PEGERTIAN MUTU
A. PENGERTIAN MUTU MENURUT PARA AHLI
Mutu memiliki beberapa pengertian yang berbeda menurut para ahli. Phil Crosby,
misalnya, menyatakan mutu berarti kesesuaian terhadap persyaratan ,seperti jam
tahan air, sepatu tahan lama, dokter yang ahli, dll. Dokter yang mampu
mendiagnosa dengan tepat penyakit pasiennya digolongkan sebagai dokter yang
bermutu. Sementara Edward Deming ,menyatakan mutu berarti pemecahan
masalah untuk mencapai penyempurnaan terus menerus. Dalam hal ini mutu berarti
sesuatu yang kontinu, senantiasa ada perbaikan,tidak stagnan.
Dari paparan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa mutu memiliki makna
beragam namun pada intinya adalah bagaimana menghasilkan produk atau jasa
yang bisa melayani kebutuhan pelanggan bahkan melampaui harapan mereka.
B. DIMENSI MUTU
Delapan dimensi kualitas dari David Garvin adalah:
1. Performance (performa): menyangkut karakteristik operasi dasar.
2. Durability (ketahanan): jangka waktu hidup sebelum tiba saatnya diganti.
3. Serviceability: kemudahan servis atau perbaikan ketika dibutuhkan.
4. Aesthetics (estetik): menyangkut tampilan, rasa, bunyi, bau, atau rasa.
5. Perceived Quality: mutu/kualitas yang diterima dan dirasa customer.
6. Conformance: kesesuaian kinerja dan mutu produk dengan standar.
7. Reliability (keandalan): kemungkinan produk untuk tidak berfungsi pada periode
waktu tertentu.
8. Featutes (fitur): item-item ekstra yang ditambahkan pada fitur dasar.
Paparan Prof. Garvin di atas tergolong kompleks dan cukup rumit untuk dapat
memenuhi ke delapan dimensi kualitas tersebut dari sisi produsen atau pabrikan.
Betapa tidak, dibutuhkan sumber daya dan effort besar serta terintegrasi di semua
lini perusahaan untuk dapat memenuhinya.
PENTINGNYA MUTU
Pengaruh globalisasi dalam dunia industri saat ini telah menyebabkan persaingan
antar perusahaan menjadi semakin ketat dan kompetitif. Berdasarkan hal itu,
maka perusahaan dituntut untuk dapat terus berkembang sehingga mampu
menghadapi persaingan yang ada.
Dalam persaingan, kemampuan perusahaan dalam memenuhi kebutuhan pelanggan
merupakan satu hal yang sangat penting. Kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kebutuhan pelanggan itu sendiri sangat dipengaruhi oleh tingkat mutu yang
diberikan oleh perusahaan kepada pelanggan yang meliputi kualitas produk, harga
serta ketepatan waktu pengiriman. Semakin tinggi tingkat mutu yang diberikan
perusahaan kepada pelanggan, maka akan semakin tinggi tingkat terpenuhinya
kebutuhan pelanggan yang biasa dinyatakan oleh tingkat kepuasan pelanggan.
Tetapi apabila terdapat kesenjangan antara tingkat mutu yang diberikan perusahaan
dengan kebutuhan aktual pelanggan, maka akan timbul masalah ketidakpuasan
pelanggan yang merupakan masalah mutu yang harus diselesaikan oleh perusahaan
sebab dapat mengakibatkan hilangnya pelanggan yang dimiliki oleh perusahaan.
Berdasarkan hal itu, maka perusahaan diharuskan untuk dapat meningkatkan secara
terus menerus kemampuan produksinya dalam menghasilkan produk yang sesuai
dengan keinginan pelanggan.
Seiring dengan kemajuan teknologi yang semakin berkembang, membuat para
pelaku bisnis lebih memacu diri dalam menghasilkan produk yang dapat diterima
a. KARYAWAN
B. BIAYA MUTU
Pengertian Biaya Mutu adalah biaya yang ditimbulkan karena mungkin atau telah
dihasilkan produk yang jelek mutunya.
mutu: kegiatan pengendalian dan kegiatan kegagalan
Kegiatan pengendalian dilaksanakan oleh suatu organisasi untuk mencegan atau
mendeteksi mutu yang jelek. Sementara itu kegiatan produk gagal dilaksanakan
oleh suatu organisasi atau oleh pelanggannya untuk merespon mutu yang jelek.
Manfaat Biaya Mutu adalah untuk meningkatkan dan memungkinkan perencanaan,
pengendalian, dan pembuatan keputusan manajerial.
Biaya mutu dapat dikategorikan ke dalam empat jenis, yaitu:
1. Biaya Kegagalan Internal
Yaitu biaya-biaya yang berhubungan dengan kesalahan dan nonkonformasi yang
ditemukan sebelum menyerahkan produk itu ke pelanggan.
Contoh dari biaya kegagalan internal adalah:
a. Scrap
Biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja, material, dan biasanya overhead
pada produk cacat yang secara ekonomis tidak dapat diperbaiki kerabali.
b. Pekerjaan ulang (Rework)
Biaya yang dikeluarkan untuk memperbaiki kesalahan (mengerjakan ulang)
produk agar memenuhi spesiflkasi yang ditentukan.
c. Analisis Kegagalan (Failure Analysis)
Biaya yang dikeluarkan untuk menganalisis kegagalan produk guna menentukan
penyebab-penyebab kegagalan itu.
d. Inspeksi Ulang dan Pengujian Ulang
Biaya-biaya yang dikeluarkan untuk inspeksi ulang dan pengujian ulang produk
yang telah mengalami pengerjaan ulang atau perbaikan kembali.
e. Downgrading
Selisih antara harga jual normal dan harga yang dikurangi karena alasan kualitas.
f. Avoidable Process Losses
sistematik dan mudah. Penerapan ISO 9000 oleh perusahaan-perusahaan boleh jadi
merupakan tiket atau pasport untuk menuju era perdagangan bebas yang penuh persaingan
dan dapat menjadi salah satu cara untuk bertahan dan berkembang dalam situasi yang sulit.
Menerapkan ISO 9000 berarti menerapkan sistem manajemen mutu yang sama dengan
sistem yang digunakan oleh pesaing di negara-negara yang sudah maju. Dengan
melaksanakan sistem manajemen mutu ISO 9000 secara baik dan konsisten, suatu
perusahaan diharapkan dapat memberikan kontribusi yang signifikan, baik terhadap
pelanggan, pemilik perusahaan, karyawan, maupun masyarakat pada umumnya. Perbaikan
secara berkelanjutan terhadap proses-proses sistem manajemen mutu, secara umum
dipastikan dapat meningkatkan kesesuaian produk dengan persyaratan dan kegunaannya,
yang pada akhirnya juga akan meningkatkan kualitas hidup manusia. Apakah sistem
manajemen mutu ISO 9000 merupakan jawaban yang paling tepat untuk mempertahankan
keberlangsungan
bisnis
suatu
perusahaan
di
era
pasar
bebas
???.
Sebuah
pada setiap proses tentunya secara keseluruhan akan menghasilkan suatu pengendalian
mutu secara sistematik.
3. Koordinasi yang lebih baik. Adanya kesamaan persepsi untuk menghasilkan output yang
memenuhi persyaratan dan kebutuhan akan adanya satu sistem yang mendukung
pencapaian hal tersebut, mendorong terjadinya kegiatan koordinasi antar proses dalam
sistem tersebut. ISO 9001 merancang suatu sistem manajemen mutu yang mengarahkan
proses-proses dalam suatu perusahaan agar melakukan koordinasi yang lebih baik.
4.
Deteksi
awal
ketidaksesuaian.
Ketidaksesuaian
(non
conformity)
adalah
10
7. Disiplin dalam pencatatan mutu bertambah. ISO 9001 mensyaratkan adanya pengelolaan
sistem pencatatan mutu yang baik. Setiap catatan harus jelas, mudah dibaca, dapat
diidentifikasi dan diperoleh kembali dengan mudah. Dengan adanya persyaratan
tersebut maka perusahaan yang menerapkan ISO 9001 akan membuat suatu prosedur
pencatatan mutu termasuk pengendaliannya, yang menciptakan kedisiplinan dalam
pencatatan mutu.
8. Lebih banyak kesempatan untuk peningkatan. Pada akhirnya penerapan ISO 9001
akan memberikan peluang-peluang bagi peningkatan kinerja perusahaan yang diperoleh
dari sistem dokumentasi yang baik, pengendalian mutu secara sistematik, koordinasi
antar proses dalam sistem dan disiplin dalam pencatatan. Sehingga setiap
ketidaksesuaian dapat dideteksi lebih awal untuk diperbaiki dan dicegah agar tidak
berulang kembali. Sedangkan potensi-potensi munculnya ketidaksesuaian yang belum
terjadi akan dapat dikenali, kemudian dicegah agar tidak terjadi.
11
Merupakan era dimana persaingan belum terjadi oleh karena produsen atau pemberi
pelayanan belum banyak, sehingga pelanggan pun belum diberi kesempatan untuk
memilih. Hal ini terjadi pula pada organisasi pemberi pelayanan publik. Pada
lembaga pelayanan publik yang dikelola oleh pemerintah, masyarakat sebagai
pelanggan tidak diberikan hak untuk menuntut mutu pelayanan yang lebih baik atau
yang diharapkan. Keadaan ini menyebabkan mutu pelayanan organisasi publik
belum menjadi penilaian pengguna hanya mengutamakan yang penting ada dan
dapat dipergunakan.
b. Era Inspeksi
Era ini dimulai oleh perusahaan perusahaan yang memproduksi barang, hal ini
terjadi karena mulai adanya persaingan antar produsen. Dengan demikian tiap
perusahaan mulai melakukan pengawasan terhadap produknya. Pada era ini juga
mulai dilakukan pemilahan mutu barang yang dilakukan melalui inspeksi. Namun
mutu produk hanya pada atribut yang melekat pada produk. Oleh karena itu mutu
hanya dipandang produk yang rusak, cacat atau hanya pada penyimpangan dari
atribut yang sehartusnya melekat pada produk tersebut. Era ini menekankan pada
deteksi masalah, keseragaman produk serta pengukuran dengan alat ukur yang
dilaukan oleh yang berfungsi menginpeksi Fokus perusahaan terhadap mutu belum
besar dan terbatas pada produk akhir yaitu dilihat yang cacat atau rusak yang
dibuang sedang yang baik yang dilepas ke konsumen.
Era inspeksi ditandai dengan perhatian yang rendah dari pihak manajemen terhadap
mutu produk. Tanggung jawab terhadap mutu produk didelegasikan pada
departemen inspeksi yang bertugas hanya pada pendeteksian dan penyisihan produk
yang tidak memnuhi sysrat kualitas dari produk yang baik. Pada era ini belum ada
perhatian terhadap kualitas proses dan sistem untuk merealisasikan produk tersebut.
c. Era Pengendalian Mutu
Era Pengendalian Mutu dimulai sekitar tahun 1930 an. Era ini disebut juga era
stastical control, yang lebih menekankan pada pengendalian, keseragaman produk
dan pengurangan aktivitas inspeksi serta dilakukan Departemen Teknis dan
12
Departemen Inspeksi. Pada era ini pula diperkenalkan pandangan baru terhadap
konsep Walter A Shewart, .Menurut pandangan ini mutu produk merupakan
serangkaian karakteristik yang melekat pada produk yang dapat diukur secara
kuantitatif.
Di Era statitical quality control atau jaman pengendalian mutu, manajemen telah
mulai memperhatikan pentingnya pendeteksian yaitu dengan cara departemen
inspeksi sudah mulai dilengkapi dengan alat dan metode statistik di dalam
mendeteksi penyimpangan yang terjadi dalam atribut produk yang dihasilkan dari
proses produksi. Terdapat perubahan dalam penanganan mutu produk yaitu hasil
detetksi yang secara statistikal dari penyimpangann mulai dipergunakan oleh
departemen produksi untuk memperbaiki proses dan sistem produksi
d. Era Jaminan Mutu (Quality assurance)
Era jaminan mutu ini dimulai pada sekitar tahun 1960-an yang menekankan pada
koordinasi, pemecahan masalah secara proaktif.. Pada era ini mulai dikenal adanya
konsep total Quality Control (TQC) yang diperekenalkan oleh Armand F pada
tahun 1950. Jaminan mutu merupakan seluruh perencanaan dan kegiatan sistimatik
yang diperlukan untuk memberikan suatu keyakinan yang memadai bahwa suatu
barang atau jasa dapat memenuhi persyaratan mutu. Jaminan mutu merupakan
bagian dari manajemen mutu yang difokuskan pada peningkatan kemampuan untuk
memenuhi persyaratan mutu. Oleh karena itu jaminan mutu dilaksanakan secara
berkesinambungan sistimatis, objektif dan terpadu dalam menetapkan masalah dan
penyebab, masalah mutu pelayanan berdasarkan standar yang telah ditetpakan dan
selanjutnya menetapkan serta melaksanakan cara penyelesaian masalah sesuai
dengan kemampuan yang tersedia, menilai hasil yang dicapai dan menyusun saran
tindak lanjut untuj lebih meningkatkan mutu pelayanan. (Azwar, 200) . Sejak era
inilah peran manajemen mulai diperhitungkan untuk terlibat dalam penentuan dan
penanganan mutu produk. Selain itu dalam era jaminan mutu ini pula mulai
diterapkan bukan hanya pada industri manufaktur, tetapi juga pada industri jasa. Di
Indonesia era ini berkembang ditandai dengan dibentuknya Gugus Kendali Mutu
(GKM) di masing - masing bagian atau divisi pada setiap organisasi. Kegiatan
13
kepada
orang
yang
bertujuan
untuk
meningkatkan
secara
14
Era ini dimulai pada sekitar tahun 1943 yaitu pada masa perang dunia II, dimana
sekutu mulai mengalami kesulitan dalam mendapatkan bahan peledak Hal ini
terkait dengan mutu bahan peledak untuk keperluan militer terutama oleh pasukan
Inggris. Berdasarkan keadaan tersebut pihak militer Inggris mengembangkan
serangkaian standar yang secara umum dapat menunjukkan kemampuan suatu
perusahaan dalam menyediakan produk bermutu tinggi serta konsisten bagi
kepentingan bahan militer. Pada akhir tahun 1960, disusun standar sistem mutu
AQAP (Allied Quality Assurance Publicators) yaitu pengembangan standar yang
sudah ada sebagai sistem kendali dengan tujuan utamanya adalah untuk
mengendalikan pemasok dalam pemenuhan persyaratan. Pada tahun 1979 anggota
ISO untuk Inggris yaitu Britihs Standard Institute, menyerahkan proposal kepada
ISO agar dibentuk suatu komite teknis baru untuk menyiapkan standar internasional
yang berkaitan dengan teknik dan praktik penjaminan mutu, maka dibentuklah
komite teknis baru dengan nomor ISO/TC 176. Sebagai hasil kerja ISO/TC 176,
pada tahun 1987 dipublikasikan seri standar ISO 9000 yaitu sistem manajemen
mutu yang merangkum sebagian besar standar sebelumnya disamping peningkatan
dan penjelasan standar baru.
W. Edwards Demings (Filosofi Demings 14 Points) :
1. Rumuskan dan umumkan kepada semua karyawan, maksud dan tujuan
organisasi.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
15
8.
9.
16
Standar sistem maanjemen mutu ISO-9001 bersifat 'generic'. Persyaratanpersyaratan yang ada didalamnya dapat diaplikasikan oleh berbagai jenis
organisasi, besar atau kecil, manufaktur atau jasa, swasta maupun badan
pemerintah. Setiap organisasi dapat memilih pendekatan dan cara yang paling
sesuai bagi organisasinya dalam menerapkan persyaratat-persyaratan tersebut,
sepanjang maksud dan tujuan dari persyaratan dapat tercapai.
Manfaat Pengembangan Sistem Manajemen Mutu ISO-9001
a. Memperluas dan mempertahankan pasar
Makin banyak industri menengah dan besar di Indonesia yang menjadikan ISO9001 sebagai salah satu faktor yang menentukan dalam pemilihan pemasok mereka.
Alasan yang mendasarinya adalah jelas: Bahwa pemasok atau calon yang sudah
menerapkan sistem manajemen mutu ISO-9001 berarti sudah melakukan berbagai
pengaturan proses yang diperlukan untuk menjamin mutu produk yang akan dikirim
kepada mereka.
Manfaat lain tentunya timbul sebagai implikasi logis dari penerapan-persyaratan
yang terkandung dalam ISO-9001 dengan cara yang tepat:
b. Mengurangi biaya yang tidak diperlukan karena kegagalan produk
ISO-9001 mensyaratkan agar organisasi melakukan perencanaan yang layak
sebelum organisasi melakukan proses produksi atau memberikan pelayanan. Ada
cukup banyak persyaratan tentang perencanaan yang memungkinkan organisasi
dapat mengidentifikasi potensi kegagalan sejak awal dan mencegah kegagalan
sebeum terjadi dan dengan demikian mencegah kerugian yang tidak diperlukan.
17
tersebut dialirkan dan apa yang diharapkan oleh penerima output tersebut. Ini
menjadi dasar yang berguna untuk mengatur bagaimana sebuah proses harus
dilakukan dan bagaimana mengukur keberhasilan suatu proses.
d. Meningkatkan
kemampuan
untuk
peningkatan
kinerja
secara
berkelanjutan
ISO-9001 mensyaratkan agar organisasi melakukan tindakan koreksi yang
sistematis, dimulai dari identifikasi masalah sampai pemantauan efektifitas
tindakan koreksi. Tujuannya untuk menghilangkan akar penyebab setiap masalah
tidak muncul kembali. Hal ini tentu akan membuat terus menerus berkembang ke
arah yang lebih baik, bersih dari masalah-masalah kronis yang merugikan.
ISO-9001 juga memberikan persyaratan lain yang memungkinkan terjadinya
peningkatan kinerja secara berkelanjutan seperti penetapan sasaran mutu, analisa
data (termasuk tingkat kepuasan pelanggan) dan audit internal.
Persyaratan-persyaratan lain dalam standar sistem manajemen mutu ISO-9001 juga
membawa manfaat masing masing. Persyaratan tentang tinajaun manajemen akan
membuat pihak majemen mendapatkan informasi terbaru dengan mudah tentang
kinerja organisasi secara keseluruhan. Persyaratan tentang dokumentasi akan
membuat organisasi dapat mengendalikan dokumen-dokumen dengan lebih rapih
dan membuat pengaturan pengaturan yang baku (bukan berarti tidak fleksibel).
Persyaratan tentang kompetensi dan pelatihan akan membuat organisasi
mempunyai sumber daya manusia yang handal yang dapat mendukung tercapainya
tujuan organisasi.
18
19
20
21
Run Charts (time series plot) digunakan untuk menguji perilaku suatu variabel dari
waktu ke waktu selain itu juga sebagai dasar untuk peta kendali (Control Charts).
Scatter diagram (diagram penyebaran/pencar) merupakan cara yang paling
sederhana untuk menentukan hubungan antara sebab dan akibat dari dua variabel.
Langkah langkah penyusunan: Data dikumpulkan dalam bentuk pasangan titik (x,
y). Dari titik titik tersebut dapat diketahui hubungan antara variabel x dan variabel
y, apakah terjadi hubungan positif atau negatif. (Elista, 2010)
Statistical Process Control (Pengendalian proses statistik) merupakan teknik
penyelesaian masalah yang digunakan sebagai pemonitor, pengendali, penganalisis,
pengelola dan memperbaiki proses menggunakan metode-metode statistik.
Pengendalian proses statistik merupakan penerapan metode-metode statistik untuk
pengukuran dan analisis variasi proses. Dengan pengendalian proses statistik maka
dapat dilakukan analisis dan meminimalkan penyimpangan dan kesalahan,
mengkuantifikasikan (Susilowati, 2006).
Pengendalian kualitas secara statistika dapat digunakan pada contoh penerimaan
material atau pada pengendalian proses. Pemeriksaan dapat dilakukan dengan cara
pengukuran penampilan (attribute) atau dengan cara pengukuran dimensi
(variable). Grafik pengendali dengan pemerikasaan secara variable digunakan
sebagai alat untuk mengontrol proses dengan mengumpulkan dan menganalisis data
dari pemeriksaan kualitas suatu produk yang ditentukan satu atau lebih parameter
karakteristik kualitas yang mempunyai harga ukur tertentu seperti panjang, berat,
temperature dll. Sedangkan pengendalian attribute merupakan karakteristik kualitas
suatu
produk
dinyatakan
dengan
apakah
produk
tersebut
memenuhi
dan
buruk.
Seperti
produk
cacat
atau
produk
baik,
dll.
Dalam grafik pengendalian dikenal adanya gambar control atau C chart. C chart
merupakan kumpulan data yang ditulis dalam bentuk grafik dan digunakan untuk
membuat penilaian status pengendalian kualitas pada sebuah proses produksi. CChart mengawasi variasi proses berdasarkan pada fluktuasi kerusakan benda atau
22
grup benda. c-chart berguna untuk mengetahui tidak hanya berapa benda yang tidak
sesuai namun juga berapa kerusakan setiap bendanya. Mengetahui berapa
kerusakan pada salah satu bagian sama pentingnya dengan mengetahui berapa
bagian yang rusak. Ketidaksesuaian harus dihilangkan dari benda yang rusak karena
mungkin saja ada beberapa ketidaksesuain pada satu benda yang rusak. Bila ukuran
sampel tidak berubah dan kerusakan pada benda mudah untuk dihitung, c-chart
menjadi tool yang efektif untuk mengawasi kualitas dari proses produksi.
X Chart adalah jenis control chart yang menggunakan angka rata-rata dari contoh
yang diambil dari suatu paket produk output yang akan diukur variable atau atribut
dalam rangka untuk mengetahui status proses produksi atau tingkat pengendalian
kualitas dan biasa dinamakan sample average. X chart mempunyai tiga parameter
penting yang ditentukan dengan cara perhitungan dari data-data histories, yaitu:
1. Nilai rata-rata
2. Batas pengendalian atas atau upper control limit (UCL)
3. Batas pengendalian bawah atau lower control limit (LCL)
Sedangkan R-Chart menjelaskan perubahan perubhan yang terjadi dalam ukuran
variasi, sehingga berkaitan dengan perubahan homogenitas produk yang dihasilkan
melalui suatu proses. Operating Characteristic Curve adalah kurva yang
menghubungkan antara besarnya nilai cacat dengan peluang penerimaan produk
oleh konsumen, semakin besar nilai cacatnya, maka peluang penerimaannya dari
konsumen semakin rendah dan jika nilai cacatnya semakin kecil maka peluang
penerimaan
konsumen
akan
semakin
besar.
Dari hasil pengamatan, diketahui bahwa selama sembilan hari berturut turut yang
diamati, jumlah pengaduan tertinggi adalah 9 orang sedangkan pengaduan terendah
adalah 0 orang atau tidak ada pengaduan sama sekali yaitu pada hari ke . dari
perhitungan didapatkan rata rata pengaduan yang masuk pada PT taxi tersebut
adalah sebanyak 6 orang dengan penyimpangan pengaduan tertinggi sebanyak 13
pengadu serta batas penyimpangan pengaduan terendah sebanyak -1 (ini berarti
perusahaan
tersebut
tak
menerima
pengaduaan
sedikitpun).
Dari hasil pengamatan metode ASA, diketahui bahwa skala kerusakan 0 maka
23
24
Affinity Diagram
25
Interrelationship Diagram
Tree Diagram
26
Matrix Diagram
27
28
PENGHARGAAN MUTU
a. Penghargaan Kualitas (Quality Award)
Menurut Eddy Herjanto, dalam bukunya Manajemen Operasi, penghargaan mutu/
kualitas adalah penghargaan yang diberikan kepada individual atau organisasi yang
bertujuan untuk mendorong penerapan manajemen mutu. Manajemen mutu disini
merupakan suatu filosofi yang mengintegra-sikan beberapa fokus utama, yaitu
fokus pelanggan, proses kerja, keuntungan, dan proses belajar yang berkelanjutan.
Seperti yang diungkapkan oleh Deming, dalam teorinya tentang 14 butir untuk
manajemen, dapat kita pahami bah-wa kualitas/mutu suatu produk atau jasa yang
jelek bukanlah kesalahan dari pekerja, akan tetapi berasal dari sistem manajemen
yang buruk. Oleh karena itu, untuk mendapatkan kepercayaan dan kepuasan
pelanggan, kita harus memperbaiki sistem manajemen. Salah satu caranya adalah
melalui program penghargaan kualitas. Penghargaan kualitas (quality award)
diberikan oleh pemerintah terhadap seseorang (individual) ataupun orga-nisasi
(misal perusahaan baik perusahaan kecil, menengah, ataupun besar) yang telah
berjasa /melakukan tindakan perbaikan/pengembang-an terhadap kualitas, baik dari
sistem manaje-men maupun untuk output yang dihasilkan. Sedangkan penghargaan
kualitas nasional me-rupakan suatu bentuk penghargaan kualitas yang diberikan
pada masing-masing negara. Penghargaan kualitas dimulai sejak 1950-an, dan
kemudian terus berkembang hingga saat ini. Berikut ini adalah beberapa
penghargaan mengenai mutu:
b. Deming Prize
Penghargaan Deming adalah penghar-gaan nasional bagi perusahaan atau individu
yang mencapai prestasi di bidang pengendalian mutu. Penghargaan ini di-mulai
tahun 1951, yang diselenggarakan dan diuji, serta pemberian penghargaan oleh
JUSE (Japanese Union of Scientist and Engineers) Deming Award Comitee.
Deming Prize dibagi dalam 4 kategori: (a) Deming Prize for Individual Person,
yang diberikan kepada individual yang memberikan kontribusi istimewa dalam menyebarluaskan statistical quality control; (b) Deming Application Prize for
Division, yang diberikan kepada perusahaan atau divisi yang mencapai peningkatan
29
kinerja luar biasa melalui penerapan company wide quality control berdasarkan
statistical quality control; (c) Deming Application Prize for Small Business, hampir
sama dengan kategori kedua, tetapi diberikan kepada usaha berskala kecil atau
menengah; (d) Quality Control Award, diberikan kepada perusahaan yang telah
menunjukkan komitmen yang terus menerus terhadap total quality control paling
tidak
tahun
setelah
memperoleh
Deming
Prize.
Kategori yang dinilai dalam mencakup: (1)kebijakan, (2) organisasi dan operasi,
(3)pencarian dan penggunaan informasi, (4)analisis, (5) perencanaan ke depan,
(6)pen-didikan dan pelatihan, (7) jaminan mutu, (8)dampak mutu, (9) standardisasi,
dan
(10)
pengendalian.
(Eddy
H,
Manajemen
Operasi)
Deming Prize pada awalnya diberikan hanya untuk individu dan organisasi Jepang
saja, akan tetapi sejak tahun 1984 sampai sekarang sudah terbuka untuk umum
(individu atau organisasi non-Jepang). Peng-hargaan ini dibuat untuk menghargai
jasa Deming yang telah mengenalkan konsep pengendalian dan perbaikan mutu,
sehingga industri Jepang berkembang pesat dan menguasai pasar dunia.
Penghargaan ini memicu penghargaan-penghargaan lain muncul dan bersaing
dalam pasar dunia.
Malcolm Baldrige National Quality Award
Malcolm Baldrige National Quality Award (MBNQA) dicanangkan pada 20
Agustus 1987 oleh Presiden Reagan yang bertujuan untuk mempromosikan
kesadaran mutu, pengakuan terhadap pencapaian mutu oleh perusahaan Amerika,
dan mempublika-sikan strategi mutu yang berhasil. MBNQA dikelola oleh National
Institute of Standards and Technology (NIST) USDC dengan duku-ngan American
Society
for
Quality
(ASQ).
(Eddy
H,
Manajemen
Operasi)
30
31
kualitas secara
terus-menerus
32
Diagram pareto disebut juga Gambaran pemisah unsur penyebab yang paling
dominan dari unsur-unsur penyebab lainnya dari suatu masalah.
Diagram Pareto diperkenalkan oleh seorang ahli yaitu Alfredo Pareto. Diagram
Pareto ini merupakan suatu gambar yang mengurutkan klasifikasi data dari kiri ke
kanan menurut urutan ranking tertinggi hingga terendah. Hal ini dapat membantu
menemukan permasalahan yang terpenting untuk segera diselesaikan (ranking
tertinggi) sampai dengan yang tidak harus segera diselesaikan (ranking terendah).
Selain itu, Diagram Pareto juga dapat digunakan untuk membandingkan kondisi
proses, misalnya ketidaksesuaian proses, sebelum dan setelah diambil tindakan
perbaikan terhadap proses.
Adapun Penyusunan Diagram Pareto meliputi 6 (enam) langkah, yaitu:
1. Menentukan metode atau arti dari pengklasifikasian data, misalnya berdasarkan masalah, penyebab jenis ketidaksesuaian, dan sebagainya.
2. Menentukan
satuan
yang
digunakan
untuk
membuat
urutan
Mengatakan bahwasannya 20% dari population memiliki 80% dari total kekayaan
33
Biaya
Belanja
6.000.000
Makan
2.000.000
Sewa Kos
1.000.000
Transport
600.000
Telepon
300.000
Lain-lain
100.000
2. Histogram
A. Adapun karakteristik histogram adalah :
34
Histogram
juga
memungkinkan,
menunjukkan
histogram
kemampuan
dapat
proses,
menunjukkan
dan
apabila
hubungan
dengan
Pada bidang statistik, histogram adalah tampilan grafis dari tabulasi frekuensi yang
digambarkan dengan grafis batangan sebagai manifestasidata binning. Tiap
tampilan batang menunjukkan proporsi frekuensi pada masing-masing deret
kategori yang berdampingan (en:adjacent) dengan interval yang tidak tumpang
tindih (en:non-overlapping).Kata histogram berasal dari bahasa Yunani: histos,
dan gramma. Pertama kali digunakan oleh Karl Pearson pada tahun 1895 untuk
memetakan distribusi frekuensi dengan luasan area grafis batangan menunjukkan
proporsi banyak frekuensi yang terjadi pada tiap kategori.[2]dan merupakan salah
satu dari 7 basic tools of quality control yaitu Pareto chart, check sheet, control
chart, cause-and-effect diagram,flowchart, dan scatter diagram.
B. Langkah langkah Penyusunan Histogram
Menurut Mitra (1993), langkah penyusunan histogram adalah:
1. Menentukan batas-batas observasi: perbedaan antara nilai terbesar dan
terkecil.
2. Memilih kelas-kelas atau sel-sel. Pedoman: banyaknya kelas = akar n,
dengan n = banyaknya data,
3. Menentukan lebar kelas-kelas tersebut. Biasanya, semua kelas mempunyai
lebar yang sama. Lebar kelas = range / banyak kelas.
35
Width
Quantity
Quantity/width
4180
836
13687
2737
10
18618
3723
15
19634
3926
20
17981
3596
25
7190
1438
30
16369
3273
35
3212
642
40
4122
824
45
15
9200
613
60
30
6461
215
90
60
3435
57
36
3. Check Sheet
Lembar isian (check sheet) merupakan alat bantu untuk memudahkan dan
menyederhanakan pencatatan data. Bentuk dan isinya disesuaikan dengan
kebutuhan maupun kondisi kerja yang ada. Untuk mempermudah proses
pengumpulan data maka perlu dibuat suatu lembar isian (check sheet), dengan
memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a) Maksud pembuatan harus jelas
Dalam hal ini harus diketahui informasi yang jelas dan apakah data yang nantinya
diperoleh cukup lengkap sebagai dasar untuk mengambil tindakan atau tidak.
b) Stratifikasi harus sebaik mungkin
Dapat dipahami dan diisi serta memberikan data yang lengkap tentang apa yang
ingin diketahui.
c) Dapat diisi dengan cepat, mudah dan secara otomatis bisa segera diananlisa. Jika
perlu dicantumkan gambar dan produk yang akan di check.
Tujuan pembuatan lembar pengecekan adalah menjamin bahwa data dikumpulkan
secara teliti dan akurat oleh karyawan operasional untuk diadakan pengendalian
proses dan penyelesaian masalah. Data dalam lembar pengecekan tersebut nantinya
akan digunakan dan dianalisis secara cepat dan mudah. Lembar pengecekan ini
memiliki beberapa bentuk kesalahanjumlah.
Ada beberapa jeis lembar isian yang dikenal dan dipergunakan untuk keperluan
pengumpulan data, ayitu antara lain: Production Process Distribution Check Sheet.
Lembar isian jenis ini dipergunakan untuk mengumpulkan data yang berasal dari
proses produksi atau proses kerja lainnya. Out-put kerja sesuai dengan klasifikasi
yang telah ditetapkan untuk dimasukkan dalam lembar kerja, sehingga akhirnya
akan dapat diperoleh pola distribusi yang terjadi. Seperti halnya dengan histogram,
maka bentuk distribusi data berdasarkan frekuensi kejadian yang diamati akan
menunjukkan karakteristik proses yang terjadi.
37
Contoh :
38
Diagram tulang ikan Quality Management : Diagram tulang ikan atau fishbone
diagram adalah salah satu metode / tool di dalam meningkatkan kualitas. Sering
juga diagram ini disebut dengan cause effect diagram. Penemunya adalah seorang
ilmuwan jepang pada tahun 60-an. bernama Dr. Kaoru Ishikawa, ilmuwan kelahiran
1915 di Tokyo Jepang yang juga alumni teknik kimia Universitas Tokyo.
Karena itulah sering juga diagram tulang ikan ini disebut dengan diagram ishikawa.
Metode tersebut awalnya lebih banyak digunakan untuk manajemen kualitas. Yang
menggunakan data verbal (non-numerical) atau data kualitatif. Dr. Ishikawa juga
diperkirakan sebagai orang pertama yang memperkenalkan 7 alat atau metode
pengendalian kualitas (7 tools). Yakni fishbone diagram, control chart, run chart,
histogram,
scatter
diagram,
pareto
chart,
dan
flowchart.
39
Penggunaan diagram tulang ikan ini ternyata memiliki manfaat yang lain yaitu
bermanfaat sebagai perangkat proses belajar diri, pedoman untuk diskusi, pencarian
penyebab permasalahan, pengumpulan data, penentuan taraf teknologi, penggunaan
dalam berbagai hal dan penanganan yang kompleks.
Apabila masalah dan penyebab sudah diketahui secara pasti, maka tindakan
(action) dan langkah perbaikan akan lebih mudah dilakukan. Dengan diagram ini,
semuanya menjadi lebih jelas dan memungkinkan kita untuk dapat melihat semua
kemungkinan penyebab dan mencari akar permasalahan sebenarnya. Jadi
sangat jelas bahwa Fishbone Diagram ini akan menunjukkan dan mengajarkan kita
untuk melihat ke dalam dengan bertanya tentang permasalahan yang sedang
terjadi dan menemukan solusinya dari dalam juga.
Penyelesaian masalah melalui fishbone dapat dilakukan secara individu top
manajemen maupun dengan kerja tim. Seperti dengan cara mengumpulkan
beberapa orang yang mempunyai pengalaman dan keahlian memadai menyangkut
problem yang terjadi. Semua anggota tim memberikan pandangan dan pendapat
dalam mengidentifikasi semua pertimbangan mengapa masalah tersebut terjadi.
Kebersamaan sangat diperlukan di sini, juga kebebasan memberikan pendapat dan
pandangan setiap individu. Ini tentu bisa dimaklumi, manusia mempunyai
keterbatasan dan untuk mencapai hasil maksimal diperlukan kerjasama kelompok
yang tangguh.
Analisa tulang ikan dipakai jika ada perlu untuk mengkategorikan berbagai sebab
potensial dari satu masalah atau pokok persoalan dengan cara yang mudah
dimengerti dan rapi. Juga alat ini membantu kita dalam menganalisis apa yang
sesungguhnya terjadi dalam proses. Yaitu dengan cara memecah proses menjadi
sejumlah kategori yang berkaitan dengan proses, mencakup manusia, material,
mesin, prosedur, kebijakan dan sebagainya.
40
41
6. Brain storming
Data Brain Storming bersifat kuantitatif. Karna disebut sebagai kumpulan data
berupa pernyataan pernyatan yang diucapkan oleh anggota forum atau rapat,
dengan tujuan untuk menggali masukan-masukan yang diperoleh dari anggota
tersebut. Adapun aturan-aturan dalam pengumpulan data ini, antara lain:
42
Brain storming tidak sama dengan stratifikasi, stratifikasi lebih dekat disamakan
dengan data histogram tapi tidak sama secara keseluruhan.
43
(Lower Control Limit). Peta kendali X-bar R sebenarnya lebih baik digunakan dari
pada X-bar S karena dalam menggambarkan variasi yang terjadi didalam
sample dari setiap sub group, sedangkan dalam X-bar R hanya menunjukan rentang
nilai sample dalam masing-masing sub grup.
P Chart digunakan untuk pengendalian proporsi produksi cacat, ukuran sample
yang dalam pembuatan P chart dapat berbeda antara suatu sub group dengan sub
group yang lainnya. Sedikit berbeda dengan NP chart, digunakan untuk memonitor
jumlah produk cacat dan ukuran sample sub group datanya harus sama. P Charta
dan NP chart dapat di dekati dengan distribusi binomial dalam perhitungannya.
Jika yang ingin kita kembalikan kecacatan dari suatu produk, maka control chart
yang dapat digunakan C chart dan U chart. Untuk pengendalian terhadap jenis cacat
maka harus menggunakan C chart, sedangkan U Chart digunakan untuk
pengendalian terhadap jumlah cacat per unit.
SUMBER-SUMBER
http://library.usu.ac.id/download/lib/perpus-ridwan8.pdf
44
http://eremjezone.blogspot.com/2010/05/pengendalian-mutu.html
http://romauliferonica.blogspot.com/2011/01/analisis-biaya-mutu.html
http://hardipurba.com/?p=45
http://teknologi.kompasiana.com/terapan/2011/02/15/kualitas-produk-vs-kepuasanpelanggan/
http://www.mm-ukrida.co.cc/sm-rct/uk-sm-89/uk-sm-89-3.pdf
http://ekonomi.kompasiana.com/bisnis/2009/11/03/pengertian-mutu-manfaat-danperkembangannya/
http://muchawan.wordpress.com/2011/05/09/analisis-perbandingan-penghargaankualitas-malcolm-baldrige-national-quality-award-dengan-european-quality-awardmbnqa-vs-eqa/
http://elqorni.wordpress.com/2008/04/24/manajemen-mutu/
http://syamsisite.blogspot.com/2010/11/sejarah-perkembangan-manajemenmutu.html
http://sekolah.8k.com/blank.html
http://www.ibrosys.com/manajemen-mutu/58-standar-sistem-manajemen-mutu-iso9001-pengetahuan-dasar.html
http://syaiful63.blogspot.com/2008/08/8-manfaat-penerapan-system-manajemen.html
http://evgust.wordpress.com/2011/04/05/7-tujuh-alat-perbaikan-kualitas/