Anda di halaman 1dari 21

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi
sedikit sekali yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah
Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta
hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga Saya dapat
menyelesaikan makalah dengan judul GLOBALISASI.
Dalam penyusunannya, penulis memperoleh banyak bantuan dari
berbagai pihak, karena itu Saya mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Nurdjali, selaku Dosen yang telah banyak memberi

bantuan, arahan dan bimbingan dalam keseluruhan kegiatan


penyusunan makalah ini
2. Kepada orang tua yang tercinta atas bimbingan, didikan dan
kasih sayang.
3. Kepada seluruh teman-teman kuliah yang telah memberikan
banyak bantuan.
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga
saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini
sehingga kedepannya dapat lebih baik Makalah ini saya akui
banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat
kurang. Oleh karena itu saya harapkan kepada para pembaca
untuk memberi masukan-masukan yang bersifat membangun
untuk kesempurnaan makalah ini.Akhir kata penulis berharap
agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.

A. Latar Belakang

BAB I
PENDAHULU

Globalisasi adalah sebuah istilah yang memiliki


hubungan dengan peningkatan keterkaitan dan
ketergantungan antarabangsa dan antarmanusia di seluruh
dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya
poluler, dan bentuk bentuk interaksi yang lain sehingga
batas batas suatu negara menjadi bias.
Dalam banyak hal, globalisais mempunyai banyak
karakteristik yang sama dengan internasionalisasi sehingga
kedua isilah ini sering diperlakukan. Sebagian pihak sering
menggunakan istilah globalisasi yang dikaitkan dengan
berkurangnya peran negara atau batas batas negara.

B. Rumus masalah
1. Bagaimana caranya kita bisa mempertahankan kebudayaan kita
2. Janganlah kita mengganggap suatu hal dengan ringan atau
gampang
3. Menjaga nilai nilai gotong royong agar tidak menjadi
individual.
4. dan janganlah kita mengikuti kebudayaan orang lain yang tidak
baik

C. Tujuan
1. Agar kebudayan nenek moyang kita tidak punah
2. Generasi penerus bangsa tidak menggampangkan suatu
pekerjaan dan menjaga nilai nilai gotong royong

D. Manfaat

1. Bagi pembaca:
Bisa menjaga kebudaayan bangsa kita

Bisa membimbing keturunan agar lebih baik


2. Bagi penulis
Menambah pengetahuan akan pesatnya kemajuan bagi
bangsa

BAB II
GLOBALISASI
2.1. Pengertian Globalisasi
Kata globalisasi diambil dari kata global, yang maknanya ialah
universal. Globalisasi belum memiliki definifi yang mapan, kecuali
sekedar definisi kerja (working definition), sehingga tergantung dari sisi
mana orang melihatnya. Ada yang memandangnya sebagai suatu
proses sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan
membawa seluruh bangsa dan negara di dunia makin terkait satu
sama lain, mewujudkan satu tatanan kehidupan baru atau kesatuan
koeksitensi dengan menyingkirkan batas batas geografis, ekonomi
dan budaya masyarakat, dan globalisasi juga merupakan suatu proses
yang mencakup keseluruhan dan berbagai bidang kehidupan sehingga
tidak tampak lagi adanya batas batas yang mengikat secara nyata,
sehingga sulit untuk di saring atau di kontrol.
Di sisi lain, ada yang melihat globalisasi sebagai sebuah proyek
yang diusung oleh negara negara adikuasa, sehingga bisa saja orang
memiliki pandangan negatif atau curiga terhadapnya dari sudut
pandang ini, globalisasi tidak lain adalah kapitalisme dalam bentuknya
yang paling mutakhir. Negara negara yang kuat dan kaya praktis
akan mengendalikan ekonomi dunia dan negara negara kecil makin
tidak berdaya karena tidak mampu barsaing. Sebab, globalisasi
cenderung berpengaruh besar terhadap perekonomian dunia, bahkan
berpengaruh terhadap bidang bidang lain seperti budaya dan agama.

2.2.

Konsep Globalisasi

Dibawah ini beberapa konsep globalisasi menurut para ahli adalah:


a. Malcom Waters
Globalisasi

adalah

sebuah proses sosial yang

berakibat bahwa

pembatasan geografis pada keadaan sosial budaya menjadi kurang


penting, yang terjelma didalam kesadaran orang.
b. Emanuel Ritcher
Globalisasi adalah jaringan kerja global secara bersamaan menyatukan
masyarakat yang sebelumnya terpencar-pencar dan terisolasi kedalam
saling ketergantungan dan persatuan dunia.
c. Thomas L. Friedman
Globlisasi memiliki dimensi ideology dan teknlogi. Dimensi teknologi
yaitu kapitalisme dan pasar bebas, sedangkan dimensi teknologi
adalah teknologi informasi yang telah menyatukan dunia.
d. Princenton N. Lyman
Globalisasi adalah pertumbuhan yang sangat cepat atas saling
ketergantungan dan hubungan antara Negara-negara didunia dalam
hal perdagangan dan keuangan.
e. Leonor Briones
Demokrasi bukan hanya dalam bidang perniagaan dan ekonomi namun
juga mencakup globalisasi institusi-institusi demokratis, pembangunan
sosial, hak asasi manusia, dan pergerakan wanita

2.3.

Proses Globalisasi

Perkembangan yang paling menonjol dalam era globalisasi


adalah globalisasi informasi, demikian juga dalam bidang sosial seperti
gaya hidup. Serta hal ini dapat dipicu dari adanya penunjang arus
informasi global melalui siaran televise baik langsung maupun tidak
langsung, dapat menimbulkan rasa simpati masyarakat namun bisa
juga menimbulkan kesenjangan sosial. Terjadinya perubahan nilai-nilai
sosial pada masyarakat, sehingga memunculkan kelompok spesialis
diluar negeri dari pada dinegaranya sendiri, seperti meniru gaya punk,
cara bergaul Berikut ini beberapa ciri yang menandakan semakin
berkembangnya fenomena globalisasi di dunia.
a. Perubahan dalam konsep ruang dan waktu. Perkembangan
barang-barang seperti telepon genggam, televisi satelit, dan
internet

menunjukkan

bahwa

komunikasi

global

terjadi

demikian cepatnya, sementara melalui pergerakan massa


semacam turisme memungkinkan kita merasakan banyak hal
dari budaya yang berbeda.
b. Pasar dan produksi ekonomi di negara-negara yang berbeda
menjadi saling bergantung sebagai akibat dari pertumbuhan
perdagangan internasional, peningkatan pengaruh perusahaan
multinasional, dan dominasi organisasi semacam World Trade
Organization (WTO).
c. Peningkatan interaksi kultural melalui perkembangan media
massa (terutama televisi, film, musik, dan transmisi berita dan
olah raga internasional). saat ini, kita dapat mengonsumsi dan

mengalami gagasan dan pengalaman baru mengenai hal-hal


yang melintasi beraneka ragam budaya, misalnya dalam
bidang fashion, literatur, dan makanan.
d. Meningkatnya

masalah

bersama,

misalnya

pada

bidang

lingkungan hidup, krisis multinasional, inflasi regional dan lainlain.


Kennedy dan Cohen menyimpulkan bahwa transformasi ini telah
membawa kita pada globalisme, sebuah kesadaran dan pemahaman
baru

bahwa

dunia

adalah

satu.

Giddens

menegaskan

bahwa

kebanyakan dari kita sadar bahwa sebenarnya diri kita turut ambil
bagian dalam sebuah dunia yang harus berubah tanpa terkendali yang
ditandai

dengan

selera

dan

rasa

ketertarikan

akan

hal

sama,

perubahan dan ketidakpastian, serta kenyataan yang mungkin terjadi.


Sejalan dengan itu, Peter Drucker menyebutkan globalisasi sebagai
zaman transformasi sosial.

2.4.

Tiori Globalisasi

Didalam globalisasi ini Cochrane dan Pain menegaskan bahwa


dalam kaitannya dengan globalisasi, terdapat tiga posisi teroritis yang
dapat dilihat, yaitu:
a. Para globalis percaya bahwa globalisasi adalah sebuah
kenyataan

yang

memiliki

konsekuensi

nyata

terhadap

bagaimana orang dan lembaga di seluruh dunia berjalan.


Mereka percaya bahwa negara-negara dan kebudayaan lokal
akan hilang diterpa kebudayaan dan ekonomi global yang
homogen. meskipun demikian, para globalis tidak memiliki
pendapat sama mengenai konsekuensi terhadap proses
tersebut.

Para globalis positif dan optimistis menanggapi dengan


baik perkembangan semacam itu dan menyatakan bahwa
globalisasi akan menghasilkan masyarakat dunia yang
toleran dan bertanggung jawab.

Para globalis pesimis berpendapat bahwa globalisasi


adalah sebuah fenomena negatif karena hal tersebut
sebenarnya adalah bentuk penjajahan barat (terutama
Amerika Serikat) yang memaksa sejumlah bentuk budaya
dan konsumsi yang homogen dan terlihat sebagai sesuatu
yang

benar

kemudian

dipermukaan.

membentuk

Beberapa

kelompok

dari

untuk

mereka

menentang

globalisasi (antiglobalisasi).
b. Para tradisionalis tidak percaya bahwa globalisasi tengah
terjadi. Mereka berpendapat bahwa fenomena ini adalah
sebuah mitos semata atau, jika memang ada, terlalu dibesarbesarkan. Mereka merujuk bahwa kapitalisme telah menjadi
sebuah fenomena internasional selama ratusan tahun. Apa
yang tengah kita alami saat ini hanyalah merupakan tahap
lanjutan, atau evolusi, dari produksi dan perdagangan kapital.
c. Para transformasionalis berada di antara para globalis dan
tradisionalis. Mereka setuju bahwa pengaruh globalisasi telah
sangat dilebih-lebihkan oleh para globalis. Namun, mereka
juga berpendapat bahwa sangat bodoh jika kita menyangkal
keberadaan konsep ini. Posisi teoritis ini berpendapat bahwa
globalisasi

seharusnya

dipahami

sebagai

"seperangkat

hubungan yang saling berkaitan dengan murni melalui


sebuah kekuatan, yang sebagian besar tidak terjadi secara

langsung". Mereka menyatakan bahwa proses ini bisa dibalik,


terutama ketika hal tersebut negatif atau, setidaknya, dapat
dikendalikan

2.5.

Macam macam Gerakan Gobalisasi


a. Gerakan pro-globalisasi
Pendukung globalisasi (sering juga disebut dengan proglobalisasi)
meningkatkan

menganggap
kesejahteraan

bahwa
dan

globalisasi

kemakmuran

dapat
ekonomi

masyarakat dunia. Mereka berpijak pada teori keunggulan


komparatif yang dicetuskan oleh David Ricardo. Teori ini
menyatakan bahwa suatu negara dengan negara lain saling
bergantung dan dapat saling menguntungkan satu sama
lainnya, dan salah satu bentuknya adalah ketergantungan
dalam bidang ekonomi. Kedua negara dapat melakukan
transaksi pertukaran sesuai dengan keunggulan komparatif
yang dimilikinya. Misalnya, Jepang memiliki keunggulan
komparatif pada produk kamera digital (mampu mencetak
lebih efesien dan bermutu tinggi) sementara Indonesia
memiliki

keunggulan

komparatif

pada

produk

kainnya.

Dengan teori ini, Jepang dianjurkan untuk menghentikan


produksi kainnya dan mengalihkan faktor-faktor produksinya
untuk memaksimalkan produksi kamera digital, lalu menutupi

kekurangan

penawaran

kain

dengan

membelinya

dari

Indonesia, begitu juga sebaliknya.


b. Gerakan Anti Globalisasi
Antiglobalisasi adalah suatu istilah yang umum digunakan
untuk memaparkan sikap politis orang-orang dan kelompok
yang menentang perjanjian dagang global dan lembagalembaga yang mengatur perdagangan antar negara seperti
Organisasi

Perdagangan

Dunia

(WTO).

"Antiglobalisasi"

dianggap oleh sebagian orang sebagai

gerakan sosial,

sementara yang lainnya menganggapnya sebagai istilah


umum

yang

berbeda-beda.

mencakup
Apapun

sejumlah
juga

gerakan

maksudnya,

dipersatukan dalam perlawanan terhadap

sosial
para

yang

peserta

ekonomi dan

sistem perdagangan global saat ini, yang menurut mereka


mengikis

lingkungan

hidup,

hak-hak

buruh,

kedaulatan

nasional, dunia ketiga, dan banyak lagi penyebab-penyebab


lainnya.

2.6.
1.

Macam macam Globalisasi

Globalisasi Perekonomian
Globalisasi perekonomian merupakan suatu proses kegiatan
ekonomi dan perdagangan, dimana negara-negara di seluruh dunia
menjadi satu kekuatan pasar yang semakin terintegrasi dengan tanpa
rintangan

batas

teritorial

negara.

Globalisasi

perekonomian

mengharuskan penghapusan seluruh batasan dan hambatan terhadap


arus modal, barang dan jasa.
Menurut Tanri Abeng, perwujudan nyata dari globalisasi ekonomi
antara lain terjadi dalam bentuk-bentuk berikut:
a.

Globalisasi Produksi

b.

Globalisasi pembiayaan

c.

Globalisasi tenaga kerja

d.

Globalisasi jaringan informasi

e.

Globalisasi Perdagangan
Thompson mencatat bahwa kaum globalis mengklaim saat ini
telah terjadi sebuah intensifikasi secara cepat dalam investasi dan
perdagangan internasional. Misalnya, secara nyata perekonomian
nasional

telah

menjadi

bagian

dari

perekonomian

global

yang

ditengarai dengan adanya kekuatan pasar dunia. Dibawah ini ada


beberapa kebijakan dan keburukan globalisasi ekonomi, diantaranya:
a. kebijakan globalisasi ekonomi
1. Produksi global dapat ditingkatkan
2. Meningkatkan

kemakmuran

masyarakat

dalam

suatu

Negara
3. Meluaskan pasar untuk produk dalam negeri
4. Dapat memperoleh lebih banyak modal dan teknologi
yang lebih baik
5. Menyediakan

dana

tambahan

untuk

ekonomi
b. keburukan globalisasi ekonomi
1. Menghambat pertumbuhan sektor industri
2. Memperburuk neraca pembayaran
3. Sektor keuangan semakin tidak stabil

pembangunan

4. memperburuk

prospek

pertumbuhan

ekonomi

jangka

panjang
2.

Globalisasi Kebudayaan
Globalisasi mempengaruhi hampir semua aspek yang ada di
masyarakat, termasuk diantaranya aspek budaya. Kebudayaan dapat
diartikan sebagai nilai-nilai (values) yang dianut oleh masyarakat
ataupun persepsi yang dimiliki oleh warga masyarakat terhadap
berbagai hal. Baik nilai-nilai maupun persepsi berkaitan dengan aspekaspek kejiwaan/psikologis, yaitu apa yang terdapat dalam alam pikiran.
Aspek-aspek kejiwaan ini menjadi penting artinya apabila disadari,
bahwa tingkah laku seseorang sangat dipengaruhi oleh apa yang ada
dalam alam pikiran orang yang bersangkutan. Sebagai salah satu hasil
pemikiran dan penemuan seseorang adalah kesenian, yang merupakan
subsistem dari kebudayaan.
Globalisasi sebagai sebuah gejala tersebarnya nilai-nilai dan
budaya tertentu keseluruh dunia (sehingga menjadi budaya dunia atau
world culture) telah terlihat semenjak lama. Cikal bakal dari persebaran
budaya dunia ini dapat ditelusuri dari perjalanan para penjelajah Eropa
Barat ke berbagai tempat di dunia ini ( Lucian W. Pye, 1966 ).
Namun, perkembangan globalisasi kebudayaan secara intensif
terjadi pada awal ke-20 dengan berkembangnya teknologi komunikasi.
Kontak melalui media menggantikan kontak fisik sebagai sarana utama
komunikasi antarbangsa. Perubahan tersebut menjadikan komunikasi
antarbangsa lebih mudah dilakukan, hal ini menyebabkan semakin
cepatnya perkembangan globalisasi kebudayaan.

a.

Ciri berkembangnya globalisasi kebudayaan


1. Berkembangnya pertukaran kebudayaan internasional.
2. Penyebaran prinsip multikebudayaan (multiculturalism),
dan

kemudahan

akses

suatu

individu

terhadap

kebudayaan lain di luar kebudayaannya.


3. Berkembangnya turisme dan pariwisata.
4. Semakin banyaknya imigrasi dari suatu negara ke
negara lain.
5. Berkembangnya mode yang berskala global, seperti
pakaian, film dan lain lain.
6. Bertambah banyaknya event-event berskala global,
seperti Piala Dunia

BAB III
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan dua pendekatan, kuantitatif dan
kualitatif dengan pola the dominant-less dominat design dari
Creswell

(1994:177).

Bagian

pertama

dalam

penelitian

ini

menggunakan pendekatan kuantitatif, yakni melalui metode survey.


Pendekatan kuantitatif dijadikan sebagai pendekatan yang dominan
dalam penelitian ini karena tujuan penelitian untuk mengukur banyak
variable

dan

membuat

kesimpulan

pengalaman,

dari

atau

pertanyaan-pertanyaan

mengenai

perilaku,

karakteristik

dari

suatu

fenomena.

Penelitian ini pun mengambil sampel dari suatu populasi

yang banyak dan tersebar dalam wilayah yang luas di Jawa Barat dan
Kepulauan Riau.
Pendekatan kuantitatif ini menggunakan metode survey, karena
mengambil

sampel

dari

suatu

populasi

dengan

menggunakan

kuesioner sebagai alat pengukur data pokok. Mc Millan & Schumacher


(2001:304) menyatakan bahwa dalam penelitian survey, peneliti
menyeleksi suatu sampel dari responden dan menggunakan kuesioner
untuk mengumpulkan informasi terhadap variabel yang menjadi
perhatian peneliti. Data yang dikumpulkan kemudian digunakan untuk
mendeskripsikan karakteristik dari populasi tertentu. Neuman (1991:
267) juga menyatakan bahwa para peneliti survey mengambil sampel
dari banyak responden yang menjawab sejumlah pertanyaan. Mereka
mengukur banyak variable dan membuat kesimpulan dari pertanyaanpertanyaan mengenai perilaku, pengalaman, atau karakteristik dari
suatu fenomena.
Dengan

demikian

penelitian

ini

memiliki

karakteristik

sebagaimana diungkapkan Singleton & Straits (1999: 239) yaitu : 1)


sejumlah besar responden dipilih melalui prosedur sampling untuk
mewakili populasi; 2) kuesioner sistematik digunakan untuk bertanya
mengenai sesuatu mengenai responden, dan mencatat jawabanjawaban mereka; dan 3) jawaban-jawaban tersebut dikode secara
numerik dan dianalisis.
Langkah

berikutnya

dalam

penelitian

ini

menggunakan

paradigma tambahan (kurang dominan) dengan pendekatan kualitatif


untuk pendalaman. Pada tahap ini ditambahkan metode wawancara.
Pendapat yang membenarkan adanya penambahan melalui informasi

pelengkap

dengan

wawancara

ini

dikemukakan

oleh

Kerlinger

(2000:769) yang mengatakan: ... wawancara itu dapat digunakan


sebagai penopang atau pelengkap metode lain, tindak lanjut dalam
menghadapi hasil yang tak terduga/terharapkan, memvalidasikan
metode-metode lain, menyelami lebih dalam motivasi responden serta
alasan-alasan responden memberikan jawaban dengan cara tertentu.
Singarimbun dan Effendi (1995:9) mengemukakan pendapat serupa
bahwa penelitian kuantitatif yang menggunakan kuesioner yang
disiapkan
maupun

sebelumnya,
observasi

kemudian

kualitatif

diperkaya

tersebut,

maka

melalui

wawancara

gambaran

tentang

fenomena sosial yang disajikan dalam tabel, menjadi semakin jelas,


menarik, dan lebih hidup nuansa-nuansa fenomena sosial.
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMPN dan SMA/SMK
di Jawa Barat dan Batam. Populasi tersebut dipilih karena memiliki
karakteristik yang terkait dengan tujuan penelitian, yaitu daerahdaerah yang diasumsikan sangat deras terkena pengaruh globalisasi.
Karena ukuran populasi penelitian ini sangat besar dan tersebar luas
secara geografis di seluruh Jawa Barat dan Batam, maka perlu
dilakukan

pengambilan

sampel.

Oleh

karena

kondisi

populasi

diasumsikan homogen, yakni menerima pelajaran Pkn di sekolah dan


berada dalam pengaruh globalisasi melalui media massa televisi, maka
teknik sampling yang dipilih adalah sampling acak aksidental, yakni
memilih sampel secara acak pada wilayah yang dikunjungi. Sebaran
kota dan kabupaten lokasi penelitian berdasarkan teknik sampling
aksidental adalah (1) Bandung, (2) Sumedang, (3) Majalengka, (4)
Tasikmalaya, (5) Indramayu, (6) Cirebon, (7) Cianjur, dan (8) Batam.

Hasil Penelitian
Berdasarkan analisis data diperoleh simpulan hasil penelitian sebagai
berikut:
1. Globalisasi menantang kekuatan penerapan unsur jati diri bangsa
Indonesia melalui agen budaya luar sekolah terutama media massa.
Para siswa lebih tertarik dengan budaya baru yang ditawarkan agen
budaya luar sekolah terutama media televisi dibandingkan dengan
budaya

kita

sendiri

pertentangan

antara

yang

ditanamkan

nilai-nilai

yang

di

sekolah.

bersumber

Adanya

dari

budaya

adiluhung bangsa Indonesia dengan nilai-nilai yang dibawa oleh


agen globalisasi tersebut mengakibatkan terjadinya konflik nilai
pada diri siswa.
2. Terpaan media
adiluhung

massa

bangsa

televisi

Indonesia,

memporakporandakan
sehingga

para

nilai-nilai

siswa

sering

menampilkan perilaku yang menyimpang dari ukuran budaya kita.


Gemerlapnya acara televisi, utamanya siaran televisi asing yang
ditangkap

oleh

fasilitas

parabola

dan

semacamnya,

menyita

perhatian dan waktu para pelajar sehingga kegiatan menekuni


pelajaran menjadi terganggu.
3. Tayangan televisi banyak sekali

mengajarkan

nilai-nilai

yang

menantang pencapaian misi PKn dalam mendidik warganegara yang


cerdas dan baik (smart and good citizen). Tayangan televisi yang
lebih mengutamakan aspek hiburan tidak berkontribusi positif
terhadap pembinaan warganegara yang terdidik (educated citizen).
Budaya konsumerisme yang dibawakan berbagai acara di televisi
menggiring para pemirsa termasuk para pelajar menampilkan gaya
hidup konsumtif.

4. Tayangan televisi nasional sangat miskin nuansa pengembangan


wawasan kebangsaan dan cinta tanah air. Untuk mengimbangi
adanya penetrasi nilai-nilai yang tidak sesuai dengan budaya bangsa
yang dibawakan oleh tayangan televisi asing maupun nasional perlu
dibuat tayangan tandingan yang sama menariknya yang sarat akan
nilai-nilai kebangsaan.
5. Format ideal pembelajaaran PKn adalah diajarkan sebagai mata
pelajaran tersendiri, ditopang oleh sejumlah mata pelajaran lain
yang

relevan

untuk

memperkuat

aspek

tanggung

jawab

warganegara, dan disempurnakan oleh berbagai program kegiatan


ekstrakurikuler maupun ekstra mural yang diselenggarakan di
sekolah maupun luar sekolah termasuk pendidikan interventif
dengan keluarga, organisasi sosial politik, maupun media massa.
6. Pencapaian misi PKn dalam mendidik warganegara yang cerdas dan
baik (smart and good citizen) tidak hanya dilaksanakan dalam
kegiatan kurikuler di kelas, akan tetapi harus didukung oleh berbagai
kegiatan ekstrakurikuler di luar kelas. Kenyataan yang ada masih
terjadi sebaliknya dimana pencapaian misi PKn dalam mendidik
warganegara yang cerdas dan baik (smart and good citizen) masih
dibebankan pada pundak guru PKn, belum menjadi tanggung jawab
seluruh guru di sekolah.
7. Suasana kehidupan di sekolah belum kondusif bagi upaya mencapai
misi PKn dalam mendidik warganegara yang cerdas dan baik (smart
and good citizen). Tata tertib sekolah belum menjadi alat yang
efektif untuk mengendalikan perilaku siswa sebagai warganegara
muda (young citizen) yang santun dan berbudi pekerti luhur.
8. Beberapa kompetensi yang penting sebagai indikator seorang
warganegara

yang

cerdas

dan

baik

adalah

(1)

memiliki

kemampuan untuk melihat dan mendekati masalah sebagai anggota

masyarakat global; memiliki kemampuan bekerja sama dengan


orang lain dengan cara yang kooperatif dan menerima tanggung
jawab atas peran/tugasnya di dalam masyarakat; (3) memiliki
kemampuan

memahami,

menerima,

menghargai

dan

dapat

menerima perbedaan-perbedaan budaya; (4) memiliki kapasitas


berpikir dengan cara yang kritis dan sistematis. Keinginan untuk
menyelesaikan konflik dengan cara tanpa kekerasan; (5) memiliki
keinginan untuk mengubah gaya hidup dan kebiasaan konsumtif
untuk melindungi lingkungan Kemampuan bersikap sensitif dan
melindung hak asasi manusia (misalnya, hak wanita, hak etnis
minoritas, dan lain-lain); (6) memiliki keinginan dan kemampuan
untuk ikut serta dalam politik pada tingkat lokal, nasional dan
internasional.

BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Globalisasi

merupakan

suatu

proses

yang

mencakup

keseluruhan dalam berbagai bidang kehidupan sehingga tidak


tampak lagi adanya batas-batas yang mengikat secara nyata,
sehingga sulit untuk disaring atau dikontrol.
2. Bahwa proses terjadinya globalisasi dalam aspek sosial terjadi
dengan cara melalui media televise baik secara langsung
maupun tidak langsung, serta melalui interaksi yang terjadi
dimasyarakat.

3. Bahwa dampak yang ditimbulkan era globalisasi pada aspek


sosial yaitu terjadi perubahan ciri kehidupan masyarakat desa
yang tadinya syarat dengan nilai-nilai gotong royong menjadi
individual, serta sifat ingin selalu instant pada diri seseorang.
4. Bahwa penanggulangan pada dampak era globalisasi pada
aspek sosial diantaranya diadakannya pembangunan kualitas
manusia, pemberian life skill, memberikan sikap hidup yang
global dan menumbuhkan wawasan, identitas rasional serta
menciptakan pemerintahan yang transparan dan demokratis.

Daftar Pustaka
Fakih,

Mansour. (2008). Runtuhnya Teori Pembangunan dan


Globalisasi. Yogyakarta: INSIST Press bekerjasama dengan
Pustaka Pelajar.

Azra, A. (2008). Nasionalisme, Etnisitas, dan Agama di Indonesia :


Tantangan Globalisasi dalam Jurnal Negarawan, No. 8, Mei 2008.

GLOBALISASI

DISUSUN OLEH:

Nama : Steff Rafael Z


NPM
: 11.11.106.701201.1281
Jurusan
: Teknik Mesin
Semester
: IV

DAFTAR ISI

Halam Judul
Kata Pengantar
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar belakang
B. Masalah
C. Rumus Masalah
D. Tujuan
E. Manfaat
BAB II GLOBALISASI
2.1. Pengertian Globalisasi
2.2. Konsep Globalisasi
2.3. Proses Globalisasi
2.4. Teori Globalisasi
2.5. Macam Macam Gerakan Globalisasi
2.6. Macam Macam Globalisasi
BAB III Metode Globalisasi
A. Hasil Penelitian
BAB VI Penutup
A. Kesimpulan
B. Saran

Anda mungkin juga menyukai