yang menggunakan
bahasa
tersebut,
dan
menemukan
serta
mengetahui
secara
nyata
gambar
berseri
gambar berseri sebagai sarana bagi guru untuk memotivasi siswa untuk lebih
dan
menyenangkan
mendorong guru lain untuk aktif melaksanakan pembelajaran yang inovatif., serta
sebagai inovasi pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru.
Menulis adalah mengutarakan sesuatu dengan bahasa secara tertulis.
Dengan mengutarakan
itu
dimaksudkan,
menyampaikan, memberitakan,
menceritakan, melukiskan, menerangkan, meyakinkan, menjelmakan dan lainlain. Sementara itu, menurut Alisyahbana mengarang atau menulis adalah suatu
proses menyusun, mencatat, mengkomunikasikan makna dalam tataran ganda
bersifat interaktif dan diarahkan untuk mencapai
Menurut Zuchdi
14
).
Jadi
prestasi belajar
adalah
penguasaan
pengetahuan
atau
adalah
proses
mereaksi terhadap
semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar adalah proses yang
komponen
belajar. Gambar berseri merupakan salah satu bentuk media gambar yang
memiliki urutan waktu tertentu yang menggambarkan suatu peristiwa atau
kejadian dan dapat pula berbentuk suatu cerita tersusun. Gambar merupakan
alat peraga ilustrasi untuk memperjelas isi cerita dan dituangkan dalam
bentuk tulisan bagi anak.
Adanya
kemampuan
rendah
dalam
sehingga
siswa
kurang
tertarik
dalam
mengatasi
hal
tersebut
di
atas
perlu
diadakan
dalam
pembelajaran
menulis khususnya
menulis permulaan. Dengan penggunaan media gambar seri siswa akan lebih
tertarik dan antusias dalam mengikuti pelajaran Bahasa Indonesia khususnya
menulis permulaan. Setelah penggunaan media gambar seri maka kemampuan
menulis permulaan siswa pun meningkat. Adapun alur kerangka pemikiran
yang
ditujukan
untuk
mengarahkan jalannya
penelitian
agar
tidak
Penelitian ini
dilaksanakan dalam waktu satu bulan mulai yaitu pada bulan Februari 2013, siklus
Pertama dilaksanakan pada tanggal 21 Januari 2013 dan 26 Januari 2013, siklus
kedua Pertama dilaksanakan pada tanggal 04 Pebruari 2013 dan 09 Pebruari 2013
Mata pelajaran yang menjadi bahan kajian yaitu bahasa Indonesia pada
materi menulis permulaan yang merupakan materi semester 2 dengan spesifikasi
sebagai berikut :
Kelas/Semester
: II / 2
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
: Mendeskripsikan
tumbuhan
atau
binatang
: Menulis Permulaan
Indikator
: 1.
2.
Lembar
Evaluasi
Skor yang diberikan adalah sebagai berikut: Skor 5 : jika semua deskriptor
muncul; Skor 4 : jika tiga deskriptor muncul; Skor 3 : jika dua deskriptor muncul;
Skor 2 : jika satu deskriptor muncul; Skor 1 : jika tidak ada deskriptor muncul.
Hasil observasi dapat dikonversikan ke dalam data kualitatif untuk menentukan
kategori peningkatan pemahaman siswa selama proses pembelajaran Peningkatan
nilai invidu siswa dapat dilihat dari nilai hasil tes formatif. Siswa dinyatakan
meningkat hasil belajarnya apabila nilai hasil tes I dari hasil tes II. Tes prestasi
belajar siswa menentukan tingkat ketuntasan belajar siswa. Siswa dinyatakan
tuntas belajarnya apabila mendapat nilai di atas KKM minimal 70.
Menurut Wardani, dkk (2006 : 4), Perbaikan pembelajaran dilaksanakan
melalui proses pengkajian berdaur, yang terdiri dari empat tahap yaitu
perencanaan (planning), pelaksanaan (action), mengamati (observation), dan
refleksi (reflection).
tubuhnya, serta bunyi yang mereka keluarkan. Pada pertemuan kedua ini, para
siswa diminta secara aktif untuk menulis tentang ciri-ciri hewan yang dijelaskan
oleh peneliti pada buku tugas masing-masing, dan setelah selesai maka para siswa
secara acak diminta untuk menunjukkan kepada peneliti hasil tulisan
yang
mereka kerjakan dalam buku tugas mereka secara bergiliran kepada peneliti.
Peneliti kemudian meneliti satu per satu hasil tulisan para siswa, dan memberikan
arahan dan petunjuk apabila terjadi kesalahan pada tulisan masing-masing siswa.
Setelah semua siswa selesai menyerahkan buku tugas untuk dikoreksi oleh
peneliti, maka kegiatan selanjutnya adalah peneliti menuliskan tentang ciri-ciri
hewan yang dibahas pada kegiatan awal di papan tulis dengan memperhatikan
kaidah penulisan bahasa Indonesia yang benar. Siswa diminta memperhatikan dan
mencatatnya
dalam
buku
catatan
masing-masing.
Tidak
lupa
peneliti
Langkah
selanjutnya, peneliti kemudian meneliti satu per satu hasil tulisan para siswa, dan
memberikan arahan dan petunjuk apabila terjadi kesalahan pada tulisan masingmasing siswa. Setelah semua siswa selesai menyerahkan buku tugas untuk
dikoreksi oleh peneliti, maka kegiatan selanjutnya adalah peneliti menuliskan
tentang ciri-ciri hewan yang dibahas pada kegiatan awal di papan tulis dengan
memperhatikan kaidah penulisan bahasa Indonesia yang benar. Siswa diminta
memperhatikan dan mencatatnya dalam buku catatan masing-masing. Tidak lupa
peneliti mengingatkan kepada para siswa, untuk membandingkan hasil kerja
mereka dengan tulisan yang dituliskan oleh peneliti di papan tulis sebagai bentuk
koreksi diri sendiri oleh para siswa. Setelah dirasa cukup, kegiatan dilanjutkan
dengan memberikan tugas dan siswa mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru
dengan mengerjakan lembar kerja siswa. Setelah lembar kerja selesai dikerjakan,
dievaluasi bersama dengan bimbingan guru kemudian menyusun kesimpulan.
Dalam pelaksanaan kegiatan tersebut, siswa diminta menulis kesimpulan tentang
hasil proses pembelajaran dengan melakukan analisa terhadap pembahasan lembar
kerja yang dikerjakan secara berkelompok. Pada kegiatan konfirmasi, peneliti
meminta siswa untuk mempersiapkan buku catatan masing-masing.
Pada kegiatan prasiklus, data awal diperoleh dari hasil temuan pada
saat dilakukannya proses pembelajaran yaitu, permasalahan pada pembelajaran
menulis permulaan di kelas
II
SDN
dalam
keterampilan menulis
tersebut
disebabkan
oleh
10
bimbingan guru dan orang tua dan penyebab lainnnya. Oleh karena itu, melalui
pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini, peneliti menawarkan sebuah inovasi
dalam
pembelajaran
menulis,
khususnya
dalam
pembelajaran
menulis
permulaan di kelas II yakni sebuah variasi media, media gambar seri. Media
gambar seri sangat tepat jika diterapkan dalam proses pembelajaran menulis
puisi di kelas II, karena media tersebut dapat merangsang siswa dalam
pembelajaran menulis khususnya menulis permulaan, karena media gambar
seri tersebut diwujudkan dalam bentuk visual ke dalam bentuk dua dimensi
sebagai hasil pikiran dan perasaan. Media gambar seri
diharapkana dapat
memotivasi siswa untuk belajar dengan gembira bebas, aktif, dan produktif,
sehingga kendala psikiologis yang sering menghambat siswa seperti rasa malas
dan bosan dapat teratasi, sehingga anak menjadi lebih bersemangat dalam
melaksanakan kegiatan menulis permulaan
Data awal diperoleh dari proses belajar mengajar sehari-hari di kelas
melalui hasil tes formatif pada studi pendahuluan. Peneliti mengetahui bahwa
pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya pada kompetensi menulis dirasa sulit
bagi siswa. Hal ini menyebabkan kemampuan siswa dalam pembelajaran
menulis masih belum mencapai KKM. Sehingga kemampuan siswa dalam
kompetensi menulis permulaan masih rendah. . Kesulitan tersebut salah satunya
dikarenakan guru jarang menggunakan media dan metode pembelajaran yang
variatif. Selain itu, kesalahan juga banyak terjadi pada penulisan ejaan,
tanda baca, dan aturan tata bahasa lainnya. Siswa belum memahami
penggunaan ejaan dan tanda baca, padahal dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia
di kelas
II tentang
penggunaan
dipelajari.
Selain itu, guru jarang menggunakan media dan metode pembelajaran
yang memotivasi siswa untuk mampu menulis. Metode yang digunakan
biasanya hanya ceramah dan tanya jawab, kurang bervariasi dan menarik
keterampilan siswa untuk menulis. Rendahnya kemampuan siswa menulis
menyebabkan peneliti membuat rencana tindakan. Rencana tindakan yang akan
peneliti lakukan adalah dengan penggunaan media gambar seri.
11
pembelajaran
berdasarkan
yang
telah
guru
dilakukan
oleh
observer
untuk
melihat
wawancara
dengan
beberapa
siswa
yang
kurang untuk
mengetahui hambatan-hambatan siswa dalam menulis permulaan serta bersamasama observer mengadakan diskusi untuk mencari solusi atau upaya-upaya dalam
mengatasi hambatan-hambatan tersebut.
Hasil perbaikan pembelajaran yang dilakukan di kelas II SDN Kutaagung
Kecamatan Dayeuhluhur pada pembelajaran Bahasa Indonesia materi menulis
permulaan dengan penggunaan media gambar seri pada siklus pertama, setelah
dilaksanakan perbaikan pembelajaran dengan penggunaan alat peraga gambar seri
hasil yang diharapkan dapat tercapai secara maksimal.
Pada tahap perencanaan, data yang diperoleh berupa: rencana pelaksanaan
perbaikan pembelajaran (RPPP) yang di dalamnya tercakup komponen skenario
pembelajaran yang akan diimplementasikan; seperangkat instrumen yang akan
digunakan untuk pengumpulan data; dan data pendukung pembelajaran berupa
lembar kerja siswa (LKS).
Hasil pelaksanaan tindakan pembelajaran bahasa Indonesia dengan
menerapkan penggunaan media gambar seri pada siklus pertama dapat
diterangkan sebagai berikut:
1. Nilai rata-rata prestasi belajar pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus
pertama sebesar 64,29.
2. Jumlah siswa yang tuntas belajarnya sebanyak 5 siswa atau sebesar 35,71%
3. Jumlah siswa yang belum tuntas belajarnya sebanyak 9 siswa atau sebesar
64,29%
12
pada pelaksanaan
13
14
siklus kedua,
dapat dinyatakan
15
mendiskusikan tentang hasil observasi yang dikaitkan dengan hasil tes formatif,
maka pembelajaran dapat dilanjutkan pada materi selanjutnya.
Setelah melakukan analisa terhadap data yang peroleh dari dua siklus yang
dilaksanakan maka dapat dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode inqiuri
pada pembelajaran Bahasa Indonesia Materi Menulis permulaan menunjukkan
peningkatan yang signifikan terhadap hasil proses pembelajaran. Secara rinci
dapat dijelaskan bahwa :
1. Siswa Tuntas Belajar
a. Pada temuan awal siswa yang tuntas sebanyak 4 siswa atau 28,57% dari
14 siswa.
b. Pada siklus I siswa yang tuntas sebanyak 5 siswa atau 35,71% dari 14
siswa
c. Pada siklus II siswa yang tuntas sebanyak 14 siswa atau 100% dari 14
siswa
2. Siswa Belum Tuntas Belajar
a. Pada temuan awal siswa yang belum tuntas sebanyak 10 siswa atau
71,43% dari 14 siswa.
b. Pada siklus I siswa yang belum tuntas sebanyak 9 siswa atau 64,29% dari
14 siswa
c. Pada siklus II tidak ada siswa yang belum tuntas sebanyak 0 siswa atau
0% dari 14 siswa.
Dari hasil analisis peningkatan keterampilan menulis permulaan siswa
pada setiap siklus perbaikan pembelajaran, secara rinci dapat dijelaskan sebagai
berikut :
1. Siswa tuntas dilihat dari peningkatan keterampilan menulis
a. Pada temuan awal, siswa tuntas dilihat dari keaktifan belajar sebanyak 5
siswa atau 35,71% dari 14 siswa.
b. Pada siklus I, siswa tuntas dilihat dari keaktifan belajar sebanyak 10 siswa
atau 71,43% dari 14 siswa.
c. Pada siklus II, belum tuntas dilihat dari keaktifan belajar sebanyak 14
siswa atau 100% dari 14 siswa.
16
sebelum
perbaikan
dimana
peneliti
menggunakan
metode
perolehan pada studi awal sebesar 58,57. Penjelasan mengenai ketuntasan belajar
mencapai angka 5 orang siswa atau 35,71%, sedangkan siswa belum tuntas
sebanyak 9 siswa atau 64,29%. Sebagai langkah tindaklanjut dari temuan dan
setelah melakukan refleksi dan diskusi bersama teman sejawat, maka akan
dilakukan kembali perbaikan pembelajaran siklus kedua dengan mengintensifkan
kegiatan diskusi kelas. Dari kenyataan temuan pada saat pelaksanaan siklus
pertama, maka peneliti bersama-sama dengan observer memutuskan untuk
mengadakan perbaikan pada siklus kedua dengan memberikan penjelasan secara
17
18
permulaan.
keterampilan menulis permulaan 35,71% atau 5 siswa saat awal studi menjadi
10 siswa atau 71,43% pada siklus pertama, dan 100% pada siklus terakhir.
19
20
Gagne, Robert M. 1990. The Conditions of Learning. Third Edition. New York:
Holt, Reinhart and Winston
Poerwadarminta, W.J.S. 2007. Kamus Umum Bahasa Indonesia, Pusat Bahasa,
Departemen Pendidikan Nasional. Edisi III, cetakan ke-4. Balai
Pustaka. Jakarta.
Ristana, Rusna. Prayitna. 2006. Panduan Penelitian Tindakan Kelas. UPBJJUniversitas Terbuka. Purwokerto
Rusyana. 1986. Buku Materi Pokok Keterampilan Menulis. Jakarta: Karunika.
Sapani
Wardani, I.G.A.K dkk 2007. Penelitian Pendidikan Kelas. Pusat Penerbitan
Universitas Terbuka. Jakarta.
Wiriatmadja, Rochiati. (2006). Metode Penelitian Tindakan Kelas, UPI Bandung
dan Rosdakarya.