilah Narkoba juga dikenal istilah NAPZA yaitu Narkotika, Psikotropika dan Zat adiktif
lainnya. Semua istilah ini sebenarnya mengacu pada sekelompok zat yang umumnya
mempunyai risiko kecanduan.
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik
sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran,
hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan
ketergantungan (UU no 22, tahun 1997)
NAPZA adalah zat-zat kimiawi yang dimasukkan ke dalam tubuh manusia, baik
ditelan melalui mulut, dihirup melalui hidung maupun disuntikkan melalui urat darah. Zat-zat
kimia itu dapat mengubahpikiran, suasana hati atau perasaan, dan perilaku seseorang.
Pemakaian terus menerus akan mengakibatkan ketergantungan fisik dan/atau psikologis.
(http://www.unicef.org/indonesia/id/HIV-AIDSbooklet_part4.pdf.
Penyalahgunaan zat adalah penggunaan zat secara terus menerus bahkan sampai
setelah terjadi masalah. Ketergantungan zat menunjukkan kondisi yang parah dan sering
dianggap sebagai penyakit. Adiksi umumnya merujuk
yang
berhubungan
pada
perilaku
psikososial
obat.
Toleransi
adalah
peningkatan
jumlah
zat
untuk
memperoleh efek yang diharapkan. Gejala putus zat dan toleransi merupakan tanda
ketergantungan fisik (Stuart & Sundeen, 2005).
B. JENIS-JENIS NAPZA
NAPZA dapat dibagi ke dalam beberapa golongan yaitu:
1.
Narkotika
Narkotika adalah suatu obat atau zat alami, sintetis maupun sintetis yang dapat
menyebabkan turunnya kesadaran, menghilangkan atau mengurangi hilang rasa atau nyeri
dan perubahan kesadaran yang menimbulkan ketergantungna akan zat tersebut secara terus
menerus.
Contoh narkotika yang terkenal adalah seperti ganja, heroin, kokain, morfin,
amfetamin, dan lain-lain. Narkotika menurut UU No. 22 tahun 1997 adalah zat atau obat
berbahaya yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintesis maupun semi
sintesis
yang
hilangnya
rasa,
dapat
menyebabkan
mengurangi
penurunan maupun
sampai menghilangkan
perubahan
rasa
nyeri
kesadaran,
dan
dapat
C.ETIOLOGI
Faktor Penyebab Penyalahgunaan NAPZA
Pada setiap kasus, ada penyebab yang khas mengapa seseorang menyalahgunakan
NAPZA dan ketergantungan. Artinya, mengapa seseorang akhirnya terjebak dalam perilaku
ini merupakan sesuatu yang unik dan tidak dapat disamakan begitu saja dengan kasus
lainnya. Namun berdasarkan hasil penelitian, terdapat beberapa faktor yang berperan pada
penyalahgunaan NAPZA.
a) Faktor keluarga
Dalam percakapan sehari-hari, keluarga paling sering menjadi tertuduh timbulnya
penyalahgunaan NAPZA pada anaknya. Tuduhan ini tampaknya bukan tidak beralasan,
karena hasil penelitian dan pengalaman para konselor di lapangan menunjukkan peranan
penting dari keluarga dalam kasus-kasus penyalahgunaan NAPZA. Berdasarkan hasil
penelitian tim UNIKA Atma Jaya dan Perguruan Tinggi Kepolisian Jakarta tahun 1995,
terdapat beberapa tipe keluarga yang beresiko tinggi anggota keluarganya (terutama anaknya
yang remaja) terlibat penyalahgunaan NAPZA.
Keluarga yang memiliki sejarah (termasuk orang tua) mengalami ketergantungan
NAPZAKeluarga dengan menejemen keluarga yang kacau, yang terlihat dari pelaksanaan
aturan yang tidak konsisten dijalankan oleh ayah dan ibu (misalnya, ayah bilang ya, ibu
bilang tidak).Keluarga dengan konflik yang tinggi dan tidak pernah ada upaya penyelesaian
yang memuaskan semua pihak yang berkonflik. Konflik dapat terjadi antara ayah dan ibu,
ayah dan anak, ibu dan anak, maupun antar saudara.
Keluarga dengan orang tua yang otoriter. Di sini peran orang tua sangat dominan,
dengan anak yang hanya sekedar harus menuruti apa kata orang tua dengan alasan sopan
santun, adat istiadat, atau demi kemajuan dan masa depan anak itu sendiri tanpa diberi
kesempatan
untuk
berdialog
dan
menyatakan
ketidaksetujuannya.
dengan
standar
tinggi
yang
harus
dicapai
dalam
banyak
hal
Keluarga yang neurosis, yaitu keluarga yang diliputi kecemasan dengan alasan yang kurang
kuat, mudah cemas dan curiga, dan sering berlebihan dalam menanggapi sesuatu
b.) Faktor kepribadian
Kepribadian penyalahguna NAPZA juga turut berperan dalam perilaku ini. Pada
remaja, biasanya penyalahguna NAPZA memiliki konsep diri yang negatif dan harga diri
yang rendah. Perkembangan emosi yang terhambat, dengan ditandai oleh ketidakmampuan
mengekspresikan emosinya secara wajar, mudah cemas, pasif agresif dan cenderung depresi,
juga turut mempengaruhi.
Selain itu, kemampuan remaja untuk memecahkan masalahnya secara adekuat
berpengaruh terhadap bagaimana ia mudah mencari pemecahan masalah dengan melarikan
diri. Hal ini juga berkaitan dengan mudahnya ia menyalahkan lingkungan dan lebih melihat
faktor-faktor di luar dirinya yang menentukan segala sesuatu. Dalam hal ini, kepribadian
yang dependen dan tidak mandiri memainkan peranan penting dalam memandang
NAPZA
sebagai
satu-satunya
pemecahan
masalah
yang
dihadapi.
Sangat wajar bila dalam usianya remaja membutuhkan pengakuan dari lingkungan sebagai
bagian pencarian identitas dirinya. Namun bila ia memiliki kepribadian yang tidak mandiri
dan menganggap segala sesuatunya harus diperoleh dari lingkungan, akan sangat
turut
menyuburkan
usaha
penjualan
NAPZA
di
Indonesia.
Akhirnya, dari beberapa faktor yang sudah diuraikan, tidak ada faktor yang satu-satu
berperan dalam setiap kasus penyalahgunaan NAPZA. Ada faktor yang memberikan
kesempatan, dan ada faktor pemicu. Biasanya, semua faktor itu berperan. Karena itu,
Fisik Berat badan turun drastis. Buang air besar dan kecil kurang lancar. Mata terlihat
cekung dan merah, muka pucat, dan bibir kehitam-hitaman. Sembelit atau sakit perut tanpa
alasan yang jelas. Tangan penuh dengan bintik-bintik merah, seperti bekas gigitan nyamuk
dan ada tandabekas luka sayatan. Goresan dan perubahan warna kulit di tempat bekas
suntikan. EmosiBila
ditegur
atau
dimarahi,
dia
malah
menunjukkan
sikap
membangkang. Emosinya naik turun dan tidak ragu untuk memukul orang atau berbicara
kasar terhadapanggota keluarga atau orang di sekitarnya.Nafsu makan tidak menentu. Sangat
sensitif dan cepat bosan.Perilaku Bicara cedal atau pelo. Jalan sempoyongan Malas dan
sering melupakan tanggung jawab dan tugas-tugas rutinnya.Mengalami jantung berdebardebar.Mengalami nyeri kepala.Mengalami nyeri/ngilu sendi-sendi.Mengeluarkan air mata
berlebihan. Mengeluarkan keringat berlebihan. Menunjukkan sikap tidak peduli dan jauh dari
keluarga.Selalu kehabisan uang.Sering batuk-batuk dan pilek berkepanjangan, biasanya
terjadi pada saat gejala "putuszat".Sering berbohong dan ingkar janji dengan berbagai macam
alasan. Sering bertemu dengan orang yang tidak dikenal keluarga, pergi tanpa pamit dan
pulanglewat tengah malam.Sering mengalami mimpi buruk.Sering menguap.Cenderung
menarik diri dari acara keluarga dan lebih senang mengurung dikamarSikapnya cenderung
jadi manipulatif dan tiba-tiba tampak manis bila ada maunya, sepertisaat membutuhkan uang
untuk beli obat.Suka mencuri uang di rumah, sekolah ataupun tempat pekerjaan dan
menggadaikanbarang-barang berharga di rumah.
Begitupun dengan barang-barang berharga miliknya,banyak yang hilang.Takut air,
jika terkena akan terasa sakit, karena itu mereka jadi malas mandi. Waktunya di rumah
kerapkali dihabiskan di kamar tidur, kloset, gudang, ruang yang gelap, kamar mandi, atau
tempat-tempat sepi lainnya. Menghindar dari tanggung jawab yang sesuai, malas
menyelesaikan tugas rutin dirumah Gejala sakaw atau putus obat, Bola mata mengecil,
Hidung dan mata berair
E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIC
VCT.dia diajak teman-temannya melakukan VCT (visite conselling test). "Saat itu aku
tidak tahu untuk apa diajak VCT. Ternyata untuk memeriksakan diri apakah terkena
HIV/AIDS atau tidak.
F. PENATALAKSANAAN
Peran keluarga Ada beberapa alasan yang menuntut keberadaan keluarga sebagai
pelaku utama dari upaya mereduksi permintaan akan napza, Pertama, meningkatnya
anak/remaja/pemuda yang terlibat. Dari keseluruhan kasus narkoba, 80%-nya melibatkan
mereka. Kedua, semakin mudanya usia awal menggunakan napza. Saat usia awal
menggunakan zat halusinogen adalah 10 tahun, obat psikotropika (10tahun), dan opium (13
tahun). Masa kritis untuk pertama kali memakai
Napza adalah ketika ia duduk di kelas satu SLTP, kelas satu SMU, atau ketika di
semester 1-2 perguruan tinggi. Saat itu, mereka dihadapkan pada tantangan, konflik, dan
kondisi baru. Ketiga, besarnya pengaruh teman. Umumnya asal mula seseorang memakai
napza adalah karena bujukan teman. Penolakan terhadap tekanan ini sering kali
mengakibatkan ia dikucilkan oleh kelompoknya. Hasil penelitian Dadang Hawari
(Pendekatan Psikiatri Klinis Pada Penyalahgunaan Zat, 1990)
Memperlihatkan bahwa 81,3% pengguna napza karena pengaruh teman. Keempat,
besarnya pengaruh konflik/stres dalam diri anak terhadap peluangnya menggunakan napza.
Hasil penelitian Dadang Hawari (1990) memperlihatkan bahwa pada umunya alasan untuk
anak/remaja menggunakan napza antara lain adalah percaya bahwa napza dapat mengatasi
semua persoalan, atau memperoleh kenikmatan atau menghilangkan kecemasan, gelisah,
takut. Kelima, hasil penelitian juga memperlihatkan bahwa keadaan keluarga yang tidak
kondusif atau dengan kata lain disfungsi keluarga memunyai risiko relatif estimated relative
risk) bagi anak/remaja terlibat penyalahgunaan napza dibandingkan;
Pada remaja, selain faktor faktor diatas Keadaan ketergantungan obat dapat disebabkan
karena pada masa remaja mengalami suatu keadaan yang relatif mudah berubah-ubah,ini
disebabkan karena ciri dari remaja itu sendiri diantaranya :
Remaja cenderung untuk melihat dirinya dan orang lain sebagaimana yang ia inginkan
bukan sebagaimana adanya.
G. TAHAPAN DAN PERKEMBANGAN ANAK PADA REMAJA
Keluarga dengan anak remaja Dimulai ketika anak pertama melewati umur 13 tahun, berlangsung
selamaenam hingga tujuh tahun. Tahap ini dapat lebih singkat jika anak meninggalkankeluarga lebih awal
atau lebih lama jika anak masih tinggal di rumah hinggaberumur 19 atau 20 tahun.
Perkembangan
Tahap Perkembangan
2. Perubahan sosial
Salah satu tugas perkembangan masa remaja yang tersulit adalah berhubungan dengan
penyesuaian sosial, hal tersebut dikarenakan oleh kuatnya pengaruh kelompok sebaya
disebabkan remaja lebih banyak diluar rumah bersama teman sebaya.
J. Faktor lingkungan juga mempengaruhi masalah ketergantungan obat , antara lain :
1. Orang tua
Sikap orang tua terhadap remaja merupaka faktor yang sangat penting bagi
perkembangan kepribadian remaja.Perkawinan yang tidak bahagia atau perceraian
menimbulkan kebingungan pada remaja.Bila orang tua tidak rukun ,maka sering mereka tidak
konsekuen dalam hal mengatur disiplin dan sering mereka bertengkar didepan anak-anak
mereka.Sebaliknya disiplin yang dipertahankan secara kaku dapat menimbulkan frustasi yang
hebat.Disiplin harus dipertahankan dengan bijaksana ,jangan sampai seakan-akan ada dua
blok dirumah,yaitu orang tua disatu pihak dan anak-anak dilain pihak.
2. Saudara-saudara
Rasa iri hati terhadap saudar-saudara adalah normal, biasanya lebih nyata pada anak
pertama dan lebih besar antara anak-anak dengan jenis kelamin yang sama.Perasaan ini akan
bertambah keras bila orang tua memperlakukan anak-anak tidak sama (pilih kasih).Untuk
menarik perhatian dan simpati dari orang tua,biasanya remaja menunjukkan perilaku agresif
atau negativistik.
3. Orang-orang lain didalam rumah
Seperti nenek,saudar orang tua atu pelayan,juga dapat mempengaruhi perkembangan
kepribadian pada remaja. Nenek pada umumnya menunjukkan sikap memanjakan terhadap
cucunya
4. Hubungan disekolahnya
Yang perlu diselidiki adalah bagaimana hubungan remaja dengan gurunya, teman
sekolahnya. Tidak jarang seorang guru yang sifatnya terlalu keras justru menimbulkan
kenakalan pada murid-muridnya.
5. Keadaan ekonomi
Ketergantungan obat lebih sering didapati pada anak-anak dari golongan sosio-ekonomi
tinggi atau rendah. Hal ini terjadi mungkin karena orang tua mereka terlalu sibuk dengan
kegiatan-kegiatan sosial (pada kalangan atas)atau sibuk dengan mencari nafkah (pada
kalangan rendah) sehingga lupa menyediakan waktu untuk berkomunikasi dengan baik pada
para remaja.
Menurut Rosenheim,Tucker dan Lafore, diambil kesimpulan bahwa orang tua remaja
dengan ketergantungan obat sering menunjukkan sikap menolak terhadap anak mereka. Sikap
menolak ini mempunyai latar belakang tertentu, misalnya :
a.
Perkawinan yang tidak bahagia.Isteri mengira bahwa dengan adanya anak,hubungan suami
istri akan menjadi baik. Bila kemudian ternyata tidak demikian, maka anaklah yang
dipersalahkan (mungkin secara tidak disadari)
b.
Sikap menolak juga mungkin timbul karena sebelumnya ibunya takut hamil lagi karena
kesulitan ekonomi dan kelahiran seorang anak akan menambah beban keluarga.
c.
Sikap menolak dari orang tua terhadap anak mereka terutama pada remaja diantaranya
adalah :
d.
e.
f.
g.
h.
i.
1.
2.
3.
Memperoleh kebebasan secara emosional dari orang tua dan orang dewasa lain
4.
5.
1.
standart perilaku
2.
Metode disiplin
3.
4.
Komunikasi Keluarga
5.
Besarnya kelurga
6.
7.
BAB III
TABULASI DATA DASAR STATUS KESEHATAN KOMUNITAS
1. Data Geografi
a. Uraikan alamat lengkap daerah yang dijadikan binaan: RT 03 , RW 04, kelurahan
tetap maju, kecamatan panggang jaya kota surabaya.
b. Selanjutnya uraikan batas-batas wilayah yang menjadi target pengkajian, sebagai
berikut :
Sebelah Uatra dibatas oleh kali
Sebelah Selatan dibatasi oleh gang
Sebelah Timur dibatasi oleh jalan raya umum
Sebelah Barat dibatasi oleh Gang
c. Identifikasi aktivitas rutin yang dilakukan oleh masyarakat ; misalnya pengajian
rutin bapak-bapak setiap hari minggu sore, Kegiatan arisan dan yasinan ibu-ibu di
Musalah setiap malam jumat dan malam senin.
Jumlah jiwa yang terdiri dari; jiwa 186. Jumlah RT: 08 dan RW :07
jumlah KK : 50, jumlah jiwa yang terdiri dari; 186 jiwa, anak usia balita: 20
orang balita,, usia produktif, 86 orang, bumil 0 orang. usia lanjut 9 orang.
2. Data Demografi
Jumlah KK : 50kk
Jumlah jiwa :186jiwa
1) Distribusi penduduk berdasarkan umur dan jenis kelamin
No
1
2
3
4
5
6
7
Umur
Laki-
0-12 bulan
12-36 bulan
3-5 th
6-14 th
15-49 th
50-64 th
>64 th
Total
laki
5
15
26
33
30
18
3
130
4%
12%
20%
25%
23%
14%
2%
100%
Jenis kelamin
Perempuan
%
4
25
32
20
50
30
9
170
2%
15%
19%
12%
29%
18%
5%
100%
Total
9
40
58
53
80
48
12
300
%
3%
13%
19%
18%
27%
16%
4%
100%
Kesimpilan data: dari data yang di dapatkan usia produktif terdapat 300 jiwa dan yang
masih bayi hanya
2) Berdasarkan pendidikan
No
1
2
3
4
5
6
7
Pendidikan
Belum sekolah
Tidak sekolah
TK
SD
SMP
SMA
Perguruan tinggi
Total
Frekuensi
10
15
30
45
77
34
89
300
Kesimpulan data : dari data diatas masih banyak warga yang berpendidikan yaitu 37% yang
SMA ,8% yang tidak berpendidikan
%
3%
5%
10%
15%
26%
11%
30%
100%
pendidikan
Belum sekolah; 3% Tidak sekolah; 5%
Perguruan tinggi; 30%
TK; 10%
SD; 15%
Tipe rumah
Frekuensi
o
1.
2.
3.
Permanen
47
94%
Semi Permanen
3
6%
Tidak permanen
0
0%
Total
50
100%
Kesimpulan data : rumah yang tipe permanen 80% dan tidak permanen yaitu sebanyak 8%
tipe rumah
Semi Permanen; 6%
Permanen; 94%
Kepemilikan rumah
Jumlah rumah
o
1
Milik sendri
30
60%
sewa
15
30%
3
Numpang
Total
5
50
10%
100%
Kesimpulan data : terdapat 6% warga yang masih sewa dan milik sendiri 80%
kepemilikan rumah
Numpang ; 10%
sewa; 30%
Milik sendri; 60%
Jumlah rumah
6
0
44
50
%
12%
0%
88%
100%
Kesimpulan data : Dari data diatas didapatkan jenis lantai semen 12 %, didapatkan berjenis
tegel 88%
Sales
semen; 12%
tegel; 88%
System ventilasi
Frekuensi
rumah
Ada
50
100%
Tidak ada
0
0%
Total
100%
Kesimpulan data : Dari data diatas didapatkan 100% warga memiliki ventilasi rumah.
1.
2.
ventilasi rumah
Ada; 100%
Jedela
Jumlah rumah
Di buka
Tidak di buka
Total
50
0
50
100%
0%
100%
Di buka; 100%
System pencahayaan
Jumlah rumah %
Terang
40
80%
Remang-remang
3
6%
Gelap
7
14%
Total
50
100%
Kesimpulan data : 14% pencahanyaan rumah warga masih gelap
Terang ; 80%
9)
Letak rumah
Bersatu
terpisah
dekat
Total
Jumlah rumah
10
0
40
50
20%
0%
80%
100%
Kesimpulan data : dari data diatas didapatkan 20 % letak rumah dengan tetangga bersatu
dekat; 80%
Frekuensi
3
0
47
50
6%
0%
94%
100%
Kesimpulan data : Dari hasil data yang didapatkan bahwa masyarakat menggunakan sumber
air dari PDAM sebanyak 6%, sumber air yang di beli/mineral 94%.
System pengolahan
Frekuensi
%
Masak
2
4%
Tidak dimasak
0
Mineral
48
96%
total
50
100%
Kesimpulan data : Dari data diatas terdapat 4 % warga masak air untuk diminum.
Mineral; 96%
Frekuensi
1
2
3
50
0
0
50
100%
0%
0%
100%
Kesimpulan data : Dari data yang didapatkan sebanyak 86% warga munggunakan air PDAM
untuk mandi dan mencuci.
PDAM; 100%
Frekuensi
o
1.
2.
3.
Frekuensi
sementara
Bak
40
80%
Gentong
5
10%
Ember
5
10%
Total
50
100%
Kesimpulan data :dari data diatas sebanyak 80% warga masih menggunakan bak untuk
penampungan air sementara
Bak ; 80%
Kondisi tempat
o
1.
penampungan air
terbuka
2.
tertutup
Total
Frekuensi
10
20%
40
50
80%
100%
Kesimpulan data :terdapat 20% kondisi tempat penampungan air dalam keadaan terbuka.
tertutup ; 80%
Kondisi air
o
1.
2.
3.
5.
Berwarna
Berbau
Berasa
Tidak berasa dan berbau
Frekuensi
0
0
0
50
0%
0%
0%
100%
Total
50
100%
Kesimpulan data :kondisi air tidak berasa dan tidak berwarna sebanyak 100%
kondisi air
o
1.
2.
4
Frekuensi
Ditimbun
5
10%
Dibakar
10
20%
Sungai
35
70%
Total
50
100%
Kesimpulan data : dari hasil data diatas banyak masyarakat yang buang sampah di sungai
yaitu sebanyak 70%.
Sungai; 70%
Tempat penampungan
o
1.
2.
sampah sementara
Frekuensi
90%
10%
Total
50
100%
Kesimpulan data : terdapat 90% warga yang memiliki tempat penampungan sampah
sementara
Ada ; 90%
Frekuensi
o
1.
2.
WC; 100%
Penampungan BAB
Frekuensi
o
1.
2.
plengsengan
15
30%
leher angsa
35
70%
Total
50
100%
Kesimpulan data : dari data diatas sebanyak 30% warga memanfaatkan WC plengsengan &
warga yang memanfaatkan WC Leher angsa sebanyak 70%
jenis jamban
plengsengan; 30%
Kondisi jamban
Frekuensi
lancar
Tersumbat
Total
50
0
50
100%
0%
100%
lancar; 100%
Frekuensi
o
1.
3.
5.
limbah
Got
20
Sembarang tempat
15
Resapan
15
Total
50
Kesimpulan data: terdapat 40% warga yang membuang air limbah di got
40%
30%
30%
100%
Got
Sembarang tempat
Resapan
4th Qtr
Frekuensi
o
1.
2.
lancar
47
94%
Tersumbat
3
6%
Total
50
100%
kesimpulan data: terdapat 6% warga yang kondisi saluran limbahnya tersumbat
lancar; 94%
Frekuensi
Ada
10
20%
Tidak ada
40
80%
Total
50
100%
kesimpulan data: 20% masyarakat yang memiliki hewan ternak di rumah
Sarana kesehatan
Frekuensi
Rumah sakit
5
10%
Posyandu
0
Puskesmas
37
74%
Balai pengobatan
0
Dokter peraktik
8
16%
Perawat/bidan
0
Total
50
100%
Kesimpulan data: 74% warga menggunakan puskesmas sebagai sarana kesehatan terdekat
Puskesmas; 74%
Pemanfaatan sarana
Frekuensi
o
1.
2.
kesehatan
Ya
50
100%
Tidak
0
Total
50
100%
Kesimpulan data: 50% warga menggunakan pemanfaatan sarana kesehatan
Ya; 100%
Frekuensi
40
10
%
80%
20%
50
100%
Total
Sales
Jamu; 20%
Pendanaan kesehatan
Askes
Dana sehat
Bpjs
Tabungan
Total
Frekuensi
38
12
0
0
0
76%
24%
0%
0%
100%
Kesimpulan data: 76% warga menggunakan Askes dan 24% menggunakan dana sehat
Sales
Askes; 76%
Frekuensi
10
40
50
Sales
Iya; 20%
Tidak; 80%
%
20%
80%
100%
Ibu menyusui
Frekuensi
Ya
Tidak ada
Total
Kesimpulan data: 100% ibu tidak menyusui
0
50
186
0%
100%
100%
o
1.
2.
Sales
Ibu hamil
Frekuensi
Ada
5
Tidak ada
45
Total
50
Kesimpulan data: sebanyak 90% tidak terdapat ibu hamil
%
10%
90%
100%
Sales
Ada; 10%
Usia lanjut
Frekuensi
15
35
50
30%
70%
100%
o
1.
2.
Ada
Tidak ada
Total
Kesimpulan data: 30% usia lanjut
Sales
Ada; 30%
Social ekonomi
Frekuensi
o
1. <Rp. 1.000.000
25
2. Rp. 1.000.000 3.000.000
25
Diatas
3. >Rp 3.000.000
0
Total
50
Kesimpulan data: 50% berpenghasilan <Rp 1.000.000
%
50%
50%
0%
100%
BAB IV
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DI WILAYAH RT. 03 RW 04
KELURAHAN TETAP MAJU, KECAMATAN PANGGANG JAYA KOTA SURABAYA
ANALISA DATA
NO
1.
2.
Data subyektif
Pak RT mengatakan
Data obyektif
Rata-rata pendidikan orang
MASALAH
Terjadinya peningkatan kasus
jarangnya
tua di RT 03 RW 04
penggunaan NAPZA di RT 03 RW 04
keterlibatan orang
berpendidikan SD 70%
lingkungan setempat
berpendidkan Sarjana
- masyarakat
mengatakan tidak
di rumah
masyarakatnya
- masyarakat
mengatakan dalam
masyarakat
berada di rumah
- Masyarakat
Remaja pengguna
mengatakan
remaja sering
kontol
Remaja cenderung
marah-marah
-
tidak jelas
Masyarakat
mengatakan
remaja tersebut
sering
mengambil uang
tanpa
sepengetahuan
orang tuanya
KRITERIA
BOBOT
MASALAH
BOBOT
RASIONAL
MAKNA
KRITERI
KRITERI
MASALA
A (1-10)
3
A (1-10)
7
H(CxM)
21
Kesadaran
pengetahuan semakin
terhadap maslah
membuat kesadaran
membuat individu
Motivasi
diri berkurang
Maslah yang terjadi
sadar
Memotivasi sesame
komunitas untuk
membuat masyarakat
dalam lingkup
mengatasi
peduli, dengan
komunitas sangat
masalah
komunitasnya
berpengaruh terhadap
Kemampuan
Perawat
masalah
Masalah yang diatasi
perawat untuk
merencanakan dan
dengan pendidikan
mengatasi
mengupayakan
kesehatan berupa
maslah
Fasilitas yang
mengatasi masalah
Fasilitas kurang
memenuhi standar
penyuluhan
Fasilitas dapat
masalah yang ada di
Beratnya akibat
komunitas
Kurang pengetahuan
10
Cepatnya
masalah teratasi
18
30
12
mempengaruhi
mengatasi
Semakin tinggi
masyarakat
tersedia untuk
Kurang pengetahuan
ancaman kesehatan
dan lingkungan
akan mempengaruhi
sekitar
Masalah yang ada
kesehatan
Partisipasi warga
membutuhkan waktu
sangat berpengaruh
terhadap cepatnya
60
25
mengatasinya
masalah teratasi
Peningkatan angka kejadian NAPZA pada anak remaja di RT 03 RW 04 kelurahan tetap
maju, kecamatan pangan jaya kecamatan surabaya, berhubungan dengan kurangnya control
social masyarakat
N
KRITERIA
BOBOT
MASALAH
BOBOT
RASIONAL
MAKNA
KRITERI
KRITERI
MASALA
A (1-10)
4
A (1-10)
8
H(CxM)
32
Kesadaran
Semakin rendahnya
masyarakat
rendah dari
kesadaran masyarakat
terhadap maslah
masyarakat
memeperburuk
menimbulkan
masalah sosial
Motivasi masyarakat
yang terjadi
Tidak adanya
Motivasi
komunitas untuk
untuk mengatasi
dukungan dari RT RW
mengatasi
masalah sangat
untuk mengatasi
masalah
Kemampuan
minim
Perawan
masalah NAPZA
Perawat
perawat untuk
merencanakan dan
mengupayakan
mengatasi
mengupayakan
penyelesaian masalah
maslah
Fasilitas yang
mengatasi masalah
Fasilitas yang
Fasilitas dapat
tersedia untuk
tersedia di
memepengaruhi
mengatasi
lingkungan tidak
Beratnya akibat
10
Kesadaran yang
Cepatnya
masalah teratasi
memadai
Hal ini bisa menjadi
komunitas
Kurang control social
ancaman kerusakan
mempengaruhi
masalah dan
penyelesaian masalah
Partisipasi dari pihak
membutuhkan waktu
RT RW kelurahan
sangat berperan
mengatasinya
terhadap cepatnya
18
49
24
50
18
maslah
Resiko terjadinya perilaku kekerasan pada remaja di RT03 RW 04 kelurahan tetap maju
kecamatan pangan jaya kota Surabaya berhubungan dengan kurangnya dukungan masyarakat
penanganan kasus NAPZA
N
O
KRITERIA
BOBOT
MASALAH
BOBOT
RASIONAL
MAKNA
KRITERI
KRITERI
MASALA
H(CxM)
Kesadaran
Rendahnya
Partisipasi warga
24
masyarakat
partisipasi warga,
mampu mengatasi
terhadap maslah
menyebabkan
Motivasi
komunitas untuk
mengoptimalkan
mengatasi
untuk menyelesaikan
rendahnya angka
masalah
Kemampuan
masalah
Perawat
merencanakan dan
mengatasi
mengupayakan
menurunkan atau
maslah
mengatasi maslah
mengurangi masalah
Fasilitas tidak
yang di timbulkan
Fasilitas mendukung
Fasilitas yang
masalah
Beratnya akibat
masalah teratasi
Resiko PK bisa
Mempercepat
21
30
menjadi ancaman
pengatasan maslah
tatanan lingkungan
komunitas
Masalah yang ada
membutuhkan waktu
masalah teratasi
semakin baik.
25
mengatasinya
64
masalah
Cepatnya
30
terjadinya perbaikan
mengatasi
kejadian
Upaya yang optimal
perawat untuk
tersedia untuk
Masalah
SKOR
166
tentang NAPZA
Peningkatan angka kejadian NAPZA pada anak remaja di RT 03 RW 04
191
194
DIAGNOSA PRIORITAS
1) Resiko terjadinya perilaku kekerasan pada remaja di RT03 RW 04 kelurahan tetap
maju kecamatan pangan jaya kota Surabaya berhubungan dengan kurangnya
dukungan masyarakat penanganan kasus NAPZA
2) Peningkatan angka kejadian NAPZA pada anak remaja di RT 03 RW 04 kelurahan
tetap maju, kecamatan pangan jaya kecamatan surabaya, berhubungan dengan
kurangnya control social masyarakat
3) Terjadinya peningkatan kasus penggunaan NAPZA di RT 03 RW 04 kelurahan tetap
maju kecamatan pangan jaya kota Surabaya berhubungan dengan kurangnyanya
pengetahuan orang tua atau warga tentang NAPZA
N
o
MASALAH
RENCANA KEGIATAN
PENANGGUN
G JAWAB
WAKTU
KEGIATAN
1.
Melakukan pendekatan
dengan para kader RT dan
RW serta para tokoh
masyarakat setempat. Dan
kunjugan keluarga. Meliputi:
- Memfasilitasi warga
setempat dalam
menghadapi dan
penanganan NAPZA
pada remaja
- Memantau status
mental para remaja
dengan
ketergantungan
NAPZA
Sie Acara
Basilius Y. weu
21- 23
Oktober
2015
RT03 RW 04 kelurahan
tetap maju kecamatan
pangan jaya kota Surabaya
berhubungan dengan
kurangnya dukungan
masyarakat penanganan
kasus NAPZA
Memberikan Penyuluhan
2.
Peningkatan angka
anak remaja di RT 03 RW
anak remaja.
Bazrudin
25 oktober
2015
TEMPAT SASAR
KEGIATA
AN
N
Halam
kader RT
Rumah
dan RW
Bapak RT. serta para
tokoh
dan
keluarga
dengan
remaja
ketergant
ungan
NAPZA
Balai RT
SUMBER
Iuran
Kelompok
Iuran
Kelompok
kecamatan surabaya,
berhubungan dengan
kurangnya control social
masyarakat
Terjadinya peningkatan
kasus penggunaan
Memberikan Penyuluhan
NAPZA di RT 03 RW 04
Semua anggota
kelompok
26 oktober
2015
Balai RT
Iuran
Kelompok
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DENGAN MASALAH KETERGANTUNGAN NAPZA PADA REMAJA
DI RT 03 RW 04 KELURAHAN TETAP MAJU KECAMATAN PANGAN JAYA KOTA SURABAYA
DIAGNOSA
No
KEPERAWATAN
1
Resiko terjadinya
perilaku kekerasan
pada remaja di
RT03 RW 04
kelurahan tetap
maju kecamatan
RENCANA
KEGIATAN
TUJUAN
Waktu/
Tempat
Melakukan
a. Meningkat kerja sama antar
pendekatan dengan
kader RT dan RW
para kader RT dan
b. Terbantu untuk mengakses
RW serta para tokoh
informasi seputar kesehatan
masyarakat setempat.
Remaja
Dan kunjugan
c. Lebih
mudah
dalam
keluarga
berinteraksi antara para kader ,
Warga, dan kelompok Remaja
dengan ketergantungan NAPZA
21 Oktober
2015
a. Mengetahui
bahaya
dan
penanganan NAPZA
b. Mengetahui informasi tentang
issue terkini tentang NAPZA
22 Oktober
2015
Memfasilitasi warga
setempat dalam
menghadapi dan
penanganan NAPZA
pada remaja
KRITERIA HASIL
Sasaran
Lansia
di RW
III
M
eningkat kerja sama
antar kader RT dan
RW.
2.
T
erbantu
untuk
mengakses
informasi
seputar
NAPZA
3.
L
ebih mudah dalam
berinteraksi antara
para kader RT dan
RW dan kelompok
Remaja
dengan
NAPZA.
4.
K
ader
RT
dan
kelompok
mahasiswa praktik
komunitas
selanjutnya bekerja
sama
untuk
keberlanjutan
kunjungan keluarga.
Peserta
Undangan
Posyand
mampu
u Lansia
mengerti dan
di RW
memahami :
III
1. Memahami maksud
dan tujuan kegiatan
2. Peserta
dapat
menyebutkan
pengertian NAPZA
3. Peserta
dapat
mengentahui bahaya
NAPZA.
4. Peserta
dapat
menyebutkan Tanda
dan gejala Pengguna
1.
Dalam kegiatan praktik profesi keperawatan komunitas dan keluarga ini implementasi yang berhasil kami laksanakan sesuai
dengan hasil kesepakatan pada perencanaan antara warga di rt 03 rw 0 4 kelurahan tetap maju kecamatan pangan jaya kota surabaya .
No
1
Diagnosa
Resiko terjadinya
perilaku kekerasan
pada remaja di
RT03 RW 04
kelurahan tetap
maju kecamatan
pangan jaya kota
Surabaya
berhubungan
dengan kurangnya
Kegiatan
Melakukan
pendekatan
dengan para
kader RT dan
RW serta para
tokoh
masyarakat
setempat. Dan
kunjugan
keluarga
Waktu/Tempat
Waktu: 20 dan
27 Juni, 5,11
dan 19 Juli
2013
Tempat:
Rumah RW 03.
Peserta
Orang
Tua RT
03 RW 0
4
Pelaksana
Mahasiswa
Hambatan
1.
Solusi
dukungan
masyarakat
penanganan kasus
NAPZA.
2
Peningkatan angka
kejadian NAPZA
pada anak remaja di
RT 03 RW 04
kelurahan tetap
maju, kecamatan
pangan jaya
kecamatan surabaya,
berhubungan
dengan kurangnya
kontrol social
masyarakat
Terjadinya
peningkatan kasus
penggunaan
NAPZA di RT 03
RW 04 kelurahan
tetap maju
kecamatan pangan
pertemuann dan
mengkaji
keterlibatan
warga dalam
kejadian remaja
dengan
ketergantungan
NAPZA.
Penyuluhan
bahaya napza
Waktu: Kamis,
11 Juli 2013.
Pukul : 09.00
WIB
Orang
tua, kader
RT dan
RW.
Mahasiswa
1. Terbatasnya
alat 1. Menambah jumlah
sehingga
waktu
alat
peraga
pelaksanaan lebih
kesehatan
dan
lama
waktu pelaksanaan.
Remaja
RT 03
Mahasiswa
Tempat: Balai
RW III
Waktu: Kamis,
25 oktober
2015.
Pukul : 09.00
WIB
Tempat: Balai
RW III
berhubungan
dengan
kurangnyanya
pengetahuan
Remaja tentang
NAPZA
EVALUASI.
Dalam kegiatan praktek profesi keperawatan komunitas dan keluarga ini sesuai dengan hasil implementasi yang berhasil kami
laksanakan, maka hal-hal yang dapat kami evaluasi berdasarkan analisis SWOT adalah sebagai berikut
Diagnosa Keperawatan
Komunitas
Resiko
terjadinya
perilaku kekerasan pada
remaja di RT03 RW 04
kelurahan tetap maju
kecamatan pangan jaya
kota
Surabaya
berhubungan
dengan
Strength
Weakness
Opportunity
Threatened
Tindak Lanjut
kurangnya
masyarakat
kasus
dukungan kwgiataan.
penanganan
Peningkatan
angka 1. Adanya remaja 1. Karang taruna di
di RT 03
RT 03 tidak aktif
kejadian NAPZA pada
atau hanya aktif
anak remaja di RT 03 RW 2. Pernah terbentuk
karang taruna di
saat ada kegiatan
04 kelurahan tetap maju,
RT 03
HUT
kecamatan pangan jaya
2. Belum ada kader
kecamatan
surabaya,
pokja remaja di
berhubungan
dengan
RT 03
3. Hanya 5 remaja
kurangnya kontrol social
yang
aktif
masyarakat
mengikuti semua
kegiatan
Terjadinya peningkatan 1. Mayoritas
1. Kurangnya
remaja
di
RW
III
keinginan remaja
kasus
penggunaan
berpendidikan
untuk ikut serta
NAPZA di RT 03 RW 04
SD dan SMP
dalam
kegiatan
kelurahan tetap maju
2. Terdapat lebih
remaja terutama
kecamatan pangan jaya
dari 10 remaja
pendidikan
kota
Surabaya
yang hadir saat
kesehatan
berhubungan
dengan
kegiatan
2. Remaja
kurang
kooperatif
bila
kurangnyanya
diajak
dalam
pengetahuan
Remaja
kegiatan
tentang NAPZA
3. Hanya terdapat 5
remaja yang aktif
mengikuti semua
kegiatan
kegiatan