Anda di halaman 1dari 13

1

BAB I
LATAR BELAKANG
1.1

Latar Belakang
Kegiatan pertambangan adalah kegiatan yang sistematis dan detail

sehingga perlu perencanaan dan perancangan yang mamasukan semua aspek


yang menunjang kegiatan pertambangan tersebut.
Selama ini pemahaman kegiatan pertambangan hanya sebatas gali, muat
dan angkut tetapi dibalik kegiatan tersebut ada aspek penentu keberhasilan
kegiatan gali, muat dan angkut tersebut, dimana dalam segala kegiatan
pertambangan yang mencakup kegiatan gali, muat dan angkut harus di tunjang
dengan prasarana dan sarana yang memadai.
Prasarana dan sarana yang memadai mencakup segala ketersedian
segala kebutuhan yang akan menunjang kegiatan teknis operasi produksi.
Prasarana ini bertujuan untuk menghubungkan antar unit pendukung kegiatan
pertambangan mulai sebagai contoh yaitu jalan tambang serta pit. Jalan
tambang tersebut digunakan sebagai akses untuk mempermudah ruang gerak
alat berat dan kontrol terhadap kegiatan pertambangan, sementara itu pit
digunakan untuk menunjang kegiatan pengambilan bahan galian. Mengingat
pentingnya sarana dan prasarana tersebut harus menunjang keefektifan dan
mengoptimasi segala kegiatan pertambangan secara menyeluruh.

1.2

Maksud dan Tujuan

1.2.1

Maksud
Maksud dari kegiatan praktikum perencanaan tambang dan simulasi

tambang mengenai Sarana dan Prasarana Tambang (Layout Tambang) yaitu


untuk dapat mempelajari dan memahami definisi dari sarana dan prasarana
tambang dan segala aspek yang termasuk kedalam sarana dan prasarana
tambang.
1.2.2
1.

Tujuan
Untuk dapat mempelajari dan memahami definisi dari sarana dan
prasarana tambang.

2.

Untuk dapat mempelajari dan memahami segala aspek yang termasuk


kedalam sarana dan prasarana tambang.

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1

Definisi Sarana dan Prasarana


Sarana adalah segala sesuatu yang dapat digunakan sebagai alat untuk

menunjang keberhasilan untuk mencapai tujuan. Prasarana adalah segala hal


yang merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu proses untuk
mencapai maksud dan tujuan proyek.

2.2

Prasarana Tambang

2.2.1

Membuat Bench
Bench merupakan prasarana yang amat penting dalam kegiatan operasi

penambangan, karena bench tersebut merupakan suatu tempat kerja pada


tambang terbuka untuk mengambil endapan bahan galian yag ekonomis.
Pembuatan

bench

harus

dapat

mengakomodir

tujuan

kegiatan

penambangan guna mencapai target produksi yang aman dan produktif, oleh
sebab itu dalam mendesign bench harus mempertimbangkan beberapa faktor
mulai dari sifat fisik dan mekanis batuan, sturktur geologi, kondisi muka air
tanah , ultimate pit slope serta gaya-gaya geologi. Faktor tersebut dijadikan
pertimbangan dalam merancang geometri bench yang stabil serta mampu
meminimalkan masalah longsor dan jatuhan material yang merugikan dan
mengancam keselamatan kegiatan penambangan.
2.2.2

Membuat Sistem Penyaliran


Kondisi

hidrologi

dan

hidrogeologi

dari suatu daerah yang akan

dijadikan sebagai daerah tambang terbuka akan sangat berpengaruh

dalam

proses perancangan tambang. Kondisi hidrologi dan hidrogeologi tersebut


dapat berupa sungai, air permukaan (akibat curah hujan) dan air tanah.
Kondisi-kondisi tersebut akan menjadi pertimbangan teknis dalam perancangan
sistem penyaliran tambang terbuka karena dengan adanya sungai (misalnya
terdapat sungai yang besar di suatu daerah yang akan ditambang) akan menjadi
batas penambangan di daerah tersebut. Hal tersebut (kondisi hidrologi dan
hidrogeologi) akan menjadi perhatian dalam proses penambangan selanjutnya.

Penanganan masalah air dalam suatu tambang terbuka dapat dibedakan


menjadi dua yaitu :
1.
2.

Mine Drainage
Mine Dewatering.
Apabila bench dalam keadaan basah akan mengurangi tadensi dan

kohesi yang menyebabkan bench tersebut mudah runtuh.


2.2.3

Membuat Jalan Tambang


Setiap operasi penambangan memerlukan jalan sebagai prasarana yang

vital di dalam lokasi penambangan. Jalan tambang berfungsi sebagai


penghubung lokasi-lokasi penting, antara kegiatan operasi penambangan
crushing planyt tempat pengolahan. Konstruksi jalan tambang beda dengan
konstruksi untuk jalan umum karena jalan tambang bagian permukaannya tidak
dilapisi oleh aspal ataupun beton. Dalam membuat perencanaan dan
perancangan jalan tambang harus memperhatikan geometri jalan tambang
tersebut berikut adalah geometri jalan tambang yang harus dipenuhi yaitu lebar
jalan angkut, jari-jari tikungan, kemiringan jalan dan berat alat berat.
2.2.4

Membuat Stock Pile


Coal Stock Pile adalah tempat penyimpanan sementara batubara

sebelum dicrusser atau dijual/dikapalkan. Stockpile Management berfungsi


sebagai penyangga antara pengiriman dan proses juga berfungsi sebagai
sediaan strategis terhadap gangguan yang bersifat jangka pendek atau jangka
panjang. Stockpile juga berfungsi sebagai proses homogenisasi dan atau
pencampuran batubara untuk menyiapkan kualitas yang dipersyaratkan
Dalam proses homogenisasi ada dua tipe yaitu bleding dan mixing.
Dalam proses blending batubara harus tercampur secara merata, sedangkan
mixing merupakan salah satu tipe batubara yang tercampur masih dapat
dilokasikan dalam kuantitas kecil dari hasil campuran material dari dua atau lebih
tipe batubara. Proses penyimpanan, bisa dilakukan:
1.

Dekat tambang, biasanya masih berupa lumpy coal,

2.

Dekat Pelabuhan,

3.

Ditempat Pengguna batubara.


Untuk proses penyiapan diharapkan jangka waktunya tidak lama, karena

akan berakibat pada penurunan kualitas batubara. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam Management Stock pile adalah sebagai berikut :

1.
2.
3.

Monitoring quantity (Inventory) dan movement batubara di Stockpile.


Menghindari batubara yang terlalu lama di Stockpile.
Monitoring quality batubara yang masuk dan keluar dari Stockpile
termasuk diantara control temperatur untuk mengantipasi self heating dan

4.

spocom.
Pengawasan yang ketat terhadap kontaminasi, meliputi pelaksanaan
housekeeping dan inspeksi langsung adanya pengotor yang terdapat di

5.

Stockpile.
Perhatian terhadap faktor lingkungan yang bisa ditimbulkan, dalam hal ini
mencakup Contral dust, Adanya tempat penampungan khusus (fine coal

6.

trap) untuk buangan /limbah air dari drainage Stockpile


Tidak dianjurkan menggunakan area Stockpile untuk parkir dozer, baik

7.
8.

untuk keperluan Maintenance dozer atau over shift operator.


Menanggulangi batubara yang terbakar di Stockpile.
Sebaiknya tidak membentu Stockpile dengan bagian tas yang cekung, hai

9.

ini dimaksudkan untuk menghindari swamp di atas Stockpile


Mengusahakan bentuk permukaan basement berbentuk cembung atau
minimal datar, hal ini berkaitan dengan kelancaran sistem drainage.

Foto 2.1
Stock Pile

2.2.5

Pembuatan Crushing Plant


Pembuatan crushing plant merupakan salah satu perencanaan produksi

dimana pada crushing planit ini endapan bahan galian mengalami proses
pengolahan bahan galia. Pengolahan bahan galian (mineral beneficiation/mineral
processing/ mineral dressing) adalah suatu proses pengolahan dengan
memanfaatkan perbedaan - perbedaan sifat fisik bahan galian untuk memperoleh
produkta bahan galian yang bersangkutan.
Pada saat ini umumnya endapan bahan galian yang ditemukan di alam
sudah jarang yang mempunyai mutu atau kadar mineral berharga yang tinggi
dan siap untuk dilebur atau dimanfaatkan. Keuntungan yang bisa diperoleh dari
proses PBG tersebut antara lain adalah :

1.
2.
3.
4.

Mengurangi ongkos angkut.


Mengurangi ongkos peleburan.
Mengurangi kehilangan (losses) logam berharga pada saat peleburan.
Proses pemisahan (pengolahan) secara fisik jauh lebih sederhana dan

menguntungkan dari pada proses pemisahan secara kimia.


a. Adapun tahapan Pengolahan Bahan Galian terdiri dari:
5.
Kominusi Atau Reduksi Ukuran (Comminution) yaitu proses pengecilan
ukuran. Proses Kominusi terbagi menjadi 2 (dua) macam yaitu
Peremukan/ pemecahan (crushing) dan Penggerusan/ penghalusan
6.

(grinding).
Pemisahan Berdasarkan Ukuran (Sizing) yaitu proses pemisahan
berdasarkan ukuran partikel (penyeragaman ukuran) agar sesuai dengan

7.

ukuran yang dibutuhkan pada proses pengolahan yang berikutnya.


Peningkatan kadar atau konsentrasi (concentration) yaitu proses
peningkatan kadarnya rendah

8.

dan

ditingkatkan dengan proses

konsentrasi dimana berdasarkan sifat-sifat fisik mineral.


Pengurangan kadar air / pengawa-airan (dewatering) yaitu proses
mengurang

kandungan air yang ada pada konsentrat yang diperoleh

dengan proses basah, misalnya proses konsentrasi gravitasi dan flotasi.

2.3

Sarana Tambang
Pemindahan material merupakan kegiatan yang berhubungan dengan

kegiatan penggalian, pemuatan serta pengangkutan dengan menggunakan alat


mekanis. Alat mekanis yang digunakan harus memiliki kapasitas yang mampu
menunjang optimasi target produksi tetapi perlu diingat kemampuan alat juga
tergantung dari kondisi medan kerja yang memadai.
2.3.1

Alat Gali
Alat gali adalah alat yang digunakan untuk untuk memberai material dari

batuan induknya. Pada umumnya alat gali yang digunakan dalam kegiatan
penambangan yakni backhoe, power shovel dan dragline.
Penentuan alat yang digunakan biasanya disesuaikan dengan kapasitas
alat tersebut serta kemampuan alat tersebut dalam menghadapai kondisi medan
kerja yang penuh dengan hambatan. Pada dasarnya mekanisme kerja dari alat
gali itu sama mulai dari roda penggerak dan sistem pengoprasian bucketnya.
Berikut adalah beberapa contoh dari alat gali :

1.

Power shovel dan backhoe yang termasuk dalam alat penggali hidrolik memiliki
bucket yang dipasangkan dibagian depan.
2.

Dragline merupakan alat gali yang digunakan untuk kondisi material yang
loose dan letaknya berada diair. Alat dasar dari dragline adalah bucket

3.

yang dipasangkan pada boom.


Backhoe yaitu alat yang terdiri dari mesin di atas roda khusus yang
dilengkapi dengan lengan (arm) dan alat pengeruk (bucket) yang
digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan berat berupa penggalian
tanah yang tidak bisa dilakukan secara langsung oleh tangan manusia.

Foto 2.2
Dragline Cat 8750
Table 2.1
Spesifikasi Power Shovel Cat 6030 FS Silhouette

General Data
Engine Output - SAE J1995
Standar Bucket Capacity

Operation Weight
system voltage
Fuel tank capacity
Sumber : http://www.cat.com/en_ID

2.3.2

Alat Muat

1530 hp
Face Shovel (heaped 2:1) 16.5 m3 (21.6 yd3), Backhoe
(heaped 1:1) - 17.0 m3 (22.2
yd3)
Face Shovel - 294 tonnes
(324 tons); Backhoe - 296
tonnes (326 tons)
24v
5360.0 L

Alat muat adalah alat yang digunakan untuk memuat material hasil
pemberaian yang dipindahkan melalui alat gali. Berikut adalah beberapa contoh
alat muat.yaitu :
1. Overshoot Loader merupakan alat muat yang bekerja dengan cara
mendorong bucket ke dalam tumpukan material sampai penuh, setelah
itu bucket diangkat ke belakang melewati mesinnya dan menumpahkan
muatan ke alat angkut yang berada di belakangnya tanpa memutar alat
muat.
2. Scraper adalah alat yang memiliki fungsi untuk mengeruk, mengangkut
dan

menabur

tanah

hasil

pengerukan

secara

berlapis.

Scraper

merupakan alat yang memiliki kemampuan sebagai alat pengangkutan


untuk jarak yang relatif jauh.
3. Gathering Arm Loader alat yang digunakan pada kegiatan tambang
batubara. Alat ini pada bagian depan dilengkapi dengan alat penggumpal
material yang bertumpuk kemudian didorong menuju belt conveyor.

Gambar 2.3
Power Scraper Cat 657G Coal
Table 2.2
Spesifikasi Power Scraper Cat 657G Coal

General Data

Scraper Egine

Cat
C9
with
ACERT
Technology-447 kw (600 hp) /
337 kW (451 hp)

Scraper Capacity

56 m3

Operation Weight

121933.0 kg

Top Speed

53 km/h

Sumber : http://www.cat.com/en_ID

2.3.3

Alat Muat
Alat angkut merupakan alat yang digunakan untuk dapat mengangkut

material-material hasil pemberaian baik itu material yang bernilai ekonomis


ataupun overburden ke tempat yang sesuai. Berikut adalah beberapa jenis alat
angkut :
1.

Dump truck adalah alat yang umum digunakan dalam kegiatan


penambangan. Dump Truck dirancang khusus untuk kondisi jalan
tambang bukan aspal serta mampu mengankut material dengan jumlah

2.

besar.
Lokomotif dan Lori dimana jenis alat angkut ini digunakan pada daerah
yang relatif mendatar dengan kemiringan maksimum 5% dengan jarak

3.

angkut sedang
Belt Conveyor merupakan rangkaian ban berjalan yang dapat digunakan
untuk mengangkut material baik yang berupa unit load atau bulk material
secara mendatar maupun miring.

Model

725
730
730
Ejector
735
740
740
Ejector

Tabel 2.3
Spesifikasi Dump Truck Caterpilar Articulated
Operating
Body Capacities
Net Power
Rated Payload
Weight (Empty)
(Heaped)
tonne
hp
kW
lb
kg
tons
yd3
m3
s
49.07
301
225
22.260
26
23.6
18.8
14.3
5
50.37
317
237
22.850
31
28.1
22.1
16.9
9
56.32
317
237
25.550
31
28.1
22.1
16.9
8
66.69
385
287
25.550
36
32.7
25.8
19.7
0
72.97
453
338
33.100
43.5
39.5
31.4
24.0
3
78.50
436
325
35.610
42
38
30.2
23.1
7

Sumber : http://www.cat.com/en_ID

10

Gambar 2.4
Dump Truck Cat 777

11

BAB III
KESIMPULAN

Prasarana dan sarana merupakan aspek yang perlu di perhitungkan


dalam kegiatan perencanaan tambang karena keduanya merupakan aspek yang
menunjang keberhasilan kegiatan penambangan guna mencapai kegiatan
operasi penambangan yang produktif.
Keduanya merupakan kompenen yang saling melengkapi dalam operasi
penambangan jadi prasarana dan sarana harus direncanakan dengan detail dan
sistematis sebagai penunjang kegiatan tambang itu sendiri. Sarana yang tersedia
akan efisien dan produktif jika ditunjang dengan prasarana yang memadai
dimana hal yang terpenting yaitu spesifikasi alat akan 100 % digunakan dengan
baik apabila front kerja yang tersedia mampu memudahkan mekanisme kerja
dari alat berat.
Berikut adalah yang termasuk komponen dari prasarana dan sarana yaitu
;
1.

Prasarana :
a.
b.
c.
d.
e.

2.

Bench
Sistem Penyaliran
Tersedianya jalan tambang yang baik
Adanya stock pille
Adanya crushing plan.

Sarana :
a. Alat gali
b. Alat muat
c. Alat angkut

DAFTAR PUSTAKA

12

Dwi,

Benny, Agustus 2012, Management Stocpile, benyjemblunk.blogspot.com. Diakses pada hari Rabu, 02 Desember 2015.

PutriPohu, 2011 Peralatan dan Pengenalan Tambang Bawah Tanah, mheeanck.blogspot.com/. Rabu 02 Desember 2015.
Takbir

Halim,

Muhammad,

2012

Sarana

Dan

Prasarana

Kegiatan

Penambangan, abbyminers.blogspot.com. hari Rabu, 02 Desember


2015.

TUGAS

13

1.

Syarat material timbunan berupa material batubara :


a. Tidak menimbun secara bersama-sama batubara yang berbeda ukuran
(bongkahan, kasar atau halus).
b. Tidak menimbun secara bersama-sama batubara yang segar (fresh)
dengan yang teroksidasi atau lapuk ( oxydized or weathered coal)
c. Tidak menimbun secara bersama-sama batubara yang berbeda
kecenderungannya terhadap swabakar
d. tidak menimbun secara bersama-sama batubara yang kering dengan
yang basah, atau tidak menimbun secara bersama-sama batubara yang
kotor (ROM-/raw- coal) dengan yang bersih (washed/clean coal).

2.

Syarat jalan tambang :


a. Memiliki kekuatan yang mampu menahan beban atau berat kendaraan
dan alat berat diatasnya. Jika daya dukung jalan tidak kuat menahan
beban (berat kendaraan), maka jalan akan mengalami penurunan dan
pergeseran pada pengeras jalan maupun tanah dasar sehingga jalan
akan bergelombang dan mengalami kerusakan.
b. Permukaan jalan harus mampu menahan gesekan dari roda kendaraan,
pengaruh air permukaan dan hujan.
c. Lebar jalan angkut harus disesuaikan dengan lebar dari alat berat
jangan terlalu kecil karena dapat menganggu kegiatan operasional
penambangan.
d. Rintangan pada jalan angkut harus diminimalkan seperti sudut
kemiringan jalan yang dibuat lebih landai dan mengurangi jumlah
belokan pada jalan angkut.

Anda mungkin juga menyukai