Anda di halaman 1dari 6

1.

Plasmodium sp
1.1.

Klasifikasi
GENUS: Plasmodium
FAMILI: Plasmodidae
- Plasmodium vivax
- Plasmodium malariae
- Plasmodium falciparum
- Plasmodium ovale

1.2.

Siklus Hidup
Sporozoit masuk ke dalam tubuh manusia melalui gigitan nyamuk anopheles
betina. Selanjutnya akan masuk ke sistem peredaran, sebagian di fagosit.
Selanjutnya dalam waktu 45 menit masuk ke dalam hati dan menginfeksi sel
parenkim hati dan beruba menjadi skizont hati yang akan pecah dan keluarlah
merozoit ke peredaran darah dan menginfeksi darah, pada P. Vivax reseptor
berhubungan dengan antigen Duffy Fya dengan golongan darah Duffy negatif
dapat terinfeksi malaria, sedangkan pada P. Falciparum reseptornya berupa
glikoporin dan berubah menjadi trofozoit dengan memakan hemoglobin
membentuk pigment hemozoin. Setelah 36 jam menginvasi eritrosit, fase
trofozoit kembali menjadi fase skizont. Sebagian dari trofozoit akan
membentuk gamet yang akan masuk ke dalam nyamuk kembali lewat gigitan
nyamuk selanjutnya. Di dalam tubuh nyamuk terjadi perkawinan antar gamet
menghasilkan zigot yang akan berkembang menjadi ookinet lalu menjadi
ookista yang telah matang dan siap dikeluarkan menjadi sporozoit.

1.3.

Identifikasi
P. Vivax

P. Malariae

P. Falciparum

P. Ovale

Eritrosit

Besar, pucat.

Tidak

Tidak

Besar, pucat.

terinfeksi

Bintik halus.

membesar, tak

membesar,

Bintik jelas,

parasit

Menyerang

ada bintik.

bintik kasar.

sering

retikulosit

Menginvasi sel

Menginvasi

berbentuk oval,

darah merah

semua umur sel berfimbria,

yang tua

darah merah

atau bentuk

Derajat

Sampai

Dibawah

Dapat melebihi

remis
Dibawah

parasitemia

30.000/l

10.000/l

200.000/l

10.000/l

max

darah

darah

darah,sering

darah

Trofozoit

Cincin besar,

Cincin besar,

50.000/l
Cincin kecil,

Cincin besar,

stadium cincin

satu granula

satu granula

dua granula

satu granula

Pigmen pada

kromatin, halus
Halus,coklat

kromatin, tebal
Kasar, coklat

kromatin,halus
Kasar, hitam,

kromatin, tebal
Kasar, kuning-

trofozoit yang

muda, tersebar

gelap,

sedikit

coklat gelap,

sedang

berkelompok,

kelompok

tersebar

berkembang

tersebar,

Trofozoit yang

Sangat

banyak
Kadang-

Padat dan bulat

Padat dan bulat

lebih tua

pleomorfik

kadang

Skizont

Lebih dari 12

berbentuk pita
Kurang dari 12

Lebih dari 12

Kurang dari 12

matang

merozoit

merozoit

merozoit

merozoit

(14-24)

(6-12). Sering

(8-24). Jarang

(6-12). Sering

dalam betuk

ada di perifer

dalam betuk

Bulan sabit

roset
Bundar atau

Trofozoit dan

oval
Semua bentuk

Gametosit

Bundar atau

roset
Bundar atau

Distribusi di

oval
Semua bentuk

oval
Semua bentuk

darah perifer

gametosit

2. Vektor
2.1.

Klasifikasi

Kingdom : Animalia

Phylum : Arthropoda

Class : Insecta

Order : Diptera

Family : Anophelinae

2.2.

Genus : Anopheles
Morfologi
Nyamuk Anopheles sp adalah adalah nyamuk vektor penyakit malaria.
Nyamuk Anopheles memiliki tubuh yang langsing dan 6 kaki panjang dan
memiliki sayap yang bersisik.

3. Malaria
3.1.

Definisi
Malaria adalah penyakit infeksi parasit yang disebabkan oleh plasmodium
yang menyerang eritrosit dan ditandaidengan ditemukannya bentuk aseksual
didalam darah.

3.2.

3.3.

Epidemiologi

Umumnya terdapat di tropis dan subtropis.


Di daerah tropis stabil, sulit hilang, sulit dibasmi, hilang pada ketinggian

6000 kaki.
Paling banyak ditemukan adalah P. Vivax dan P. Falciparum.
P. Malariae tersebar namun masih sulit.
P. Ovale tersebar banyak di Afrika, di tempat yang lain masih jarang.

Etiologi
Penyebab malaria adalah genus palsmodium dari famili plasmodidae.

3.4.

Patogenesis dan Patofisiologi


P. vivax
Parasit yang telah masuk ke sel parenkim hati terbagi dua stadium, yaitu
hipnozoit dan merozoit. Pada stadium hipnozoit, parasit akan beristirahat di
hati yang sewaktu-waktu dan relaps setelah bertahun-tahun individu tidak
terinfeksi. Sedangkan pada stadium merozoit, parasit akan menyerang eritrosit

dan menyebabkan ukuran eritrosit yang terinfeksi ukurannya lebih besar,


hemoglobin telah diubah menjadi hematin dan globulin, hematin diubah
menjadi pigmen hemozoin, globulin dicerna oleh enzim proteolitik.
P. falciparum
Setelah melalui hati, parasit akan masuk ke sel RES dilimpa untuk melakukan
filtrasi dan fagositosis. Merozoit yang lolos dari filtrasi dan Fagositosis akan
menginvasi eritrosit. terdapat dua stadium trofozoit, yaitu stadium cincin pada
24 jam pertama dan stadium matur pada 24 jam kedua, pada stadium cincin
terdapat antigen RESA yang akan hilang saat stadium matur. Selanjutnya
terbentuk tonjolan dan membentuk knob yang memiliki komponen utama
HRP-1. Apabila terjadi merogoni, makan akan keluar toksin GPIyang
merangsang TNF- dan IL-1 dari makrofag.
SITOADHERENSI
Perlekatan antara EP stadium matur pada permukaan endotel vaskular.
SEKUESTRASI
Parasit dalam eritrosit matur yang tinggal dalam jaringan
mikrovaskular. Hanya terjadi pada organ-organ vital dan hampir pada
semua jaringan dalam tubuh.
ROSETTING
Berkelompoknya EP matur yang diselubungi oleh 10 atau lebih
eritrosit non-Parasit.

3.5.

Manifestasi klinis
Manifestasi Umum
Keluhan prodromal seperti lesu, malaise, sakit kepala, sakit belakang, merasa
dingin di punggung, nyeri sendi dan tulang, demam ringan, anoreksia, perut
tak enak, diare ringan, kadang-kadang dingin.
PERIODE DINGIN (15-60 MENIT)

PERIODE PANAS

Muka merah, nadi cepat, dan panas tinggi


PERIODE BERKERINGAT
Berkeringat banyak, panas mulai turun
Terjadi Anaemia dan perbesaran limpa.

Manifestasi P. vivax

Inkubasi 12-17 hari, hari-hari pertama panas irregular, perasaan dingin jarang
terjadi. pada akhir minggu periode panas menjadi intermiten dan periodik
setiap 48 jam dengan gejala klasik trias malaria. Serangan paroksismal terjadi
waktu sore.
Minggu kedua, parasitemia menurun, limpa teraba, limpa masih membesar,
panas masih berlangsung. Pnas turun krisis pada minggu kelima. terjadi edema
tungkai, malaria serebral jarang terjadi.

Manifestasi P. falciparum
Inkubasi 9-14 hari, parasitemia tinggi, panasireguler, anaemia, splenomegali,
gejala prodromal, Sering terjadi hiperpieksia. Gejala lain adalah konvulsi,
pneumonia aspirasi, dan banyak keringat walaupun suhu tubuh normal.

3.6. Diagnosa dan Diagnosa Banding


3.6.1. Diagnosa
3.6.1.1. Tes Darah
Sangat baik dilakukan saat pasien sedang demam
-sediaan darah tebal
-sedian darah tipis

3.6.1.2. Tes Antigen


3.6.1.3. Tes Serologi
Dengan metode indirect fluorescent antibody test

3.6.1.4. Tes PCR


3.6.2. Diagnosa Banding
3.6.2.1. Influenza
3.6.2.2. Demam Tifoid
3.6.2.3. Demam Dengue
3.6.2.4. Pneumonia
3.6.2.5. Infeksi Saluran Kencing
3.6.2.6. Tuberkulosis
3.7. Tatalaksana dan Pencegahan
3.7.1. Tatalaksana
3.7.1.1. Golongan Artemisinin
3.7.1.2. Pengobatan ACT
3.7.1.3. Pengobatan Non-ACT
3.7.1.3.1. Klorokuindifosfat/sulfat

3.7.1.3.2. Sulfadoksin-Pirimetamin
3.7.1.3.3. Kina Sulfat
3.7.1.3.4. Primakuin
3.7.2. Pencegahan
3.7.2.1. Tidur dengan kelambu
3.7.2.2. Menggunakan obat pembunuh nyamuk
3.7.2.3. vaksinasi
3.8. Komplikasi
3.8.1. Malaria serebral
3.8.2. Hiperpireksia malaria
3.8.3. Gangguan gastrointestinal
3.8.4. Malaria algial
3.8.5. Demam blackwater
3.8.6. Sindrom nefrotik
3.9. Prognosis

Anda mungkin juga menyukai