Anda di halaman 1dari 6

AUDIT ENERGI

Audit energi adalah proses evaluasi pemanfaat energi dan identifikasi peluang
penghematan energi serta rekomendasi peningkatan efisiensi pada pengguna sumber
energi dan pengguna energi dalam rangka konservasi energi. Audit energi dilaksanakan
sekurang-kurangnya pada proses dan pengguna energi utama secara berkala paling sedikit
satu kali dalam tiga tahun. Proses audit dapat dilakukan oleh auditor internal maupun
eksternal, namun auditor-auditor tersebut wajib memiliki sertifikat kompetensi sesuai
dengan
peraturan
perundang-undangan.
Standar kompetensi auditor energi di bidang industri dan gedung sedang dalam proses
penetapan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (MESDM).
Rekomendasi audit energi yang bersifat no maupun low cost wajib diterapkan dalam
jangka waktu kurang dari tahun, selain itu rekomendasi yang memerlukan perubahan
proses atau yang memerlukan investasi dan memenuhi kriteria teknis dan ekonomis
wajib diterapkan dalam jangka menengah atau kurang dari 5 tahun. Tetapi, rekomendasi
audit energi tidak dapat dilaksanakan karena sesuatu hal, maka pengguna energi dan
pengguna sumber energi harus memberikan penjelasan baik secara teknis maupun
ekonomis.
Laporan tahunan disampaikan pada bulan Januari Maret tahun berikutnya, disamping
itu laporan tersebut paling sedikit memuat informasi mengenai : rencana yang akan
dilakukan; target dan pencapaian; jenis dan konsumsi energi; penggunaan peralatan
hemat energi; langkah-langkah konservasi energi; dan jumlah produk yang dihasilkan
atau jasa yang diberikan.
Menteri, Gubernur, Bupati ataupun walikota melakukan koordinasi dalam rangka
evaluasi pelaksanaan konservasi energi paling sedikit satu kali dalam setahun, setelah itu
berdasarkan hasil evaluasi laporan pelaksanaan konservasi energi, Menteri, Gubernur,
Bupati/Walikota mengumumkan pengguna energi dan pengguna sumber energi yang
telah berhasil melaksanakan manajemen energi.(ferial)
Proses manajemen energi yang efektif haruslah berdasarkan pada tujuan yang telah
ditetapkan dan harus diuraikan secara rinci tindakan-tindakan yang diperlukan untuk mencapai
tujuan tersebut. Untuk memberi batasan suatu program manajemen energi diindustri, perlu
ditentukan secara teliti jenis dan jumlah energi yang digunakan di setiap tingkat
proses manufaktur.
Oleh karena itu, diperlukan suatu prosedur pencatatan penggunaan energi secara sistimatis
dan berkesinambungan. Pengumpulan data kemudian diikuti dengan analisa dan pendefinisian
kegiatan konservasi energi yang akan dilaksanakan. Gabungan antara pengumpulan data,
analisa data dan definisi kegiatan konservasi disebut sebagai audit energi.

JENIS AUDIT ENERGI


Jangkauan audit energi dimulai dari survei data sederhana hingga pengujian data yang
sudah ada secara rinci, digabungkan dengan uji coba pabrik secara khusus, yang dirancang
untuk menghasilkan data baru. Lamanya pelaksanaan suatu audit bergantung pada besar dan
jenis fasilitas proses pabrik dan tujuan dari audit itu sendiri.
Survei awal atau Audit Energi Awal (AEA) dapat dilaksanakan dalam waktu satu atau dua hari
untuk instalasi pabrik yang sederhana, namun untuk instalasi pabrik yang lebih komplek
diperlukan waktu yang lebih lama. AEA terdiri dari dua bagian, yaitu:
1. Survei
manajemen
energi.

Surveyor (atau auditor energi) mencoba untuk memahami kegiatan manajemen yang
sedang berlangsung dan kriteria putusan investasi yang mempengaruhi proyek konservasi.
2. Survei

energi
(teknis)
Bagian teknis dari AEA secara singkat mengulas kondisi dan operasi peralatan dari pemakai
energi yang penting (misalnya boiler dan sistem uap) serta instrumentasi yang berkaitan
dengan efisiensi energi. AEA akan dilakukan dengan menggunakan sesedikit mungkin
instrumentasi portable. Auditor energi akan bertumpu pada pengalamannya
dalam mengumpulkan data yang relevan dan mengadakan observasi yang tepat,
sehingga memberikan diagnosa situasi energi pabrik secara cepat.
AEA sangat berguna untuk mengenali sumber-sumber pemborosan energi dan tindakantindakan sederhana yang dapat diambil untuk meningkatkan efisiensi energi dalam jangka
pendek. Contoh tindakan yang dapat diidentifikasi dengan mudah ialah hilang atau cacatnya
insulasi, kebocoran uap dan udara-tekan, peralatan yang tidak dapat digunakan, kurangnya
kontrol yang tepat terhadap perbandingan udara dan bahan bakar di dalam peralatan
pembakar. AEA seharusnya juga mengungkapkan kurang sempurnanya pengumpulan dan
penyimpanan analisa data, dan area dimana pengawasan manajemen perlu diperketat. Hasil
yang khas dari AEA ialah seperangkat rekomendasi tentang tindakan berbiaya rendah yang
segera dapat dilaksanakan dan rekomendasi audit yang lebih ekstensif untuk menguji dengan
lebih teliti area pabrik yang terpilih.
Audit Energi Terinci (AET) biasanya dilakukan sesudah AEA, dan akan membutuhkan
beberapa minggu bergantung pada sifat dan kompleksitas pabrik. Selain mengumpulan data
pabrik dari catatan yang ada, instrumentasi portable digunakan untuk mengukur parameter
operasi yang penting yang dapat membantu team mengaudit energi dalam neraca material dan
panas pada peralatan proses. Uji sebenarnya yang dijalankan serta instrumen yang diperlukan
bergantung pada jenis fasilitas yang sedang dipelajari, serta tujuan, luas dan tingkat
pembiayaan program manajemen energi.
Jenis uji yang dijalankan selama audit energi terinci mencakup uji efisiensi pembakaran,
pengukuran suhu dan aliran udara pada peralatan utama yang menggunakan bahan bakar,
penentuan penurunan faktor daya yang disebabkan oleh berbagai peralatan listrik, dan uji
sistem proses untuk operasi yang masih di dalam spesifikasi.

TUJUAN AUDIT ENERGI


Setelah mendapatkan hasil uji, auditor energi menganalisa hasil tersebut melalui suatu
kalkulasi dengan menggunakan materi pendukung yang ada (misalnya tabel, bagan). Kemudian
hasil uji tersebut digunakan untuk menyusun neraca energi, dimulai dari setiap peralatan yang
diuji dan selanjutnya instalasi pabrik seluruhnya. Dari neraca energi, dapat ditentukan efisiensi
peralatan dan ada tidaknya peluang penghematan biaya energi. Setelah itu, dilakukan pengujian
lebih rinci terhadap setiap peluang, perkiraan biayanya dan manfaat dari pilihan-pilihan yang
telah ditentukan.
Dalam beberapa hal, auditor energi tidak dapat memberikan rekomendasi mengenai suatu
investasi khusus, mengingat resikonya atau karena total investasinya terlalu besar. Dalam hal
ini, auditor energi akan memberikan suatu rekomendasi mengenai studi kelayakan (misalnya
penggantian boiler, perubahan tungku pembakaran, penggantian sistem uap air dan perubahan
proses).
Hasil akhir AET akan berupa laporan terinci yang memuat rekomendasi disertai dengan
manfaat dan biaya terkait serta program pelaksanaannya. Secara umum cukup sulit untuk
menyimpulkan besarnya penghematan yang dapat diidentifikasi melalui audit energi. Namun
begitu, penghematan biasanya mendekati jumlah yang cukup berarti, sekalipun melalui audit
energi yang paling sederhana. Sebagai petunjuk kasar, audit energi awal diharapkan
dapat mengidentifikasi penghematan sebesar 10 persen, yang umumnya dapat dicapai melalui
tindakan house keeping pada instalasi pabrik atau tindakan lain yang memerlukan investasi
modal kecil. Audit energi terinci seringkali dapat mencapai penghematan sebesar 20 persen.

Audit energi merupakan salah satu tools dalam Demand Side Management (DSM) yang
penting untuk mewujudkan efiesiensi energi. DSM memberikan beberapa informasi tentang
Present Energy Consumption dan kemungkinan Energy Management Opportunities (EMO) yang
bisa dilakukan . Audit energi adalah menguji cara penggunaan energi yang sedang berlangsung
pada suatu fasilitas dan mencari alternatif lain untuk mengurangi biaya penggunaan
energi. Audit energi suatu gedung adalah suatu survei terorganisir di satu gedung tertentu untuk
mengidentifikasi dan mengukur semua penggunaan energi, menentukan sumber pemborosan
energi, dan menentukan peluang penghematan energi (ECO = Energy Conservation
Opportunities). Audit energi ini merupakan dokumentasi spesifik atas berbagai bentuk energi
yang digunakan selama rentang waktu tertentu biasanya untuk satu tahun. Tujuan audit energi
adalah mengetahui penggunaan energi aktual gedung serta mengetahui pilihan ECO yang paling
tepat.
1. Pemeriksaan sistem energi secara berkala untuk memastikan bahwa energi tersebut
digunakan seefisien mungkin.
Identifikasi pemborosan energi, potensi dan peluang penghematan serta menetapkan
langkah-langkah penyempurnaan ditindak lanjuti dengan langkah nyata untuk merealisasikan
potensi penghematan energi.
2.

Memperkirakan berapa potensi nilai manfaat finansial yang diperoleh dari penghematan
tersebut.
3.

4. Merupakan top-down initiative.


5. Hasil audit energi tersebut bergantung pada resources yang dialokasikan oleh top

management .
6. Dalam banyak cara, audit energi sama halnya dengan laporan keuangan dan pemeriksaan.

Audit energi ini merupakan dokumentasi spesifik atas berbagai bentuk energi yang
digunakan selama rentang waktu tertentu biasanya untuk satu tahun
Merupakan suatu prosedur sistematis yang dilakukan secara terbatas hanya pada gedung,
situs, atau objek tertentu, yang bertujuan untuk:
7.

Mengidentifikasi dan mengukur penggunaan energi.


Menentukan sumber pemborosan energi.
Menentukan peluang penghematan energi yang paling tepat (ECO = Energy
Conservation Opportunities).
Melaporkan temuan yang didapat.
BENTUK AUDIT ENERGI
Sistem manajemen, terdiri dari :
1. monitoring penggunaan energi
2. manajemen energi
3. manajemen lingkungan

Implementasi penghematan energi, dengan :


1. tanpa biaya
2.

biaya rendah

3.

biaya tinggi

Pelatihan, untuk :
1. Manajemen
2.

staf pemeliharaan

Bentuk lain, terdiri dari:


1. evaluasi kondisi
2. aktivitas lingkungan
3. isu kualitas dan keamanan

KEUNTUNGAN DARI AUDIT ENERGI


1. Meningkatkan pengetahuan tentang efisiensi energi
2. Mengidentifikasi biaya energi yang digunakan
3. Mengidentifikasikan dan meminimumkan hal yang terbuang

4. Membuat perubahan prosedur, peralatan, dan sistem untuk menyimpan energi


5. Menghematkan sumber energi yang tidak dapat diperbaharui
6. Menjaga lingkungan dengan mengurangi pembangkitan tenaga
7. Mengurangi running costs

PROSEDUR AUDIT ENERGI


Pre-audit stage
Menentukan ruang lingkup dari audit energy
Membentuk tim untuk audit energy
Memperkirakan waktu dan anggaran
Energy audit stage
memimpin tempat inspeksi dan pengukuran
menganalisa data yang dikumpulkan
menyiapkan laporan audit energy
Post-audit stage
mengimplemantasikan manajemen energy
memonitor dan meninjau
TINGKAT AUDIT ENERGI
Audit energi secara garis besar dapat dibagi
dalam 3 tingkat :
1. Tingkat I Penaksiran selintas
Merupakan penaksiran penggunaan energi suatu sistem menganalisis rekening
energi sistem atau dengan melakukan survey sederhana atas sistem.
Analisis energi pada tingkat ini dapat mengidentifikasi pilihan-pilihan ECO tanpa
biaya atau berbiaya sangat rendah, dengan analisis penghematan dan biayanya.
2. Tingkat II Survey dan analisis energi
Mencakup suatu survey sistem yang lebih mendetail dan analisis energi untuk setiap
bagian dalam sistem.
Tingkatan audit ini akan mengidentifikasi, menghasilkan analisis penghematan dan
analisis biaya dari semua tindakan penghematan praktis yang masih memenuhi
kriteria pemilik/pengelola, bersama dengan pembahasan mengenai prosedur operasi
dan pemeliharaan.
Dan memberikan daftar ECO yang layak diperhatikan.
3. Tingkat III Analisis mendetail atas modifikasi padat modal
Tingkat audit ini membutuhkan pengumpulan data dan analisis teknik yang lebih
mendetail untuk proyek-proyek padat modal yang telah diidentifikasi di Tingkat II.

Tingkat ini akan memberikan informasi penghematan dan biaya proyek yang lebih
mendetail dengan tingkat akurasi yang tinggi, dan layak sebagai dasar pengambilan
keputusan proyek-proyek bermodal besar.
PROSEDUR PROSES AUDIT ENERGI
Ada beberapa prosedur proses audit energi yang harus dilakukan, yaitu sebagai berikut :
Langkah I Mendapatkan data gedung.
- data umum gedung (fungsi, jumlah penghuni, dan lain-lain)
- data dan cetak biru arsitektur dan sistem M&E
- data peralatan M&E
Langkah II Survey data pendahuluan.
Langkah ini diperlukan untuk mengenal gedung beserta sistem dan instalasinya. Data
dikelompokkan ke dalam sistem-sistem, dan data dalam sistem dikelompokkan dalam beberapa
zona.
Langkah III Analisis pemakaian energi dan penentuan pilihan ECO.
Pada tahap ini, data yang terkumpul kemudain dianalisis untuk mengestimasi konsumsi energi
gedung. Dari data dan hasil analisis tersebut kita daapt mengidentifikasi pilihan ECO yang akan
memberikan hasil yang efektif, yang berkaitan dengan sistem atau peralatan yang banyak
mengkonsumsi energi.
Langkah IV Analisis dan rekomendasi ECO.
Pilihan-pilihan ECO yang telah diidentifikasi kemudian dianalisis untuk menunjukkan besar
penghematan yang diberikan dankemungkinan penerapannya pada gedung tersebut. Pilihanpilihan ECO yang paling tepat direkomendasikan kepada pemilik gedung.

Anda mungkin juga menyukai