Anda di halaman 1dari 10

2.4.

4 Tipe Space Maintainer


Alat cekat dan lepasan dapat digunakan untuk mempertahankan space untuk mencegah
kehilangan panjang lengkung. Jika gigi penyangga dapat direstorasi, suatu alat cekat jadi pilihan.
Alat cekat mengurangi insiden alat patah atau hilang, alat cekat sedkit percaya pada pasien yang
kooperatif (Mathewson, 1995).
Ada berbagai macam tipe space maintainer, yang secara umum bisa dikelompokkan
menjadi dua katagori, lepasan dan cekat. Space maintainer lepasan (Gambar 2.2) bisa digunakan
untuk periode yang relatif singkat, biasanya sampai 1 tahun. Space maintainer cekat (Gambar
2.1), jika didesain dengan baik, akan tidak begitu merusak jaringan rongga mulut dibandingkan
dengan space maintainer lepasan, dan kurang begitu mengganggu bagi pasien. Oleh karena itu,
alat ini dapat digunakan untuk waktu yang lebih panjang, biasanya sampai 2 tahun (Pradipto,
2009).

Gambar 2. 1 Space maintainer cekat

Gambar 2.2 Space maintainer lepasan

1. Space maintainer lepasan


Alat ini digunakan khusus bila gigi hilang dalam satu kuadran lebih dari satu gigi.
Alat lepasan ini sering merupakan satu-satunya pilihan karena tidak adanya gigi penyangga
yang sesuai untuk alat cekat. Alat ini dapat ditambahkan gigi-gigi artificial untuk
mengembalikan fungsi estetik.
Alat ini digunakan pada rahang atas maupun rahang bawah dimana telah kehilangan
gigi bilateral lebih dari satu, alat ini juga digunakan pada kasus tanggalnya gigi M2 sulung
sebelum erupsi M1 permanen. space maintainer GTS memiliki konstruksi yang sederhana,
pergerakan fungsional baik dan biaya yang relatif murah. Pembersihan GTS dan gigi yang
tepat penting untuk mengurangi kemungkinan berkembangnya lesi karies yang baru, alat
space maintainer lepasan dari berbagai tipe tidak boleh dianjurkan untuk pasien anak yang

mempunyai masalah karies dan kebersihan mulut yang jelek. Masalah yang sering timbul
dari pemakaian alat ini adalah malasnya anak memakai alat sehingga fungsi space
maintainer tidak tercapai dan alat jarang dibersihkan sehingga menyebabkan iritasi jaringan
mulut. Contoh space maintainer lepasan.
a) Bilateral maxilarry posterior

Gambar 2.3 alat lepasan rahang atas


b) Bilateral mandibular posterior

Gambar 2.4 alat lepasan rahang bawah


2. Space maintainer cekat
Ada beberapa macam jenis space maintainer cekat yang sering digunakan dalam
klinik, yaitu: band-loop, Crown-loop, distal shoe, dan lingual arch.
1) Band loop
Band and loop dirancang untuk mempertahankan ruang dari tanggalnya satu gigi
dalam satu kuadran. Alat ini digunakan pada kasus tanggalnya gigi molar satu sulung
dan molar dua sulung secara dini untuk mencegah migrasi ke mesial yang
berhubungan dengan erupsi gigi molar satu permanen, selain itu alat ini juga
digunakan pada kasus tanggalnya gigi kaninus sulung secara dini untuk mencegah
pergerakan insisivus lateral permanen.
1. Band and loop
Digunakan untuk menjaga ruang dari kehilangan satu gigi molar pertama atau kedua
sulung
Keuntungan :

Ekonomis, membutuhkan waktu kerja yang lebih sedikit pada dental chair,
memungkinkan pertumbuhan rahang transversal

Kerugian :
-

Band and loop merupakan space maintainer nonfungsional, oleh karena itu tidak

mengembalikan funsi mastikasi


Tidak mencegah supraerupsidari gigi permanen lawannya
Memungkinkan mesial tipping jika loop berada di bawah area kontak. Oleh karena itu
pembuatan loop dan adaptasinya harus tepat

Gambar 2.5 band loop


2) Crown loop
Jenis crown loop ini biasa digunakan pada kasus:
gigi abutment bagian posterior mengalami karies yang luas dan memerlukan restorasi

mahkota.
gigi abutment pernah mendapatkan perawatan pulpa yang mana dalam kasus mahkota
perlu dilindungi secara menyeluruh

Gambar 2.6 crown loop


3) Lingual arch
Lingual arch terbagi atas dua, yaitu:
Lingual arch pasif

Merupakan space maintainer pilihan setelah kehilangan banyak gigi pada


lengkung RA/RB, terutama jika insisivus permanen RB terlihat crowded. Alat
ini digunakan sebagai space maintainer bilateral cekat pada RB dan bersifat
pasif karena tidak dapat diatur begitu disemen pada molar dua sulung. Adapun
keuntungan dari alat ini yaitu karies gigi rendah, ekonomis, dan adaptasi
dengan pasien lebih baik.

Gambar 2.7 lingual arch


Alat Nance rahang atas
Alat Nance digunakan ketika satu atau lebih molar susu tanggal secara dini
pada rahang atas. alat ini didesain seperti pada lingual arch soldering kecuali
pada bagian anterior kawat tidak menyentuh permukaan lingual pada gigi
depan atas, kawat lingual dapat mengikuti bentuk palatum dan kawat yang
digunakan berukuran 0.025 inchi. Pada penggunaan space maintainer jenis
lingual arch ini pasien harus diperiksa secara periodic untuk memastikan
bahwa kawat lingual tidak mengganggu erupsi dari gigi C dan P, serta tidak
mengganggu jaringan palatum.

Gambar 2.8 alat nance


4) Distal shoe
Alat ini digunakan dimana molar dua sulung hilang sebelum erupsi molar satu
permanen. Fungsinya adalah untuk menuntun erupsi dari molar pertama permanen ke
posisinya yang normal dalam lengkung rahang. Adapun kontraindikasi dari
penggunaan alat ini ialah pada pasien dengan oral hygiene yang jelek, pada keadaan

hilangnya beberapa gigi sehingga abutment akan kurang mendukung alloy yang
disemen, dan kurangnya kerja sama dari pasien dan orang tua.

Sartika, L. 2002. Penatalaksanaan Space Maintainer Lepasan pada Kehilangan Gigi Molar
Susu Bilateral. Skripsi. Medan: USU e-Repository.

Sifat bahan resin


Secara umum resin memiliki sifat mekanis yang baik, kelarutan bahan resin
sangat rendah. Sifat termis bahan resin sebagai isolator termis yang baik. Bahan
resin memiliki koefisien termal yang tinggi. Kebanyakan resin bersifat radiopaque
(E.C Combe, 1992: 176-7).
Resin memiliki karakteristik warna yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan
perawatan. Sifat mekanis yang baik sehingga dapat digunakan pada gigi dengan
beban kunyah besar. Terjadinya pengerutan selama proses polimerisasi yang tinggi
menyebabkan kelemahan klinis dan sering menyebabkan kegagalan. Kebocoran
tepi akibat pengerutan dalam proses polimerisasi

dapat menyebabkan karies

sekunder. Pemolesan bahan harus bagus karena kekasaran pada permukaan


komposit dapat dijadikan tempat menempelnya plak (Kenneth J Anusavice, 2004:
247).
f. Indikasi fisure sealant berbasis resin
Penggunaan sealant berbasis resin digukanan pada hal berikut:
a. Digunakan pada geligi permanen
b. Kekuatan kunyah besar
c. Insidensi karies relatif rendah
d. Gigi sudah erupsi sempurna
e. Area bebas kontaminasi atau mudah dikontrol
f.

Pasien kooperatif, karena banyaknya tahapan yang membutuhkan waktu


lebih lama.

2.8 Teknik Aplikasi Fissure Sealant Berbasis Resin


2.8.1 Pembersihan pit dan fisura pada gigi yang akan dilakukan aplikasi fissure
sealant menggunakan brush dan pumis (Gambar 1)
Syarat pumis yang digunakan dalam perawatan gigi:
a. Memiliki kemampuan abrasif ringan
b. Tanpa ada pencampur bahan perasa
c. Tidak mengandung minyak
d. Tidak mengandung Fluor
e. Mampu membersihkan dan menghilangkan debris, plak dan stain
f.

Memiliki kemampuan poles yang bagus

2.8.2 Pembilasan dengan air


Syarat air:
a. Air bersih
b. Air tidak mengandung mineral
c. Air tidak mengandung bahan kontaminan
2.8.3 Isolasi gigi
Gunakan cotton roll atau gunakan rubber dam

2.8.4 Keringkan permukaan gigi selama 20-30 detik dengan udara.


Syarat udara :
a. Udara harus kering
b. Udara tidak membawa air (tidak lembab)
c. Udara tidak mengandung minyak
d. Udara sebaiknya tersimpan dalam syringe udara dan dihembuskan langsung
ke permukaan gigi.
2.8.4 Lakukan pengetsaan pada permukaan gigi
a. Lama etsa tergantung petunjuk pabrik
b. Jika jenis etsa yang digunakan adalah gel, maka etsa bentuk gel tersebut
harus dipertahankan pada permukaan gigi yang dietsa hingga waktu etsa
telah cukup.
c. Jika jenis etsa yang digunakan adalah berbentuk cair, maka etsa bentuk cair
tersebut harus terus-menerus diberikan pada permukaan gigi yang dietsa
hingga waktu etsa telah cukup.
2.8.5 Pembilasan dengan air selama 60 detik
Syarat air sama dengan point 2.
2.8.6 Pengeringan dengan udara setelah pengetsaan permukaan pit dan fisura
a. Syarat udara sama dengan point 3.
b. Cek keberhasilan pengetsaan dengan mengeringkannya dengan udara,
permukaan yang teretsa akan tampak lebih putih
c. Jika tidak berhasil, ulangi proses etsa
d. Letakkan cotton roll baru, dan keringkan
e. Keringkan dengan udara selama 20-30 detik
2.8.7 Aplikasi bahan sealant
a. Self curing: campurkan kedua bagian komponen bahan, polimerisasi akan
terjadi selama 60-90 detik.
b. Light curing: aplikasi dengan alat pabrikan (semacam syringe), aplikasi
penyinaran pada bahan, polimerisasi akan terjadi dalam 20-30 detik.
2.8.8 Evaluasi permukaan oklusal

a. Cek oklusi dengan articulating paper


b. Penyesuaian dilakukan bila terdapat kontak berlebih (spot grinding)
(Donna Lesser, 2001)
d. Sifat semen ionomer kaca
Semen ini memiliki sifat kekerasan yang baik, namun jauh inferior dibanding
kekerasan bahan resin. Kemampuan adhesi melibatkan proses kelasi dari gugus
karboksil dari poliasam dengan kalsium di kristal apatit enamel dan dentin. Semen
ini memiliki sifat anti karies karena kemampuannya melepaskan fluor. Dalam proses
pengerasan harus dihindarkan dari saliva karena mudah larut dalam cairan dan
menurunkan kemampuan adhesi. Ikatan fisiko kimiawi antara bahan dan permukaan
gigi sangat baik sehingga mengurangi kebocoran tepi tumpatan (Kenneth J.
Anusavice, 2004: 453).
e. Indikasi fisure sealant semen ionomer kaca
Indikasi penggunaan Fissure sealant dengan semen ionomer kaca sebagai berikut:
a. Digunakan pada geligi sulung
b. Kekuatan kunyah relatif tidak besar
c. Pada insidensi karies tinggi
d. Gigi yang belum erupsi sempurna
e. Area yang kontaminasi sulit dihindari
f.

Pasien kurang kooperatif

2.10 Teknik Aplikasi Fissure Sealant dengan Sealant Semen Ionomer Kaca
2.10.1 Pembersihan pit dan fisura pada gigi yang akan dilakukan aplikasi fissure
sealant menggunakan brush dan pumis (Gambar 1)
Syarat pumis yang digunakan dalam perawatan gigi:
a.

Memiliki kemampuan abrasif ringan

b.

Tanpa ada pencampur bahan perasa

c.

Tidak mengandung minyak

d.

Tidak mengandung Fluor

e.
f.

Mampu membersihkan dan menghilangkan debris, plak dan stain


Memiliki kemampuan poles yang bagus

2.10.2 Pembilasan dengan air


Syarat air:
a.

Air bersih

b.

Air tidak mengandung mineral

c.

Air tidak mengandung bahan kontaminan

2.10.3 Isolasi gigi


Gunakan cotton roll atau gunakan rubber dam
2.10.4 Keringkan permukaan gigi selama 20-30 detik dengan udara.
Syarat udara :
a.

Udara harus kering

b.

Udara tidak membawa air (tidak lembab)

c.

Udara tidak mengandung minyak

d.

Udara sebaiknya tersimpan dalam syringe udara dan dihembuskan


langsung ke permukaan gigi.

2.10.5 Aplikasi bahan dentin kondisioner selama 10-20 detik (tergantung instruksi
pabrik). Hal ini akan menghilangkan plak dan pelikel dan mempersiapkan semen
beradaptasi dengan baik dengan permukaan gigi dan memberikan perlekatan
yang bagus (Gambar 3).
2.10.6 Pembilasan dengan air selama 60 detik
Syarat air sama dengan point 2.
2.10.7 Pengeringan dengan udara setelah aplikasi dentin kondisioner permukaan pit
dan fisura dilakukan pembilasan
a.

Syarat udara sama dengan point 3.

b.

Keringkan dengan udara selama 20-30 detik

2.10.8 Aplikasikan bahan SIK pada pit dan fisura (Gambar 4).

2.10.9 Segera aplikasi bahan varnish setelah aplikasi fissure sealant dilakukan
(Gambar 5).
2.10.10 Evaluasi permukaan oklusal
a.

Cek oklusi dengan articulating paper

b.

Penyesuaian dilakukan bila terdapat kontak berlebih (spot grinding)


Departement of Health North Sidney. 2008. Pit and Fissure Sealants: Use of in
Oral Health Service NSW. Diakses dari

Anda mungkin juga menyukai