Anda di halaman 1dari 5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi Kelenjar Adrenal
Kelenjar adrenal merupakan kelenjar endokrin, berbentuk seperti kacang dan
terdiri dan dua buah atau sepasang yang terletak di bagian anterior kedua ginjal.
Umumnya kelenjar kanan terletak sepanjang margo medialis ginjal kanan, sedangkan
kelenjar kiri umumnya lebih panjang, terletak dekat arteri renalis dan biasanya
terpisah dari ginjal kiri.
Pada anjing, kelenjar adrenal kanan terletak diantara bagian anterior batas
medial ginjal dan vena cava posterior, bentuknya sedikit prisma dan tajam pada salah
satu ujung. Kelenjar kiri terletak sepanjang aorta posterior terpisah dan ginjal kiri.
Bagian korteks berwarna kuning muda, sedangkan bagian medula berwarna cokiat
gelap (Adam, 1986).
2.2 Histologi Kelenjar Adrenal
Kelenjar adrenal terdiri dan dua bagian yang jelas, bagian luar disebut korteks
yang berasal dan mesodermal dan bagian dalam disebut medula yang berasal dari
neuroektodermal. Pada anjing perbandingan normal korteks dan medula kira-kira dua
banding satu (Canton dan McGavin 1995). Kelenjar adrenal dibalut oleh kapsula
yang terdiri dar jaringan ikat padat yang tidak teratur dan kadang-kadang dijumpai
otot polos. Trabekula tipis berasal dan kapsula dan menembus korteks, tetapi jarang
memasuki medula.
Korteks adrenal dibagi menjadi tiga daerah, dan lapisan terluar adalah zona
glomerulosa yang membentuk 15% masa kelenjar adrenal, zona fasikulata 50% dan
zona retikularis 7% yang letaknya berbatasan dengan medula (Ganong 1995).
Zona glomerulosa yang disebut juga dengan zona arkuata terbentuk oleh
kelompok sel yang tidak teratur dan membentuk bingkai, intinya berbentuk bulat
dikelilingi oleh sitoplasma yang homogen. Ciri-ciri ultrastruktumya antara lain badan
golgi cukup berkembang dan retikulum endoplasma halus yang menyebar secara
ekstensif serta sering ditemukan butir-butir lipida (Dellrnan 1992).
Zona fasikulata tersusun oleh sel-sel berbentuk kubus atau silinder selapis. Di
antara susunan bingkai sel tersebut terdapat jalinan sinusoid. Sitoplasma sel-sel zona
ini berwarna cerah berbusa karena banyak mengandung butir lipida. Zona ini
mempunyai ciri-ciri ultrastruktur antara lain badan golgi cukup berkembang,
retikulum endoplasma kasar rnenyebar secara ekstensif terutama di daerah perifer,
retikulum endoplasma halus cukup berkembang, mitokondria, bersifat tubular,
terdapat lisosom dan butir lipofuksin (Dellinan 1992).
Zona retikularis merupakan lanjutan dari zona fasikulata yang berbentuk
seperti jala, terdiri dan bingkai sel yang saling beranastomose, berbatasan dengan
jalinan sinusoid. Bentuk selnya polihedral, sedikit mengandung lipida, banyak
mengandung butir Iipoliaksin. Inti sel-selnya agak mengecil dari sel-sel zona
fasikulata (Deilman 1992).

Di antara zona glomerulosa dan zona fasikulata terdapat sekelompok sel kecilkecil yang disebut zona intermedia. Daerah ini dianggap sebagai daerah transisi dan
fungsinya tidak jelas (Delltrian 1992).
Medula adrenal terdiri dan sel-sel yang besar, berkelompok dan membentuk
anastomose, mengambil warna cokiat bila difiksasi pada cairan yang mengandung
khrom. Tiga macam sel pada medula adrenal antara lain sel penghasil norepinefrin,
sel penghasil epinefrin dan sel ganglion simpatikus. Sel penghasil norepinefrin
memiliki inti besar, sitoplasma mengandung butir-butir argentafin yang berukuran
antara 50-350 nm, banyak mengandung mitokhondria dan retikulum endoplasma
kasar serta badan golgi yang cukup berkembang. Ukuran dan butir sel penghasil
epinefrin mirip dengan sel penghasil norepinefrin, memililki daerah cerah antara butir
dan membran pembungkus. Bentuk sel syaraf sel ganglion simpatikus berinti besar,
nukleolus jelas, posisi inti agak eksentrk (Dellman 1992).
2.3. Fungsi Fisiologis Kelenjar Adrenal
Kelenjar adrenal sebagai kelenjar endokrin mensekresikan hormon antara lain
mineralokortikoid, glukokortikoid, hormon seks, katekolamin, epinefrin dan
norepinefrin.
Mineralokortikoid yang dihasilkan oleh sel glomerulosa adalah steroid 21
karbon yang bereaksi merangsang transpor aktif Na+ oleh tubuli distal dan tubulus
kolektivus. Hormon ini juga menambah sekresi K +, H+ dan NH4+ oleh ginjal dan
mempengaruhi transpor ion m(.Ur ion dalam an epitel lain termasuk kelenjar
keringat, mukosa usus dan kelenjar air liur (Martin et al, 1992; Kaneko el al, 1997).
Ion natriurn berdifusi keluar dari urin, saliva, keringat atau getah lambung kemudian
masuk ke dalam sel epitel sekelilingnya dan aktif diangkut dan sel-sel ke dalam
cairan interstitial. Aldosteron merupakan mineralokortikoid utama yang disekresikan
oleh adrenal.
Glukokortikoid dihasilkan oleh zona fasikulata, merupakan steroid 21 karbon
yang mempunyai efek terhadap metabolisme protein, karbohidrat dan lernak yang
mencakup peningkatan katabolisme protein serta meningkatkan glikogenesis dan
glukoneogenesis (Doxey 1983; Kaneko et al. 1997). Disamping itu glukokortikoid
juga berperan pada mekanisme pertahanan hospes antara lain respon immun dan
respon anti radang (Canton dan McGavn 1995). Steroid membunuh limfosit dan
rnenyebabkan involusi jaringan limfoid, juga dapat mempengaruhi beberapa langkah
lain dalam respon immun, termasuk pengolahan antigen oleh makrofag, produksi
antibodi oleh limfosit B, serta meningkatkan sel radang polimorf dan sumsum tulang.
Glukokortikod juga menghambat akumulasi leukosit di daerah radang sehingga
menyebabkan zat yang terlibat dalam respon peradangan dilepas dan leukosit serta
rnenghambat proliferasi fibroblast seperti produksi kolagen dan fbronektin (Martin et
cd. 1992).
Testosteron yang dihasilkan oleh kortek adrenal mernpunyai aktifitas kurang
dan 20% dibanding testosteron asal testikel (Ganong 1995). Hormon ini
menimbulkan efek maskulinasi dan meningkatkan anabolisme pertumbuhan

(Doxey1983). Kelenjar adrenal juga mensekresikan estrogen. Jumlah estrogen yang


dibentuk dari prekusor adrenal normal terlalu kecil untuk mempunyai efek fisilogis
yang jelas, tetapi pada individu tertentu estrogen dapat diproduksi dalam jumlah yang
berarti (Canton dan MeGavin 1995).
Epinefrin dan norepinefrin disekresikan oleh medula adrenal. Epinefrin
berpengaruh terhadap peningkatan frekuensi denyut jantung dan cardiac output,
meningkatkan metabolisme basal dan konsumsi oksigen, mempengaruhi konversi
glikogen menjadi glukosa dan hati ke dalam aliran darah. Norepinefrin menyebabkan
peningkatan tekanan darah dengan vasokonstrikisi daerah perifer (Martin et al. 1992).
2.4. Tumor Korteks Adrenal
Adenoma
Adenoma korteks adrenal sering terjadi pada anjing tua yang berumur
delapan tahun atau lebih (Sandison dan Anderson dalam Moulton 1978;
Canton dan Mc Gavin 1995). Adenoma juga bersifat sporadis pada kuda, sapi
dan domba. Kambing yang dikastrasi lebih berpeluang terkena dibandingkan
dengan kambing yang tidak dikastrasi (Moulton 1978; Carlton dan McGavin
1995). Tumor ini sering didapatkan pada saat nekropsi, dan biasanya dikaitkan
dengan keadaan hiperadrenalisme (Robin el aI. 1999).
Adenoma biasanya berbentuk tunggal, berkapsul dan berbungkul
kuning kecoklatan di dalam korteks. Biasanya menonjol ke arah rongga
medula atau subkapsular dan kadang-kadang tampak di luar kapsul. Tumor
kecil biasanya tersusun dari sel-sel lipid yang rnenyerupai lapisan fasikulata,
merniliki sitoplasma jernih dan inti kecil teratur. Kadang-kadang selnya
memiliki sedikit lemak, sitoplasmanya berbulir dan menyerupai lapisan
retikularis. Tumor yang besar mempunyai ukuran sel dan inti yang
hiperkromatik serta mitosis yang tersebar.
Karsinoma
Karsinoma korteks adrenal jarang terjadi dbandingkan adenoma.
Karsinoma sering terjadi pada sapi dan bersifat sporadis pada anjing tua.
Karsinoma berkembang pada individu dewasa sampai tua tanpa
memperhatikan bangsa atau jenis kelamin (Moulton 1978).
Karsinoma merupakan neoplasma yang mirip dengan adenoma. Tumor
ini biasanya berbungkul, bentuk berbagai macam, sangat invasif merusak
kelenjar yang terkena dan rnenyebar ke dalam lemak sekitar adrenal serta
kadang-kadang ke arah ginjal dan sekitarnya (Robin et al, 1999). Tumor ini
berwarna kuning, dikelilingi oleh perdarahan dan nekrosis dengan kista
multifokal (Moulton 1978; Robin et al. 1999). Karsinoma sangat invasif,
hingga dapat menginvasi vena, kadang-kadang ke vena cava dan saluran

limfatik sehingga menyebabkan metastasis luas ke paru-paru, hati dan


kelenjar getah bening (Moulton 1978; Canton dan McGavin 1995; Jones et al.
1997).
2.5. Tumor Medula Adrenal
Secara klinis, tumor primer pada medula sangat jarang. Kelompok
tumor medula adrenal adalah feokromositoma dan neuroblastoma.
Feokroniositoma
Feokromositoma merupakan tumor medula adrenal yang berasal dari
sel kromafin. Tumor ini sering terdapat pada sapi dan anjing dan jarang pada
hewan domestik lain (Moulton 1978). Pada hewan domestik tumor ini bersifat
jinak (Jubb et al. 1993). Berdiameter 10 cm atau lebih, berwarna gelap
kernerah-rnerahan sampai cokiat dan. dapat tumbuh pada salah satu atau
kedua kelenjar adrenal (Jones et al. 1997).
Gambaran histologi feokromositoma berubah-ubah tergantung ukuran
tumornya. Tumor tersusun dari sel-sel poligonal kecil sampai besar,
mempunyai sitoplasma basofil sampai eosinofil yang berbutir mencolok dan
inti pleomorfik. Pada tumor yang secara biologis terbukti jinak, ukuran dan
bentuk inti sangat berrnacam-macam, kadang-kadang inti dengan lobulasinya
memberikan gambaran seperti inti ganda. Dengan elektron niikroskop tampak
butir-butir di dalam sitoplasma yang terisi katekolarnin. Penembusan kapsul
atau pembuluh darah jarang ditemukan pada tumor yang secara klinis terbukti
jinak (Robin et al. 1999). Perdarahan, nekrosa dan degenerasi kista sering
dijumpai pada bungkul yang besar.
Feokromositoma terdiri dari sel-sel yang mensekresikan epinefrin,
norepinefrin atau keduanya. Norepinefrin merupakan katekolarnin utama yang
dihasilkan dan feokrornositoma pada anjing (Head dan West 1958 dalam
Moulton 1978). Feokromositoma kecil biasanya hanya menekan kelenjar
adrenal saja, sedangkan yang berukuran besar dapat menekan jaringan sekitar,
vena cava dan aorta. Sel tumor sening menyerang dinding vena cava posterior
dan membentuk trombus. sedangkan yang bei-ukuran besar dapat
menekanjaringan sekitar, vena cava dan aorta Sel tumor sering menyerang
dinding vena cava posterior dan membentuk trombus. Pada anjing kira-kira
50% dari tumor ini bermetastase ke hati, kelenjar pertahanan, limpa dan paruparu (Howard dad dan Niels5 dalarn Moulton 1978). Feokromositoma
menyebabkan hipertensi dengan gejala ikutan seperti takhikardia, edema dan
tremor.
Neuroblastoma
berasal

Neuroblastoma kelenjar adrenal biasanya terjadi pada hewan muda,


dari sel primitif neuroektodermal. Seperti feokromositoma,

kebanyakan neuroblastoma mengeluarkan katekolamin. Sering ditemukan


daerah nekrosis, perdarahan dan kalsifikasi. Secara histologi sel tumornya
kecil, gelap dan berbentuk bulat atau sedikit memanjang, cenderung
mempunyai masa yang tidak teratur, intinya hiperkromatik dan teratur serta
sitoplasmanya tipis mengandung butir-butir tempat menyimpan katekolamin.
Biasanya ditemukan sel-sel yang tersusun sebagai roset yang khas, dengan
serabut-serabut syaraf yang timbul ke arah pusat dari masing-masing roset
(Moulton 1978; Carlton dan McGavin 1995). Tumor ini sudah pernah
dilaporkan terdapat pada anjing, tetapi sejarahnya belum diketahui secara
pasti (Jones et al 1997).

Anda mungkin juga menyukai