: 1. Ghifaris Vasha I.
NIM. 141424013
2. Ghina Fauziyyah
NIM. 141424014
3. Gian Mardhiansyah
NIM. 141424015
4. Hasna Amatullah H
NIM. 141424016
Tanggal Praktikum
: 24 November 2015
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Etanol disebut juga etil alkohol, alkohol murni, alkohol absolut, atau alkohol saja,
adalah sejenis cairan yang mudah menguap, mudah terbakar, tak berwarna, dan
merupakan alkohol yang paling sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Senyawa
ini merupakan obat psikoaktif dan dapat ditemukan pada minuman beralkohol dan
termometer modern. Etanol termasuk ke dalam alkohol rantai tunggal, dengan rumus
kimia C2H5OH dan rumus empiris C2H6O. Ia merupakan isomer konstitusional dari
dimetil eter. Etanol sering disingkat menjadi EtOH, dengan "Et" merupakan singkatan
dari gugus etil (C2H5).
Etanol atau etil alkohol
mengandung oksigen yang paling eksotik karena kombinasi sifat-sifat uniknya yang
dapat digunakan sebagai pelarut, germisida, minuman, bahan anti beku, bahan bakar,
bahan
intermediet untuk menghasilkan bahan kimia yang lain. Etanol merupakan nama IUPAC
dari bahan kimia ini. Selain itu, nama etil alkohol juga lazim digunakan.
Nama alkohol nama umum yang berasal dari bahasa arab dan merupakan
gabungan dari dua kata yaitu al dan kohl yang didefinisikan sebagai debu lembut yang
digunakan oleh wanita Asia untuk menggelapkan alis mata. Pada kondisi
standar/atmosferik, etanol merupakan cairan volatil yang mudah terbakar, jernih dan
tidak berwarna, aromanya menyegarkan, mudah dikenali dan berkarakter khas. Cairan
ini juga mudah larut dalam air. Sifat
gugus
hidroksilnya.
Gugus
fisik
dan
kimia
etanol
tergantung
pada
ikatan hidrogen antarmolekul. Kedua sifat tersebut menyebabkan perbedaan sifat fisik
alkohol berat molekul rendah dengan senyawa hidrokarbon yang mempunyai berat
molekul ekuivalen. Spektrografi infra merah menunjukkan bahwa dalam keadaan
cair ikatan hidrogen terbentuk karena tarikmenarik antara atom hidrogen pada gugus
hidroksil molekul satu dengan atom hidrogen pada gugus hidroksil molekul yang kedua.
Sifat tersebut dapat dianalogikan seperti sifat air, walaupun ikatan pada air lebih kuat
sehingga membentuk gugusan yang lebih dari dua molekul. Ikatan hidrogen pada etanol
terjadi etanol terjadi pada fase cair, sedang pada fase gas senyawa ini bersifat monomerik
penting
kurva
kalibrasi
untuk
konsentrasi
etanol
dan
konsentrasi
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Fermentasi
Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dalam keadaan anaerobic
(tanpa oksigen). Secara umum, fermentasi adalah salah satu bentuk respirasi anaerobik,
akan tetapi, terdapat definisi yang lebih jelas yang mendefinisikan fermentasi sebagai
respirasi dalam lingkungan anaerobik dengan tanpa akseptor elektron eksternal.
Anaerobik adalah kata teknis yang secara harfiah berarti "tanpa udara" (dimana "udara"
biasanya berarti oksigen). Anaerob obligat akan mati bila terdapat oksigen karena tidak
adanya
enzim superoksida
dismutase
dan
katalase
yang
dapat
mengubah
superoksida berbahaya yang timbul dalam selnya karena adanya oksigen. Organisme
anaerobik fakultatif adalah organisme, biasanya bakteri, yang menghasilkan ATP secara
respirasi aerobik jika terdapat oksigen tetapi juga mampu melakukan fermentasi.
Beberapa
contoh
bakteri
anaerobik
fakultatif
adalah
Staphylococci
(Gram
positif),Corynebac terium (Gram positif), dan Listeria (Gram positif). Organisme dalam
KerajaanFungi (jamur) dapat juga tergolong anaerobik fakultatif, contohnya ragi. Faktorfaktor yang mempengaruhi perpindahan metabolisme dalam anaerobic fakultatif adalah
konsentrasi oksigen dan materi fermentasi di lingkungan Gula adalah bahan yang umum
dalam fermentasi. Beberapa contoh hasil fermentasi adalah etanol, asam laktat, dan
hidrogen. Akan tetapi beberapa komponen lain dapat juga dihasilkan dari fermentasi
seperti asam butirat dan aseton. Ragi dikenal sebagai bahan yang umum
digunakan
dalam fermentasi untuk menghasilkan etanol dalam bir, anggur dan minuman
beralkohol lainnya. Respirasi anaerobik dalam otot mamalia selama kerja yang keras
(yang tidak memiliki akseptor elektron eksternal), dapat dikategorikan sebagai bentuk
fermentasi.
2.2 Saccharomyces
Saccharomyces
merupakan
mikroorganisme
yang
sangat
dikenal
masyarakat luas sebagai ragi roti (bakers yeast). Ragi roti ini selain digunakan dalam
pembuatan makanan dan minuman, juga digunakan dalam industri etanol (Umbreit,
1959).
mengandung
suatu inti yang bebas (discrete nucleus) dan bagian yang berisi sejumlah besar cairan
yang disebut vakuola (Buckle, 1987).
Candida
uvarum
(tadinya
Saccharomyces
pombe.
Proses fermentasi dapat dijalankan secara batch maupun kontinyu. Fermentasi
secara batch membutuhkan waktu sekitar 50 jam, pH awal 4,5 dan suhu 2030oC untuk menghasilkan yield etanol 90% dari nilai gula teoritis. Hasil akhir etanol
4
karena
itu
semakin
lama
waktu
kontinyu
populasi
mikroba
dapat
dipertahankan
dalam
tabung
fermentasi
secara
perlahan-lahan,
tabung
fermentasi.
dilakukan
dalam
fermentor
yang
dapat
berbentuk
tangki
curah
metabolisme anaerob. Reaksi yang terjadi secara keseluruhan pada kondisi anaerob
mengikuti persamaan GayLussac berikut ini:
C6H12O6 2CH3CH2OH + 2 CO2 + energi
Reaksi dalam fermentasi berbeda-beda tergantung pada jenis gula yang
digunakan dan produk yang dihasilkan. Secara singkat, glukosa (C 6H12O6) yang
merupakan gula paling sederhana , melalui fermentasi akan menghasilkan etanol
(2C2H5OH). Reaksi fermentasi ini dilakukan oleh ragi, dan digunakan pada produksi
makanan.
Persamaan Reaksi Kimia :
C6H12O6 2C2H5OH + 2CO2 + 2 ATP (Energi yang dilepaskan:118 kJ per mol)
mempunyai
pH
minimal,
maksimal,
dan
optimal
untuk
pertumbuhannya
mikroba
memerlukan
nutrient.
Nutrien
yang
dibutuhkan digolongkan menjadi dua yaitu nutrien makro dan nutrien mikro. Nutrien
makro meliputi unsur C, N, P, K. Unsur C didapat dari substrat yang mengandung
karbohidrat, unsur N didapat dari penambahan urea, sedang unsur P dan K dari
pupuk NPK (Halimatuddahliana, 2003). Unsur mikro meliputi vitamin dan mineralmineral lain yang disebut trace element seperti Ca, Mg, Na, S, Cl, Fe, Mn, Cu, Co,
Bo, Zn, Mo, dan Al (Jutono, 1972).
c) Temperatur
Mikroorganisme
mempunyai
temperatur
maksimal,
optimal,
dan
minimal
dan temperature maksimal antara 35-47oC. Beberapa jenis yeast dapat hidup pada
suhu 0oC. Temperatur selama fermentasi perlu mendapatkan perhatian, karena di
samping temperatur mempunyai efek yang langsung terhadap pertumbuhan yeast
juga mempengaruhi komposisi produk akhir. Pada temperatur yang terlalu tinggi
akan menonaktifkan yeast. Pada temperatur yang terlalu rendah yeast akan menjadi
tidak aktif. Selama proses fermentasi akan terjadi pembebasan panas sehingga akan
lebih baik
apabila
pada
(Fardias, 1988).
d) Oksigen
Berdasarkan
kemampuannya
mikroorganisme dapat
untuk
untuk
diklasifikasikan
mempergunakan
menjadi
tiga,
yaitu:
oksigen
bebas,
aerob
apabila
mikroorganisme akan tumbuh dengan baik pada keadaan tanpa oksigen, dan
fakultatif apabila dapat
maupun tidak ada oksigen bebas. Sebagian besar yeast merupakan mikroorganisme
aerob. Yeast dari kultur yang memakai aerob akan menghasilkan alkoholdalam
jumlah yang lebih besar apabila dibandingkan dengan yeast kultur yang tanpa
aerasi. Akan tetapi efek ini tergantung yeast yang dipergunakan (Fardias, 1988)
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1. Bahan
Alkohol
3.2.
Alat
Fermentor
Water Bath
Hot plate
Termometer
Pipet tetes
Pipet ukur 10 mL
3.3.
Prosedur Kerja
Etanol
Etanol 5%
v/v
Larutan
gula
10
11
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Data Pengamatan
a. Data kurva kalibrasi sukrosa
Konsentrasi Sukrosa
3%
5%
7%
9%
11%
13%
15%
%Brix
3,4
3,6
3,2
3,7
3,2
4,0
4,9
Waktu
0
30
12
%Brix
13,0
12,9
Indeks Bias
1,3515
1,3521
3
4
4.2
60
90
12,9
12,8
1,3523
1,3524
Pembahasan
Proses fermentasi kali ini dilakukan secara anaerob karena untuk mencegah terjadinya
perubahan jalur metabolisme biokatalis ragi sehingga terbentuk metabolit alkohol. Dalam
fermentasi anaerob ini digunakan media yang kaya akan glukosa. Dimana glukosa disini
merupakan substrat yang menjadi sumber karbon bagi mikroba. Sedangkan zat pendukung
seperti (NH4)2SO4 , KH2PO4, dan MgSO4.7H2O digunakan sebagai macronutrient. (NH)2SO4
ditambahkan sebagai sumber nitrogen
Ditambahkan juga scotts emulsion sebagai nutrisi tambahan untuk ragi. Proses fermentasi
dilakukan pada temperatur 38C. Temperatur tersebut merupakan temperatur optimum
untuk fermentasi. Temperatur dipertahankan dalam inkubator karena mempengaruhi hasil
fermentasi. Persamaan reaksi kimia pembuatan etanol secara fermentasi adalah sebagai
berikut.
C6H12O6 2C2H5OH + 2CO2 + 2ATP
(glukosa)
(etanol)
(karbondioksida)
Mikroba yang digunakan berasal dari kingdom fungi, yaitu Saccharomyces cerevisae
yang pada umumnya digunakan untuk proses fermentasi. Berdasarkan reaksi, mikroba
mengubah glukosa menjadi etanol, karbon dioksida serta membebaskan energi.
Pengujian hasil fermentasi yaitu dengan menguji indeks bias media yang disampling
setiap 30 menit sekali. Indeks bias hasil pengukuran sampel dimasukkan ke dalam kurva
kalibrasi etanol untuk mengetahui kadar etanol yang terbentuk. Berdasarkan hasil percobaan,
etanol yang dihasilkan dari fermentasi yaitu pada setiap waktunya berbeda, yaitu sebesar
5,4% ; 6% ; 6,2% ; dan 6,3%. Perubahan konsentrasi etanol ini menunjukan bertambahnya
etanol yang terkonversi dari glukosa. Sedangkan pengukuran %Brix bertujuan untuk
mengetahui jumlah substrat sisa yang terdapat dalam media yang semakin bertambahnya
waktu semakin sedikit substrat yang tersisa.
13
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
1) Proses fermentasi etanol secara anaerobik yang dijalankan secara batch dalam
reaktor menggunakan mikroba Saccharomyces cerevisiae
2) Pembuatan inokulum dari induk Saccharomyces cerevisiae dan persiapan untuk
proses fermentasi anaerobik dilakukan dengan inokulasi sehari sebelum
percobaan
3) Dapat membuat kurva kalibrasi untuk konsentrasi etanol dan konsentrasi
sukrosa terhadap indeks bias
4) Dapat membuat kurva perubahan konsentrasi etanol dan konsentrasi substrat sisa
terhadap waktu
5.2
Saran
1) Sebaiknya mikroba biakan diinokulasi dari induk yang baru ditumbuhkan agar
kondisinya pertumbuhannya masih baik
2) Setiap perlakuan dilakukan secara aseptis untuk mengurangi kotaminan sehingga
hasilnya pun baik
14
DAFTAR PUSTAKA
Sasika,
Sinta.
2015.
Proses
Kemosintesis/
Respirasi
Anaerob.
https://finishwellunbiologi.wordpress.com/2015/03/21/proses-kemosintesisrespirasianaerob/. [26 November 2015]
15
LAMPIRAN
%Brix
Indeks Bias
10
12
14
16
f(x) = 0x + 1.35
R = 0.56
Indeks Bias
16
10
12
konsentrasi
etanol
dan
sukrosa
dilakukan
dengan
cara
mensubstitusikan nilai indeks bias ke dalam persamaan garis pada kurva kalibrasi. Pada
kurva kalibrasi larutan etanol didapatkan persamaan y = 0.001x + 1.3461 dan untuk
kurva kalibrasi sukrosa didapatkan persamaan y = 0.0946x + 2.8625 dengan y
merupakan nilai indeks bias dan x sebagai konsentrasi etanol/sukrosa dalam % massa.
1,351 51,3461
0.001
= 5,4%
indeks bias sampel ( y )1,3461
0.001
1,35211,3461
0.001
= 6%
indeks bias sampel ( y )1,3461
0.001
1,35231,3461
0.001
= 6,2%
1,35241,3461
0.001
= 6,3%
%brix sampel ( y )2.8625
0.0946
=
132.8625
0.0946
= 107,2%
%brix sampel ( y )2.8625
0.0946
=
12,92.8625
0.0946
= 106,1%
17
= 106,1%
%brix sampel ( y )2.8625
0.0946
=
12,82.8625
0.0946
= 105,0%
a.
10
20
30
40
50
60
70
18
80
90
100
10
20
30
40
50
19
60
70
80
90
100