Anda di halaman 1dari 18

PERTUMBUHAN DAERAH AKAR DAN BATANG

TUMBUHAN TAUGE

KARYA TULIS ILMIAH

Disusun Oleh :
Ahmad Safril Annur
Chintya Ekowati
Della Wahyu Margaretha
Ita Diaswati

(02)
(09)
(10)
(19)

XII SAINS 2
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMA NEGERI 1 JENGGAWAH
2013/2014
I

HALAMAN PENGESAHAN

PERTUMBUHAN KECAMBAH KACANG HIJAU


Disusun Oleh :
Ahmad Safril Annur
Chintya Ekowati
Della Wahyu Margaretha
Ita Diaswati

(02)
(09)
(10)
(19)

XII SAINS 2

Telah Diperiksa dan Disetujui oleh Pembimbing SMA Negeri 1


Jenggawah pada hari ...................................... 2013

Pembimbing

Dra. Endang Elfia Y


Nip.

II

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah


melimpahkan rahmat dan petunjuk-Nya sehingga penulisan Karya Ilmiah ini dapat
diselesaikan.
Menyadari akan keterbatasan disiplin ilmu yang dimiliki penulis, hingga
dalam penulisan karya tulis i n i m u n g k i n m a s i h b a n ya k d i t e m u k a n
k e s a l a h a n d a n k e l e m a h a n , o l e h s e b a b i t u , penulis mengharapkan
saran dan kritik yang sifatnya membangun.Tanpa bantuan, bimbingan,
arahan, dorongan dan pengertian serta saran dari berbagai pihak, penulisan
karya ilmiah ini tidak mungkin dapat terwujud.
Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
-

Drs. Moh Rodja'i M, Mpd selaku Kepala SMA Negeri 1 Jenggawah.

Dra. Endang Elfiana selaku Guru Biologi.

Drs. Sugeng Siswanto, selaku Wali Kelas XII IPA 2.

Kedua orang tua kami yang senantiasa memberikan do'a dan restunya
selama ini.

Seluruh teman-teman yang telah memberikan informasi dalam


penyusunan karya tulis ini.

Serta seluruh pihak yang telah memberikan informasi dalam


penyusunan karya tulis ini.
Jember, 13 September 2013

Penulis
III

DAFTAR ISI

Halaman Judul
......................................................................................I
Halaman Pengesahan
.....................................................................................II
Kata Pengantar
....................................................................................III
Daftar Isi
....................................................................................IV
BAB I PENDAHULUAN
..........................................................................1
A.Latar Belakang
..........................................................................1
B.Rumusan Masalah
..........................................................................1
C.Tujuan Penelitian
..........................................................................2
D.Manfaat Penelitian
..........................................................................2
BAB II LANDASAN TEORI
..........................................................................3
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
..........................................................................6
3. 1. Tempat Dan Waktu
..........................................................................6
3. 2. Alat Dan Bahan
..........................................................................6
3. 3. Metode Penelitian
..........................................................................7
3. 4. Langkah Kerja
..........................................................................7
BAB IV HASIL PENGAMATAN
..........................................................................9
4. 1. Data Pengamatan
..........................................................................9
4. 2. Analisis Data Pengamatan
........................................................................10
BAB V
........................................................................13
5. 1. Kesimpulan
........................................................................13
5. 2.Saran
........................................................................13
DAFTAR PUSTAKA
.........................................................................V

IV

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setelah proses perkecambahan, tumbuhan mengalami pertumbuhan dan
perkembangan lebih lanjut. Tumbuhan akan membentuk akar, batang, dan daun.
Ujung batang dan ujung akar akan tumbuh memanjang karena adanya aktivitas
sel-sel meristematis. Proses ini disebut pertumbuhan primer. Sel-sel meristem
dapat juga berdiferensiasi menjadi sel-sel yang memiliki struktur dan fungsi yang
khusus.
Taoge/toge adalah sayuran yang merupakan tumbuhan muda yang baru
saja berkecambah dan dilindungi dari cahaya. Kata taoge/toge sendiri adalah
serapan dari dialek Hokkian, istilah Mandarin-nya adalah douya () yang
secara harfiah berarti kecambah kacang-kacangan, umumnya berasal dari kacang
hijau dan sering disajikan dalam menu makanan dari Asia Timur. Taoge/toge
segar sangat kaya akan vitamin E, dan merupakan menu yang sangat dianjurkan
untuk dikonsumsi. Dengan mengonsumsi taoge/toge, tubuh akan terobati dan
tercegah dari kekurangan vitamin E.

B.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, dapat dirumuskan permasalahan yang akan


diteliti sebagai berikut:
Bagaimana daerah pertumbuhan primer akan dan batang tanaman tauge?

C.

Tujuan Penelitian

Menentukan daerah pertumbuhan primer akar dan batang tanaman tauge.

D.

Manfaat Penelitian

Manfaat dari hasil penelitian ini adalah :


Meningkatkan pengetahuan tentang daerah pertumbuhan primer akar dan
batang tanaman tauge.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Pertumbuhan Primer Merupakan pertumbuhan yang terjadi karena adanya


meristem primer. Pertumbuhan ini disebabkan oleh kegiatan titik tumbuh primer
yang terdapat pada ujung akar dan ujung batang dimulai sejak tumbuhan masih
berupa embrio.
Tiga sistem jaringan primer yang terbentuk sebagai berikut.
a. Protoderm, yaitu lapisan terluar yang akan membentuk jaringan
epidermis.
b. Meristem dasar yang akan berkembang menjadi jaringan dasar yang
mengisi lapisan korteks pada akar di antara style dan epidermis.
c. Prokambium, yaitu lapisan dalam yang akan berkembang menjadi
silinder pusat, yaitu floem dan xilem.
Daerah pertumbuhan pada ujung batang dan ujung akar dapat dibedakan
menjadi 3 daerah, yaitu:
a) Daerah pembelahan terdapat pada ujung akar. Sel-sel meristem di daerah
ini akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan struktur akar pertama.
b) Daerah pemanjangan terletak setelah daerah pembelahan. Pada daerah
ini, sel-sel mengalami pembesaran dan pemanjangan.
c) Daerah diferensiasi. Daerah yang sel-selnya berdiferensiasi menjadi selsel yang memiliki struktur dan fungsi khusus.

Pertumbuhan primer pada akar


Akar muda yang keluar dari biji segera masuk ke dalam tanah, selanjutnya
membentuk sistem perakaran tanaman.
Pada ujung akar yang masih muda, terdapat empat daerah pertumbuhan
sebagai berikut.
a. Tudung akar (kaliptra)
Tudung akar atau kaliptra berfungsi sebagai pelindung terhadap benturan
fisik ujung akar terhadap tanah sekitar pertumbuhan. Fungsi lain ujung akar, yaitu
memudahkan akar menembus tanah karena tudung akar dilengkapi dengan sekresi
cairan polisakarida.
Perbedaan antara tudung akar dikotil dan monokotil sebagai berikut.
Pada tudung akar dikotil, antara ujung akar dengan kaliptra tidak terdapat
batas yang jelas dan tidak memiliki titik tumbuh pada kaliptra tersebut.
Pada tudung akar monokotil, antara ujung akar dan kaliptra terdapat batas
yang jelas atau nyata dan mempunyai titik tumbuh tersendiri yang disebut
kaliptrogen. Sel-sel kaliptra yang dekat dengan ujungakar mengandung
butir-butir tepung yang disebut kolumela.
b. Meristem
Meristem merupakan bagian dari ujung akar yang selnya senantiasa
mengadakan pembelahan secara mitosis. Meristem ini terletak di belakang tudung
akar. Pada tumbuhan dikotil, sel-sel tudung akar yang rusak akan digantikan oleh
sel-sel baru yang dihasilkan oleh sel-sel me-ristem primer
dari perkembangan sel-sel meristem apikal.
c. Daerah pemanjangan sel

Daerah pemanjangan sel terletak di belakang daerah meristem. Sel-sel hasil


pembelahan meristem tumbuh dan berkembang memanjang pada daerah ini.
Aktivitas

pertumbuhan

dan

perkembangan

memanjang

dari

sel

mengakibatkan pembelahansel di daerah ini menjadi lebih lambat dari bagian lain.
Pemanjangan sel tersebut berperan penting untuk membantu daya tekan akar dan
proses pertumbuhan memanjang akar.
d Daerah diferensiasi Pada daerah ini, sel-sel hasil pembelahan dan
pemanjangan akan mengelompok se-suai dengan kesamaan struktur. Sel-sel yang
memiliki kesamaan struktur, kemudian akan memperoleh tugas membentuk
jaringan tertentu.
Pertumbuhan Primer pada Batang
Pertumbuhan dan perkembangan primer pada batang meliputi daerah
pertumbuhan (titik tumbuh), daerah pemanjangan, dan daerah diferensiasi.
Meristem apikal pada batang dibentuk oleh sel-sel yang senantiasa membelah
pada ujung tunas yang biasa disebut kuncup. Di dalam kuncup, ruas batang dan
tonjolan daun kecil (primordia) memiliki jarak sangat pendek karena jarak
internodus

(antarruas)

sangat

pendek.

Pertumbuhan,

pembelahan,

dan

pemanjangan sel terjadi di dalam internodus.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3. 1. Tempat dan Waktu


3 . 1. 1. Tempat.
Tempat dilaksanakan di Laboraturium Biologi SMA Negeri 1
Jenggawah.
3 . 1. 2. Waktu.
Waktu dilaksanakan pada tanggal 22 Agustus 2013 sampai
tanggal 30 Agustus 2013.
3. 2. Alat dan Bahan
3 . 2. 1. Alat
a. 10 Tabung Reaksi, sebagai tempat menanam.
b. Rak Tabung Reaksi.
c. Penggaris/mistar untuk mengukur tinggi batang.
d. Alat tulis.
3 . 2. 2. Bahan
a. 10 Tumbuhan atau biji Tauge.
b. Kapas sebagai media tanam.
c. Air untuk menyiram.

3. 3. Metode Penelitian
3 . 3. 1. Metode Pengamatan (Observasi)
Metode observasi adalah pengamatan secara langsung yang
meliputi kegiatan pemuatan perhatianterhadap suatu objek dengan
menggunkan seluruh alat indera.
3 . 3. 2. Metode Studi Pustaka
Metode studi pustaka adalah metode yang menggunakan
sumber-sumber pustaka, berupa buku, artikel yang lainnya yang
berkatian dengan maslah yang dibahas.
3 . 3. 3.Metode Media Internet
Penulis menggunakan dan memanfaatkan internet untuk
membantu menyelesaikan laporan ini.

3. 4. Langkah Kerja
a. 10 buah tabung reaksi disiapkan.
b. Pada setiap gelas di beri label. (A, B, .., J)
c. Setiap tabung reaksi diisi dengan air.
d. Setiap daerah dari ujung akar di beri jarak dengan tinta
anti air 0,2 mm dari daerah I sampai daerah V.
e. Setiap tauge di letakkan di setiap tabung reaksi dan di
jepit dengan kapas agar tidak tenggelam.
f. Setelah hari ke enam diukur pertambahan setiap daerah
pada akar.
g. Kemudian hasil pengukuran di catat.
h. Touge kembali di ambil.
i. Setiap daerah dari ujung batang di beri jarak dengan tinta
anti air 0,2 mm dari daerah I sampai daerah V.

j. Tauge di letakkan kembali pada tabung reaksi dan di jepit


dengan kapas.
k. Setelah 3 hari diukur dengan penggaris/mistar.
l. Kemudian hasil pengukuran di catat.

BAB IV
HASIL PENGAMATAN
4. 1. Data Pengamatan
4 . 1 . 1. Tabel Pengamatan.
a. Tabel Pengamatan Pertambahan Panjang Daerah
Akar.
Tauge
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
Ratarata

I
3
3
3
2
3
3
3
3
3
2
2,8

Panjang Daerah Akar (mm)


II
III
IV
3
3
2
2
2
3
2
3
2
2
3
2
2
2
2
3
2
2
3
3
3
2
2
2
2
2
2
3
3
2,4

2,5

V
2
2
2
2
2
3
3
2
2
2

b. Tabel Pengamatan Pertambahan Panjang Daerah


Batang.
Tauge
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
Ratarata

I
3
3
3
6
7
9
6
3
7
5
5,2

Panjang Daerah Batang (mm)


II
III
IV
3
4
3
4
4
4
4
3
3
4
4
4
5
4
4
7
5
4
4
4
3
3
3
3
6
4
3
5
5
3
4,5

3,4

V
3
4
3
4
3
4
3
3
3
3
3,3

4 . 1 . 2. Grafik.
a. Grafik Tinggi Batang Kacang Hijau

Rata-rata pertambahan tiap


daerah (mm)

Pertambahan Panjang Daerah


Akar
2,8

3
2,5
2
1,5
1
0,5
0

2,4

2,5

II

III

IV

Daerah

b. Grafik Pertambahan Tinggi Batang Kacang Hijau.

Rata-rata pertambahan tiap


daerah (mm)

Pertambahan Panjang Daerah


Akar
6
5
4
3
2
1
0

5,2

4,5

II

III

3,4

3,3

IV

Daerah

4. 2. Analisis Data Pengamatan.


Pada daerah I pada akar masing-masing bertambah berkisar
3mm, 3mm, 3mm, 2mm, 3mm, 3mm, 3mm, 3mm, 3mm, 2mm. Jika di rata-rata
pertumbuhan mencapai 2,8.

10

Pada daerah II pada akar masing-masing bertambah berkisar


3mm, 2mm, 2mm, 2mm, 2mm, 3mm, 3mm, 3mm, 2mm, 2mm. Jika di rata-rata
pertumbuhan mencapai 2,4.
Pada daerah III pada akar masing-masing bertambah berkisar
3mm, 2mm, 3mm, 3mm, 2mm, 2mm, 3mm, 2mm, 2mm, 3mm. Jika di rata-rata
pertumbuhan mencapai 2,5.
Pada daerah IV pada akar masing-masing bertambah berkisar
2mm, 3mm, 2mm, 2mm, 2mm, 2mm, 0mm, 2mm, 2mm, 3mm. Jika di rata-rata
pertumbuhan mencapai 2.
Pada daerah V

masing-masing bertambah berkisar 2mm,

2mm, 2mm, 2mm, 2mm, 3mm, 0mm, 3mm, 2mm, 2mm. Jika di rata-rata
pertumbuhan mencapai 2.
Pada daerah I pada batang masing-masing bertambah berkisar
3mm, 3mm, 3mm, 6mm, 7mm, 9mm, 6mm, 3mm, 7mm, 5mm. Jika di rata-rata
pertumbuhan mencapai 5,2.
Pada daerah II pada batang

masing-masing bertambah

berkisar 3mm, 4mm, 4mm, 4mm, 5mm, 7mm, 4mm, 3mm, 6mm, 5mm. Jika di
rata-rata pertumbuhan mencapai 4,5.
Pada daerah III pada batang

masing-masing bertambah

berkisar 4mm, 4mm, 3mm, 4mm, 4mm, 5mm, 4mm, 3mm, 4mm, 5mm. Jika di
rata-rata pertumbuhan mencapai 4.
Pada daerah IV pada batang

masing-masing bertambah

berkisar 3mm, 4mm, 3mm, 4mm, 4mm, 4mm, 3mm, 3mm, 3mm, 3mm. Jika di
rata-rata pertumbuhan mencapai 3,4.

11

Pada daerah V pada batang

masing-masing bertambah

berkisar 3mm, 4mm, 3mm, 4mm, 3mm, 4mm, 3mm, 3mm, 3mm, 3mm. Jika di
rata-rata pertumbuhan mencapai 3,3.
Pada

grafik

pertambahan

daerah

pada

akar,

rata-rata

pertambahan tiap daerah yang paling besar adalah daerah I dengan rata-rata 2,8.
Pada grafik pertambahan daerah pada batang, rata-rata
pertambahan tiap daerah yang paling besar adalah daerah I dengan rata-rata 5,2.

12

BAB V
PENUTUP

5. 1. Kesimpulan
Bahwa pertambahan pertumbuhan tertinggi pada akar dan
batang tumbuhan tauge terjadi di derah I, karena daerah I
merupakan daerah pembelahan karena di daerah ini akar dan
batang sel-selnya bersifat meristematik.
5. 2. Saran
1. Usahakan letak kecambah dekat dengan air karena jika
tidak dekat dengan air akar akan sulit mencapai air dan
akan mati.
2. Isi setiap tabung reaksi dengan minimal 2 tauge sebagai
pengganti jika ada kecambah yang mati.

13

DAFTAR PUSTAKA

Rachmawati Faidah, dkk. 2008. Biologi . Jakarta: Departemen Pendidikan


Nasioal.
Subardi, dkk. 2008. Biologi 3 . Jakarta: Departemen Pendidikan Nasioal.
Suwarno. 2009. Panduan Pembelajaran Biologi. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasioal.
http://eemoo-esprit.blogspot.com/2010/09/kecambah.html

Anda mungkin juga menyukai