Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN

DISEMINASI AWALDEPARTEMEN MANAJEMEN


RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM KARSA HUSADA BATU
Laporan Disusun untuk Memenuhi Tugas Kelompok Kepaniteraan Klinik
Departemen Manajemen
yang Dibimbing Oleh Ns. Ike Nesdia S.Kep., M.Kep dan Ns. Sujud Priono S.Kep

Oleh:
Kelompok 9
Tan Nina Fibriola
Hesty Putri Hapsari
Laily Aflakhal Yaumi
Firdani Sam Lubis
Aliyah Adek Rahmah
Kartika Wihdatus S.
Gadis Mutiara P. I.
Alif Yanur Abidin
Henidar S. P.

105070200111016
105070201111003
105070207111008
105070207111002
105070200111024
105070200111029
0910723026
105070200111021
105070204111002

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2015

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kesehatan merupakan salah satu 2actor dalam menentukan indeks pembangunan
sumber daya manusia (Human Development Index) di samping 2actor pendidikan dan
pendapatan. Hal tersebut dikarenakan kesehatan merupakan salah satu kebutuhan manusia
yang sangat mendasar dan setiap individu berhak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan
bagi dirinya secara maksimal (Depkes RI, 2002). Keberhasilan pembangunan kesehatan
mempunyai peran penting dalam meningkatkan mutu dan daya saing sumber daya manusia
Indonesia. Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan tersebut diselenggarakan berbagai
upaya kesehatan secara menyeluruh, berjenjang, dan terpadu (Depkes RI, 2006).
Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat strategis dalam mempercepat
peningkatan derajat kesehatan masyarakat, oleh karena itu rumah sakit dituntut untuk
memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar yang ditetapkan dan dapat
menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Fungsi penyelenggaraan pelayanan kesehatan di
rumah sakit diselenggarakan dalam berbagai kegiatan, salah satunya melalui penyelenggaraan
pelayanan dan asuhan keperawatan. Saat ini, praktik pelayanan keperawatan di banyak rumah
sakit di Indonesia belum mencerminkan praktik pelayanan profesionial. Metode pemberian
asuhan keperawatan yang dilaksanakan belum sepenuhnya berorientasi pada upaya
pemenuhan kebutuhan klien, melainkan lebih berorientasi pada pelaksanaan tugas.
Menurut Keputusan Menpan Nomor 94 tahun 2001, pelayanan keperawatan adalah
pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, yang mencakup bio,
psiko, sosio, dan spritual yang komprehensif ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat, baik sakit maupun sehat yang meliputi peningkatan derajat kesehatan,
pencegahan penyakit, penyembuhan dan pemulihan kesehatan dengan menggunakan
pendekatan proses keperawatan.
Tuntutan pasien terhadap berbagai aspek pelayanan di Rumah Sakit juga dirasakan
semakin meningkat, maka perlu adanya tindakan nyata dalam meningkatkan pelayanan di
rumah sakit baik yang bersifat medik maupun non medik, terutama yang bersifat Customer
Oriented , yang salah satunya adalah bagaimana petugas kesehatan memberikan pelayanan
prima kepada pasien dan keluarga sehingga dengan adanya pelayanan prima ini pasien

maupun keluarga akan merasa puas dan nyaman dengan pelayanan yang diberikan, sehingga
mereka akan menjadi sumber voice of mouth yang positif. Sementara itu, menurut Lisa Ford,
2003 terdapat 5 syarat untuk berlangsungnya pelayanan prima yaitu : 1) Dapat dipercaya
(realibility), 2) Responsif (responsiveness), 3) Buat pelanggan dapat dihargai (makes customer
feel valued), 4) Empati (emphaty), 5) Kompetensi (competency).
Manajemen keperawatan merupakan suatu bentuk koordinasi dan integrasi sumbersumber keperawatan dengan menerapkan proses manajemen untuk mencapai tujuan dan
obyektifitas asuhan keperawatan dan pelayanan keperawatan (Huber, 2000). Kelly dan
Heidental (2004) menyatakan bahwa manajemen keperawatan dapat didefenisikan sebagai
suatu proses dari perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengawasan untuk
mencapai tujuan. Oleh karena itu pentingnya diadakan manajemen keperawatan guna
meningkatkan kualitas pelayanan (service quality), mengingat perawat sebagai ujung tombak
pelayanan terhadap pasien dan keluarganya di Rumah Sakit, karena frekuensi pertemuannya
dengan pasien yang paling sering. Kualitas pelayanan (servis quality) merupakan salah satu
faktor penting dan fundamental khususnya bagi manajemen keperawatan dan para
stakeholdernya. Hal ini dikarenakan dampak dari servis quality menentukan kualitas layanan
kesehatan. Servis quality memiliki 5 dimensi, yaitu reliability, responsiveness, assurance,
empathy, dan tangible (Sari, 2009).
Berdasarkan fenomena tersebut manajemen keperawatan dibutuhkan untuk menjaga
keseimbangan antara tujuan-tujuan, sasaran-sasaran dan kegiatan yang akan dilakukan sesuai
perencanaan yang maksimal dalam menunjang peningkatan kualitas mutu pelayanan di Rumah
Sakit.
1.2 Tujuan
A. Tujuan Umum
Setelah melaksanakan praktek profesi manajemen keperawatan diharapkan mahasiswa
dan perawat mampu menerapkan dan melaksanakan supervisi klinis dalam manajemen
metode tim keperawatan pada klien sesuai standar fungsi, tugas, peran dan tanggungjawab
secara professional.
B. Tujuan Khusus
1. Mampu melakukan pengkajian terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan yang
dilaksanakan di ruang teratai RSU Karsa Husada Batu.
2. Mampu menganalisis situasi manajemen di ruang teratai RSU Karsa Husada Batu.

3. Mampu mengidentifikasi permasalahan manajemen keperawatan yang ada di ruang


teratai RSU Karsa Husada Batu.
4. Mampu menentukan prioritas masalah berdasarkan permasalahan yang teridentifikasi.
5. Mampu membuat tujuan dan rencana pemecahan masalah (plan of action) untuk
mengatasi permasalahan yang diprioritaskan.
6. Mengusulkan alternatif pemenuhan kebutuhan dan penyelesaian masalah yang
bersifat teknik operasional bagi ruang teratai RSU Karsa Husada Batu.
7. Mampu melaksanakan kegiatan yang direncanakan pada plan of action
8. Mampu mengevaluasi hasil kegiatan yang telah direncanakan.
9. Melaksanakan seminar evaluasi hasil pelaksanaan kegiatan manajemen keperawatan
di ruang teratai RSU Karsa Husada Batu.
C. Manfaat
1. Bagi mahasiswa
Mengaplikasikan dan mengintegrasikan konsep manajemen keperawatan dalam
tatanan praktek klinik danpengembangan wawasan pengetahuan atau teori
manajemen melalui penerapan fungsi manajemen bangsal.
Memberikan kesempatan untuk berfikir kritis dalam menganalisa MAKP (Metode
Asuhan Keperawatan Profesional).
Mengaplikasikan metode supervisi klinis dalam praktek manajemen keperawatan.
Memberikan pengalaman pada mahasiswa dalam bidang manajemen.

2. Bagi ruangan atau institusi rumah sakit


Dapat dijadikan sebagai sarana dukungan, masukan, atau pengembangan fungsi
manajemen ruangan gunamempertahankan dan peningkatan kualitas pelayanan
keperawatan di ruangan pada khususnya dan kualitas pelayanan rumah sakit pada
umumnya dalam mencapai pelayanan yang prima.

BAB II
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT
2.1.

Rumah Sakit Umum Karsa Husada Batu (Rumah Sakit Paru Batu)
Rumah Sakit Paru Batu didirikan tahun 1912 pada masa penjajahan Belanda
dengan pelayanan rawat jalan untuk penyakit paru yang berlokasi di Kota Batu. Pada
tanggal 20 Maret 1934 dibuka ruang perawatan (Rawat Inap) yang diresmikan oleh Mas
Soemarto (Patih Kabupaten Malang), JA Seven (Poning Master),de Ruyter de Wild
(Voorith Bob) dan dikenal dengan nama Sanatorium. Pada masa penjajahan Belanda
Rumah Sakit Paru Batu dikuasai oleh Pemerintah Belanda dan dijadikan Rumah Sakit
Belanda. Setelah Indonesia Merdeka, Rumah Sakit Paru Batu diserahkan ke

Pemerintah Republik Indonesia khususnya Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Rumah


.
2.1.1. Luas Lahan
Rumah Sakit Umum Karsa Husada (RS Paru Batu) memiliki luas tanah 41.490
m2 dan luas lahan bangunan 12.344 m2dengan rincian sebagai berikut:
Tanah Sebelah Barat (Jl. Abdul Rahman No.02 Batu) :
-

Luas Tanah
Luas Bangunan

: 27.120 m2
: 3.995 m2

Tanah Sebelah Timur ( Jl. A. Yani No.10 13 Batu) :


-

Luas tanah
: 14.370 m2
Luas Bangunan
: 9.567 m2
Luas Bangunan
:11.882,01 M
2.1.2. Fasilitas Pelayanan
Instalasi Rawat Darurat
Instalasi Rawat Jalan
Poli Penyakit Dalam
Poli Bedah
Poli Bedah Plastik
Poli Bedah Digestif
Poli Akupuntur
Pli Kulit Kelamin
Poli DM
Poli Tumbuh Kembang
Poli Syaraf
Poli Paru
Poli Mata
Poli THT
Poli Anak
-

Poli Kandungan
Poli Orthopedi
Poli Komplementer
Poli Gigi
Poli Anestesi
Instalasi Rawat Inap
Ruang Dahlia
Ruang Teratai
Ruang Kemunung
Ruang Mawar
Ruang Matahari
Ruang Inap Seruni
Ruang ICU
Ruang IGD
Ruang Stroke Unit
Tata Usaha
Administrasi
Instalasi Penunjang

Laboratorium

Pemeliharaan Sarana dan Prasarana

Rekam Medik

Instalasi Diklat

K3RS ( Keselamatan Kesehatan Kerja Rumah Sakit)

Farmasi

Pengolahan air limbah

Radiologi

Konsultasi Gizi

2.1.3. Saat ini digunakan sebagai lahan praktek mahasiswa DIII Keperawatan dan DIII
Kebidanan, Profesi Ners (S1 Keperawatan), S1 Gizi, serta Co-as (Profesi Dokter) dan
Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS).
2.2.

Profil dan Gambaran Umum Ruang Teratai Rumah Sakit Umum Karsa Husada (RS
Paru Batu)
Kepaniteraan klinik Manajemen dilakukan di Ruang Teratai. Kepala ruangan
dipimpin oleh Ns. Sujud Priono., S.Kep. Berikut ini adalah uraian tentang Ruang
Teratai.

2.2.1. Sejarah Singkat

Ruang Teratai berdiri bersamaan dengan berdirinya RS Paru Batu. Ruangan ini
ada 3 macam kelas yaitu kelas I, kelas II dan kelas III dengan tipikal multiple case
(banyak kasus).

KAMAR
MANDI
PASIEN

BED
BED

KAMAR
MANDI
PASIEN

KAMAR
MANDI
PASIEN

KAMAR
MANDI
PASIEN

R.
ISOLASI

BED
BED

KAMAR
MANDI
PASIEN

BED

BED
BED
BED

2.2.2. Denah Ruangan Teratai


BED
BED

KAMAR
MANDI
PASIEN

BED
KELAS III

BED

BED
BED

BED

BED

BED

BED

TEMPAT OBAT

BED

NURSE
STATION

TEMPAT
ALKES
TEMP
AT
OBAT

KAMAR
MANDI
PASIEN

BED

BED

KAMAR
MANDI
PERAWA
T

NURSE
STATION
KELAS II
BED

KAMAR
MANDI
PASIEN

KAMAR
MANDI
PASIEN

BED

R. KARU
BED

BAB III
HASIL PENGKAJIAN DAN ANALISA SERTA SINTESA PERMASALAHAN
1. Kebutuhan Tenaga Keperawatan Berdasarkan Metode Gillies
Tanggal 19 Oktober 2015
a. Tingkat ketergantungan pasien
1) Minimal : 0 orang
2) Parsial
: 8 orang
3) Total
: 1 orang
b. Kebutuhan Perawat
Keperawatan Langsung
Minimal
2 x 0 = 0 jam
Parsial
4 x 8 = 32 jam
Total

6 x 1 = 6 jam +
38 jam
Keperawatan tidak langsung
9 x 1jam = 9 Jam
Penyuluhan
9 x 0,25 jam = 2,25 jam
Total waktu keperawatan
Keperawatan langsung + keperawatan tidak langsung + penyuluhan=
38 jam + 9 jam + 2,25 jam = 49,25 jam
Jumlah kebutuhan per shift
Pagi = 47% x 10 = 5 orang
Sore = 35% x 10= 3 orang
Malam = 17% x 10 = 2 orang
Kebutuhan Tenaga Menurut Gillies
A x B x 365
(365-C) x Jam Kerja perhari

Keterangan
A : Jumlah jam perawatan pasien per hari
B : rata-rata klien perhari (BOR x TT)
C : jumlah hari libur selama setahun (76 atau 128)
= 49,25 x 365
(365-76) x 7
= 17976,25
289 x 7
= 8,88 = 9 Perawaat
Pembagian Tenaga = 20 x 9 orang = 1,8 = 2 orang
100
Jadi kebutuhan perawat = 2 +9 =11 orang/hari
Jumlah Kebutuhan per shift
Pagi = 47/100 x 11
= 5,17 = 5 orang
Siang = 35/100 x 11
= 3,85 = 4 orang
Malam 17/100 x 11
= 1,87 = 2 orang

ALOS = Jumlah lama dirawat


Jumlah TT x Jumlah hari dalm 1 periode
=9
X
(22 x 1)
= 3 hari
100%
TOI = ( TT x Periode) Hari perawatan
pasien keluar (Hidup mati)
= (22 x 1) -10 hari
=3
4
hari

X
100%

Tingkat Ketergantungan Pasien


a. Skor Ketergantungan Pasien
Jumlah pasien, diagnosa medis, serta tingkat ketergantungan pasien di Ruang Teratai
Rumah Sakit Tingkat II Paru Batu pada tahap pengkajian yakni tanggal 19 Oktober
sampai 2015 adalah sebagai berikut:
Tabel 3. Diagnosa dan Skor Ketergantungan Pasien di Ruang Teratai Rumah Sakit
Tingkat II Paru Batu pada tanggal 19 Oktober 2015
Nama
Inisial Klien
Tn. W
Tn. S
Ny. M
Ny. S
Ny. S
Ny. Z
Tn. J
Ny. A
Ny. W

Diagnosa Medis
Hidro Pnrumothorax + CHF
Pneumonia + HT +dyspepsia Synd
DM + GEA
GEA
CHF
CKD + Anemia
GW + oral ulcer
DM + Disfagia + HT + Struma nodusa
GW + AFI

Skor
Ketergantungan
2
2
2
2
2
2
1
2
2

Keterangan: 1: Total care; 2: Partial care; 3: Minimal care


Berdasarkan tabel di atas dapat diinterpretasikan bahwa pasien yang dirawat di ruang
Teratai pada tanggal 19 Oktober 2015 sebanyak 11,1% memiliki tingkat ketergantungan
total, sebanyak 88,9% memiliki ketergantungan parsial dan 0% memiliki tingkat
ketergantungan minimal

Tabel 3. Diagnosa dan Skor Ketergantungan Pasien di Ruang Teratai Rumah Sakit
Tingkat II Paru Batu pada tanggal 20 Oktober 2015
Nama

Diagnosa Medis

Skor

Inisial Klien
Tn. W
Tn. S
Tn. W
Ny. S
Ny. M
Tn. A
Sdr. A
Ny. A
Ny. S
Ny. Z
Tn..N
Tn. J
Ny. A
Ny. N
Ny. S

Hidro Pnrumothorax + CHF


Pneumonia + HT +dyspepsia Synd
IMA
CHF + AF + dyspepsia synd
DM + GEA
HT + Leukositesis + episitosis
Dispepsia Synd
CHF + Dispepsia + CVA
Epigastic Pain
CKD + Anemia
DHF
EW + oral ulcer
DM + Disfagia + HT + Struma nodusa
CVA
DM + Vomiting

Ketergantungan
2
1
2
2
3
2
3
1
3
3
2
1
3
1
1

Keterangan: 1: Total care; 2: Partial care; 3: Minimal care


Berdasarkan tabel di atas dapat diinterpretasikan bahwa pasien yang dirawat
di ruang Teratai pada tanggal 20 Oktober 2015 sebanyak 33,3% memiliki tingkat
ketergantungan total, sebanyak 33,3% memiliki ketergantungan parsial dan 33,3%
memiliki tingkat ketergantungan minimal.
Tabel 3.. Diagnosa dan Skor Ketergantungan Pasien di Ruang Teratai Rumah Sakit
Tingkat II Paru Batu pada tanggal 21 Oktober 2015
Nama
Inisial Klien
Tn. W
Tn. S
Ny. S
Tn. A
Ny. A
Ny. S
Tn..N
Tn. J
Ny. A
Ny. N
Ny. S
Ny. B
Tn. S
Tn. B
Ny. T
Ny. S
Tn. S

Diagnosa Medis
Hidro Pnrumothorax + CHF
Pneumonia + HT +dyspepsia Synd
CHF + AF + dyspepsia synd
HT + Leukositesis + episitosis
CHF + Dispepsia + CVA
Epigastic Pain
DHF
EW + oral ulcer
DM + Disfagia + HT + Struma nodusa
CVA
DM + Vomiting
DM + Dispepsia
Anemi
Hematemesis Melena
Konstipasi + Dispepsia
Hipoglikemi
DM + Papil Edema

Skor
Ketergantungan
2
1
2
2
2
2
1
1
3
2
2
2
2
2
2
2
2

Tn. A
Ny. W

Dispepsia sindrom
Tifoid fever

2
2

Keterangan: 1: Total care; 2: Partial care; 3: Minimal care


Berdasarkan tabel di atas dapat diinterpretasikan bahwa pasien yang dirawat di ruang Teratai
pada tanggal 20 Oktober 2015 sebanyak 10,5% memiliki tingkat ketergantungan total, sebanyak
78,9% memiliki ketergantungan parsial dan 10,5% memiliki tingkat ketergantungan minimal

Hasil pengkajian analisis selama tanggal 27 sampekk di Ruang Teratai RSU Karsa Husada
(RS Paru Batu).

Tgl

19/10/15

BOR

Jumlah

(Px/Bed x 100%)
Bed

Px

22

41%

20/10/15
22
15
68%
21/10/15
23
19
82,6%
22/10/15
23/10/15
24/10/15
Rata-rata BOR pada tanggal 27-28 Juli 2015 adalah

Anda mungkin juga menyukai

  • Daftar Pustaka Pasien Safety
    Daftar Pustaka Pasien Safety
    Dokumen1 halaman
    Daftar Pustaka Pasien Safety
    Kartika Wihdatus Syafa'ah
    Belum ada peringkat
  • 3 Bab Ii
    3 Bab Ii
    Dokumen23 halaman
    3 Bab Ii
    Kartika Wihdatus Syafa'ah
    Belum ada peringkat
  • Satuan Acara Penyuluhan Rom Baru Edit
    Satuan Acara Penyuluhan Rom Baru Edit
    Dokumen10 halaman
    Satuan Acara Penyuluhan Rom Baru Edit
    Kartika Wihdatus Syafa'ah
    Belum ada peringkat
  • Pathway HMD Belum Selesai
    Pathway HMD Belum Selesai
    Dokumen2 halaman
    Pathway HMD Belum Selesai
    Kartika Wihdatus Syafa'ah
    Belum ada peringkat
  • 5 Lampiran Sap Fix
    5 Lampiran Sap Fix
    Dokumen17 halaman
    5 Lampiran Sap Fix
    Kartika Wihdatus Syafa'ah
    Belum ada peringkat
  • Materi Pelatihan Kader Jumantik
    Materi Pelatihan Kader Jumantik
    Dokumen10 halaman
    Materi Pelatihan Kader Jumantik
    Kartika Wihdatus Syafa'ah
    100% (5)
  • Definisi
    Definisi
    Dokumen9 halaman
    Definisi
    Kartika Wihdatus Syafa'ah
    Belum ada peringkat
  • Sap Hiv
    Sap Hiv
    Dokumen11 halaman
    Sap Hiv
    GadisMutiaraPuspitaIka
    Belum ada peringkat
  • LP
    LP
    Dokumen18 halaman
    LP
    Kartika Wihdatus Syafa'ah
    Belum ada peringkat
  • MATERI Afasia
    MATERI Afasia
    Dokumen10 halaman
    MATERI Afasia
    Kartika Wihdatus Syafa'ah
    Belum ada peringkat
  • Pathway
    Pathway
    Dokumen2 halaman
    Pathway
    Kartika Wihdatus Syafa'ah
    Belum ada peringkat
  • Afasia
    Afasia
    Dokumen3 halaman
    Afasia
    Kartika Wihdatus Syafa'ah
    Belum ada peringkat
  • POHON
    POHON
    Dokumen1 halaman
    POHON
    Kartika Wihdatus Syafa'ah
    Belum ada peringkat
  • Definisi Lnjutan
    Definisi Lnjutan
    Dokumen2 halaman
    Definisi Lnjutan
    Kartika Wihdatus Syafa'ah
    Belum ada peringkat
  • SAP T Wicara
    SAP T Wicara
    Dokumen9 halaman
    SAP T Wicara
    Kartika Wihdatus Syafa'ah
    Belum ada peringkat
  • DAFTAR PUSTAKA Asfiksia
    DAFTAR PUSTAKA Asfiksia
    Dokumen2 halaman
    DAFTAR PUSTAKA Asfiksia
    Kartika Wihdatus Syafa'ah
    Belum ada peringkat
  • Latar Belakang
    Latar Belakang
    Dokumen1 halaman
    Latar Belakang
    Kartika Wihdatus Syafa'ah
    Belum ada peringkat
  • Latar Belakang
    Latar Belakang
    Dokumen1 halaman
    Latar Belakang
    Kartika Wihdatus Syafa'ah
    Belum ada peringkat
  • Afasia
    Afasia
    Dokumen3 halaman
    Afasia
    Kartika Wihdatus Syafa'ah
    Belum ada peringkat
  • Definisi Lnjutan
    Definisi Lnjutan
    Dokumen2 halaman
    Definisi Lnjutan
    Kartika Wihdatus Syafa'ah
    Belum ada peringkat
  • Latar Belakang
    Latar Belakang
    Dokumen1 halaman
    Latar Belakang
    Kartika Wihdatus Syafa'ah
    Belum ada peringkat
  • Tabel
    Tabel
    Dokumen2 halaman
    Tabel
    Kartika Wihdatus Syafa'ah
    Belum ada peringkat
  • MATERI Afasia
    MATERI Afasia
    Dokumen10 halaman
    MATERI Afasia
    Kartika Wihdatus Syafa'ah
    Belum ada peringkat
  • Tabel
    Tabel
    Dokumen2 halaman
    Tabel
    Kartika Wihdatus Syafa'ah
    Belum ada peringkat
  • Definisi
    Definisi
    Dokumen3 halaman
    Definisi
    Kartika Wihdatus Syafa'ah
    Belum ada peringkat
  • EVALUASI
    EVALUASI
    Dokumen2 halaman
    EVALUASI
    Kartika Wihdatus Syafa'ah
    Belum ada peringkat
  • Definisi Lnjutan
    Definisi Lnjutan
    Dokumen2 halaman
    Definisi Lnjutan
    Kartika Wihdatus Syafa'ah
    Belum ada peringkat
  • 2.LP Halusinasi
    2.LP Halusinasi
    Dokumen21 halaman
    2.LP Halusinasi
    Kartika Wihdatus Syafa'ah
    Belum ada peringkat
  • CKD Definisi
    CKD Definisi
    Dokumen1 halaman
    CKD Definisi
    Kartika Wihdatus Syafa'ah
    Belum ada peringkat