Anda di halaman 1dari 7

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Periode III

Yogyakarta, 3 November 2012

ISSN: 1979-911X

PENGEMBANGAN KAMPAS REM SEPEDA MOTOR DARI KOMPOSIT SERAT BAMBU,


FIBER GLASS, SERBUK ALUMINIUM DENGAN PENGIKAT RESIN POLYESTER
TERHADAP KETAHANAN AUS DAN KARAKTERISTIK PENGEREMANNYA
Pramuko Ilmu Purboputro1
1

Jurusan Teknik Mesin, Universitas Muhammadiyah Surakarta

ABSTRAK
Kampas rem merupakan salah satu komponen sepedamotor yang berfungsi untuk memperlambat atau
menghentikan laju sepeda motor secara nyaman. Sehingga peneliti ingin memahami dan membuat sampel
kampas rem sepeda motor dengan menggunakan bahan komposit yang ramah lingkungan dengan beberapa
variasi komposisi bahan untuk mengetahui tingkat keausan dan nilai kekerasan kampas rem tersebut. Bahan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah serat bambu, fiber glass, serbuk aluminium, resin polyester dengan katalis
sebagai pengikatnya. Pembuatan kampas rem ini diperoleh dengan cara dipress/dikompaksi dan 2000kg dengan
waktu tahan penekanan selama 10 menit, dilanjutkan dioven selama 30 menit dengan temperature 2050 C,yang
disesuaikan dengan suhu sintering matriksnya. Pengujian yang dilakukan meliputi uji keausan Ogoshi dan uji
kekerasan Brinell, serta pengamatan struktur mikronya. Bahan kampas rem pada penelitian ini di uji keausan dan
uji kekerasan, dengan variasisi kandungan bahan yang disajiakn pada diagram alir pengujian. Karakterisasi
bahab dari hasil pengujian kemudian dibandingkan dengan karakteristik bahan kampas yang ada di pasaran, dan
apabila memenuhi persyaratan, maka akan dibuat bahan rem dengan kandungan tersebut sebagai produk kampas
rem dalam bentuk sesungguhnya.
Kata kunci: Komposit bahan kampas rem, Serat Bambu, Fiber Glass, Serbuk Aluminium, Keausan, Kekerasan

PENDAHULUAN
Keausan tidak merata pada kampas rem, bisa diakibatkan tekanan yang kurang seragam, akibat
pemasangan yang kurang tepat, misalnya terlalu kencang pada pinnya, sehingga pin bukan berfungsi
sebagai pin , tetapi sepagai titik putar yang mati (Gustav Niemann, 1981).
Kekuatan bahan komposit partikel rem, sangat dipengaruhi besar partikel,bahan matriknya dan
proses pembuatannya. Kekuatan komposit partikel diperoleh maksimal pada ukuran 0,01 sampai 0,1
mm dan kekuatan surface bonding , pengepresan, dan sintering ( Calister, 2005).
Keausan tidak merata bisa diakibatkan tekanan yang kurang seragam, akibat pemasangan yang
kurang tepat, misalnya terlalu kencang pada pinnya, sehingga pin bukan berfungsi sebagai pin , tetapi
sebagai titik putar yang mati , dan adanya kontribusi ketahanan aus dan kekerasan bahan rem .
Kekuatan bahan komposit partikel rem, sangat dipengaruhi besar partikel,bahan matriknya dan
proses pembuatannya. Kekuatan komposit partikel diperoleh maksimal pada ukuran 0,01 sampai 0,1
mm dan kekuatan surface bonding , pengepresan, dan sintering ( Calister, 2005). Proses tersebut
sangat jarang dipaparkan para produsen kampas rem, sehingga perlu adanya penelitian tentang : bahan
dan proses yang standar secara ilmiah agar kampas rem bisa mudah dibuat di negara kita, sehingga
sangat perlu pengembangan penelitian bahan kampas rem ini secara terus menerus.
Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengembangkan hasil penelitian keausan bahan kampas rem,
dengan menggunakan variasi komposisi dari serat bambu, fiber glass, serbuk aluminium (Al),dengan
matriks polyester, 2) meneliti karakteristik pengeremannya, dengan uji dynamometer, sehingga
diperoleh parameter penegereman, daya serap pengereman, jarak penegereman, koefisien gesek
kampas rem. Pada variasi pengujian koefisien gesek, pada keadaan kering (udara) dan keadaan basah
(air dan oli)
Keutamaan penelitian: 1) melakukan penelitian terapan yang hasilnya diharapkan secara jangka
panjang di negara Indonesia agar tidak ketergantungan lagi dengan komponen mesin dari luar
terutama kampas rem, dan sekaligus memanfaatkan daur ulang dan potensi alam yang ada di
lingkungan sekitar kita serta lebih aman bagi kesehatan, 2) mendukung komponen Tornas ( Motor
Nasional ) atau Mobnas (Mobil Nasional) dalam hal pengembangan kampas rem kendaraan.
A-367

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Periode III
Yogyakarta, 3 November 2012

ISSN: 1979-911X

Irfan, Pramuko IP, Ngafwan (2009), melakukan penelitian tentang kampas rem gesek dengan
memberikan waktu sintering pada tekanan kompaksi sebesar 10 menit. Keausan suatu bahan komposit
semakin besar atau semakin mudah aus dapat dipengaruhi oleh besarnya waktu yang diberikan pada
proses kompaksi. Bila waktu penekanannya semakin besar maka tingkat keausan pun juga semakin
besar.
Masmui (2003), Berdasarkan prosiding seminar teknologi untuk negeri menyatakan bahwa
karakteristik dengan tingkat keausan rendah dan Brinell Hardness Number (BHN) tinggi diperoleh
dengan memberikan tekanan pembentukan relatif lebih rendah dibanding spesimen lainnya.
Imam, Pramuko I.P (2009), melakukan penelitian tentang kampas rem gesek dengan memberikan
peningkatan sintering . Dengan semakin tinggi suhu sintering berpengaruh pada tingkat keausan. Jika
semakn tinggi suhu sinteringnya maka menyebabkan nilai keausan meningkat. Maka keausan semakin
tinggi. Peningkatan suhu sintering juga berpengaruh pada kekerasan kampas. Semakin tinggi suhu
sinteringnya maka nilai kekerasannya akan semakin menurun.
Nanang (2005), Bahan komposit sebenarnya banyak sekali terdapat di alam, karena bahan
komposit bisa terdiri dari organik dan anorganik seperti bambu, kayu, daun, dan sebagainya. Secara
tidak sadar sebenarnya kita telah mengenal berbagai jenis komposit. Seseorang memperkuat tanah liat
dengan jerami, merupakan komposit yang sudah lama dikenal.
Keausan pada kampas rem berbanding lurus dengan tekanan operasional dan kecepatannya:
Aus Kampas berbanding lurus dengan p.v
p = tekanan permukaan
v = kecepatan operasional gesekan , v = . R
= kecepatan sudut roda
R = jari-jari roda

Gambar 1. Kecepatan operasional gesekan


Berikut adalah tabel harga-harga koefisien gesek beberapa bahan kampas rem.
Tabel 1. Karakteristik bahan bahan kampas rem
Group
I

Friction Pairing
Grey cast iron, cast steel or
steel with:
Phenolic Plastic
Cotton-plastic
Asbestos-plastic
Pressed Asbestos-plastic
Pressed Metal fibre-Buna
Graphit carboon-steel

Coeficient of
Fricion
dry

wet

Operational
temperature
(oC)

0,25
0,4-0,65
0,3-0,5
0,2-0,35
0,4-0,65
0,25

0,1-0,15
0,1-0,2
0,1-0,2
0,1-0,15
0,1-0,2
0,05-0,1

100-150
100-150
200-300
250-500
250-300
300-550

Operational
Pressure
(kgf/cm2)

0,5-7
0,5-12
0,5-20
0,5-80
0,5-80
0,2-20

Bahan-bahan Pembentukan Komposit : Serat Bambu Kandungan air pada batang bambu setelah
dipotong antara 50%-99%. Berat Jenis : 0,9 kgf/dm3,Fiber Glass,Aluminium (Al),Matriks (Polyester)
dengan Katalisnya.
A-368

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Periode III
Yogyakarta, 3 November 2012

ISSN: 1979-911X

METODE

Gambar 2. Skema Diagram Alir Penelitian.


Dengan menggunakan variasi komposisi dari serat bambu, fiber glass, serbuk aluminium
(Al),dengan matriks polyester, dengan hasil terbaik kekerasan dan keausan pada komposisi komposisi
sebesar 20 % serat bambu + 30 % fiber glass + 30 % aluminium (Al) + 20 % polyester, utuk dijadikan
prototype kamaps rem sepeda motor.
Alat ini untuk menguji torsi dan gaya yang mampu diserap rem, dengan penggerak motor
listrik, dengan mengukur : daya listrik, dari tegangandan arus yang terukur. Bila putaran bisa diukur
dengan tachometer, maka torsi serap rem dapat dihitung. Dengan mengukur diameter drum , maka
gaya gesek dapar diperoleh, selanjutnya bila tekanan bisa diukur,maka kofisien gesek rem dapat
diperoleh, baik dalam kondisi kering dan kondisi basah. Dengan percobaan seperti tabel berikut.
A-369

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Periode III
Yogyakarta, 3 November 2012

ISSN: 1979-911X

Tabel 2. Variasi Tekanan, Kecepatan, Kondisi pada percobaan pada alat dinamometer.
Bahan
Kamp

Tekanan
(Kg/Cm2)
10
15
20
15
20
25
20
25
30

Kecepatan
(Rpm)
1000
1500
2000
1500
2000
2500
2000
2500
3000

Kondisi
KERING-BASAH
KERING-BASAH
KERING-BASAH
KERING-BASAH
KERING-BASAH
KERING-BASAH
KERING-BASAH
KERING-BASAH
KERING-BASAH

PEMBAHASAN
Kekerasan
BHN

2P

D D D 2 d 2

(1)

Dimana BHN = Brinell Hardness Number, P = Gaya Tekan (15.625 kg), D = Penetrator diameter (2.5
mm), d = diameter injakan (mm2)

Gambar.3. Harga Kekerasan Variasi Kampas Rem.


Pengujian Keausan Dengan Pengausan Oghosi Wear Test

Gambar 4. Grafik Hasil Pengujian Keausan Oghosi Untuk berbagai Media Pembasahan Pengereman

A-370

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Periode III
Yogyakarta, 3 November 2012

ISSN: 1979-911X

Pengujian Keausan Dengan Wipro Test

Gambar 5. Perbandingan Harga Keausan Wipro Untuk Berbagai Media Pembasahan


Pengujian Daya Pengereman
P=VxI
(2)
dimana P = Daya listrik yang dibutuhkan (watt) , V = Tegangan(volt), I = Arus Listrik (ampere)

Gambar 6. Perbandingan daya listrik yang dibutuhkan saat pengereman pada kondisi berbagai media
pengereman
Pengujian Temperatur Kampas kopling setelah Terjadi Pengereman.

Gambar 7. Perbandingan temperatur saat pengereman pada kondisi berbagai media pengereman
Pengujian waktu Pengereman

Gambar 8. Waktu Pengereman Pada Berbagai Kondisi Pembasahan


A-371

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Periode III
Yogyakarta, 3 November 2012

ISSN: 1979-911X

Pengujian Koefisien Gesek

0,4

0,28

0,16

0,02

Gambar 9. Harga Koefisien Gesek Pada Berbagai kondisi Pengereman

KESIMPULAN
1. Untuk Pengujian Kekerasan, maka bahan kampas rem dengan komposisi Variasi 1 adalah paling
keras, dengan harga kekerasan sebesar 14,47 BHN yang lebih keras dibanding produk di pasaran
dengan harga kekerasan 13,7 BHN
2. Untuk Pengujian Keausan Ogoshi pada kondisi kering, maka bahan kampas rem dengan Variasi 2,
mempunyai nilai keausan yang paling rendah yaitu sebesar 0.00041mm2/kg , yang sedikit lebih
besar dari produk di pasaran dengan keausan sebesar 0.00014 mm2/kg. Untuk Pengujian Keausan
Ogoshi Kondisi basah dengan air, diperoleh bahwa, bahan kampas rem dengan Variasi 1 paling
rendah keausannya yaitu sebesar 0,0062 mm2 /kg, namun masih lebih tinggi sedikit dari bahan
kampas rem pasaran yaitu sebesar 0,0032 mm2/kg
Pengujian Keausan Ogoshi Kondisi basah dengan oli, diperoleh bahwa, bahan kampas rem dengan
Variasi 2 paling rendah keausannya yaitu sebesar 0,0003 mm2/kg, namun masih lebih tinggi sedikit
dari bahan kampas rem pasaran yaitu sebesar 0,00014 mm2/kg
3. Untuk Pengujian Keausan Wipro pada kondisi kering, maka bahan kampas rem dengan Variasi 3,
mempunyai nilai keausan yang paling rendah yaitu sebesar 0.00014mm2/kg , yang sama dari
produk di pasaran dengan keausan sebesar 0.00014 mm2/kg. Untuk Pengujian Keausan Wipro
Kondisi basah dengan air, diperoleh bahwa, bahan kampas rem dengan Variasi 2 dan 3 paling
rendah keausannya yaitu sebesar 0,0014 mm2 /kg, namun masih lebih tinggi sedikit dari bahan
kampas rem pasaran yaitu sebesar 0,0007 mm2/kg
4. Pengujian Keausan Wipro Kondisi basah dengan oli, diperoleh bahwa, bahan kampas rem dengan
Variasi 3 paling rendah keausannya yaitu sebesar 0,0011 mm2/kg, namun masih lebih tinggi sedikit
dari bahan kampas rem pasaran yaitu sebesar 0,00014 mm2/kg
Pengujian harga temperature setelah terjadi pengereman pada kondisi kering. Hasil yang didapat
adalah, temperature yang paling rendah adalah pada bahan kamapas rem Variasi 1,2 dan 3 masingmasing adaalah 111oC, 103oC, 117o C masih dibawah temperature produk pasaran 170oC. Paling
rendah adalah pada variasi 2. Pengujian harga temperature setelah terjadi pengereman pada kondisi
pembasahan air. Hasil yang didapat adalah, temperature yang paling rendah adalah pada bahan
kamapas rem Variasi 1,2 dan 3 masing-masing adaalah 76oC, 63oC, 90oC masih dibawah
temperature produk pasaran 179o C. Paling rendah adalah pada variasi 2. Pengujian harga
temperature setelah terjadi pengereman pada kondisi pembasahan oli. Hasil yang didapat adalah,
temperature yang paling rendah adalah pada bahan kamapas rem Variasi 1,2 dan 3 masing-masing
adaalah 51oC, 62oC, 56oC masih dibawah temperature produk pasaran 74oC. Paling rendah adalah
pada variasi 1.
A-372

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Periode III
Yogyakarta, 3 November 2012

ISSN: 1979-911X

5. Pada Pengujian Waktu Pengereman, menghasilkan, pada kondisi kering, waktu pengeremn terkecil
adalah pada variasi 2, dengan harga 0,26 detik yang masih lebih lama disbanding produk pasaran
yang berharga 0,17 detik. Untuk kondisi basah air, waktu terkecil ada pada variasi bahan kampas
rem 1,2 dan 3 berharga 0,27 detik, 0,28 detik dan 0,26 detik lebih kecil dari produk pasaran 0,31
detik. Untuk pembasahan oli didapat variasi 2 terkecil dengan 0,36 detik, yang lebih kecil dari
produk pasaran yang sebesar 0,41 detik.
6. Dari pengujian Koefisien Gesek didapat: Pada kondisi kering: harga terbesar pada variasi 1 dengan
harga 0,27 , masih lebih kecil dari produk pasaran yaitu 0,37. Pada kondisi basah air: harga terbesar
pada variasi 3 dengan harga 0,27 , masih lebih kecil dari produk pasaran yaitu 0,35. Pada kondisi
basah oli: harga terbesar pada variasi 2 dengan harga 0,23 , masih lebih kecil dari produk pasaran
yaitu 0,23.
Saran:
Dari Kesimpulan dapat direkomendasikan bahwa bahan kampas rem dengan variasi 1 atau 2 dapat
dijadikan alternative bahan kampas rem yang mendekati karakteristik di pasaran.
DAFTAR PUSTAKA
ASM Handbook, 1990. Friction Lubrication And Wear Technology. ASM International Volume 18,
USA.
Blau J. Peter, Compositions, Functions, and Testing of Friction Brake Materials and Their Additives,
U.S. DEPARTMENT OF ENERGY, August 2001.
F. Thumler, 1993. Powder Metalurgy. Institute Of Material, London.
German, R.M., 1984. Powder Metallurgy Science. Metal Powder Industries Federation. Princeton,
New Jersey.
Imam Setiyanto, Pramuko, 2009. Pengaruh Variasi Temperatur Sintering Terhadap Ketahanan Aus
Bahan Rem Gesek Sepatu. Laporan Tugas Akhir Fakultas Teknik Mesin UMS, Agustus 2009,
Surakarta.
Irfan, Pramuko, 2009, Pengaruh Variasi Tekanan Kompaksi Terhadap Ketahanan Kampas Rem Gesek
Sepatu. Laporan Tugas Akhir Fakultas Teknik Mesin UMS, Agustus 2009, Surakarta.
Kalpakjian, S., Schmid, Steven R., 2003, Manufacturing Processes for Engineering Materials, Fourth
Edition, Illinois Institute of Technology, Chicago.
Niemantsverdriet J. W. Chorkendorff, 2000. Concepts Of Modern Catalysis and Kinetics, Denmark
and Netherlands
Ogoshi High Speed Universal Wear Testing Machine ( Type OAT- U). Instruction Manual. Tokyo
Testing Machine MFG. Co.,ltd. Japan.
http://en.wikipedia.org/wiki/Polyester_resin
http://en.wikipedia.org/wiki/Aluminium._
http://google, Hasil Seminar Teknologi BPPT,2003
http://en.Prosiding Seminar Teknologi Untuk Negri, Masmui,2003
http://komposit alam, Nanang 2005

A-373

Anda mungkin juga menyukai