Anda di halaman 1dari 5

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit tidak menular atau Non-Communicable Diseases (NCDs) kini


menjadi penyebab utama kematian secara global. Data WHO menunjukkan bahwa
dari 56 juta kematian yang terjadi di dunia pada tahun 2012, sebanyak 38 juta atau
hamper dua per tiganya disebabkan oleh Penyakit Tidak Menular. NCDs juga
membunuh penduduk dengan usia yang lebih muda. Tiga perempat dari kematian
akibat NCDs (28 juta) terjadi dinegara-negara dengan tingkat ekonomi rendah dan
menengah. Di negara-negara dengan tingkat ekonomi rendah dan menengah, dari
seluruh kematian yang terjadi akibat NCSDs pada orang-orang berusia kurang dari
70 tahun, sebanyak 48 %, sedangkan di negara-negara maju, sebanyak 28 %
kematian. Proporsi penyebab kematian NCDs pada orang-orang berusia kurang dari
70 tahun, penyakit kardiovaskular merupakan penyebab terbesar dengan presentase
37%, diikuti kanker 27 %, sedangkan penyakit pernafasan kronis 8 %, 4 %
kematian disebabkan diabetes, dan 23 % penyakit NCDs lainnya.1
Menurut Badan Kesehatan Dunia WHO, kematian akibat NCDs diperkirakan
akan terus meningkat di seluruh dunia, peningkatan terbesar akan terjadi di negaranegara menengah dan miskin. Lebih dari dua pertiga atau sekitar 70 % dari populasi
global akan meninggal akibat penyakit tidak menular seperti kanker, penyakit
jantung, stroke dan diabetes. Dalam jumlah total, pada tahun 2030 diprediksi akan
ada 52 juta jiwa kematian per tahun karena penyakit tidak menular, naik 9 juta jiwa
dari 38 juta jiwa pada saat ini. Di sisi lain, kematian akibat penyakit menular seperti
malaria, TBC atau penyakit infeksi lainnya akan menurun, dari 18 juta jiwa saat ini
menjadi 16,5 juta jiwa pada tahun 2030.2

Indonesia dalam beberapa dasawarsa terakhir menghadapi masalah triple


burden diseases. Di satu sisi, penyakit menular masih menjadi masalah ditandai
dengan masih sering terjadi KLB beberapa penyakit menular tertentu, munculnya
kembali beberapa penyakit menular lama (re-emerging diseases), serta munculnya
penyakit-penyakit menular baru (new-emergyng diseases) seperti HIV/AIDS, Avian
Influenza, Flu Babi dan Penyakit Nipah. Di sisi lain, PTM menunjukkan adanya
kecenderungan yang semakin meningkat dari waktu ke waktu. Berdasarkan
RISKESDAS tahun 2013, PTM terdiri dari (1) asma, (2) penyakit paru obstruksi
kronis (PPOK), (3) kanker, (4) diabetes melitus (DM), (5) hipertiroid. (6) hipertensi,
(7) jantung koroner, (8) gagal jantung, (9) stroke, (10) gagal ginjal kronis 2
Faktor social ekonomi, serta adanya perubahan gaya hidup diduga telah
menyebabkan peningkatan besaran kasus-kasus penyakit tidak menular (NCD) di
Indonesia, termasuk dalam hal ini hipertensi, diabetes mellitus dan jantung. Perilaku
makan makanan yang tidak sehat, kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, stress
serta minimnya aktivitas fisik merupakan faktor factor resiko penyakit
degeneratif, disamping faktor-faktor resiko lain seperti usia, jenis kelamin dan
keturunan (genetik).3
Tiga pilar strategi dunia untuk mencegah dan mengendalikan NCDs, yaitu dengan
surveillance atau melakukan pemetaan epidemik dari NCDs, prevention atau
mengurangi tingkat paparan factor resiko, dan management atau memperkuat
pelayanan kesehatan untuk penderita NCDs. Mengapa penanggulangan NCDs harus
menjadi prioritas? NCDs bukan semata masalah kesehatan, melainkan merupakan
tantangan pembangunan yang harus diatasi. NCDs menggerogoti dengan cepat hasilhasil pembangunan yang dicapai dengan susah payah. Kesejahteraan masyarakat
sebagai tujuan pamungkas dari pembangunan direnggut tanpa ampun oleh epidemi
NCDs. Tidak sedikit masyarakat yang tergelincir setiap tahun kedalam kemiskinan
karena biaya penanganan NCDs yang meroket. Sumber daya keluarga dan Negara akan
mendapat tekanan luar biasa karena prevalensi NCDs yang terus meningkat. 1

Pentingnya pengetahuan tentang penyakit tidak menular dilatarbelakangi


dengan kecenderungan semakin meningkatnya prevalensi penyakit tidak menular
dalam masyarakat. Perubahan pola struktur masyarakat banyak member andil
terhadap perubahan pola fertilitas, gaya hidup, social ekonomi yang pada gilirannya
dapat memacu semakin meningkatnya penyakit tidak menular. Di Indonesia,
keadaan perubahan pola dari penyakit menular ke penyakit tidak menular lebih
dikenal dalam sebutan transisi epidemiologi.4
Dari paragraf-paragraf diatas menandakan betapa krusialnya isu penyakit tidak
menular dalam tatanan global dewasa ini dalam bagaimana hebatnya dampak
penyakit ini terhadap kesejahteraan suatu bangsa. NCDs merupakan isu penting
karena dampaknya bukan hanya pada aspek kesehatan, tetapi juga ekonomi.
Namun, perkembangan penanganan NCDs sejak dini untuk sejauh ini belum
dilakukan..Oleh karena itu, penulis penulis tertarik untuk membahas penyakit tidak
menular. Hal ini dinilai penting agar pengetahuan masyarakat tentang penyakit
menular meningkat. Dengan meningkatnya pengetahuan tentang penyakit tidak
menular, diharapkan masyarakat dapat melakukan tindakan preventif terhadap
penyakit tidak menular.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, maka rumusan masalah untuk makalah ini adalah
bagaimana meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang penyakit tidak menular
di Indonesia.
C.
1.

Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
Untuk meningkatkan pengetahuan tentang penyakit tidak menular

2.

Tujuan Khusus
a.

Mengetahui definsi penyakit tidak menular

b.

Mengetahui jenis jenis penyakit tidak menular

c.

Mengetahui epidemiologi penyakit tidak menular

d.

Mengetahui faktor-faktor yang dapat menyebabkan penyakit tidak


menular

e.
D.
1.

Mengetahui pencegahan pada penyakit tidak menular


Manfaat Penelitian
Bagi Masyarakat
Menyadarkan masyarakat untuk peduli tentang angka kematian akibat penyakit
tidak menular semakin terus meningkat

2.

Bagi Institusi Pendidikan


Sebagai informasi bagi institusi pendidikan bahwa penyakit tidak menular semakin
lama semakin banyak penderitanya.

Anda mungkin juga menyukai