Anda di halaman 1dari 2

Bloom Perilaku Malaria

Perilaku masyarakat memegang peranan penting baik terhadap perkembangan nyamuk


malaria maupun perubahan lingkungan akibat perilaku yang mengarah pada terbentuknya
breeding places dan resting places. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebiasaan orang
keluar rumah malam hari merupakan faktor yang paling dominan berpengaruh terhadap
kejadian malaria. Aktivitas keluar pada malam hari ini merupakan salah satu faktor risiko
sosial yang berkaitan dengan penularan malaria.
Seperti pendapat yang disampaikan Elsie R. Hornado bahwa ada tiga faktor perilaku yang
berhubungan dengan penyakit malaria yaitu: 1). Faktor risiko perilaku dan sosial yang
meningkatkan penyebaran dan kejadian malaria, 2). Faktor predisposisi perilaku yang
menyebabkan berat ringannya serta komplikasi malaria, dan 3). Faktor risiko perilaku yang
menyebakan resistensi pengobatan penyakit malaria. dilakukan oleh Pat Dale, dkk juga
menyebutkan bahwa intensitas penularan penyakit malaria yang tinggi bisa terjadi pada
orang-orang yang melakukan aktivitas di luar rumah pada malam hari (night-time activity
outdoors).Mengacu pendapat tersebut, maka kebiasaan keluar malam hari merupakan faktor
risiko sosial yang berperan dalam penyebaran dan kejadian malaria. Secara bionomik,
nyamuk vektor malaria mempunyai aktivitas mencari darah pada malam hari, dan sasaran
yang dicapai adalah menghisap darah manusia.
Orang yang mempunyai kebiasaan keluar rumah malam hari mempunyai risiko terkena
malaria 10 kali lebih besar dibandingkan dengan orang yang tidak mempunyai kebiasaan
keluar rumah pada malam hari. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Sunarsih et al.,
(2009). Siapapun yang mempunyai kebiasaan keluar pada malam hari berisiko digigit oleh
nyamuk karena malam hari nyamuk Anopheles beraktivitas mencari darah dan menularkan
sporozoit pada manusia. Penelitian yang dilakukan oleh Dale et al., (2005) juga melaporkan
bahwa intensitas penularan penyakit malaria yang tinggi bisa terjadi pada orang-orang yang
melakukan aktivitas di luar rumah pada malam hari.
Saepudin (2001) berpendapat bahwa tingkat pendidikan atau pengetahuan responden tentang
vektor malaria, cara penularan, cara pencegahan dan pemberantasan, pengobatan serta fungsi
unit pelayanan setempat berhubungan secara signifikan dengan perilaku masyarakat dalam
menghindari kontak dengan vektor malaria. Cara yang dianggap efektif dan tepat dalam
pencegahan dan pemberantasan penyakit malaria yaitu melalui perilaku masyarakat yang
peduli terhadap lingkungan dan kesehatan memerlukan partisipasi seluruh lapisan
masyarakat. Oleh karena itu, diperlukan upaya menggerakkan masyarakat untuk berperilaku
peduli lingkungan dan kesehatan secara terus-menerus dan menyeluruh. Keberhasilan
kegiatan ini dapat diukur dari menurunnya angka kejadian malaria yang diperoleh dari data
kasus malaria setiap bulannya.

Saepudin, M., 2001, Kajian Reseptivitas Lingkungan dan Vulnerabilitas Penduduk serta
Kaitannya dengan Endemisitas Malaria pada Tiga Dusun di Tiga Kecamatan Kabupaten
Kulon Progo, Tesis, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran UGM, Yogyakarta
Sunarsih Elvi, Nurjazuli, Sulistyani, 2009, Faktor Risiko Lingkungan dan Perilaku Yang
Berkaitan Dengan Kejadian Malaria di Pangkalbalam Pangkalpinang, Jurnal Kesehatan
Lingkungan Indonesia Vol.8 No.1 April 2009
Zulaikhah S.T., Etika D.R., Mashoedi I.D., 2011, Faktor Perilaku yang Berpengaruh terhadap
Kejadian Malaria di Daerah Endemis Malaria, Vol. 3, No. 2, Juli-Desember 2011

Anda mungkin juga menyukai