Anda di halaman 1dari 54

LAPORAN

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DI RT III/RW IV KEL. TEPAT


MAJU SURABAYA

DI SUSUN OLEH:
KELOMPOK 4
Basilius yosepfus weu
Widia Wati Siolimbona
Intan
Jhoni Maya
Muhammad Mahdi
M. Suhardi Anwar
Maria Eximenes
Ahmad Suhaili
Basrudin Daengmanrapi
Imelda lelboy
Ilham Gunawan
Costansa Soplera

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SURABAYA


PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
SURABAYA
2015

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Pada masa remaja terjadi perubahan dan pertumbuhan yang cepat. Pengaruh
hormonal dapat menjadi penyebab ketidakstabilan emosi pada remaja. Tekanan dari
teman sebaya menjadi lebih penting dari perhatian orang tua. Banyak orang tua dan
remaja dapat melalui masa-masa sulit ini dengan cinta dan perhatian.
Pada remaja yang mengalami stress atau merasa kurangnya dukungan emosional
akan menimbulkan masalah-masalah emosional yang temporer atau permanen. Untuk
mengkompensasi mereka mungkin mencoba-coba atau penyalahgunaan berbagai zat yang
dapat menimbulkan resiko. Disamping itu selam masa remaja terjadi perubahan komplek
baik fisik, emosional, kognitif dan sosial. Cepatnya perkembangan menyebabkan
berbagai stress yang menimnulkan masalah dan berdampak bagi kesehatan remaja.
Masalah-masalah yang dapat muncul pada remaja antara alain penyalahgunaan
Napza, kehamilan remaja, tindak kekerasan, sexually transmitted desease dan HIV/
AIDS, kurang gizi dan kelainan makan.
Berdasarkan hasil pendataan saat dilakukan pengkajian komunitas di wilayah
RW IV jumlah remaja adalah 80 atau sekitar 11 % dari keseluruhan jumlah penduduk, 20
orang terlibat kenakalan remaja seperti Narkoba. Hasil

wawancara dengan tokoh

masyarakat serta Musyawarah Masyarakat Desa di RW IV ada remaja yang berperilaku


kurang sehat seperti minum-minuman keras, narkoba. Pendidikan kesehatan tentang
penyalahgunaan napza di wilayah RW IV kelurahan tetap msju kecamatan pangan jaya
dilakukan untuk mencegah semakin banyak penggunaan napza oleh remaja.

BAB II
TTINJAUAN TEORI
A. PENGERTIAN

Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi
dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan
mental, emosional sosial dan fisik (Hurlock, 1992)
Narkoba merupakan singkatan dari Narkotika dan obat atau bahan berbahaya. Selain
istilah Narkoba juga dikenal istilah NAPZA yaitu Narkotika, Psikotropika dan Zat adiktif
lainnya. Semua istilah ini sebenarnya mengacu pada sekelompok zat yang umumnya
mempunyai risiko kecanduan.
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik
sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran,
hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan
ketergantungan (UU no 22, tahun 1997)
NAPZA adalah zat-zat kimiawi yang dimasukkan ke dalam tubuh manusia, baik
ditelan melalui mulut, dihirup melalui hidung maupun disuntikkan melalui urat darah. Zat-zat
kimia itu dapat mengubahpikiran, suasana hati atau perasaan, dan perilaku seseorang.
Pemakaian terus menerus akan mengakibatkan ketergantungan fisik dan/atau psikologis.
(http://www.unicef.org/indonesia/id/HIV-AIDSbooklet_part4.pdf.
Penyalahgunaan zat adalah penggunaan zat secara terus menerus bahkan sampai
setelah terjadi masalah. Ketergantungan zat menunjukkan kondisi yang parah dan sering
dianggap sebagai penyakit. Adiksi umumnya merujuk
yang

berhubungan

pada

perilaku

psikososial

dengan ketergantungan zat. Gejala putus zat terjadi karena

kebutuan biologik terhadap

obat.

Toleransi

adalah

peningkatan

jumlah

zat

untuk

memperoleh efek yang diharapkan. Gejala putus zat dan toleransi merupakan tanda
ketergantungan fisik (Stuart & Sundeen, 2005).

B. JENIS-JENIS NAPZA
NAPZA dapat dibagi ke dalam beberapa golongan yaitu:
1.

Narkotika
Narkotika adalah suatu obat atau zat alami, sintetis maupun sintetis yang dapat

menyebabkan turunnya kesadaran, menghilangkan atau mengurangi hilang rasa atau nyeri
dan perubahan kesadaran yang menimbulkan ketergantungna akan zat tersebut secara terus
menerus.
Contoh narkotika yang terkenal adalah seperti ganja, heroin, kokain, morfin,
amfetamin, dan lain-lain. Narkotika menurut UU No. 22 tahun 1997 adalah zat atau obat
berbahaya yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintesis maupun semi
sintesis

yang

hilangnya

rasa,

dapat

menyebabkan

mengurangi

penurunan maupun

sampai menghilangkan

perubahan

rasa

nyeri

kesadaran,
dan

dapat

menimbulkan ketergantungan (Wresniwiro dkk.2004).

C.ETIOLOGI
Faktor Penyebab Penyalahgunaan NAPZA
Pada setiap kasus, ada penyebab yang khas mengapa seseorang menyalahgunakan
NAPZA dan ketergantungan. Artinya, mengapa seseorang akhirnya terjebak dalam perilaku
ini merupakan sesuatu yang unik dan tidak dapat disamakan begitu saja dengan kasus
lainnya. Namun berdasarkan hasil penelitian, terdapat beberapa faktor yang berperan pada
penyalahgunaan NAPZA.

a) Faktor keluarga
Dalam percakapan sehari-hari, keluarga paling sering menjadi tertuduh timbulnya
penyalahgunaan NAPZA pada anaknya. Tuduhan ini tampaknya bukan tidak beralasan,
karena hasil penelitian dan pengalaman para konselor di lapangan menunjukkan peranan
penting dari keluarga dalam kasus-kasus penyalahgunaan NAPZA. Berdasarkan hasil
penelitian tim UNIKA Atma Jaya dan Perguruan Tinggi Kepolisian Jakarta tahun 1995,

terdapat beberapa tipe keluarga yang beresiko tinggi anggota keluarganya (terutama anaknya
yang remaja) terlibat penyalahgunaan NAPZA.
Keluarga yang memiliki sejarah (termasuk orang tua) mengalami ketergantungan
NAPZAKeluarga dengan menejemen keluarga yang kacau, yang terlihat dari pelaksanaan
aturan yang tidak konsisten dijalankan oleh ayah dan ibu (misalnya, ayah bilang ya, ibu
bilang tidak).Keluarga dengan konflik yang tinggi dan tidak pernah ada upaya penyelesaian
yang memuaskan semua pihak yang berkonflik. Konflik dapat terjadi antara ayah dan ibu,
ayah dan anak, ibu dan anak, maupun antar saudara.
Keluarga dengan orang tua yang otoriter. Di sini peran orang tua sangat dominan,
dengan anak yang hanya sekedar harus menuruti apa kata orang tua dengan alasan sopan
santun, adat istiadat, atau demi kemajuan dan masa depan anak itu sendiri tanpa diberi
kesempatan

untuk

berdialog

dan

menyatakan

ketidaksetujuannya.

Keluarga yang perfeksionis, yaitu keluarga yang menuntut anggotanya mencapai


kesempurnaan

dengan

standar

tinggi

yang

harus

dicapai

dalam

banyak

hal

Keluarga yang neurosis, yaitu keluarga yang diliputi kecemasan dengan alasan yang kurang
kuat, mudah cemas dan curiga, dan sering berlebihan dalam menanggapi sesuatu
b.) Faktor kepribadian
Kepribadian penyalahguna NAPZA juga turut berperan dalam perilaku ini. Pada
remaja, biasanya penyalahguna NAPZA memiliki konsep diri yang negatif dan harga diri
yang rendah. Perkembangan emosi yang terhambat, dengan ditandai oleh ketidakmampuan
mengekspresikan emosinya secara wajar, mudah cemas, pasif agresif dan cenderung depresi,
juga turut mempengaruhi.
Selain itu, kemampuan remaja untuk memecahkan masalahnya secara adekuat
berpengaruh terhadap bagaimana ia mudah mencari pemecahan masalah dengan melarikan
diri. Hal ini juga berkaitan dengan mudahnya ia menyalahkan lingkungan dan lebih melihat
faktor-faktor di luar dirinya yang menentukan segala sesuatu. Dalam hal ini, kepribadian
yang dependen dan tidak mandiri memainkan peranan penting dalam memandang
NAPZA

sebagai

satu-satunya

pemecahan

masalah

yang

dihadapi.

Sangat wajar bila dalam usianya remaja membutuhkan pengakuan dari lingkungan sebagai
bagian pencarian identitas dirinya. Namun bila ia memiliki kepribadian yang tidak mandiri
dan menganggap segala sesuatunya harus diperoleh dari lingkungan, akan sangat

memudahkan kelompok teman sebaya untuk mempengaruhinya menyalahgunakan NAPZA.


Di sinilah sebenarnya peran keluarga dalam meningkatkan harga diri dan kemandirian pada
anak remajanya.

c) Faktor kelompok teman sebaya (peer group)


Kelompok teman sebaya dapat menimbulkan tekanan kelompok, yaitu cara temanteman atau orang-orang seumur untuk mempengaruhi seseorang agar berperilaku seperti
kelompok itu. Tekanan kelompok dialami oleh semua orang bukan hanya remaja, karena pada
kenyataannya semua orang ingin disukai dan tidak ada yang mau dikucilkan.
Kegagalan untuk memenuhi tekanan dari kelompok teman sebaya, seperti berinteraksi
dengan kelompok teman yang lebih populer, mencapai prestasi dalam bidang olah raga, sosial
dan akademik, dapat menyebabkan frustrasi dan mencari kelompok lain yang dapat
menerimanya. Sebaliknya, keberhasilan dari kelompok teman sebaya yang memiliki perilaku
dan norma yang mendukung penyalahgunaan NAPZA dapat muncul.

d.) Faktor kesempatan


Ketersediaan NAPZA dan kemudahan memperolehnya juga dapat dikatakan sebagai
pemicu. Indonesia yang sudah mendjadi tujuan pasar narkotika internasional, menyebabkan
zat-zat ini dengan mudah diperoleh. Bahkan beberapa media massa melansir bahwa para
penjual narkotika menjual barang dagangannya di sekolah-sekolah, termasuk sampai di SD.
Penegakan hukum yang belum sepenuhnya berhasil tentunya dengan berbagai kendalanya
juga

turut

menyuburkan

usaha

penjualan

NAPZA

di

Indonesia.

Akhirnya, dari beberapa faktor yang sudah diuraikan, tidak ada faktor yang satu-satu
berperan dalam setiap kasus penyalahgunaan NAPZA. Ada faktor yang memberikan
kesempatan, dan ada faktor pemicu. Biasanya, semua faktor itu berperan. Karena itu,

D. CIRI-CIRI PENGGUNA NAPZA

Fisik Berat badan turun drastis. Buang air besar dan kecil kurang lancar. Mata terlihat
cekung dan merah, muka pucat, dan bibir kehitam-hitaman. Sembelit atau sakit perut tanpa
alasan yang jelas. Tangan penuh dengan bintik-bintik merah, seperti bekas gigitan nyamuk
dan ada tandabekas luka sayatan. Goresan dan perubahan warna kulit di tempat bekas
suntikan. EmosiBila

ditegur

atau

dimarahi,

dia

malah

menunjukkan

sikap

membangkang. Emosinya naik turun dan tidak ragu untuk memukul orang atau berbicara
kasar terhadapanggota keluarga atau orang di sekitarnya.Nafsu makan tidak menentu. Sangat
sensitif dan cepat bosan.Perilaku Bicara cedal atau pelo. Jalan sempoyongan Malas dan
sering melupakan tanggung jawab dan tugas-tugas rutinnya.Mengalami jantung berdebardebar.Mengalami nyeri kepala.Mengalami nyeri/ngilu sendi-sendi.Mengeluarkan air mata
berlebihan. Mengeluarkan keringat berlebihan. Menunjukkan sikap tidak peduli dan jauh dari
keluarga.Selalu kehabisan uang.Sering batuk-batuk dan pilek berkepanjangan, biasanya
terjadi pada saat gejala "putuszat".Sering berbohong dan ingkar janji dengan berbagai macam
alasan. Sering bertemu dengan orang yang tidak dikenal keluarga, pergi tanpa pamit dan
pulanglewat tengah malam.Sering mengalami mimpi buruk.Sering menguap.Cenderung
menarik diri dari acara keluarga dan lebih senang mengurung dikamarSikapnya cenderung
jadi manipulatif dan tiba-tiba tampak manis bila ada maunya, sepertisaat membutuhkan uang
untuk beli obat.Suka mencuri uang di rumah, sekolah ataupun tempat pekerjaan dan
menggadaikanbarang-barang berharga di rumah.
Begitupun dengan barang-barang berharga miliknya,banyak yang hilang.Takut air,
jika terkena akan terasa sakit, karena itu mereka jadi malas mandi. Waktunya di rumah
kerapkali dihabiskan di kamar tidur, kloset, gudang, ruang yang gelap, kamar mandi, atau
tempat-tempat sepi lainnya. Menghindar dari tanggung jawab yang sesuai, malas
menyelesaikan tugas rutin dirumah Gejala sakaw atau putus obat, Bola mata mengecil,
Hidung dan mata berair

E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIC
VCT.dia diajak teman-temannya melakukan VCT (visite conselling test). "Saat itu aku
tidak tahu untuk apa diajak VCT. Ternyata untuk memeriksakan diri apakah terkena
HIV/AIDS atau tidak.

F. PENATALAKSANAAN
Peran keluarga Ada beberapa alasan yang menuntut keberadaan keluarga sebagai
pelaku utama dari upaya mereduksi permintaan akan napza, Pertama, meningkatnya
anak/remaja/pemuda yang terlibat. Dari keseluruhan kasus narkoba, 80%-nya melibatkan
mereka. Kedua, semakin mudanya usia awal menggunakan napza. Saat usia awal
menggunakan zat halusinogen adalah 10 tahun, obat psikotropika (10tahun), dan opium (13
tahun). Masa kritis untuk pertama kali memakai
Napza adalah ketika ia duduk di kelas satu SLTP, kelas satu SMU, atau ketika di
semester 1-2 perguruan tinggi. Saat itu, mereka dihadapkan pada tantangan, konflik, dan
kondisi baru. Ketiga, besarnya pengaruh teman. Umumnya asal mula seseorang memakai
napza adalah karena bujukan teman. Penolakan terhadap tekanan ini sering kali
mengakibatkan ia dikucilkan oleh kelompoknya. Hasil penelitian Dadang Hawari
(Pendekatan Psikiatri Klinis Pada Penyalahgunaan Zat, 1990)
Memperlihatkan bahwa 81,3% pengguna napza karena pengaruh teman. Keempat,
besarnya pengaruh konflik/stres dalam diri anak terhadap peluangnya menggunakan napza.
Hasil penelitian Dadang Hawari (1990) memperlihatkan bahwa pada umunya alasan untuk
anak/remaja menggunakan napza antara lain adalah percaya bahwa napza dapat mengatasi
semua persoalan, atau memperoleh kenikmatan atau menghilangkan kecemasan, gelisah,
takut. Kelima, hasil penelitian juga memperlihatkan bahwa keadaan keluarga yang tidak
kondusif atau dengan kata lain disfungsi keluarga memunyai risiko relatif estimated relative
risk) bagi anak/remaja terlibat penyalahgunaan napza dibandingkan;
Pada remaja, selain faktor faktor diatas Keadaan ketergantungan obat dapat disebabkan
karena pada masa remaja mengalami suatu keadaan yang relatif mudah berubah-ubah,ini
disebabkan karena ciri dari remaja itu sendiri diantaranya :

1. Masa remaja sebagai periode penting


Walaupun semua periode dalam rentang kehidupan penting pada usia remaja
perkembangan fisik dan mental yang cepat menimbulkan perlunya penyesuaian mental dan
perlunya membentuk sikap ,nilai dan minat baru yang mempunyai akibat jangka panjang
pada usia berikutnya.
2. Masa remaja sebagai periode peralihan
Pada masa ini remaja bukan lagi seorang anak dan juga bukan orang dewasa ,bila
berperilaku anak-anak ia akan bertindak dewasa tetapi bila berperilaku dewasa dia dikatakan
masih belum waktunya seperti orang dewasa.

3. Masa remaja sebagai periode perubahan


Ada 5 perubahan yang terjadi pada remaja : Pertama peningkatan emosi, Kedua,
perubahan fisik, Ketiga,perubahan perilaku, Keempat, perubahan pandangan terhadap nilai
dan yang kelima,bersikap ambivalen terhadap perubahan yang terjadi atas dirinya.
4. Masa remaja sebagai usia bermasalah
Terdapat dua alasan ,pertama sepanjang masa anak-anak segala masalah diselesaikan
orang tua atau guru.Kedua, karena remaja merasa mandiri sehingga tidak perlu bantuan orang
lain, sehingga banyak kegagalan-kegagalan dalam menyelesaikan masalah karena belum
berpengalaman
5. Masa remaja sebagai masa mencari identitas
Identitas diri yang dicari remaja berupa usaha untuk menjelaskan siapa dirinya dan apa
perannya dalam masyarakat.
6. Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan
Karena anggapan bahwa remaja adalah anak-anak yang tidak rapi, yang tidak dapat
dipercaya dan cenderung merusak maka remaja cenderung ragu dalam membuat keputusan
dan mencari bantuan dalam mengatasi masalanya.
7. Masa remaja sebagai masa yang tidak realistik

Remaja cenderung untuk melihat dirinya dan orang lain sebagaimana yang ia inginkan
bukan sebagaimana adanya.
G. TAHAPAN DAN PERKEMBANGAN ANAK PADA REMAJA
Keluarga dengan anak remaja Dimulai ketika anak pertama melewati umur 13 tahun, berlangsung
selamaenam hingga tujuh tahun. Tahap ini dapat lebih singkat jika anak meninggalkankeluarga lebih awal
atau lebih lama jika anak masih tinggal di rumah hinggaberumur 19 atau 20 tahun.

Perkembangan

Tahap Perkembangan

1. Mengetahui kebutuhan anggota keluarga


Keluarga dengan anak remaja
seperti kebutuhan tempat tinggal privasi
dan rasa aman
2. Membantu anak untuk bersosialisasi
3. Beradaptasi dengan anak yang beru lahir
sementara kebutuhan anak lain juga harus
terpenuhi
4. Mempertahankan hubungan yang sehat baik
didalam maupun diluar
5. Pembagian waktu untuk individu, pasangan
dan anak
6. Pembagian tanggung jawab setiap anggota
7. Kegiatan dan waktu untk stimulasi tumbang
anak

H. KONFLIK PEKEMBANGAN : MENJADI TANTANGAN PERAWAT

Otonomi yg meningkat ( kebebasan anak remaja )

Budaya anak remaja ( pkemb dg teman sebaya )

Kesenjangan antar generasi ( beda nilai-2 dg ortu )


I. Selain itu pada masa remaja mengalami beberapa perubahan diantaranya adalah :
1. Perubahan emosi
Pola emosi pada remaja sama dengan anak-anak,yang membedakan terletak pada
ransangan dan derajat yang membangkitkan emosi. Emosi yang umum yang dimiliki oleh
remaja antara lain ; amarah,takut,cemburu,ingin tahu,irihati,gembira, sedih, kasih sayang.
Remaja yang memiliki kematangan emosi memberikan reaksi emosional yang stabil , tidak
berubah-ubah dari suatu suasana hati ke suasana hati yang lain.

2. Perubahan sosial
Salah satu tugas perkembangan masa remaja yang tersulit adalah berhubungan dengan
penyesuaian sosial, hal tersebut dikarenakan oleh kuatnya pengaruh kelompok sebaya
disebabkan remaja lebih banyak diluar rumah bersama teman sebaya.
J. Faktor lingkungan juga mempengaruhi masalah ketergantungan obat , antara lain :
1. Orang tua
Sikap orang tua terhadap remaja merupaka faktor yang sangat penting bagi
perkembangan kepribadian remaja.Perkawinan yang tidak bahagia atau perceraian
menimbulkan kebingungan pada remaja.Bila orang tua tidak rukun ,maka sering mereka tidak
konsekuen dalam hal mengatur disiplin dan sering mereka bertengkar didepan anak-anak
mereka.Sebaliknya disiplin yang dipertahankan secara kaku dapat menimbulkan frustasi yang
hebat.Disiplin harus dipertahankan dengan bijaksana ,jangan sampai seakan-akan ada dua
blok dirumah,yaitu orang tua disatu pihak dan anak-anak dilain pihak.
2. Saudara-saudara
Rasa iri hati terhadap saudar-saudara adalah normal, biasanya lebih nyata pada anak
pertama dan lebih besar antara anak-anak dengan jenis kelamin yang sama.Perasaan ini akan

bertambah keras bila orang tua memperlakukan anak-anak tidak sama (pilih kasih).Untuk
menarik perhatian dan simpati dari orang tua,biasanya remaja menunjukkan perilaku agresif
atau negativistik.
3. Orang-orang lain didalam rumah
Seperti nenek,saudar orang tua atu pelayan,juga dapat mempengaruhi perkembangan
kepribadian pada remaja. Nenek pada umumnya menunjukkan sikap memanjakan terhadap
cucunya
4. Hubungan disekolahnya
Yang perlu diselidiki adalah bagaimana hubungan remaja dengan gurunya, teman
sekolahnya. Tidak jarang seorang guru yang sifatnya terlalu keras justru menimbulkan
kenakalan pada murid-muridnya.
5. Keadaan ekonomi
Ketergantungan obat lebih sering didapati pada anak-anak dari golongan sosio-ekonomi
tinggi atau rendah. Hal ini terjadi mungkin karena orang tua mereka terlalu sibuk dengan
kegiatan-kegiatan sosial (pada kalangan atas)atau sibuk dengan mencari nafkah (pada
kalangan rendah) sehingga lupa menyediakan waktu untuk berkomunikasi dengan baik pada
para remaja.
Menurut Rosenheim,Tucker dan Lafore, diambil kesimpulan bahwa orang tua remaja
dengan ketergantungan obat sering menunjukkan sikap menolak terhadap anak mereka. Sikap
menolak ini mempunyai latar belakang tertentu, misalnya :
a.

Perkawinan yang tidak bahagia.Isteri mengira bahwa dengan adanya anak,hubungan suami
istri akan menjadi baik. Bila kemudian ternyata tidak demikian, maka anaklah yang
dipersalahkan (mungkin secara tidak disadari)

b.

Sikap menolak juga mungkin timbul karena sebelumnya ibunya takut hamil lagi karena
kesulitan ekonomi dan kelahiran seorang anak akan menambah beban keluarga.

c.

Sikap menolak dari orang tua terhadap anak mereka terutama pada remaja diantaranya
adalah :

d.

Menghukum anaknya /remaja secara berlebih lebihan.

e.

Anak /remaja kurang diperhatikan mengenai makanan,pakaian,kemajuan disekolah dan


kegiatan sosial.

f.

Kurang sabar terhadap anaknya/remaja dan mudah marah.

g.

Ancaman-ancaman untuk mengusir anak/remaja

h.

Anak/remaja yang bersangkutan diperlakukan lain dibandingkan dengan saudarasaudaranya.

i.

Sangat kritis terhadap anak/remaja tersebut


L. Tugas Perkembangan (Menurut Havighurst)

1.

Menyesuaikan diri dengan perubahan fisiologis - psikologis

2.

Belajar bersosialisasi sebagai seorang laki-laki maupun wanita

3.

Memperoleh kebebasan secara emosional dari orang tua dan orang dewasa lain

4.

Remaja bertugas untuk menjadi warga negara yang bertanggung jawab.

5.

Memperoleh kemandirian dan kepastian secara ekonomis


M. Sebab-sebab umum pertentangan dalam keluarga

1.

standart perilaku

2.

Metode disiplin

3.

Hubungan dengan saudara kandung

4.

Komunikasi Keluarga

5.

Besarnya kelurga

6.

Perilaku yang kurang matang

7.

Memberontak terhadap sanak keluarga

BAB III
TABULASI DATA DASAR STATUS KESEHATAN KOMUNITAS

1. Data Geografi
a. Uraikan alamat lengkap daerah yang dijadikan binaan: RT 03 , RW 04, kelurahan
tetap maju, kecamatan panggang jaya kota surabaya.
b. Selanjutnya uraikan batas-batas wilayah yang menjadi target pengkajian, sebagai
berikut :
Sebelah Uatra dibatas oleh kali
Sebelah Selatan dibatasi oleh gang
Sebelah Timur dibatasi oleh jalan raya umum
Sebelah Barat dibatasi oleh Gang
c. Identifikasi aktivitas rutin yang dilakukan oleh masyarakat ; misalnya pengajian
rutin bapak-bapak setiap hari minggu sore, Kegiatan arisan dan yasinan ibu-ibu di
Musalah setiap malam jumat dan malam senin.
Jumlah jiwa yang terdiri dari; jiwa 186. Jumlah RT: 08 dan RW :07
jumlah KK : 50, jumlah jiwa yang terdiri dari; 186 jiwa, anak usia balita: 20
orang balita,, usia produktif, 86 orang, bumil 0 orang. usia lanjut 9 orang.

2. Data Demografi
Jumlah KK : 50kk
Jumlah jiwa :186jiwa
1) Distribusi penduduk berdasarkan umur dan jenis kelamin
No
1
2
3
4
5
6
7

Umur

Laki-

0-12 bulan
12-36 bulan
3-5 th
6-14 th
15-49 th
50-64 th
>64 th
Total

laki
5
15
26
33
30
18
3
130

4%
12%
20%
25%
23%
14%
2%
100%

Jenis kelamin
Perempuan
%
4
25
32
20
50
30
9
170

2%
15%
19%
12%
29%
18%
5%
100%

Total
9
40
58
53
80
48
12
300

%
3%
13%
19%
18%
27%
16%
4%
100%

Kesimpilan data: dari data yang di dapatkan usia produktif terdapat 300 jiwa dan yang
masih bayi hanya
2) Berdasarkan pendidikan
No
1
2
3
4
5
6
7

Pendidikan
Belum sekolah
Tidak sekolah
TK
SD
SMP
SMA
Perguruan tinggi
Total

Frekuensi
10
15
30
45
77
34
89
300

Kesimpulan data : dari data diatas masih banyak warga yang berpendidikan yaitu 37% yang
SMA ,8% yang tidak berpendidikan

%
3%
5%
10%
15%
26%
11%
30%
100%

pendidikan
Belum sekolah; 3% Tidak sekolah; 5%
Perguruan tinggi; 30%

TK; 10%
SD; 15%

SMA; 26% SMP; 11%

3) Berdasarkan tipe rumah


N

Tipe rumah

Frekuensi

o
1.
2.
3.

Permanen
47
94%
Semi Permanen
3
6%
Tidak permanen
0
0%
Total
50
100%
Kesimpulan data : rumah yang tipe permanen 80% dan tidak permanen yaitu sebanyak 8%

tipe rumah
Semi Permanen; 6%

Permanen; 94%

4) Status kepemilikan rumah

Kepemilikan rumah

Jumlah rumah

o
1

Milik sendri

30

60%

sewa

15

30%

3
Numpang
Total

5
50

10%
100%

Kesimpulan data : terdapat 6% warga yang masih sewa dan milik sendiri 80%

kepemilikan rumah
Numpang ; 10%

sewa; 30%
Milik sendri; 60%

5) Jenis lantai rumah


No
1
2
3

Jenis lantai rumah


semen
papan
tegel
Total

Jumlah rumah
6
0
44
50

%
12%
0%
88%
100%

Kesimpulan data : Dari data diatas didapatkan jenis lantai semen 12 %, didapatkan berjenis
tegel 88%

Sales
semen; 12%

tegel; 88%

6) System ventilasi rumah


No

System ventilasi

Frekuensi

rumah
Ada
50
100%
Tidak ada
0
0%
Total
100%
Kesimpulan data : Dari data diatas didapatkan 100% warga memiliki ventilasi rumah.
1.
2.

ventilasi rumah

Ada; 100%

7) warga yang membuka jendela setiap hari


N
o
1
2

Jedela

Jumlah rumah

Di buka
Tidak di buka
Total

50
0
50

100%
0%
100%

Kesimpulan data : terdapat 100% warga membuka jendela rumah

warga yang membuka jendela setiap hari

Di buka; 100%

8) pecahayaan rumah disiang hari


N
o
1
2
3

System pencahayaan

Jumlah rumah %

Terang
40
80%
Remang-remang
3
6%
Gelap
7
14%
Total
50
100%
Kesimpulan data : 14% pencahanyaan rumah warga masih gelap

pencahayaan rumah di siang hari


Gelap; 14%
Remang-remang; 6%

Terang ; 80%

9)

Distribusi letak rumah dengan tetangga


N
o
1
2
3

Letak rumah
Bersatu
terpisah
dekat
Total

Jumlah rumah

10
0
40
50

20%
0%
80%
100%

Kesimpulan data : dari data diatas didapatkan 20 % letak rumah dengan tetangga bersatu

letak rumah dengan tetangga


Bersatu ; 20%

dekat; 80%

10) Distribusi sumber air bersih


No
1.
2.
6.

Sumber Air untuk


konsumsi
PDAM
Sumur
Beli/ Mineral
Total

Frekuensi

3
0
47
50

6%
0%
94%
100%

Kesimpulan data : Dari hasil data yang didapatkan bahwa masyarakat menggunakan sumber
air dari PDAM sebanyak 6%, sumber air yang di beli/mineral 94%.

sumber air bersih


PDAM; 6%

Beli/ Mineral; 94%

11) pengelolahan air minum


No
1
2
3

System pengolahan
Frekuensi
%
Masak
2
4%
Tidak dimasak
0
Mineral
48
96%
total
50
100%
Kesimpulan data : Dari data diatas terdapat 4 % warga masak air untuk diminum.

pengelolaan air minum


Masak; 4%

Mineral; 96%

12) Distribusi sumber air untuk mandi dan mencuci


No

Sumber air untuk

Frekuensi

1
2
3

mandi dan mencuci


PDAM
Sumur
Air sungai
total

50
0
0
50

100%
0%
0%
100%

Kesimpulan data : Dari data yang didapatkan sebanyak 86% warga munggunakan air PDAM
untuk mandi dan mencuci.

sumber air untuk mandi dan mencuci

PDAM; 100%

13) Sumber air dengan septick tank


No

Jarak sumber air

Frekuensi

dengan septic tank.


<10 meter
15
30%
>10 meter
35
70%
total
50
100%
Kesimpulan data :didapatkan data masih 70% jarak sumber air dengan saptic tank <10m

sumber air dengan septick tank

<10 meter; 30%

>10 meter; 70%

14) Distribusi tempat penampungan air sementara


N

Tempat penampungan air

o
1.
2.
3.

Frekuensi

sementara
Bak
40
80%
Gentong
5
10%
Ember
5
10%
Total
50
100%
Kesimpulan data :dari data diatas sebanyak 80% warga masih menggunakan bak untuk
penampungan air sementara

tempat penampungan air sementara


Ember ; 10%
Gentong ; 10%

Bak ; 80%

15) kondisi tempat penampungan air


N

Kondisi tempat

o
1.

penampungan air
terbuka

2.

tertutup
Total

Frekuensi

10

20%

40
50

80%
100%

Kesimpulan data :terdapat 20% kondisi tempat penampungan air dalam keadaan terbuka.

kondisi tempat penampungan air


terbuka; 20%

tertutup ; 80%

16) kondisi air


N

Kondisi air

o
1.
2.
3.
5.

Berwarna
Berbau
Berasa
Tidak berasa dan berbau

Frekuensi

0
0
0
50

0%
0%
0%
100%

Total
50
100%
Kesimpulan data :kondisi air tidak berasa dan tidak berwarna sebanyak 100%

kondisi air

Tidak berasa dan berbau; 100%

17) Distribusi tempat pembuangan sampah


N

Tempat pembuangan sampah

o
1.
2.
4

Frekuensi

Ditimbun
5
10%
Dibakar
10
20%
Sungai
35
70%
Total
50
100%
Kesimpulan data : dari hasil data diatas banyak masyarakat yang buang sampah di sungai
yaitu sebanyak 70%.

distribusi tempat pembungan sampah


Ditimbun; 10%
Dibakar ; 20%

Sungai; 70%

18) Distribusi tempat penampungan sampah sementara


N

Tempat penampungan

o
1.
2.

sampah sementara

Frekuensi

90%
10%
Total
50
100%
Kesimpulan data : terdapat 90% warga yang memiliki tempat penampungan sampah
sementara

tempat penampungan sampah sementara


Tidak ada; 10%

Ada ; 90%

19) tempat penampungan sampah dengan rumah


N

jarak tempat penampungan

Frekuensi

o
1.
2.

sampah dengan rumah


< 5 meter
40
80%
> 5 meter
10
20%
Total
50
100%
Kesimpulan data : Dari data diatas 80% jarak tempat penampungan sampah dengan rumah
kurang dari 5 meter

jarak penampungan sampah dengan rumah


> 5 meter; 20%

< 5 meter; 80%

20) kebiasaan keluarga BAB


No
1.
2.
3.
4.

Kebiasaan keluarga BAB


Frekuensi
%
Sungai
0
0%
Selokan
0
0%
Sembarang tempat
0
0%
WC
50
100%
Total
50
100%
Kesimpulan data : dari data diatas terdapat 100% masyarakat yang BAB di WC

kebiasaan keluarga BAB

WC; 100%

21) jenis jamban


N

Penampungan BAB

Frekuensi

o
1.
2.

plengsengan
15
30%
leher angsa
35
70%
Total
50
100%
Kesimpulan data : dari data diatas sebanyak 30% warga memanfaatkan WC plengsengan &
warga yang memanfaatkan WC Leher angsa sebanyak 70%

jenis jamban

plengsengan; 30%

leher angsa; 70%

22) kondisi jamban warga


N
o
1.
2.

Kondisi jamban

Frekuensi

lancar
Tersumbat
Total

50
0
50

100%
0%
100%

Kesimpulan data: terdapat 100% kondisi jamban warga yang terawat.

kondisi jamban warga

lancar; 100%

23) masyrakat yang pembuangan air limbah


N

Tempat pembuangan air

Frekuensi

o
1.
3.
5.

limbah
Got
20
Sembarang tempat
15
Resapan
15
Total
50
Kesimpulan data: terdapat 40% warga yang membuang air limbah di got

40%
30%
30%
100%

pembungan air limbah masyarat

Got
Sembarang tempat
Resapan
4th Qtr

29) kondisi saluran limbah


N

Kondisi saluran limbah

Frekuensi

o
1.
2.

lancar
47
94%
Tersumbat
3
6%
Total
50
100%
kesimpulan data: terdapat 6% warga yang kondisi saluran limbahnya tersumbat

kondisi saluran limbah


Tersumbat; 6%

lancar; 94%

30) Distribusi keperawatan masyarakat yang mememilikan hewan ternak dirumah


N
o
1.
2.

Frekuensi

Ada
10
20%
Tidak ada
40
80%
Total
50
100%
kesimpulan data: 20% masyarakat yang memiliki hewan ternak di rumah

kepemilikan hewan ternak


Ada; 20%

Tidak ada ; 80%

31) Distribusi sarana kesehatan terdekat


N
o
1.
3
4.
5.
6.
7.

Sarana kesehatan

Frekuensi

Rumah sakit
5
10%
Posyandu
0
Puskesmas
37
74%
Balai pengobatan
0
Dokter peraktik
8
16%
Perawat/bidan
0
Total
50
100%
Kesimpulan data: 74% warga menggunakan puskesmas sebagai sarana kesehatan terdekat

sarana kesehatan terdekat

Dokter peraktik; 16%

Rumah sakit; 10%

Puskesmas; 74%

32) Distribusi pemanfaatan sarana kesehatan


N

Pemanfaatan sarana

Frekuensi

o
1.
2.

kesehatan
Ya
50
100%
Tidak
0
Total
50
100%
Kesimpulan data: 50% warga menggunakan pemanfaatan sarana kesehatan

pemanfaatan sarana kesehatan

Ya; 100%

33) Distribusi kebiasaan sebelum berobat


No Kebiasan sebelum berobat
1. Beli obat bebas
2. Jamu

Frekuensi
40
10

%
80%
20%

50

100%

Total

Kesimpulan data: 20% warga minum jamu sebelum berobat ke RS

Sales
Jamu; 20%

Beli obat bebas; 80%

34) Distribusi pendanaan kesehatan


N
o
1.
2.
3.B
Umu
4.

Pendanaan kesehatan
Askes
Dana sehat
Bpjs
Tabungan
Total

Frekuensi

38
12
0
0
0

76%
24%
0%
0%
100%

Kesimpulan data: 76% warga menggunakan Askes dan 24% menggunakan dana sehat

Sales

Dana sehat; 24%

Askes; 76%

36) pasangan usia subur


No Pasangan usia subur
1. Iya
2. Tidak
Total
Kesimpulan data:20% usia subur

Frekuensi
10
40
50

Sales
Iya; 20%

Tidak; 80%

37) ibu menyusui

%
20%
80%
100%

Ibu menyusui

Frekuensi

Ya
Tidak ada
Total
Kesimpulan data: 100% ibu tidak menyusui

0
50
186

0%
100%
100%

o
1.
2.

Sales

Tidak ada; 100%

38) ibu hamil


N
o
1.
2.

Ibu hamil

Frekuensi

Ada
5
Tidak ada
45
Total
50
Kesimpulan data: sebanyak 90% tidak terdapat ibu hamil

%
10%
90%
100%

Sales
Ada; 10%

Tidak ada; 90%

39) Distribusi adakah usia lanjut


N

Usia lanjut

Frekuensi

15
35
50

30%
70%
100%

o
1.
2.

Ada
Tidak ada
Total
Kesimpulan data: 30% usia lanjut

Sales

Ada; 30%

Tidak ada; 70%

40) Distribusi data social ekonomi

Social ekonomi

Frekuensi

o
1. <Rp. 1.000.000
25
2. Rp. 1.000.000 3.000.000
25
Diatas
3. >Rp 3.000.000
0
Total
50
Kesimpulan data: 50% berpenghasilan <Rp 1.000.000

%
50%
50%
0%
100%

BAB IV
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DI WILAYAH RT. 03 RW 04
KELURAHAN TETAP MAJU, KECAMATAN PANGGANG JAYA KOTA SURABAYA

Dalam pelayanan keperawatan komunitas. Mahasiswa keperawatan semester VII


STIKES Surabaya, di wilayah RT. 03 RW 04 kelurahan tetap maju, kecamatan panggang jaya
kota Surabaya, memperoleh data terdapat 50 kk dengan jumlah seluruh warga 300jiwa,
dimana terdapat 80 remaja. Terdiri dari remaja putri{50} orang dan remaja putra {30} orang.
Dari data yang diperoleh terdapat sebanyak 20 orang Remaja Laki-laki dan 7 Remaja Putri
yang mengalami keteragantungan terhadap NAPZA.
Dalam proses pengkajian diketahui wilayah tersebut tingkat pendidikan orang tua
sangat rendah, rata-rata orang tua berpendidiksn SD dan SMP saja, sehingga penyaluran
pendidikan oerang tua kepada anaknya berjalan tidak sempurna.rendahnya pendidikan orang
tua berbanding lurus dengan minat atau keingginan anak untuk mengeyan pendidikan.
Remaja yang tidak mengenyan pendidikan tersebut menghabiskan waktu sehari-hari
dengan bercengkrama dengan teman-teman sebaya yang tidak bersekolah juga ditambah
lagi dengan rendahnya pengawasan lingkungan diwilayah RT 03 RW 04 kelurahan tetap
maju, menyebabkan banyaknya remaja yang terjerumus dalam pergaulan bebas terutama
penggunaan napza , sehingga mahasiswa keperawatan semester VII STIKES SURABAYA
dalam pelayanan keperawatan komunitas memprioritaskan pelayanan asuhan keperawatan
komnitas pada remaja dengan ketergantungan napza diwilayah RT 03 RW 04 kelurahan
tetap maju .

ANALISA DATA
NO
1.

2.

Data subyektif
Pak RT mengatakan

Data obyektif
Rata-rata pendidikan orang

MASALAH
Terjadinya peningkatan kasus

jarangnya

tua di RT 03 RW 04

penggunaan NAPZA di RT 03 RW 04

keterlibatan orang

berpendidikan SD 70%

kelurahan tetap maju kecamatan pangan

tua dan anak dalam

berpendidikn SMP 20%, 10% jaya kota Surabaya berhubungan dengan

lingkungan setempat

berpendidkan Sarjana

kurangnyanya pengetahuan orang tua atau

- masyarakat

warga tentang NAPZA


- Kader RT dan RW jarang berada Peningkatan angka kejadian NAPZA

mengatakan tidak

di rumah

pada anak remaja di RT 03 RW 04

pernah ada pertemuan

- RT dan RW jarang memantau

kelurahan tetap maju, kecamatan pangan

dib alai RT dan RW

masyarakatnya

jaya kecamatan surabaya, berhubungan

- masyarakat

dengan kurangnya control social

mengatakan dalam

masyarakat

mengurus surat- surat


susah mendapatkan
persetujuan dari RT/RW
karena kader jarang
3

berada di rumah
- Masyarakat

Remaja pengguna

Resiko terjadinya perilaku kekerasan

mengatakan

NAPZA sering marah-

pada remaja di RT03 RW 04 kelurahan

remaja sering

marah dan tidak bisa di

tetap maju kecamatan pangan jaya kota

kontol
Remaja cenderung

Surabaya berhubungan dengan kurangnya

marah-marah
-

tidak jelas
Masyarakat

melakukan aktifitas atau

mengatakan

berperilaku abnormal saat

remaja tersebut

mengalami putus obat

dukungan masyarakat penanganan kasus


NAPZA

sering
mengambil uang
tanpa
sepengetahuan
orang tuanya

4. PRIORITAS MASALAH ( STANHOPE DAN LANCASTER)

Terjadinya peningkatan kasus penggunaan NAPZA di RT 03 RW 04 kelurahan tetap maju


kecamatan pangan jaya kota Surabaya berhubungan dengan kurangnyanya pengetahuan
orang tua atau warga tentang NAPZA
N

KRITERIA

BOBOT

MASALAH

BOBOT

RASIONAL

MAKNA

KRITERI

KRITERI

MASALA

A (1-10)
3

A (1-10)
7

H(CxM)
21

Kesadaran

orang tua sehingga

pengetahuan semakin

terhadap maslah

membuat kesadaran

membuat individu

Motivasi

diri berkurang
Maslah yang terjadi

sadar
Memotivasi sesame

komunitas untuk

membuat masyarakat

dalam lingkup

mengatasi

peduli, dengan

komunitas sangat

masalah

komunitasnya

berpengaruh terhadap

Kemampuan

Perawat

masalah
Masalah yang diatasi

perawat untuk

merencanakan dan

dengan pendidikan

mengatasi

mengupayakan

kesehatan berupa

maslah
Fasilitas yang

mengatasi masalah
Fasilitas kurang

memenuhi standar

penyuluhan
Fasilitas dapat
masalah yang ada di

Beratnya akibat

komunitas
Kurang pengetahuan

10

Cepatnya

masalah teratasi

Hal ini bisa menjadi

18

30

12

mempengaruhi

mengatasi

jika masih tetap

Semakin tinggi

masyarakat

tersedia untuk

Kurang pengetahuan

ancaman kesehatan

tentang NAPZA yang

dan lingkungan

akan mempengaruhi

sekitar
Masalah yang ada

kesehatan
Partisipasi warga

membutuhkan waktu

sangat berpengaruh

yang lama untuk

terhadap cepatnya

60

25

mengatasinya
masalah teratasi
Peningkatan angka kejadian NAPZA pada anak remaja di RT 03 RW 04 kelurahan tetap
maju, kecamatan pangan jaya kecamatan surabaya, berhubungan dengan kurangnya control
social masyarakat
N

KRITERIA

BOBOT

MASALAH

BOBOT

RASIONAL

MAKNA

KRITERI

KRITERI

MASALA

A (1-10)
4

A (1-10)
8

H(CxM)
32

Kesadaran

Semakin rendahnya

masyarakat

rendah dari

kesadaran masyarakat

terhadap maslah

masyarakat

memeperburuk

menimbulkan

keadaan atau masalah

masalah sosial
Motivasi masyarakat

yang terjadi
Tidak adanya

Motivasi

komunitas untuk

untuk mengatasi

dukungan dari RT RW

mengatasi

masalah sangat

untuk mengatasi

masalah
Kemampuan

minim
Perawan

masalah NAPZA
Perawat

perawat untuk

merencanakan dan

mengupayakan

mengatasi

mengupayakan

penyelesaian masalah

maslah
Fasilitas yang

mengatasi masalah
Fasilitas yang

Fasilitas dapat

tersedia untuk

tersedia di

memepengaruhi

mengatasi

lingkungan tidak

masalah yang ada di

Beratnya akibat

10

jika masih tetap

Kesadaran yang

Cepatnya

masalah teratasi

memadai
Hal ini bisa menjadi

komunitas
Kurang control social

ancaman kerusakan

mempengaruhi

moral dan lingkungan

masalah dan

Masalah yang ada

penyelesaian masalah
Partisipasi dari pihak

membutuhkan waktu

RT RW kelurahan

yang lama untuk

sangat berperan

mengatasinya

terhadap cepatnya

18

49

24

50

18

maslah

Resiko terjadinya perilaku kekerasan pada remaja di RT03 RW 04 kelurahan tetap maju
kecamatan pangan jaya kota Surabaya berhubungan dengan kurangnya dukungan masyarakat
penanganan kasus NAPZA
N
O

KRITERIA

BOBOT

MASALAH

BOBOT

RASIONAL

MAKNA

KRITERI

KRITERI

MASALA

H(CxM)

Kesadaran

Rendahnya

Partisipasi warga

24

masyarakat

partisipasi warga,

mampu mengatasi

terhadap maslah

menyebabkan

maslah yang di hadapi

timbulnya sikap masa


2

Motivasi

bodoh dan antipati


Tidak adanya

komunitas untuk

motivasi dalam warga

mengoptimalkan

mengatasi

untuk menyelesaikan

rendahnya angka

masalah
Kemampuan

masalah
Perawat

merencanakan dan

dari perawat mampu

mengatasi

mengupayakan

menurunkan atau

maslah

mengatasi maslah

mengurangi masalah

Fasilitas tidak

yang di timbulkan
Fasilitas mendukung

Fasilitas yang

memadai sama sekali

masalah
Beratnya akibat

masalah teratasi

Resiko PK bisa

Mempercepat

21

30

menjadi ancaman

pengatasan maslah

tatanan lingkungan

guna tidak terjadi

komunitas
Masalah yang ada

resiko yang lain


Semakin cepat

membutuhkan waktu

masalah teratasi

yang lama dalam

semakin baik.

25

mengatasinya

PENAPISAN PRIORITAS MASALAH


No

64

masalah

jika masih tetap

Cepatnya

30

terjadinya perbaikan

mengatasi

kejadian
Upaya yang optimal

perawat untuk

tersedia untuk

Motivasi warga dapat

Masalah

SKOR

Terjadinya peningkatan kasus penggunaan NAPZA di RT 03 RW 04

166

kelurahan tetap maju kecamatan pangan jaya kota Surabaya


berhubungan dengan kurangnyanya pengetahuan orang tua atau warga
2

tentang NAPZA
Peningkatan angka kejadian NAPZA pada anak remaja di RT 03 RW 04

191

kelurahan tetap maju, kecamatan pangan jaya kecamatan surabaya,


berhubungan dengan kurangnya control social masyarakat
3

Resiko terjadinya perilaku kekerasan pada remaja di RT03 RW 04

194

kelurahan tetap maju kecamatan pangan jaya kota Surabaya


berhubungan dengan kurangnya dukungan masyarakat penanganan
kasus NAPZA

DIAGNOSA PRIORITAS
1) Resiko terjadinya perilaku kekerasan pada remaja di RT03 RW 04 kelurahan tetap
maju kecamatan pangan jaya kota Surabaya berhubungan dengan kurangnya
dukungan masyarakat penanganan kasus NAPZA
2) Peningkatan angka kejadian NAPZA pada anak remaja di RT 03 RW 04 kelurahan
tetap maju, kecamatan pangan jaya kecamatan surabaya, berhubungan dengan
kurangnya control social masyarakat
3) Terjadinya peningkatan kasus penggunaan NAPZA di RT 03 RW 04 kelurahan tetap
maju kecamatan pangan jaya kota Surabaya berhubungan dengan kurangnyanya
pengetahuan orang tua atau warga tentang NAPZA

RENCANA KEGIATAN ( POA )

N
o

MASALAH

RENCANA KEGIATAN

PENANGGUN
G JAWAB

WAKTU
KEGIATAN

1.

Resiko terjadinya perilaku

Melakukan pendekatan
dengan para kader RT dan
RW serta para tokoh
masyarakat setempat. Dan
kunjugan keluarga. Meliputi:
- Memfasilitasi warga
setempat dalam
menghadapi dan
penanganan NAPZA
pada remaja
- Memantau status
mental para remaja
dengan
ketergantungan
NAPZA

Sie Acara
Basilius Y. weu

21- 23
Oktober
2015

1. kekerasan pada remaja di

RT03 RW 04 kelurahan
tetap maju kecamatan
pangan jaya kota Surabaya
berhubungan dengan
kurangnya dukungan
masyarakat penanganan
kasus NAPZA

Memberikan Penyuluhan

2.

Peningkatan angka

tentang Peran serta

kejadian NAPZA pada

Masyarakat sebagai control

anak remaja di RT 03 RW

social dalam menghadapi

04 kelurahan tetap maju,

bahaya Bahaya NAPZA pada

kecamatan pangan jaya

anak remaja.

Bazrudin

25 oktober
2015

TEMPAT SASAR
KEGIATA
AN
N
Halam
kader RT
Rumah
dan RW
Bapak RT. serta para
tokoh
dan
keluarga
dengan
remaja
ketergant
ungan
NAPZA

Balai RT

SUMBER

Iuran
Kelompok

Iuran
Kelompok

kecamatan surabaya,
berhubungan dengan
kurangnya control social
masyarakat
Terjadinya peningkatan
kasus penggunaan

Memberikan Penyuluhan

NAPZA di RT 03 RW 04

Bahaya NAPZA pada anak

Semua anggota
kelompok

26 oktober
2015

Balai RT

Iuran
Kelompok

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DENGAN MASALAH KETERGANTUNGAN NAPZA PADA REMAJA
DI RT 03 RW 04 KELURAHAN TETAP MAJU KECAMATAN PANGAN JAYA KOTA SURABAYA

DIAGNOSA
No
KEPERAWATAN
1

Resiko terjadinya
perilaku kekerasan
pada remaja di
RT03 RW 04
kelurahan tetap
maju kecamatan

RENCANA
KEGIATAN

TUJUAN

Waktu/
Tempat

Melakukan
a. Meningkat kerja sama antar
pendekatan dengan
kader RT dan RW
para kader RT dan
b. Terbantu untuk mengakses
RW serta para tokoh
informasi seputar kesehatan
masyarakat setempat.
Remaja
Dan kunjugan
c. Lebih
mudah
dalam
keluarga
berinteraksi antara para kader ,
Warga, dan kelompok Remaja
dengan ketergantungan NAPZA

21 Oktober
2015

a. Mengetahui
bahaya
dan
penanganan NAPZA
b. Mengetahui informasi tentang
issue terkini tentang NAPZA

22 Oktober
2015

pangan jaya kota


Surabaya
berhubungan
dengan kurangnya
dukungan
masyarakat
penanganan kasus
NAPZA

Memfasilitasi warga
setempat dalam
menghadapi dan
penanganan NAPZA
pada remaja

KRITERIA HASIL
Sasaran
Lansia
di RW
III

M
eningkat kerja sama
antar kader RT dan
RW.
2.
T
erbantu
untuk
mengakses
informasi
seputar
NAPZA
3.
L
ebih mudah dalam
berinteraksi antara
para kader RT dan
RW dan kelompok
Remaja
dengan
NAPZA.
4.
K
ader
RT
dan
kelompok
mahasiswa praktik
komunitas
selanjutnya bekerja
sama
untuk
keberlanjutan
kunjungan keluarga.
Peserta
Undangan
Posyand
mampu
u Lansia
mengerti dan
di RW
memahami :
III
1. Memahami maksud
dan tujuan kegiatan
2. Peserta
dapat
menyebutkan
pengertian NAPZA
3. Peserta
dapat
mengentahui bahaya
NAPZA.
4. Peserta
dapat
menyebutkan Tanda
dan gejala Pengguna
1.

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS REMAJA DENGAN KETERGANTUNGAN NAPZA


DI RT 02 RW 04 KELURAHAN TETAP MAJU KECAMATAN PANGAN JAYA KOTA SURABAYA .

Dalam kegiatan praktik profesi keperawatan komunitas dan keluarga ini implementasi yang berhasil kami laksanakan sesuai
dengan hasil kesepakatan pada perencanaan antara warga di rt 03 rw 0 4 kelurahan tetap maju kecamatan pangan jaya kota surabaya .
No
1

Diagnosa
Resiko terjadinya
perilaku kekerasan
pada remaja di
RT03 RW 04
kelurahan tetap
maju kecamatan
pangan jaya kota
Surabaya
berhubungan
dengan kurangnya

Kegiatan
Melakukan
pendekatan
dengan para
kader RT dan
RW serta para
tokoh
masyarakat
setempat. Dan
kunjugan
keluarga

Waktu/Tempat
Waktu: 20 dan
27 Juni, 5,11
dan 19 Juli
2013
Tempat:
Rumah RW 03.

Peserta
Orang
Tua RT
03 RW 0
4

Pelaksana
Mahasiswa

Hambatan
1.

Solusi

Warga banyak yang 1. Time keeper.


telat datang.
2. Warga
meminta
kegiatan dilakukan 2. Waktu pelaksanaan
malam hari.
sebaiknya diadakan
di malam hari

dukungan
masyarakat
penanganan kasus
NAPZA.
2

Peningkatan angka
kejadian NAPZA
pada anak remaja di
RT 03 RW 04
kelurahan tetap
maju, kecamatan
pangan jaya
kecamatan surabaya,
berhubungan
dengan kurangnya
kontrol social
masyarakat
Terjadinya
peningkatan kasus
penggunaan
NAPZA di RT 03
RW 04 kelurahan
tetap maju
kecamatan pangan

pertemuann dan
mengkaji
keterlibatan
warga dalam
kejadian remaja
dengan
ketergantungan
NAPZA.

Penyuluhan
bahaya napza

Waktu: Kamis,
11 Juli 2013.
Pukul : 09.00
WIB

Orang
tua, kader
RT dan
RW.

Mahasiswa

1. Terbatasnya
alat 1. Menambah jumlah
sehingga
waktu
alat
peraga
pelaksanaan lebih
kesehatan
dan
lama
waktu pelaksanaan.

Remaja
RT 03

Mahasiswa

1. Waktu molor 30 1. Pemberitahuan


menit
karena
dengan undangan
menunggu peserta
atau sms maksimal
yang datang
H-1
2. Materi yang di 2. Menyampaikan
sampaikan terlalu
materi
yang
banyak sehingga
penting-penting saja
harus
dipercepat
dengan
penyampaiannya
mempertimbangkan
3. Waktu penyampaian
waktu dan kondisi

Tempat: Balai
RW III

Waktu: Kamis,
25 oktober
2015.
Pukul : 09.00
WIB
Tempat: Balai
RW III

jaya kota Surabaya

materi terlalu lama


remaja
sehingga terdapat 3. Time
keeper
satu acara yaitu
menegaskan
tindak lanjut dari
kembali
tentang
pengkaderan remaja
pembagian
yang
tidak
waktunya
terlaksana

berhubungan
dengan
kurangnyanya
pengetahuan
Remaja tentang
NAPZA

EVALUASI.
Dalam kegiatan praktek profesi keperawatan komunitas dan keluarga ini sesuai dengan hasil implementasi yang berhasil kami
laksanakan, maka hal-hal yang dapat kami evaluasi berdasarkan analisis SWOT adalah sebagai berikut

Diagnosa Keperawatan
Komunitas
Resiko
terjadinya
perilaku kekerasan pada
remaja di RT03 RW 04
kelurahan tetap maju
kecamatan pangan jaya
kota
Surabaya
berhubungan
dengan

Strength

Weakness

Opportunity

Threatened

Tindak Lanjut

Mayoritas orang tua 1. Warga


banyak 1. Adanya dukungan 1. Orang tua salah 1. Orang
Tua
yang telat datang.
dari ketua RT 03
mengartikan
memahami
di
RT
03
2.
Warga
meminta
2.
Adanya
mahasiswa
tentang
resiko
tentang resiko
berpendidikan SD
kegiatan dilakukan
S1
keperawatan
kekerasan
kekerasan
dan SMP
malam hari.
praktik kesehatan 2. Orang tua tidak 2. Evaluasi
komunitas
termotivasi
pertemuan
Terdapat 12 orang
secara
pribadi
tua yang hadir saat
dalam mengikuti

kurangnya
masyarakat
kasus

dukungan kwgiataan.
penanganan

Peningkatan
angka 1. Adanya remaja 1. Karang taruna di
di RT 03
RT 03 tidak aktif
kejadian NAPZA pada
atau hanya aktif
anak remaja di RT 03 RW 2. Pernah terbentuk
karang taruna di
saat ada kegiatan
04 kelurahan tetap maju,
RT 03
HUT
kecamatan pangan jaya
2. Belum ada kader
kecamatan
surabaya,
pokja remaja di
berhubungan
dengan
RT 03
3. Hanya 5 remaja
kurangnya kontrol social
yang
aktif
masyarakat
mengikuti semua
kegiatan
Terjadinya peningkatan 1. Mayoritas
1. Kurangnya
remaja
di
RW
III
keinginan remaja
kasus
penggunaan
berpendidikan
untuk ikut serta
NAPZA di RT 03 RW 04
SD dan SMP
dalam
kegiatan
kelurahan tetap maju
2. Terdapat lebih
remaja terutama
kecamatan pangan jaya
dari 10 remaja
pendidikan
kota
Surabaya
yang hadir saat
kesehatan
berhubungan
dengan
kegiatan
2. Remaja
kurang
kooperatif
bila
kurangnyanya
diajak
dalam
pengetahuan
Remaja
kegiatan
tentang NAPZA
3. Hanya terdapat 5
remaja yang aktif
mengikuti semua
kegiatan

kegiatan

1. Ada dukungan dari 1. Belum


1. Pembentukan
ketua RW berupa
terbentuknya
koordinator
fasilitas
kegiatan
struktur
masing-masing
remaja
organisasi
RT di RT 03
2. Adanya mahasiswa
karang taruna
2. Mengaktifkan
S1
keperawatan 2. Belum adanya
kembali karang
Praktik kesehatan
wadah
yang
taruna RT 03
komunitas
menaungi
3. Menciptakan
kegiatan remaja
system
sosial
di RT 03
pendukung
remaja
3. Ada dukungan dari 3. Orang tua tidak 3. Remaja RW III
ketua RW III
memotivasi
memahami
4. Adanya dukungan
anaknya untuk
tentang bahaya
dari
Puskesmas
mengikuti
napza
Setempat
kegiatan remaja 4. Evaluasi
5. Adanya mahasiswa 4. Remaja
salah
penyuluhan
S1
keperawatan
mengartikan
napza
Praktik kesehatan
pendidikan
komunitas
kesehatan yang
6. Ada
kerjasama
diberikan
antara
Stikes
surabaya
dengan
ketua RW III

Anda mungkin juga menyukai