Anda di halaman 1dari 3

CSSD

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Perubahan tertunda ditampilkan di halaman iniBelum Diperiksa
Broom icon.svg
Artikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar Wikipedia
Merapikan artikel bisa berupa membagi artikel ke dalam paragraf atau wikifikasi
artikel. Setelah dirapikan, tolong hapus pesan ini.
Central Sterile Supply Department (CSSD) adalah unit yang bertanggung jawab atas
pencucian dan distribusi alat yang telah disterilkan di rumah sakit.

Daftar isi [sembunyikan]


1

Peranan CSSD dalam Rumah Sakit

Reality Check

Perkembangan Terkini

Apa yang menghambat perkembangan CSSD?

Penutup

Bibliografi

Lihat pula

Pranala luar

Peranan CSSD dalam Rumah Sakit[sunting | sunting sumber]


Konsep dan peranan Central Sterile Supply Department (CSSD) telah berkembang
dari hanya suatu departemen di rumah sakit menjadi koordinator dari suatu sistem
kerja supply dan alat alat steril, hal ini dapat dianalogikan seperti satu unit
autoclave untuk sterilisasi menjadi sistem infection control di rumah sakit. Secara
ideal, CSSD adalah satu departemen yang independen dengan fasilitas untuk
menerima,men desinfect, membersihkan, mengemas, men-steril, menyimpan dan
mendistribusikan alat alat (baik yang dapat dipakai berulang kali dan alat sekali
pakai), sesuai dengan standar prosedur. Beban kerja untuk CSSD berbeda antara
rumah sakit satu dibandingkan dengan rumah sakit lainnya.

Dengan CSSD independent yang terpisah, kita dapat menghemat pengeluaran


pembelian alat sterilisasi dengan memusatan alat-alat di satu departemen. Hal ini
juga memastikan bahwa proses steril akan diawasi oleh staff khusus dan berjalan
sesuai dengan standar prosedur operasi (SOP).

CSSD memerlukan kemampuan teknis khusus, hal ini dapat diartikan bahwa
departemen ini mengontrol semua kegiatan dan manajemen aset yang secara tidak
langsung juga memengaruhi pembelian alat-alat operasi umum dan khusus serta
inventaris lainnya. CSSD di satu rumah sakit mencerminkan satu layanan
berkualitas yang langka. Bertambahnya jumlah penderita yang mengalami infeksi di
rumah sakit (nosocomial infection), telah membuka mata akan pentingnya CSSD.
Jika CSSD tidak ada, maka ada kemungkinan peningkatan terjadinya infeksi
nosocomial. Kemungkinan terjadinya infeksi nosocomial yang menyebabkan
peningkatan angka kematian, peningkatan jangka waktu rawat inap dan
pengeluaran dapat diturunkan dengan membangun CSSD yang baik.

Secara umum CSSD dilihat sebagai bagian penting dari sebuah Operating Theatre
(OT) karena pengguna terbanyak dari alat-alat steril adalah OT. Tetap hal ini telah
berubah, CSSD adalah bagian tak terpisahkan dari berbagai departemen seperti Out
Patient Departemen, Dental, dan lain lain.

Salah satu faktor penting dalam menjalankan CSSD adalah sistem kerja yang baik.
Untuk memiliki sistem kerja yang baik, proses sterilisasi membutuhkan fungsional
dan kordinasi yang baik dari 3 area: area kotor (soiled zone), yang juga dikenal
sebagai area pencucian, area bersih (clean zone) yang juga dikenal sebagai area
assembly atau area packing, dan area steril (sterile zone) yang juga berfungsi
sebagai tempat penyimpanan alat alat steril. Rumah sakit yang dibangun tanpa
CSSD pada awalnya, akan mengalami kesulitan untuk design dan perencanaan di
tahap selanjutnya untuk mengintegrasikan CSSD departemen.

Reality Check[sunting | sunting sumber]


Walaupun teknologi ini telah tersedia tetap konsep CSSD belum terlalu popular di
Indonesia.

Salah satu penyebab mengapa CSSD tidak popular di rumah sakit adalah absennya
sistem akreditasi standar. Jurang yang memisahkan konsep CSSD dan
implementasinya di rumah sakit juga dikarenakan langkanya dana dan kurangnya
know-how di bidang ini.

Lagipula, manajemen rumah sakit sering kali tidak menganggap penting CSSD
karena CSSD dianggap sebagai cost center yang tidak menghasilkan laba.

Perkembangan CSSD di Indonesia telah di implementasikan oleh Rumah Sakit


Berakreditasi B sampai A, contohnya Rumah Sakit Tarakan Jakarta

Perkembangan Terkini[sunting | sunting sumber]


Saat ini, alat sterilisasi telah dikontrol secara otamatis dengan computer dengan
sistem backup yang tidak meninggalkan celah untuk kesalahan. Secara teori, kita
dapat mencapai 100 persen sterilisasi, tapi dalam kenyataan di lapangan untuk
mencapai hal tersebut sangatlah sulit. Menurut guideline dari BGA (German Ministry
of Health):

Disinfecting Levels for Washer Disinfectors


Level A
90 C/1 min Destruction of vegetative bacteria forms including
mycobacterium, fungi and their spores.
Level B

93 C/10 min

Irreversible inactivation of all virus

Disinfecting Level for Autoclaves


Level C
105 C/5 min
level of bacillus anthracis

Destruction of bacterial spores up to the resistant

Level D
121 C/20 min
tetani and perfringens)

Destruction of all bacterial spores (e.g. clostridium

Anda mungkin juga menyukai