Anda di halaman 1dari 3

Etika adalah ilmu pengetahuan tentang azaz ahklak.

Sedangkan menurut Kamus Besar


Bahasa Indonesia dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan ( 1988) etika adalah :
1. Ilmu tentang apa yang baik, apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral
2. kumpulan atau seperangkat azaz atau nilai yang berkenaan dengan ahklak
3. Nilai yang benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.
Menurut kamus kedokteran ( Ramali dan Pamujak, 1987) , etika adala h pengetahuan
tentang prilaku yang benar dalam satu profesi.
Pekerjaan profesi umumnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Pendidikan sesuai standar nasional


Mengutamakan panggilan kemanusiaan
Berlandaskan etik profesi, mengikat seumur hidup
Legal melalui perizinan
Belajar sepanjang hayat
Anggota bergabung dalam satu organisasi profesi

Etik profesi kedokteran merupakan seperangkat perilaku para dokter dan dokter gigi
dalam hubunganya dengan pasien, keluarga, masyarakat, teman sejawat dan mitra kerja.
Rumusan prilaku para anggota profesi disusun oleh organisasi profesi bersama-sama
pemerintah menjadi suatu kode etik profesi yang bersangkutan. Tiap- tiap jenis tenaga
kesehatan memiliki kode etiknya,namun kode etik kesehatan tersebut mengacu pada Kode
Etik Kedokteran Indonesia ( KODEKI) 4 ( buku etika kedokteran dan hukum kesehatan
halaman 2 )
Etika : ilmu tentang Moralitas
a. Etika Deskritif
Etika deskritif melukiskan tingkah laku moral dalam arti luas,misalnya adat
kebiasan,angapan-angapan tentang baik dan buruk, tindakan-tindakan yang
diperbolehkan dan tidak diperbolehkan. Etika deskritif mempelajari moralitas
yang terdapat pada individu-individu tertentu, dalam kebudayan-kebudayaan atau
sub klutur-sub klutur yang tertentu, dalam periode sejarah, dan sebagainya.
Karena etika deskriptif hanya melukiskan, tidak memberi penilaian.
b. Etika Normatif
Merupakan bagian terpenting dari etika dan bidang dimana berlangsung diskusidiskusi yang paling menarik tentang masalah-masalah moral. Disini ahli
bersangkutan tidak bertindak sebagai penonton netral,seperti halnya dalam etika
deskritif, tapi ia melibatkan diri dengan mengemukakan penilaian tentang prilaku
manusia. Penilaian itu dibentuk atas dasar norma- norma. Martabat manusia
harus dihormati dapat dianggap sebagai contoh terhadap norma semacam itu 5
( buku etika halaman 15-18)

Etika umum : memandang tema- tema umum seperti apa itu norma etis ? jika ada
banyak norma etik, bagaimana hubungannya satu sama lain? Mengapa norma
moral mengikat kita ?, apa itu nilai? Dan apa itu kekuasaan nilai moral ?
bagaimana hubungan tanggung jawab manusia dengan kebebasannya,? Dapat
dipastikan bahwa manusia sungguh-sungguh bebas? Apakah yang dimaksud
dengan hak dan kewajiban dan bagaimana perkaitan satu sama lain?
Syarat-syarat mana yang harus dipenuhi agar manusia dapat dianggap sunguhsunguh baik dari sudut moral,?tema-tema seperti itulah yang menjadi objek
penyelidikan etika umum.
Etika Khusus : berusaha menerapkan prinsip-prinsip etis yang umum atas wilayah
prilaku manusia yang khusus. Dengan menggunakan suatu istilah yang lazim
dalam konteks logika, dapat dikatakan jugan bahwa dalam etika khusus itu premis
normatif dikaitkan dengan premis faktual untuk sampai pada suatu kesimpulan
etis yang bersifat normatif jugan. Etika Khusus mempunyai tradisi panjang dalam
sejarah filsafat moral. Kini tradisi ini kerap kali dilanjutkan dengan memakai
suatu nama baru, yaitu etika terapan . ( buku etika halaman 15-18 )
Klasifikasi etika
1. Etika Umum : etika teoritis, etika filosofis = kajian atau refleksi tentang
moral, yaitu sistme nilai atau konsensus sosial tentang prilaku dan
tindakan manusia yang dianggap baik atau buruk benar atau salah pantas
atau tidak pantas
2. Etika khusu : etika praktis , etika terapan = penerapan teori-teori dan azazazaz etika umum pada bidang khusus tertentu dari kegiatan manusia
Etika khusus dibagi menjadi :
a. Etika individual yang menyangkut perorangan dan hubungan antar
individu. Contoh hubungan dokter pasien dipedomani oleh etika
medis sebagai etika individual.
b. Etika institusional adalah etika dalam ikatan institusi seperti etika
rumah sakit, etika perguruan tinggi, etika porporat, dsb.
c. Etika sosial adalah tanggung jawab moral individu dan institusi
terhadap umat manusia. Etika sosial dilihat juga sebagai kontrak
sosial. dasar kontrak sosial adalah moralitas. Umat manusia seolaholah pernah mengadakan kontrak yang mewajibkan setiap
anggotanya untuk berpegang pada norma-norma moral.kontrak ini
mengikat kita sebagai manusia, sehingga tidak ada seorangpun
yang dapat melepaskan diri dari padanya(K.Bertens). contoh etika
sosial adalah etika keluarga,etika terhadap sesama,etika
profesi,etika polotik,dll. 6 ( buku perkembangan ilmu kedokteran,
etika medis,dan bioetika halaman 63-64)
Peran Etika dalam Dunia Modern
Setiap masyarakat mengenal nilai-nilai dan norma-norma etis. Dalam
masyarakat yang homogen dan agak tertutup- masyarakat tradisional, katakanlah nilai-nilai
dan norma-norma itu praktis dan tidak pernah dipersoalkan. Dalam keadaan seperti itu secara

otomatis orang menerima nilai dan norma yang berlaku. Individu-individu dalam masyarakat
itu tidak berpikir lebih jauh. Tapi nilai-nilai dan norma-norma etis yang dalam masyarakat
tradisional umumnya tinggal implist saja , setiap saat bisa menjadi eksplisit. Terutama bila
nilai-nilai itu ditantang karena perkembangan baru, kita melihat bahwa nilai atau norma yang
tadinta terpendam dalam hidup rutin, dengan agak mendadak tampil kepermukaan. Banyak
nilai dan norma etis berasal dari agama. Tidak bisa diragukan, agama merupakan sumber nilai
dan norma yang paling penting. Kebudayaan merupakan suatu sumber yang lain, walaupun
perlu dicatat bahwa dalam hal ini kebudayaan sering kali tidak bisa dilepaskan dari agama.
Juga nasionalisme atau kerangka hidup bersama dalam suatu negara mudah menjadi sumber
nilai serta norma.
Jika kita memandang situasi etis dalam dunia modern terutama tiga ciri yang
menonjol. Pertama kita menyaksikan adanya pluralisme moral. Dalam masyarakat yang
berbeda sering terlihat nilai dan morma yang berbeda pula. Kedua, sekarang timbul banyak
masalah etis baru yang dulu tidak terduga. Ketiga, dalam dunia modern tampak semakin jelas
juga suatu kepedulian etis yang universal. Gejala kepedulian etis yang universal itu sepintas
lalu rupanya agak bertentangan dengan pluralisme moral. Untuk sebagian pertentangan kitu
memang ada dan menjadi semacam kontradiksi implisit yang sering ditemukan pada taraf
sosial. Tapi untuk sebagian lain pluralisme moral dan kepedulian etis itu tidak bertentangan
karena menyangkut dua lingkup yang berbeda.
Ciri lain yang menandai situasi etis di zaman kita adalah timbulnya masalahmasalah etis baru, terutama disebabkan oleh perkembangan pesat dalam ilmu pengetahuan
dan teknologi, khususnya ilmu-ilmu biomedis. Situasi moral dalam dunia modern mengajak
kita untuk mendalami studi etika. Rupanya studi etika merupakan salah satu cara yang
memberi prospek untuk mengatasi kesulitan moral yang kita hadapi sekarang. Sudah pernah
diketengahkan bahwa alasan-alasan yang kita punya untuk mendalami studi etika sangat
mirip dengan situasi di yunani kuno sekitar pertegahan abad kelima SM. Waktu itu kesadaran
etis mengalami krisis besar. Pola-pola moral yang tradisional tidak lagi memiliki dasar untuk
berpijak, akibat banyaknya perubahan sosial dan religius.7 (Buku Etika K.Bertens halaman
29-34)

Anda mungkin juga menyukai