Anda di halaman 1dari 9

RESUME

METODE TAMBANG BAWAH TANAH LONG WALL,


CONTINUOUS MINING SERTA PERALATAN YANG
DIGUNAKAN UNTUK MENUNJANG KEGIATAN TAMBANG
BAWAH
TANAH (DRUM CUTTER, POWER SUPPORT, ROAD
HEADER, CONTINUOUS MINER)
1.

Metode Tambang Bawah Tanah Long Wall


Pada metode ini, penambangan dilakukan setelah terlebih dulu membuat

2 buah lorong penggalian pada suatu blok lapisan batubara. Lorong yang satu
terhubung dengan lorong peranginan utama (main shaft in-take), berfungsi untuk
menyalurkan udara segar serta untuk pengangkutan batubara. Lorong ini sebut
dengan main gate. Sedangkan lorong satunya lagi yang disebut dengan tail
gate terhubung dengan lorong pembuangan utama (main shaft out-take/exhaust),
berfungsi untuk menyalurkan udara kotor keluar tambang serta untuk
pengangkutan material ke lapangan penggalian (working face). Udara kotor yang
dimaksud disini adalah udara yang telah melewati lapangan penggalian,
sehingga telah tercampur dengan debu batubara dan gasgas seperti metana,
karbondioksida, CO, atau gas yang lain tergantung dari kondisi geologi di lokasi
tersebut.

Gambar 1
Metode Long Wall
Berdasarkan skema penggalian di atas, maka seiring dengan majunya
kedua lorong serta lapangan penggalian, terlihat bahwa lokasi yang batubaranya

telah diambil akan meninggalkan ruang yang terisi dengan batuan atap yang
telah diambrukkan. Bekas lapangan penggalian itu disebut dengan gob. Pada
metode ini, pekerjaan penting yang harus dilakukan adalah menjaga agar main
gate dan tail gate tetap tersekat dengan sempurna terhadap gob sehingga sistem
peranginan atau ventilasi dapat berjalan dengan baik.
Kelebihan metode ini adalah produksi dapat segera dilakukan bersamaan
dengan penggalian lorong main gate dan tail gate. Namun seiring dengan
semakin majunya penggalian, maintenance kedua lorong menjadi semakin sulit
dilakukan

karena

tekanan

lingkungan

yang

bertambah

akibat

keberadaan gob yang meluas. Selain membawa resiko ambrukan, tekanan


batuan tersebut juga akan menyebabkan dinding lorong yang merupakan sekat
antara kedua lorong dengan gob menjadi mudah retak dan rusak sehingga angin
dapat mengalir masuk ke dalam gob. Karena di gob juga terdapat banyak
serpihan atau bongkahan batubara yang tersisa, maka masuknya angin ke lokasi
ini secara otomatis akan meningkatkan potensi swabakar. Disamping itu,
kelemahan metode LW maju yang lain adalah rentan terhadap fenomena geologi
yang tidak menguntungkan yang muncul di dalam tambang, misalnya patahan
atau batubara menghilang (wash out). Tidak sedikit penggalian LW maju terpaksa
harus terhenti dan pindah ke lokasi lain dikarenakan faktor geologi tadi.

Gambar 2
Layout Tambang Bawah Tanag PT Kitadin, Embalut, Kaltim

2.

Metode Tambang Bawah Tanah Continuous Mining


Pada pertambangan continuous mining, atap di atas lahan tambang

ditopang untuk menjamin keselamatan. Perkembangan teknologi yang paling


penting dalam penyokong atap, baik dari segi keamanan dan biaya adalah roof
bolt. Roof bolt adalah batang panjang yang dipasang di atap untuk mengikat
beberapa lapis batubara yang lemah menjadi lapisan yang cukup kuat untuk
menopang bobotnya. Roof bolt juga dapat digunakan sebagai jangkar untuk
memperkokoh struktur atap. Mesin- mesin digunakan untuk mengebor lubang,
meletakkan baut dan mengencangkannya.
Sebuah metode yang semakin populer dan lebih efisien untuk
pertambangan bawah tanah - yang diperkenalkan di Eropa di awal 1950 an
adalah teknologi pertambangan longwall. Dalam gerak yang kontinyu dan
perlahan, mesin tambang longwall bergerak bolak-balik di sepanjang dinding blok
batubara, memotong batubara, dan memuat ke konveyor untuk diangkut keluar
tambang. Blok batubara yang ditambang berukuran lebar beberapa ratus kaki,
sehingga dinamakan longwall.
Di pertambangan yang menggunakan mesin longwall, ruang dan pilar
tidak dibuat di tambang secara keseluruhan (meskipun pilar batubara tetap dibuat
untuk menopang atap untuk keperluan pengangkutan dan digunakan oleh orangorang dan mesin yang bergerak di tambang). Pertambangan longwall sendiri
memiliki kanovi baja hidrolik yang dioperasikan untuk menopang atap dan
melindungi penambang yang sedang bekerja di wajah. Bilamana semakin banyak
blok batubara yang ditambang, kanopi turut dimajukan, memungkinkan atap tidak
ditopang di daerah yang sudah tidak terdapat aktifitas, dengan demikian
keruntuhan tambang dapat terkendali dan aman.

3.

Peralatan

Yang

Digunakan

Untuk

Menunjang

Kegiatan

Tambang Bawah Tanah


A.

Drum Shearer
Shearer

adalah

alat

yang

paling

umum

digunakan

memotong

(menggerus) batubara , seperti di tambang bawah tanah negara Australia,


Jepang dan tambang negara-negara lainnya. Alat Ini Biasanya digunakan pada
metode penambangan Longwall. Gambar berikut menunjukkan penggunaan
alat Seharer pada metode Longwal.

Gambar 3
Drum Shearer

Alat drum shearer ini terdiri dari dua bagian yaitu :


Shearer Drum
Shearer Drum terdiri dari dua jenis yaitu conventional pick-flushing drum
dan extraction drum. Dibedakan berdasarkan cara menyemprotkan air
sebagai peredam debu saat dilakukan penggerusan batubara. Pada
conventional pick-flushing drum, air disemprotkan melalui semprotan
yang dipasang diatas bagian cutter. Alat penyemprot dapat dipasang
didepan alat pemotong yang dinamakan sebagai pick face flushing
(PPF),

atau

dipasang

dibelakang

alat pemotong yang dinamkan

sebagai pick back flushing (PBF). Pada peredam debu konvensional


peredaman debu dilakukan dengan mencoba menyemprotkan air pada
titik penggerusan batubara yaitu pada kontak cutter ke batubara. Karena
itu, air bercampur dengan batubara saat batubara tersebut digerus. Ada
3 kerugian menggunakan sistem ini, yaitu:
Jumlah penyemprot debu ditentukan oleh jumlah pick dan bukan
berdasarkan ukuran drum (Yaitu jumlah pick yang sama dari pada

semua diameter drum).


Salah satu area penghasil debu saat dilakukan penggerusan
adalah

dibagian Clereance Ring dimana bagian pick yang paling

keras mengalami kontak yang sedikit

dengan

batubara

karena

kedalaman penggerusan yang minimal dan bagian tersebut bagian


yang paling suit untuk dipasangi penyemprot debu.

Peredaman ditentukan oleh kelembaban dari alat penyemprot yang


ditambahkan pada drum. Untuk debu yang minimal maka metode
ini akan berjalan dengan baik. Namun untuk debu yang banyak
maka metode konvensional ini tidak akan cukup untuk meredam

debu.
Pada metode Extraction drum air tidak disemprotkan saat dilakukan
penggerusan. Tapi dilakukan saat batubara yang sudah digerus keluar
dari dalam drum. Metode ini dibagi menjadi 2, yaitu rotary air curtain
(RAC) dan kebalikan dari metode ini dekenal dengan nama CAR
extaction drum. Pada Sistem RAC disebut juga dengan holow dust
extraction system. Awalnya dirancang di Inggris pada tahun 1980 untuk
tambang batubara inggris. Metode ini bertujuan mengurangi debu yang
dihasilkan saat penggerusan batubara dengan menyemprotkan air dari
shearer drum yang bertekanan tinggu hingga mencapai 10 Mpa. Air
tersebut disemprotkan cincin penyeprot yang diletakkan di depan drum
yang menginduksi debu hasil dari penggerusan batubara. Udara
berdebu

dibersihkan

saat udara melewati drum sebelum dibuang

melewati sebuah celah annular antar goaf side dan deflector plate.
Pada sistem CAR aliran udara dibalik dan dibuat melewati poros
berongga dari goaf side menuju sisi depan drum. Ini dilakukan dengan
memutar jet air ke depan tabung hampa (hollow tube). Pada Tambang
Oakey North Mine Australia sistem ini dipakai untuk mengontrol
ignitation

temperature

potensial

(ITP)

gas

methan

pada

zona

penggerusan batubara. Metode ini juga diterapkan pada sekitar 60%


tambang yang menggunakan metode longwall di Australia.

Foto 1
Drum Shearer

Ranging Arm

Foto dibawah menunjukkan bagian dari ranging arm. Ranging arm


berfungsi untuk memungkinkan melakukan pemotongan batubara pada
batubara yang lebih tebal dari diameter drum. Posisi ranging arm dapat
dikontrol oleh operator. Menaikkan dan manurunkan lengan dapat
dilakukan dengan penggunaan silinder hidrolik pada alat tersebut.

Foto 2
Ranging Arm

B.

Powered Roof Support (PRS)


Power roof support (PRS) adalah jenis penyangga hidrolik yang dipakai

pada face fully mekanis. Power roof support mempunyai dua fungsi sebagai
penyangga dan sebagai pendorong AFC pada waktu snaking. Setiap struktur
support terdiri dari canopy atap yang dihubungkan ke landasan melalui shield
dan leminscate. Pelindung samping dikaitkan dengan canopy untuk mencegah
butiran butiran kecil batuan terjatuh ke dalam area kerja selam melakukan
penyanggaan. Kaki kaki hidrolik pada setiap tipe adalah miring membentuk sudut
hal ini untuk menhindari bengkok akibat menerima beban berlebih

Gambar 4

Power Roof Support

Sebagai gambaran umum untuk data-data power roof support jenis


4 leg 325 tonne sheld support sebagai berikut:

Kemampuan menahan beban maksimum 325 Ton.


Kaki depan dan belakang masing-masing berkekuatan 81,25 ton.
Kekuatan ram untuk memajukan power roof support sebesar 23,3 ton.
Kekuatan untuk mendorong conveyor 10,9 ton masing-masing pada

tekanan power pack sebesar 172 Bar.


Ukuran tinggi minimal = 1220 mm.
Ukuran tinggi maksimal = 2700 mm.
Berat rata-rata = 8400 kg.
Tekanan hidrolik main pressure 172 bar, high pressure = 310 bar,
yield pressure = 400 bar.

C.

Road Header
Road

Header

merupakan

peralatan

mekanis

yang

mempunyai

kemampuan untuk membongkar atau memberaikan material atau batuan secara


continous (menggali, memuat, dan mentransportasikan) material yang telah
berhasil di beraikan.

Foto 3
Road Header

D.

Continous Miner
Alat gali yang dapat langsung memuat batubara ke alat angkut. Alat inidi

lengkapi dengan gigi-gigi bor yang dipasang pada drum berputar untuk memoton
g batubara. Dan continuous miner berfungsi untuk membuat terowongan bawah
tanah dengan

cepat karena

pisau raksasa

yang mengelilingi

roda

bergerigi berputar dengan cepat sehingga menghancurkan segala sesuatu yang


berada didepannya.

Foto 4
Continous Miner

DAFTAR PUSTAKA

Parluhutan, Donald, 2015, Peralatan dan Pengangkutan Batubara Tambang


Bawah Tanah, Prodi Teknik Pertambangan Universitas Palangkaraya,
Palangkaraya.
Tim Penyusun Krikulum Prodi Teknik Pertambangan Universitas Lambung
Mangkurat, Modul Praktikum Tambang Bawah Tanah, Prodi Teknik
Pertambangan Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin.

Anda mungkin juga menyukai