Anda di halaman 1dari 29

SATUAN PELAKSANAAN

I. Pokok bahasan
II. Sasaran
III.Waktu

: Kesehatan reproduksi remaja


: Remaja
: 45 menit

IV. Tujuan Instruksional


1.

Umum
Setelah diberikan pendidikan kesehatan mengenai kesehatan reproduksi pada

remaja, diharapkan remaja tahu tentang kesehtan reproduksi.


2. Khusus
Setelah diberikan pendidikan kesehatan mengenai penyakit asma pada
keluarga selama 45 menit, diharapkan keluarga mampu :
a.
b.
c.
d.
e.
f.

Memahami kesehatan reproduksi


Mengetahui perubahan-perubahan pada remaja
Mengetahui Alat reproduksi yang ada pada pria maupun wanita
Mengetahui fungsi alat reproduksi
Cara menjaga alat kelamin
Seks dan kehamilan pada remaja

V. Metode Pelaksanaan
Ceramah, dan Tanya Jawab
VI. Media dan Alat
Lembar Balik
Materi

VII. Strategi Pelaksanaan


Tahap
Pendahuluan

Pembagian
Waktu
5 menit

Kegiatan Pengajar

Kegiatan Mahasiswa

- Salam pembuka
- Memperkenalkan

- Menjawab salam
- Mendengarkan

kelompok
- Menjelaskan

maksud

- Mendengarkan
- Menjawab

dan tujuan
- Apersepsi
Penyajian

30 menit
- Menjelaskan

materi

- Mendengarkan

dan

memperhatikan

tentang :
a. kesehatan reproduksi
b. perubahan-perubahan
pada remaja
c. Alat reproduksi yang
Penutup

10 menit

ada

pada

pria

maupun wanita
d. fungsi alat reproduksi
e. Cara menjaga alat
kelamin
f. Seks dan kehamilan

Bertanya

dan

menjawab pertanyaan
Menjawab pertanyaan
Memperhatikan
Menjawab salam

pada remaja
- Memberikan
kesempatan

untuk

bertanya
- Melakukan evaluasi
- Membuat kesimpulan
- Menutup dengan salam
VIII.

Setting Tempat

PENYAJI,MODERATOR,
IX. Evaluasi
OBSERVER
Soal :
FASILITATOR,ANGGOTA
1. Sebutkan alat reproduksi pada
2. jelaskan perubahan-perubahan pada remaja ?
3. cara menjaga kebersihan alat kelamin ?
AUDIEN

X. Kriteria Evaluasi
1) Struktur

AUDIEN

pria ?

Satpel dan materi sudah disiapkan dan dikonsulkan


Media dan alat sudah dipersiapkan
Waktu dan tempat sudah dipersiapkan
2) Proses
Penyajian sesuai waktu
Audien aktif
Media digunakan semua
3) Hasil
75 % audien mampu memahami materi kesehatan reproduksi
75 % audien mampu menyebutkan dan menjelaskan perubahan-perubahan

pada remaja
75 % audien mampu menjaga kebersihan alat kelamin

KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA


A. Pengertian
Kesehatan reproduksi pada remaja adalah kondisi kesehatan pada remaja
khususnya menyangkut masalah kesehatan reproduksi manusia yang kesiapanya
sudah dimulai sejak masa remaja ditandai dengan haid pertama pada remaja
perempuan dan mimpi basah untuk laki-laki.
Masa remaja merupakan masa transisi yang unik dan ditandai oleh berbagai
perubahan fisik, emosi, psikis. Masa remaja, yaitu usia 10-19 tahun, merupakan masa
yang khusus dan penting, karena merupakan periode pematangan organ reproduksi
manusia, dan sering disebut masa pubertas. Masa remaja merupakan periode
peralihan dari masa anak ke masa dewasa.
Pada masa remaja terjadi perubahan fisik (organobiologik) secara cepat, yang
tidak seimbang dengan perubahan kejiwaan (mental-emosional). Perubahan yang

cukup besar ini dapat membingungkan remaja yang mengalaminya. Karena itu
mereka memerlukan pengertian, bimbingan, dan dukungan lingkungan di sekitarnya,
agar tumbuh dan berkembang menjadi manusia dewasa yang sehat baik jasmani,
maupun mental dan psikososial.
Dalam lingkungan soaial tertentu, masa remaja bagi pria merupakan saat
diperolehnya kebebasan, sementara untuk remaja wanita merupakan saat mulainya
segala bentuk pembatasan. Pada masa yang lalu, anak gadis mulai dipingit ketika
mereka mulai mengalami haid. Walaupun dewasa ini praktek seperti itu telah jarang
ditemukan, namun perlakuan terhadap remaja pria dan wanita masih sering berbeda,
yang menempatkan remaja puteri dalam posisi yang dirugikan. Kesetaraan perlakuan
terhadap remaja pria dan wanita diperlukan dalam mengatasi masalah kesehatan
reproduksi remaja, agar masalahnya dapat tertangani secara tuntas.
2.1.

Definisi
Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa

dewasa. Batasan usia remaja menurut WHO (badan PBB untuk kesehatan dunia)
adalah 12 sampai 24 tahun. Namun jika pada usia remaja seseorang sudah menikah,
maka ia tergolong dalam dewasa atau bukan lagi remaja. Sebaliknya, jika usia sudah
bukan lagi remaja tetapi masih tergantung pada orang tua (tidak mandiri), maka
dimasukkan ke dalam kelompok remaja.
Yang dimaksud dengan Reproduksi Secara sederhana reproduksi berasal dari
kata re = kembali dan produksi = membuat atau menghasilkan, jadi reproduksi
mempunyai arti suatu proses kehidupan manusia dalam menghasilkan keturunan demi
kelestarian hidup.
KESEHATAN REPRODUKSI (kespro) adalah Keadaan sejahtera fisik,
mental dan sosial yang utuh dalam segala hal yang berkaitan dengan fungsi, peran &
sistem reproduksi (Konferensi International Kependudukan dan Pembangunan,
1994).
Cakupan pelayanan kesehatan reproduksi:
konseling dan informasi Keluarga Berencana (KB)

pelayanan kehamilan dan persalinan (termasuk: pelayanan aborsi yang aman,

pelayanan bayi baru lahir/neonatal)


pengobatan infeksi saluran reproduksi (ISR) dan penyakit menular seksual

(PMS), termasuk pencegahan kemandulan


Konseling dan pelayanan kesehatan reproduksi remaja (KRR)
Konseling, informasi dan edukasi (KIE) mengenai kespro
Kesehatan reproduksi remaja adalah suatu kondisi sehat yang menyangkut

sistem, fungsi dan proses reproduksi yang dimiliki oleh remaja. Pengertian sehat
disini tidak semata-mata berarti bebas penyakit atau bebas dari kecacatan namun juga
sehat secara mental serta sosial kultural.
Remaja perlu mengetahui kesehatan reproduksi agar memiliki informasi yang
benar mengenai proses reproduksi serta berbagai faktor yang ada disekitarnya.
Dengan informasi yang benar, diharapkan remaja memiliki sikap dan tingkah laku
yang bertanggung jawab mengenai proses reproduksi.
Pengetahuan dasar apa yang perlu diberikan kepada remaja agar mereka
mempunyai kesehatan reproduksi yang baik.
Pengenalan mengenai sistem, proses dan fungsi alat reproduksi (aspek tumbuh

kembang remaja)
mengapa remaja perlu mendewasakan usia kawin serta bagaimana

merencanakan kehamilan agar sesuai dengan keinginnannya dan pasanganya


Penyakit menular seksual dan HIV/AIDS serta dampaknya terhadap kondisi

kesehatan reproduksi
Bahaya narkoba dan miras pada kesehatan reproduksi
Pengaruh sosial dan media terhadap perilaku seksual
Kekerasan seksual dan bagaimana menghindarinya
Mengambangkan kemampuan berkomunikasi termasuk

memperkuat

kepercayaan diri agar mampu menangkal hal-hal yang bersifat negatif


Hak-hak reproduksi
Proses reproduksi merupakan proses melanjutkan keturunan yang menjadi

tanggung jawab bersama laki-laki maupun perempuan. Karena itu baik laki-laki
maupun perempuan harus tahu dan mengerti mengenai berbagai aspek kesehatan
reproduksi.
2.2.

Ciri-ciri perkembangan remaja

Menurut ciri perkembangannya, masa remaja dibagi menjadi tiga tahap, yaitu:
1. Masa remaja awal (10-12 tahun), ciri khasnya :
a. Lebih dekat dengan teman sebaya
b. Ingin bebas
c. Lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya dan mulai berpikir
abstrak
2. Masa remaja tengah (13-15 tahun), ciri khasnya :
a. Mencari identitas dini
b. Timbulnya keinginan untuk kencan
c. Mempunyai rasa cinta yang mendalam
d. Mengembangkan kemampuan berpikir abstrak
e. Berkhayal tentang aktivitas seks
3. Masa remaja akhir (16-19 tahun), ciri khasnya :
a. Pengungkapan kebebasan diri
b. Lebih selektif dalam mencari teman sebaya
c. Mempunyai citra jasmani dirinya
d. Dapat mewujudkan rasa cinta
e. Mampu berpikir abstrak
2.3.

Perubahan fisik pada masa remaja


Terjadi pertumbuhan fisik yang cepat pada remaja, termasuk pertumbuhan

organ-organ reproduksi (organ seksual) untuk mencapai kematangan, sehingga


mampu melangsungkan fungsi reproduksi. Perubahan ini ditandai dengan munculnya
tanda-tanda sebagai berikut :
1. Tanda-tanda seks primer, yaitu yang berhubungan langsung dengan organ seks
:
a. Terjadinya haid pada remaja puteri (menarche)
b. Terjadinya mimpi basah pada remaja laki-laki\
2. Tanda-tanda seks sekunder
a. Pada remaja laki-laki terjadi perubahan suara, tumbuhnya jakun, penis dan
buah zakar bertambah besar, terjadinya ereksi dan ejakulasi, dada lebih
lebar, badan berotot, tumbuhnya kumis, cambang dan rambut disekitar
kemaluan dan ketiak
b. Pada remaja puteri ; pinggul melebar, tumbuhnya rambut di ketiak dan
sekitar kemaluan (pubis).

2.4.

Perubahan kejiwaan pada masa remaja


Proses perubahan kejiwaan berlangsung lebih lambat dibandingkan perubahan

fisik, yang meliputi :


1. Perubahan emosi, sehingga remaja menjadi :
a. Sensitive (mudah menangis, cemas, frustasi dan tertawa)
b. Agresif dan mudah bereaksi terhadap rangsangan luar yang berpengaruh,
sehingga misalnya mudah berkelahi.
2. Perkembangan intelegensia, sehingga remaja menjadi :
a. Mampu berpikir abstrak, senang memberikan kritik
b. Ingin mengetahui hal-hal baru, sehingga muncul perilaku ingin mencobacoba.
Perilaku ingin mencoba hal-hal yang baru ini jika didorong oleh rangsangan
seksual dapat membawa remaja masuk pada hubungan seks pranikah dengan segala
akibatnya, antara lain akibat kematangan organ seks maka dapat terjadi kehamilan
remaja puteri di luar nikah, upaya abortus, dan penularan penyakit kelamin, termasuk
HIV/AIDS. Perilaku ingin mencoba-coba juga dapat mengakibatkan remaja
mengalami ketergantungan NAPZA (narkotik, psikotropik, dan zat adiktif lainnya,
termasuk rokok dan alkohol).
2.5.

Pengaruh buruk akibat terjadinya hubungan seks pranikah bagi remaja


Kematangan organ seks dapat berpengaruh buruk bila remaja tak mampu

mengendalikan ragsangan seksualnya, sehingga tergoda untuk melakukan hubungan


seks pranikah. Hal ini akan menimbulkan akibat yang dapat dirasakan bukan saja oleh
pasangan, khususnya remaja puteri, tetapi juga orang tua, keluarga, bahkan
masyarakat.
Akibat hubungan seks pranikah :
1. Bagi remaja :
a. Remaja pria menjadi tidak perjaka, dan remaja wanita tidak perawan
b. Menambah risiko tertular penyakit menular seksual (PMS), seperti :
gonore (GO), sifilis, herpes simpleks (genitalis), clamidia, kondiloma
akuminata, HIV/AIDS

c. Remaja puteri terancam kehamilan yang tidak diinginkan, pengguguran


kandungan yang tidak aman, infeksi organ-organ reproduksi, anemia,
kemandulan dan kematian karena perdarahan atau keracunan kehamilan
d. Trauma kejiwaan (depresi, rendah diri, rasa berdosa, hilang harapan masa
depan)
e. Kemungkinan hilangnya kesempatan unutk melanjutkan pendidikan dan
kesempatan bekerja
f. Melahirkan bayi yang kurang atau tidak sehat
2. Bagi keluarga :
a. Menimbulkan aib keluarga
b. Menambah beban ekonomi keluarga
c. Pengaruh kejiwaan bagi anak yang dilahirkan akibat tekanan masyarakat
di lingkungannya (ejekan)
3. Bagi masyarakat :
a. Meningkatnya remaja putus sekolah, sehingga kualitas masyarakat
menurun
b. Meningkatnya angka kematian ibu dan bayi
c. Menambah beban ekonomi masyarakat, sehingga derajat kesejahteraan
masyarakat menurun
2.6.

Kaitan antara kesehatan remaja dan kesehatan reproduksi remaja


Kesehatan reproduksi remaja sulit dipisahkan dari kesehatan remaja secara

keseluruhan, karena gangguan kesehatan remaja akan menimbulkan gangguan pula


pada sistem reproduksi.
Berikut adalah beberapa keadaan yang berpengaruh buruk terhadap kesehatan
remaja termasuk kesehatan reproduksi remaja :
1. Masalah gizi, yang meliputi antara lain :
a. Anemia dan kurang energi kronis
b. Pertumbuhan yang terhambat pada remaja puteri, sehingga mengakibatkan
panggul sempit dan risiko untuk melahirkan bayi berta lahir rendah di
kemudian hari
2. Masalah pendidikan, yang meliputi antara lain :

a. Buta huruf, yang mengakibatkan remaja tidak mempunyai akses terhadap


informasi yang dibutuhkannya, serta mungkin kurang mampu mengambil
keputusan yang terbaik unutk kesehatan dirinya
b. Pendidikan rendah dapat mengakibatkan remaja kurang mampu memenuhi
kebutuhan fisik dasar ketika berkeluarga, dan hal ini akan berpengaruh
buruk terhadap derajat kesehatan diri dan keluarganya
3. Masalah lingkungan dan pekerjaan, yang meliputi antara lain :
a. Lingkungan dan suasana kerja yang kurang memperhatikan kesehatan
remaja yang bekerja akan mengganggu kesehatan remaja
b. Lingkungan social yang kurang sehat dapat menghambat, bahkan merusak
kesehatan fisik, mental dan emosional remaja
4. Masalah seks dan seksualitas, yang meliputi antara lain :
a. Pengetahuan yang tidak lengkap dan tidak tepat tentang masalah
seksualitas, misalnya mitos yang tak benar
b. Kurangnya bimbingan unutk bersikap positifdalam hal yang berkaitan
dengan seksualitas
c. Penyalahgunaan dan ketergsntungan napza, yag mengarah kepada
penularan HIV/AIDS melalui jarum suntik dan melalui hubungan seks
bebas. Masalah ini semakin mengkhawatirkan dewasa ini
d. Penyalahgunaan seksual
e. Kehamilan remaja
f. Kehamilan pranikah/di luar ikatan pernikahan
5. Masalah kesehatan reproduksi remaja
a. Ketidakmatangan secara fisik dan mental
b. Risiko komplikasi dan kematian ibu dan bayi lebih besar
c. Kehilangan kesempatan untuk pengembangan diri remaja
d. Risiko bertambah untuk melakukan aborsi yang tidak aman
2.7.

Pembinaan Kesehatan Reproduksi Remaja Oleh Bidan


Pembinaan kesehatan reproduksi remaja bertujuan untuk memberikan

informasi dan pengetahuan yang berhubungan dengan perilkau hidup sehat bagi
remaja, di sampaing mengatasi masalah yang ada. Dengan pengetahuan yang
memadai dan adanya motivasi untuk menjalani masa remaja secara sehat, para remaja

diharapkan mampu memelihara kesehatan dirinya agar dapat memasuki masa


kehidupan berkeluarga dengan reproduksi yang sehat.
Pembekalan pengetahuan yang diperlukan remaja meliputi :
1. Perkembangan fisik, kejiwaan dan kematangan seksual remaja
Pembekalan pengetahuan tentang perubahan yang terjadi secara fisik,
kejiwaan dan kematangan seksual akan memudahkan remaja untuk
memahami serta mengatasi berbagai keadaan yang membingungkanya.
Informasi tentang haid dan mimpi basah, serta tentang alat reproduksi remaja
laki-laki dan perempuan perlu diperoleh setiap remaja.
2. Proses reproduksi yang bertanggung jawab
Manusia secara biologis mempunyai kebutuhan seksual. Remaja perlu
mengendalikan naluri seksualnya dan menyalurkanya menjadi kegiatan yang
positif, seperti olah raga dan mengembangkan hobi yang membangun.
Penyaluran yang berupa hubungan seksual dilakukan setelah berkeluarga,
untuk melanjutkan keturunan.
3. Pergaulan yang sehat antara remaja laki-laki dan perempuan,
Serta kewaspadaan terhadap masalah remaja yang banyak ditemukan.
Remaja memerlukan informasi tersebut agar selalu waspada dan berperilaku
reproduksi sehat dalam bergaul dengan lawan jenisnya. Di samping itu remaja
memerlukan pembekalan tentang kiat-kiat unutk mempertahankan diri secara
fisik maupun psikis dan mental dalam menghadapi berbagai godaan, seperti
ajakan untuk melakukan hubungan seksual dan penggunaan napza.
4. Persiapan pranikah
Informasi tentang hal ini diperlukan agar calon pengantin lebih siap
secara mental dan emosional dalam memasuki kehidupan berkeluarga.
5. Kehamilan dan persalinan, serta cara pencegahannya
Remaja perlu mendapat informasi tentang hal ini, sebagai persiapan
bagi remaja pria dan wanita dalam memasuki kehidupan berkeluarga di masa
depan.
2.8.

Pendidikan Kesehatan Reproduksi

Ada beragam pendapat mengenai pengadaan pendidikan kesehatan reproduksi


ditingkat sekolah menengah. Ada yang pro dan ada juga yang kontra. Selama ini,
informasi mengenai reproduksi hanya diperoleh pada mata pelajaran biologi dikelas
XI IPA, sedangkan kelas IPS tidak ada kurikulum mengenai hal tersebut. Dikelas IPA
pun sebatas pada penjabaran organ dan fungsi reproduksi. Jika guru masih
menganggap seks tabu, informasi mengenai seksualitas dan resikonya umumnya
urung disampaikan.
Secara umum ada tiga institusi yang akan mempengaruhi pribadi dan tingkah
laku seorang anak yaitu keluarga, masyarakat, dan sekolah. Tiga institusi ini tidak
bisa dipisahkan satu-sama lainnya dalam mempengaruhi kepribadian maupun
perilaku seseorang, termasuk dalam perilaku seksual. 80% remaja membicarakan
masalah seksual dengan teman, sehingga untuk menghindari miskomunikasi
informasi diperlukan cara yang lebih efektif agar informasi yang diterima benar.
Informasi dari orangtua pun ternyata kurang membantu karena hanya 8% remaja yang
merasa nyaman bicara masalah seks dengan orangtua, meskipun pola ini cenderung
berubah dikota-kota besar. Dengan demikian, agar pemahaman remaja tentang
seksualitas maupun reproduksi yang sehat itu benar, maka peran sekolah sangat
penting dan strategis.
Pencerdasan mengenai kesehatan reproduksi dan pendidikan seksual
disekolah menengah dilakukan melalui seminar atau diskusi panel yang diupayakan
oleh pihak sekolah dengan mengundang pembicara dari luar sekolah, seperti dari
LSM. Alangkah baiknya bila diknas membuat dan mewajibkan sekolah memasukkan
kurikulum kesehatan reproduksi dan pendidikan seksual, tidak terbatas hanya pada
kelas IPA, tetapi kelas IPS, bahasa, dan SMK/STM/MA. Minimal pelaksanaannya
dapat dilakukan bersamaan dengan mata pelajaran pendidikan lingkungan hidup
(PLH).
Pendidikan kesehatan reproduksi dan seksual bagi remaja harus segera ada,
mengingat para siswa sekolah menengah tidak sampai 5 tahun akan atau telah
menjadi dewasa. Sehingga informasi yang mereka dapatkan harus valid dan tidak
menjerumuskan. Ini dimaksudkan remaja tidak salah persepsi dan tidak berperilaku

asusila hingga merugikan diri sendiri dan orang lain, khususnya ditinjau dari segi
kesehatan. Selain itu, ini juga merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan
pemahaman, pengetahuan, sikap, dan perilaku positif remaja tentang kesehatan dan
hak-hak reproduksi, serta meningkatkan derajat reproduksinya. Dengan mengetahui
informasi yang benar dan resiko-resikonya, diharapkan para remaja bisa lebih
bertanggung jawab terhadap diri sendiri dan lingkungan sekitarnya. Harapan jangka
panjang, angka kejadian seks pranikah, infeksi menular akibat berhubungan seksual,
dan kematian akibat KTD dapat menurun drastis sehingga terbentuk manusiamanusia Indonesia yang lebih berkualitas.

SATUAN ACARA PENYULUHAN


(SAP)
I.

PENGANTAR
Sasaran

: Remaja

Hari / Tanggal

: 07 Desember 2014

Jam

:19.00 WIB.

Waktu

: 35 menit.

Tempat
II.

: rumah Tn MI

IDENTIFIKASI MASALAH
Masa remaja merupakan salah satu periode dari perkembangan manusia.
Masa ini merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa kanak-kanak ke masa
dewasa yang meliputi perubahan biologi, perubahan psikologi, dan perubahan sosial.
Di sebagian masyarakat dan budaya masa remaja pada umumnya di mulai pada usia
10-13 tahun dan berakhir pada usia 18-22 tahun. World Health Organization (WHO)
remaja merupakan individu yang sedang mengalami masa peralihan yang secara
berangsur-angsur mencapai kematangan seksual, mengalami perubahan jiwa dari jiwa
kanak-kanak menjadi dewasa, dan mengalami perubahan keadaan ekonomi dari
ketergantungan menjadi relatif mandiri.
remaja adalah anak berusia 13-25 tahun, di mana usia 13 tahun merupakan
batas usia pubertas pada umummnya, yaitu ketika secara biologis sudah mengalami
kematangan seksual dan usia 25 tahun adalah usia ketika mereka pada umumnya,
secara sosial dan psikologis mampu mandiri. Berdasarkan uraian di atas ada dua hal
penting menyangkut, batasan remaja, yaitu mereka sedang mengalami perubahan dari
masa kanak-kanak ke masa dewasa dan perubahan tersebut menyangkut perubahan
fisik dan psikologi.

III.

TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM. (TIU)


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan Para Remaja dapat
mengetahui tentang pentingnya kesehatan Reproduksi Pada Remaja

IV.

TUJUAN INSTRUKSI KHUSUS (TIK)


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan Para Remaja dapat menjelaskan
kembali :
1. Pengetian tentang kesehatan Reproduksi
2. Perubahan Fisik, Biologis, Psikososial Remaja
3. Dapat mengetahui perilaku remaja

V.

MATERI
Terlampir.

VI.

METODE
1. Ceramah
2. Tanya Jawab

VII.

MEDIA

1. Materi SAP
2. Powerpoint dan Leaflet
VIII.

KEGIATAN PEMBELAJARAN
No
1

Waktu
2 menit

Kegiatan Penyuluhan
Pembukaan:

Kegiatan Peserta

Memberi Salam

Menjawab salam

Menyebutkan

Materi

atau

pokok Mendengarkan dan

pembahasan yang akan disampaikan

memperhatikan

2.

25 menit

Pelaksanaan:

Menyimak

Menjelaskan materi penyuluhan secara memperhatikan


berurutan dan teratur
3

6 menit

Evaluasi:
Meminta

Menjawab
audiens

menjelaskan
pengertian

menjelaskan

kembali
kesehatan

atau Pertanyaan

mengenai
reproduksi,

Perubahan Fisik, Biologis, Psikososial


Remaja,

dapat

mengetahui

perilaku

remaja
Memberikan pujian atas keberhasilan
dalam

menjelaskan

memperbaiki

pertanyaan

kesalahan,

dan
serta

menyimpulkan.

2 menit

Penutup:
Mengucapkan
terimakasih
mengucapkan salam

IX.

EVALUASI
1. Jenis
: Tanya Jawab
2. Teknik
: Lisan
3. Jumlah : 3 buah
Pertanyaan di lampirkan

Menjawab salam
dan

dan

X.

PENGESAHAN
Yogyakarta, 07 Desember 2014
Sasaran
Penyuluh

(...............)
(...........................)

Mengetahui,
Pembimbing Penyuluhan

(...... ...)

Pemberi

XI.

LAMPIRAN MATERI

KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA


A. Pengertian Remaja Dalam Konteks Kesehatan Reproduksi Remaja
Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa
dewasa.Batasan usia remaja berbeda-beda sesuai dengan sosial budaya setempat.
Menurut WHO (badan PBB untuk kesehatan dunia) batasan usia remaja
adalah 12 sampai 24 tahun.
Sedangkan dari segi program pelayanan, definisi remaja yang digunakan oleh
Departemen Kesehatan adalah mereka yang berusia 10 sampai 19 tahun dan belum
kawin.Menurut BKKBN (Direktorat Remaja dan Perlindungan Hak Reproduksi)
batasan usia remaja adalah 10 sampai 21 tahun.
Kesehatan Reproduksi (kespro) adalah Keadaan sejahtera fisik, mental dan
sosial yang utuh dalam segala hal yang berkaitan dengan fungsi, peran & sistem
reproduksi .
Kesehatan Reproduksi Menurut WHO adalah suatu keadaan fisik, mental dan
sosial yang utuh, bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek
yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya. Atau Suatu
keadaan dimana manusia dapat menikmati kehidupan seksualnya serta mampu
menjalankan fungsi dan proses reproduksinya secara sehat dan aman.
Secara garis besar dapat dikelompokkan empat golongan faktor yang dapat
berdampak buruk bagi kesehatan reproduksi yaitu :
1.

Faktor sosial-ekonomi dan demografi (terutama kemiskinan, tingkat pendidikan yang


rendah, dan ketidaktahuan tentang perkembangan seksual dan proses reproduksi, serta
lokasi tempat tinggal yang terpencil).

2.

Faktor budaya dan lingkungan (misalnya, praktek tradisional yang berdampak buruk
pada kesehatan reproduksi, kepercayaan banyak anak banyak rejeki, informasi
tentang fungsi reproduksi yang membingungkan anak dan remaja karena saling
berlawanan satu dengan yang lain, dsb).

3.

Faktor psikologis (dampak pada keretakan orang tua pada remaja, depresi karena
ketidakseimbangan hormonal, rasa tidak berharga wanita pada pria yang membeli
kebebasannya secara materi, dsb)

4.

Faktor biologis (cacat sejak lahir, cacat pada saluran reproduksi pasca penyakit
menular seksual, dsb).
Cakupan pelayanan kesehatan reproduksi:

a)
b)

Konseling dan informasi Keluarga Berencana (KB)


Pelayanan kehamilan dan persalinan (termasuk: pelayanan aborsi yang aman,
pelayanan

c)

bayi baru lahir/neonatal)

Pengobatan infeksi saluran reproduksi (ISR) dan penyakit menular seksual (PMS),
termasuk pencegahan kemandulan

d)

Konseling dan pelayanan kesehatan reproduksi remaja (KRR)

e)

Konseling, informasi dan edukasi (KIE) mengenai kesproa.


Kesehatan Reproduksi Remaja adalah suatu kondisi sehat yang menyangkut
sistem, fungsi dan proses reproduksi yang dimiliki oleh remaja.Pengertian sehat disini
tidak semata-mata berarti bebas penyakit atau bebas dari kecacatan namun juga sehat
secara mental serta sosial kultural.
Remaja perlu mengetahui kesehatan reproduksi agar memiliki informasi yang
benar mengenai proses reproduksi serta berbagai faktor yang ada disekitarnya.
Dengan informasi yang benar, diharapkan remaja memiliki sikap dan tingkah laku
yang bertanggung jawab mengenai proses reproduksi.

Pengetahuan Dasar

yang perlu diberikan kepada remaja agar mereka

mempunyai kesehatan reproduksi yang baik, antara lain :


a.

Pengenalan mengenai sistem, proses dan fungsi alat reproduksi (aspek tumbuh
kembang remaja)

b.

mengapa remaja perlu mendewasakan usia kawin serta bagaimana merencanakan


kehamilan agar sesuai dengan keinginnannya dan pasanganya

c.

Penyakit menular seksual dan HIV/AIDS serta dampaknya terhadap kondisi


kesehatan reproduksi

d.

Bahaya narkoba dan miras pada kesehatan reproduksi

e.

Pengaruh sosial dan media terhadap perilaku seksual

f.

Kekerasan seksual dan bagaimana menghindarinya

g.

Mengambangkan kemampuan berkomunikasi termasuk memperkuat kepercayaan


diri agar mampu menangkal hal-hal yang bersifat negatif

h.

Hak-hak reproduksi
Masalah kesehatan reproduksi remaja di Indonesia kurang mendapat perhatian
yang cukup. Ada beberapa kemungkinan mengapa hal itu terjadi:

1)

Banyak kalangan yang berpendapat bahwa masalah kesehatan reproduksi, seperti


juga masalah kesehatan lainnya, semata-mata menjadi urusan kalangan medis,
sementara pemahaman terhadap kesehatan reproduksi (apalagi kesehatan reproduksi
remaja) di kalangan medis sendiri juga masih minimal. Meskipun sejak konperensi
Kairo definisi mengenai kesehatan reproduksi sudah semakin jelas, diseminasi
pengertian tersebut di kalangan medis dan mahasiswa kedokteran agaknya belum
memadai.

2) Banyak kalangan yang beranggapan bahwa masalah kesehatan reproduksi hanyalah


masalah kesehatan sebatas sekitar poses kehamilan dan melahirkan, sehingga
dianggap bukan masalah kaum remaja. Apalagi jika pengertian remaja adalah sebatas

mereka yang belum menikah. Di sini sering terjadi ketidak konsistensian di antara
para pakar sendiri karena di satu sisi mereka menggunakan istilah remaja dengan
batasan usia, tetapi di sisi lain dalam pembicaraan selanjutnya mereka hanya
membatasi pada mereka yang belum menikah.Banyak yang masih mentabukan untuk
membahas masalah kesehatan reproduksi remaja karena membahas masalah tersebut
juga akan juga berarti membahas masalah hubungan seks dan pendidikan seks.

B.

Perubahan Fisik, Biologis, Psikososial Remaja


1.

Tumbuh Kembang Remaja.

Masa remaja dibedakan dalam :


1)

Masa remaja awal, 10 13 tahun.

2)

Masa remaja tengah, 14 16 tahun.

3)

Masa remaja akhir, 17 19 tahun.


2.

a)

Pertumbuhan Fisik Pada Remaja Perempuan :


Mulai menstruasi.

b)

Payudara dan panggul membesar.

c)

Indung telur membesar.

d)

Kulit dan rambut berminyak dan tumbuh jerawat.

e)
f)

Vagina mengeluarkan cairan.


Mulai tumbuh bulu di ketiak dan sekitar vagina.

g)

Tubuh bertambah tinggi (Lengan dan Tungkai kaki bertambah panjang )

h)

Tulang-tulang wajah mulai memanjang dan membesar, sehingga tidak terlihat


seperti anak kecil lagi.

i)
j)

Kaki dan tangan bertambah besar


Keringat bertambah banyak

k)

Indung telur mulai membesar dan berfungsi sebagai organ reproduksi


2.

Perubahan fisik yang terjadi pada remaja laki-laki :

1)

Terjadi perubahan suara mejadi besar dan berat.

2)

Tumbuh bulu disekitar ketiak dan alat kelamin.

3)

Tumbuh kumis.

4)

Mengalami mimpi basah.

5)

Tumbuh jakun.

6)

Pundak dan dada bertambah besar dan bidang.

7)

Penis dan buah zakar membesar.

8)

Tubuh bertambah berat dan tinggi

9)

Keringat bertambah banyak

10)

Kulit dan rambut mulai berminyak

11)

Lengan dan tungkai kaki bertambah besar

12)

Tulang-tulang wajah mulai memanjang dan membesar, sehingga tidak terlihat


seperti anak kecil lagi

Pada Usia Remaja, Tugas-Tugas Perkembangan yang harus dipenuhi adalah


sebagai berikut:
a.

Mencapai hubungan yang baru dan lebih masak dengan teman sebaya baik sesama
jenis maupun lawan jenis

b.

Mencapai peran sosial maskulin dan feminin

c.

Menerima keadaan fisik dan dapat mempergunakannya secara efektif

d.

Mencapai kemandirian secara emosional dari orangtua dan orang dewasa lainnya

e.

Mencapai kepastian untuk mandiri secara ekonomi

f.

Memilih pekerjaan dan mempersiapkan diri untuk bekerja

g.

Mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan dan kehidupan keluarga

h.

Mengembangkan kemampuan dan konsep-konsep intelektual untuk tercapainya


kompetensi sebagai warga negara

i.

Menginginkan dan mencapai perilaku yang dapat dipertanggungjawabkan secara


sosial

j.

Memperoleh rangkaian sistem nilai dan etika sebagai pedoman perilaku


Perubahan Psikis juga terjadi baik pada remaja perempuan maupun remaja
laki-laki, mengalami perubahan emosi, pikiran, perasaan, lingkungan pergaulan dan
tanggung jawab, yaitu :

a.

Remaja lebih senang berkumpul diluar rumah dengan kelompoknya.

b.

Remaja lebih sering membantah atau melanggar aturan orang tua.

c.
d.

Remaja ingin menonjolkan diri atau bahkan menutup diri.


Remaja kurang mempertimbangkan maupun menjadi sangat tergantung pada
kelompoknya.

C.

Determinan Perkembangan Remaja


Pada bagian ini juga penting diketahui aspek atau faktor-faktor yang
berhubungan atau yang mempengaruhi kehidupan remaja. Keluarga, sekolah ,dan
tetangga merupakan aspek yang secra langsung mempengaruhi kehidupan reamaja,
sedangan struktur sosial ,ekonomi politik ,dan budaya lingkungan merupakan aspek
yang memberikan pengarauh secara tidak langsung terhadap kehidupan remaja.
Secara garis besarnya ada dua tekanan pokok yang berhubungan dengan kehidupan

remaja ,yaitu internal pressure (tekanan dari dalam diri remaja) dan external pressure
(tekanan dari luar diri remaja)
Tekanan dari dalam (internal pressure) merupakan tekanan psikologis dan
emosional. Sedangkan teman sebaya, orang tua guru, dan masyarakat merupakan
sumber dari luar (external pressure). Teori ini akan membantu kita memahami
masalah yang dihadapi remaja salah satunya adalah masalah kesehatan reproduksi.
D. Perilaku seksual remaja dan kesehatan reproduksi
Perilaku seksual remaja terdiri dari tiga buah kata yang memiliki pengertian
yang sangat berbeda satu sama lainya. Perilaku dapat di artikan sebagai respons
organisme

atau

respons

seseorang

terhadap

stimulus

(rangsangan)

yang

ada(Notoatmojdo,1993). Sedangakan seksual adalah rangsangan-rangsangan atau


dorongan yang timbul berhubungan dengan seks. Jadi perilaku seksual remaja adalah
tindakan yang dilakukan berhubungan dengan dorongan seksual yang datang baik
dari dalam dirinya maupun dari luar dirinya.
Adanya penurunan usia rata-rata pubertas mendorong remaja untuk aktif
secara seksual lebih dini. Dan adanya presepsi bahwa dirinya memiliki resiko yang
lebih rendah atau tidak beresiko sama sekali yang berhubungan dengan perilaku
seksual, semakin mendorong remaja memenuhi memenuhi dorongan seksualnya pada
saat sebelum menikah. Persepsi seperti ini di sebut youth uulnerability oleh Quadrel
et. aL. (1993) juga menyatakan bahwa remaja cenderung melakuakan underestimate
terhadap uulnerability dirinya. Banyak remaja mengira bahwa kehamilan tidak akan
terjadi pada intercourse (sanggama) yang pertama kali atau dirinya tidak akan pernah
terinfeksi HIV/AIDS karena pertahanan tubuhnya cukup kuat.
Dari kedua definisi kesehatan reproduksi tersebut ada beberapa faktor yang
berhubungan dengan status kesehatan reproduksi seseorang, yaitu faktor sosial
,ekonomi,budaya, perilaku lingkungan yang tidak sehat, dan ada tidaknya fasilitas
pelayanan kesehatan yang mampu mengatasi gangguan jasmani dan rohani. Dan tidak

adanya akses informasi merupakan faktor tersendiri yang juga mempengaruhi


kesehatan reproduksi.
Perilaku seksual merupakan salah satu bentuk perilaku manusia yang sangat
berhubungan dengan kesehatan reproduksi seseorang. Pada pasal 7 rencana kerja
ICPD Kairo dicantumkam definisi kesehatan reproduksi menyebabkan lahirnya hakhak reproduksi. Berdasarkan pasal tersebut hak-hak reproduksi di dasarkan pada
pengakuan akan hak-hak asasi semua pasangan dan pribadi untuk menentukan secara
bebas dan bertangung jawab mengenai jumlah anak , penjarangan anak (birth
spacing ), dan menentukan waktu kelahiran anak-anak mereka dan mempunyai
informasi dan cara untuk memperolehnya, serta hak untuk menentukan standar
tertinggi kesehatan seksual dan reproduksi. Dalam pengertian ini ada jaminan
individu untuk memperoleh seks yang sehat di samping reproduksinya yang sehat
(ICPD, 1994). Sudah barang tentu saja kedua faktor itu akan sangat mempengaruhi
tercapai atau tidak kesehatan reproduksi seseorang ,termasuk kesehatan reproduksi
remaja.
E. Resiko perilaku seksual berisiko remaja saat ini
Seperti telah dikemukakan di bagian pendahuluan, banyak penelitian dan
berita di media massa yang menggambarkan fenomena perilaku seksual remaja
pranikah di indonesia. Sebenarnya perilaku seksual remaja pranikah sudah ada sejak
manusia ada. Tetapi informasi tentang perilaku tersebut cenderung tidak terungkap
secara luas. Sekarang kondisi masyarakat telah berubah .dengan telah makin
terbukanya arus informasi, makin banyak pula penelitian atau studi yang
mengungkapkan permasalahan perilaku seksual remaja, termasuk hubungan seksual
pranikah. Di indonesia sendiri ada beberapa penelitihan yang menggambarkan
fenomena perilaku seksual remaja pranikah. Berikut ini ada beberapa penelitian
kuantitatif dan kualitatif yang menggambarkan fenomena tersebut.
3. Penyakit menularseksual (PMS) HIV/AIDS
Dampak lain dari perilaku seksual remaja terhadap kesehatan reproduksi
adalah tertular PMS termasuk HIV/AIDS. Sering kali remaja melakukan hubungan

seks yang tidak aman. Adanya kebiasaan berganti-ganti pasangan dan melakuakan
anal seks menyebabkan remaja semakin rentan untuk tertular PMS/HIV, seperti sifilis
,gonore,herpes, klamidia dan AIDS . dari data yang ada menukjukan bahwa diantara
penderita atau kasus HIV/AIDS, 53,0% berusia antara 15-29 tahun. Tidak terbatasnya
cara melakuakan hubungan kelamin pada genital-genital saja(bisa juga oragenital)
menyebabkan penyakit kelamin tidak saja terbatas pada daerah genital, tetapi dapat
juga pada daerah-daerah ektra genital.
4. Psikologis
Dampak lain dari perilaku seksual remaja yang sangat berhubungan dengan
kesehatan reproduksi adalah konsekuensi psikologis. Setelah kehamilan terjadi ,pihak
perempuan atau tepatnya korban- utama dalam masalah ini. Kodrat untuk hamil dan
melahirkan menempatkan remaja perempuan dalam posisi terpojok yang sangat
delimatis. Dalam pandangan masyarakat ,remaja putri yang hamil merupakan aib
keluarga,yang secara telak mencoreng nama baik keluarga dan ia adalah si pendosa
yang melangar norma-norma sosial dan agama. Penghakiman sosial ini tidak jarang
meresap dan terus tersosialisasi dalam diri remaja putri tersebut. Perasaan binggung,
cemas, malu, dan bersalah yang dialami remaja setelah mengetahui kehamilanya
bercampur dengan perasaan depresi, pesimis terhadap masa depan, dan kadang
disertai rasa benci dan marah baik kepada diri sendiri maupun kepada pasangan, dan
kepada nasib membuat kondisi sehat secara fisik ,sosial dan mental yang
berhubungan dengan sistem ,fungsi,dan proses reproduksi remaja tidak terpenuhi.
Namun ada hal yang perlu pula untuk diketahui bahwa dampak yang terjadi pada
remaja bukan hanya pada saat pranikah,namun dapat pula memberikan dampak
negatif saat menikah dan hamil muda. Hal-hal yang mungkin terjadi saat menikah dan
hamil di usia sangat muda (dibawah 20 tahun).
F. Strategi Meningkatkan Kesehatan Anak Remaja
a.

Pendidikan Seks
Strategi pendidikan seks di masa lalu berfokus pada anatomi fisiologi reproduksi dan
penyuluhan perilaku yang khas kehidupan keluarga Amerika kelas menengah. Baru

baru ini pendidikan seks mulai membahas masalah seksualitas manusia yang dihadapi
remaja. Misalnya, program program yang sekarang berfokus pada upaya remaja
untuk mengatakan tidak. Pihak oponen program pendidikan seks di sekolah percaya
bahwa diskusi eksplisit tentang seksualitas meningkatkan aktivitas seksual diantara
remaja dan mengecilkan peran orang tua. Pihak pendukung mengatakan, tidak adanya
diskusi semacam itu dari orang tua dan kegagalan mereka untuk member anak anak
mereka informasi yang diperlukan secara nyata untuk menghambat upaya mencegah
kehamilan pada remaja. Peran keluarga, masjid, gereja, sekolah kompleks dan
kontraversial tentang pendidikan seks. Orang tua mungkin tidak terlibat dalam
pendidikan seks anak anaknya karena beberapa alasan.

DAFTAR PUSTAKA
Soekidjo, Notoatmodjo.(2007).Kesehatan masyarakat,edisi ke 11.Jakarta : Rineka
Cipta.
Bobak,Lowdermik, jensen.(2004).Buku Ajar Fundamental Keperawatan,Edisi
4.EGC.Jakarta
Potter& perry.(2005).Buku Ajar Fundamental Keperawatan.Edisi 4.EGC.Jakarta
http://www.anekatips.info/2009/07/bahaya-seks-bebas-di-kalangan
remaja.html#ixzz0jdIQOsYc

Sistem Reproduksi Pada Pria

1. Penis
Organ kopulasi (persetubuhan), yaitu hubungan antara alat kelamin jantan

dan

betina untuk memindahkan sparma ke dalam organ reproduksi betina


2. Skrotum
Selaput pembungkus testis sebagai pelindung testis serta mengatur suhu yang sesuai
bagi spermatozoa.
3. Testis
Kelenjar kelamin yang berjumlah sepasang sebagai penghasil sel-sel sperma serta
hormon testosteron. Dalam testis, banyak terdapat saluran halus yang disebut tubulus
seminiferus.

4. Epididimis
Saluran panjang dan berkelok yang keluar dari testis. Fungsinya, untuk menyimpan
sperma sementara dan mematangkan sperma selama kira-kira 3 minggu.
5. Vas deferens (saluran sperma)
Saluran panjang dan lurus yang mengarah ke atas dan berujung di kelenjar prostat.
Fungsinya untuk mengangkut sperma menuju vesikula seminalis.
6. Saluran ejakulasi:
Saluran pendek yang menghubungkan vesikula seminalis dengan uretra.
7. Uretra
Saluran panjang terusan dari saluran ejakulasi yang terdapat di penis.

2. Sistem Reproduksi Pada Wanita

1) Vagina
Saluran yang menghubungkan organ uterus dengan tubuh bagian luar. Fungsinya,
sebagai organ kopulasi dan saluran persalinan keluarnya bayi.
2) Vulva
Suatu celah yang terdapat di bagian luar dan terbagi menjadi 2 bagian, yaitu labia
mayora dan labia minora
a) Labia mayora
Sepasang bibir besar yang terletak di bagian luar melindungi organ di dalamnya.
b) Labia minora
Sepasang bibir kecil yang terletak di bagian dalam dan membatasi vulva.
3) Ovarium (indung telur)
organ reproduksi utama wanita yang berjumlah sepasang dan terletak di dalam rongga
perut pada daerah pinggang sebelah kiri dan kanan. Fungsinya, untuk menghasilkan
sel ovum dan hormon wanita, yaitu hormon estrogen dan progesteron.
a) Estrogen,
Berfungsi untuk mempertahankan sifat sekunder (merangsang penebalan dinding
rahim) serta membantu dalam proses pematangan sel ovum.
b) Progesteron
Berfungsi memelihara masa kehamilan, contohnya menyiapkan endometrium sebagai
tempat implantasi embrio.
4) Fimbriae
Serabut/silia lembut yang terdapat di bagian pangakl ovarium berdekatan dengan
ujung saluran oviduk. Fungsinya untuk menangkap sel ovum matang yang
dikeluarkan oleh ovarium.
5) Infundibulu
Bagian ujung oviduk yang berbentuk corong dan berdekatan dengan fimbriae.
Fungsinya menampung sel ovum yang telah ditangkap oleh fimbrae.

6) Tuba falopi
Saluran memanjang setelah infundibulum yang bertugas sebagai tempat fertilisasi dan
jalan bagi sel ovum menuju uterus dengan bantuan silia pada dindingnya.
7) Oviduk
Saluran panjang kelanjutan dari tuba falopi. Fungsinya sebagai tempat fertilisasi dan
jalan bagi sel ovum menuju uterus dengan bantuan silia pada dindingnya.
8) Uterus (rahim)
Organ yang berongga dan berotot. Berbentuk seperti buah pir dengan bagian bawah
yang mengecil. Fungsinya sebagai tempat pertumbuhan embrio selama kehamilan.
9) Cervix
Bagian dasar uterus yang berbentuk menyempit sehingga disebut leher rahim yang
menghubungkan uterus dengan saluran vagina dan sebagai jalan keluarnya janin dari
uterus menuju saluran vagina.
10) Saluran vagina
Saluran lanjutan dari cervix sampai pada vagina.
11) Klitoris:
Tonjolan kecil yang terletak di belakang vulva.

Anda mungkin juga menyukai