Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN
1.1

Sejarah dan Perkembangan Pabrik


PT Pertamina (Persero) adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang

bergerak dibidang pertambangan Minyak dan Gas Bumi (MIGAS) di Indonesia.


Pertamina

berkomitmen

mendorong

proses

transformasi

internal

dan

pengembangan yang berkelanjutan guna mencapai standar internasional dalam


pelaksanaan operasional dan tata kelola lingkungan yang lebih baik, serta
peningkatan kinerja perusahaan sebagai sasaran bersama.
Pada bulan Januari 1951, didirikan Perusahaan Tambang Minyak Negara
Republik Indonesia (PT MNRI) yang kegiatannya meliputi wilayah Jawa Tengah
dan Sumatera Utara. Setelah mengalami perdebatan, pada bulan Oktober 1956
ditetapkan bahwa lapangan minyak Sumatera Utara tidak dikembalikan ke Shell
dan berada di bawah pengawasan pemerintah pusat. Pada tanggal 22 Juli 1957,
pemerintah memutuskan menyerahkan lapangan minyak Sumatera Utara kepada
KSAD, yang kemudian mengubah namanya menjadi PT Explotasi Tambang
Minyak Sumatera Utara (PT ETMSU).
Pada tahun 1960, pemerintah mengeluarkan Undang-Undang (UU) untuk
membentuk tiga perusahaan negara disektor minyak dan gas bumi. Ketiga
perusahaan tersebut adalah:
1.

PN Pertamin (Perusahaan Negara Pertambangan Minyak Indonesia).


Disahkan berdasarkan PPNo.3/1961. Perusahaan ini bermula dari
perusahaan Nederlandsche Indische Aardolie Maatschappij (NIAM) yang
didirikan tahun 1921. Pada tanggal 1 Januari 1959 namanya berubah
menjadi PT Pertambangan Minyak Indonesia (PT Permindo). Kemudian
pada tahun 1965, PN ini mengambil alih semua kekayaan PT Shell
Indonesia termasuk di dalamnya kilang Plaju, Balikpapan, dan
Wonokromo.

2.

PN Permina (Perusahaan Negara Pertambangan Minyak Nasional).


Disahkan berdasarkan PP No.198/1961. Perusahaan ini merupakan

peralihan nama dari PT ETMSU. Sejak tahun 1961, PN inilah yang


melakukan operasi penyediaan dan pelayanan bahan bakar minyak dalam
negeri.
3.

PN Permigan (Perusahaan Negara Pertambangan Minyak dan Gas


Nasional). Disahkan berdasarkan PP No.199/1961. Perusahaan ini semula
berasal dari Perusahaan Tambang Minyak Rakyat Indonesia (PTMRI)
yang berlokasi di Sumatera Utara, namanya berubah menjadi PN Permigan
pada tahun 1961. Pada tanggal 6 April 1962, pemerintah Indonesia
membeli semua fasilitas penyulingan dan produksi PT Shell di Jawa
Tengah. Namun karena kinerjanya yang semakin memburuk, PN ini
dibubarkan pada tahun 1965 melalui SK Menteri Urusan Minyak dan Gas
Bumi No.6/M/MIGAS/ 66.

Pada tanggal 20 Agustus 1968 dalam rangka mempertegas struktur dan


prosedur kerja demi memperlancar usaha peningkatan produksi minyak dan gas
bumi, dibentuk Perusahaan Negara Pertambangan Minyak dan Gas Negara (PN
Pertamina) yang melebur PN Permina dan PN Pertamin. Tujuannya adalah agar
dapat

meningkatkan

produktivitas,

efektivitas,

dan

efisiensi

di

bidang

perminyakan nasional di dalam wadah suatu Integrated Oil Company dengan satu
manajemen yang sempurna.
Kemudian PN Pertamina diubah menjadi Pertamina (Pertambangan Minyak
dan Gas Negara). Pada tahun 2003, PERTAMINA dijadikan Persero dengan nama
PT Pertamina (Persero).
Untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar minyak dalam negeri, PT Pertamina
(Persero ) hingga saat ini telah mengoperasikan tujuh Refinery Unit (RU) yang
tersebar di Indonesia. Ketujuh unit itu adalah:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

RU-I berada di Pangkalan Brandan, Sumatera Utara.


RU-II berada di Dumai, Riau.
RU-III berada di Plaju-Sungai Gerong, Sumatera Selatan.
RU-IV berada di Cilacap, Jawa Tengah.
RU-V berada di Balikpapan, Kalimantan timur.
RU-VI berada di Balongan, Jawa Barat.
RU-VII berada di Kasim, Papua.

Namun sejak tahun 2007, Pertamina RU-I Pangkalan Brandan telah ditutup.
Pabrik yang telah beroperasi lebih dari 100 tahun ini terpaksa ditutup karena
pasokan minyak mentah dan gas yang sudah tidak mencukupi lagi.
Kilang minyak Plaju didirikan oleh pemerintah Belanda pada tahun 1903,
kilang ini mengolah minyak mentah dari Prabumulih dan Jambi. Pada tahun 1957,
kilang ini diambil oleh PT Shell Indonesia dan pada tahun 1965 pemerintah
Indonesia mengambil alih kilang Plaju dari PT Shell Indonesia. Kilang ini
mempunyai kapasitas produksi 100 MBCD (Million Barrel Calender Day).
Sedangkan kilang Sungai Gerong didirikan oleh Stanvac pada tahun 1920. Kilang
yang berkapasitas produk 70 MBCD ini dibeli oleh PT Pertamina (Persero) pada
tahun 1970. Namun kapasitas kilang ini berkurang menjadi 25 MBCD sesuai
dengan unit yang masih ada.
Pada tahun 1972, didirikan Asphalt Blowing Plant (Demolish) dengan
kapasitas produksi 45.000 ton/tahun. Pada tahun 1973, didirikan pabrik
Polypropylene yang mengolah Propylene menjadi Polypropylene dengan produk
berbentuk pellet. Bersamaan dengan dibangunnya pabrik Polypropylene, dibangun
jembatan pipa integrasi yang menghubungkan kilang Plaju dan kilang Sungai
Gerong (dikenal kilang Musi).
Pada tahun 1982 dilaksanakan pembangunan proyek Plaju Aromatic Center
(PAC) dan Proyek Kilang Musi 1 (PKM I). Kedua proyek ini dibangun secara
terintegrasi yang berupa proyek pipanisasi di dalam penyediaan sistem penunjang
(utilitas) dan fasilitas lindungan lingkungan. Plaju Aromatic Center didirikan di
area kilang Plaju. Pembangunan kilang Musi berlanjut dengan pembangunan
High Vacuum Distilation Unit II (HVU-II) pada tahun 1983 namun mulai
beroperasi tahun 1986 (Pedoman BPST Pertamina Angkatan XIV, 2012).

PKM I diwujudkan dengan melakukan revamping dan pembangunan unit


baru. Upaya yang telah dilakukan pada PKM tahap I adalah sebagai berikut:

1. Revamping dapur dan beberapa peralatan CD Plaju untuk menurunkan


pemakaian bahan bakar.
2. Revamping FCCU dan unit Light End Sungai Gerong.
3. Pembangunan distilasi bertekanan hampa (New Vacum Distilation Unit)
NVDU di Sungai Gerong dengan kapasitas produksi 48 MBCD long
residue.
4. Mengganti koil pemanas tangki.
5. Melengkapi fasilitas transfer produk antara kilang Plaju dankilang Sungai
Gerong.
Pemakaian refinery fuel menurun dari 11,07 % menjadi TSRF/ton crude.
Proyek Kilang Musi I diselesaikan pada bulan September 1986. PKM II
dilaksanakan pada tahun 1991 dengan melakukan pembaruan sebagai berikut:
1. Peningkatan kapasitas produksi-produksi kilang Polypropylene menjadi
2.
3.
4.
5.

45.000 ton/tahun.
Revamping RFCCU dan unit alkilasi.
Redesign siklon FCCU Sungai Gerong.
Modifikasi unit Re-distiller I/II Plaju.
Pemanasan Gas Turbine Generator Complex (GTGC) dan perubahan

frekuensi listrik dari 60 Hz ke 50 Hz.


6. Pembangunan Water Treatment Unit (WTU) dan Sulphur Acid Recovery
Unit (SAU).

Tabel 1. Sejarah PT Pertamina (Persero) RU III Plaju-Sungai Gerong


Tahun
1903
1920
1965
1970
1972
1973

Sejarah dan Perkembangan


Pembangunan kilang minyak di Plaju oleh Shell (Belanda)
Kilang Sungai Gerong dibangun oleh Stanvac (AS)
Kilang Plaju/Shell dengan kapasitas 110 MBCD dibeli oleh
negara/Pertamina
Kilang Sungai Gerong/Stanvac dibeli oleh negara/Pertamina
Pembangunan Asphalt Blowing Plant kapasitas 45.000 ton/tahun
Pendirian kilang Polypropylene untuk memproduksi pellet Polytam

1982
1982
1984
1986
1987
1988
1990
1994

2002
2003

dengan kapasitas 20.000 ton/tahun


Pendirian Plaju Aromatic Center (PAC) dan Proyek Kilang Musi I
(PKM I) yang berkapasitas 98 MBCD
Pembangunan High Vacuum Unit (HVU) Sungai Gerong dan
Revamping CDU (konservasi energi)
Proyek pembangunan kilang TA/PTA dengan kapasitas produksi
150.000 ton/tahun
Kilang PTA mulai beroperasi dengan kapasitas 150.000 ton/tahun
Proyek Pengembangan Konservasi Energi/Energy Conservation
Industry (ECI)
Proyek Usaha Peningkatan Efisiensi dan Produksi Kilang (UPEK)
Debottlenecking kapasitas kilang PTA menjadi 225.000 ton/tahun
PKM II: Pembangunan unit Polypropylene baru dengan kapasitas
45.200 ton/tahun, revamping RFCCU- Sungai Gerong dan unit
alkilasi, Redesign siklon RFCCU-Sungai Gerong, modifikasi unit redistilling I/II Plaju, pemasangan Gas Turbine Generator Complex
(GTGC) dan perubahan frekuensi listrik dari 60 Hz ke 50 Hz, dan
pembangunan Water Treatment Unit (WTU) dan Shulpuric Acid
Recovery Unit (SAU)
Pembangunan jembatan integrasi kilang Musi
Peresmianjembatan integrasi kilang Musi

Sumber : Pedoman BPST Angkatan XIV. Penerbit Pertamina, Palembang,2012

1.2

Lokasi dan Tata Letak Pabrik


Sebagai dasar pemilihan lokasi kilang minyak adalah:
1. Dekat dengan sumber minyak mentah sebagai bahan baku utamanya.
2. Dekat dengan pasar yang dituju.
3. Tersedianya cadangan air yang cukup sebab kilang minyak memerlukan air
dalam jumlah yang cukup besar.
4. Dekat dengan prasarana umum yang ada, seperti jaringan transportasi,
jaringan listrik dan jaringan telekomunikasi.
5. Tersedianya areal tanah yang luas dan cukup tersedia untuk kemungkinan
perluasan.
Kilang minyak Plaju terletak di sebelah Selatan Sungai Musi dan sebelah

Barat Sungai Komering, sedangkan kilang minyak Sungai Gerong terletak di


persimpangan Sungai Musi dan Sungai Komering.

Sumber : Pedoman BPST Angkatan XIV. Penerbit Pertamina, Palembang, 2012

Gambar 1. Lokasi dan Tata Letak PT Pertamina RU III PlajuSungai Gerong

Luas wilayah kerja PT Pertamina (Persero) RU III sebesar 1812,6 Ha,


sedangkan luas wilayah efektif yang digunakan oleh PT Pertamina (Persero) RU
III dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Luas Wilayah PT Pertamina (Persero) RU III Plaju-Sungai Gerong


No
1
2
3
4
5
6
7

Tempat
Area perkantoran dan kilang Plaju
Area kilang Sungai Gerong
Pusdiklat fire dan safety
RDP an Lapangan Golf Bagus Kuning
RDP Kenten
Lapangan Golf Kenten
RDP Plaju, Sungai Gerong dan 3 Ilir
Total

Luas (Ha)
229,6
153,9
34.95
51,4
21,1
80,6
349,37
921,02

Sumber : Pedoman BPST Angkatan XIV. Penerbit Pertamina. Palembang, 2012

1.3
1.3.1

Struktur Organisasi dan Manajemen Perusahaan


Struktur Organisasi
Di dalam menata dan mengelolah perusahaannya, PT. Pertamina memiliki

berbagai macam struktur organisasi dan manajemen perusahaan. General


Manager juga langsung membawahi kilang PT. Pertamina RU-III, sekarang ini
sudah menjadi perusahaan stabil, data yang sesuai dengan standar internasional.
Struktur Organisasi Pertamina RU-III Plaju berbentuk line staff, dipimpin oleh
seorang General Manager yang bertanggung jawab langsung kepada Director
Refinery Pertamina Pusat di Jakarta.General Manager PT. Pertamina (Persero)
RUIII langsung membawahi beberapa Manager yang memiliki tugas dan fungsi
masing-masing, dimana masih terdapat keterikatan di antara tugas-tugas Manager
tersebut. Adapun bidang-bidang yang dipegang Manager yang ada di bawah GM
RU-III antara lain:
1. Engineering and Development
Bertugas untuk melakukan pengembangan kilang demi menghasilkan
produk yang bernilai jual dengan modifikasi pada proses sehingga dihasilkan
kondisi operasi yang lebih efisien dan ekonomis.
2. Reliability
Bertugas

untuk

melihat

kehandalan

instrumen

kilang,

sebelum

direncanakan untuk di-maintenance dan setelah di-maintenance.

3. Refinery Planning and Optimization


Bertugas untuk merencanakan pengolahan untuk mencari groos-margin
sebesar-besarnya, menyiapkan dan menyajikan perspektif keekonomian
kilang, serta mengembangkan perencanaan yang dapat memaksimumkan
pendapatan berdasarkan pasar dan kondisi kilang yang ada.
4. Production

Bertugas untuk menyelenggarakan (Operator) pengolahan minyak


mentah (crude) menjadi produk BBM dengan biaya semurah-murahnya.
5. Maintenance Planning and Support
Menjaga peralatan kilang yang tersedia dalam jangka waktu tertentu agar
proses pengolahan berjalan lancar dan target pengolahan dapat tercapai
dengan cara memperbaiki secepat mungkin peralatan operasi serta melakukan
pekerjaan terencana untuk TA (Turn Arround) dan Non-TA.
6. General Affairs and Legal
General affairs membidangi Public Relations yang mencakup External
Relations, CSR, Internal Relations and Protokoler, serta Media Relations.
Sedangkan fungsi Legal memiliki peran untuk pengamanan aset-aset yang
dimiliki kilang, perijinan, pengkajian Undang-Undang, serta menganalisa
peraturan.
7. HSE (Healt, Safety, and Environment)
Pertamina RU-IIII melindungi keselamatan, kesehatan, dan lingkungan
kerja karyawankaryawannya melalui unit HSE. Selain itu HSE juga
berfungsi sebagai pengelola lingkungan hidup.
8. Procurement
Kegiatan utama dari bidang Procurement adalah inventory controlling
(pengendalian persediaan), purchasing (pengadaan material), contract officer
(kontrak jasa), dan terakhir service and warehousing.
9. Turn Arround
Turn Arround (TA) adalah kegiatan pemeliharaan yang berskala besar
(extraordinary maintenance activites) yang dilakukan secara berkala (34
tahun) yang hanya dapat dilaksanakan pada saat unit dalam keadaan berhenti
operasi.
10. OPI (Operational Performance Improvement)

OPI diadakan untuk memberi pelatihan untuk meningkatkan performance


pekerja serta untuk merubah budaya kerja yang tidak baik, dan menjaga
sustainability dari improvement yang sudah terlaksana.
11. Maintenance Execution
Maintenance execution berperan melaksanakan program pemeliharaan
yang telah direncanakan oleh MPS, Reliability, dan Turn Around serta
mengeksekusi maintenance harian.
Struktur organisasi PT. PT Pertamina (Persero) RU III Plaju dapat dilihat pada
Gambar 2.

General Manager,
Refinery Unit III
Plaju
Secretary

Senior
Manager, Manager,
Manager,
Production

Manager,

Manager,

Engineering
Coordinator,
&

Reability
Manager,

10

Manager,
Maintenance
Planning &

Manager,

Manager,

Manager,

Manager,

Refinery
Planning &

Maintenance
Execution

Procurement

Legal &
General

Sumber : Pedoman BPST Angkatan XIV. Penerbit Pertamina, Palembang, 2012

Gambar 2. Struktur Organisasi PT. Pertamina (Persero) RU-III

1.3.2 Manajemen Perusahaan


1.3.2.1 Visi dan Misi Perusahaan
1. Visi Perusahaan
Menjadi Perusahaan yang Unggul dan terpandang (To be a respected
leading company)
2. Misi Perusahaan
1. Melakukan usaha dalam bidang energi dan petrokimia

11

2. Merupakan

identitas

bisnis

yang

dikelola

secara

provesional,

kompetitif, dan berdasar tata nilai unggulan


3. Memberikan nilai tambah lebih bagi pemegang saham, pelanggan,
pekerja, dan masyarakat, serta mendukung pertumbuhan ekonomi
nasional
1.3.2.1.1

Tata Nilai Perusahaan

Tata nilai yang berlaku di PT Pertamina (Persero) RU-III Plaju:


1. Clean (Bersih)
Dikelola secara profesional, menghindari benturan kepentingan, tidak
menoleransi suap, menjunjung tinggi kepercayaan dan integritas, dan
berpedoman pada asas-asas tata kelola korporasi yang baik.

2. Competitive (Kompetitif)
Mampu berkompetisi dalam skala regional maupun internasional,
mendorong pertumbuhan melalui investasi, membangun budaya sadar biaya
dan menghargai kinerja.
3. Confident (Percaya Diri)
Berperan dalam pembangunan ekonomi nasional, menjadi pelopor dalam
reformasi BUMN, dan membangun kebanggaan bangsa.
4. Customer Focused (Fokus pada Pelanggan)
Berorientasi pada kepentingan pelanggan dan berkomitmen untuk
memberikan

pelayanan terbaik kepada pelanggan.

5. Commercial (Komersial)
Menciptakan nilai tambah dengan orientasi komersial dan mengambil
keputusan berdasarkan prinsip-prinsip bisnis yang sehat.
6. Capable (Berkemampuan)
Dikelola oleh pemimpin dan pekerja yang profesional dan memiliki talenta
dan

penguasaan teknis tinggi, berkomitmen dalam membangun riset dan

pengembangan.

12

1.3.2.2 Peraturan Kerja


Pertamina RU III memiliki karyawan yang terbagi menjadi dua yaitu yang
telibat langsung dengan proses produksi dan karyawan reguler. Jam kerja
karyawan yang terlibat lansung dengan proses produksi terbagi atas 3 shift dengan
sistem 3 hari kerja dan 1 hari libur.
Pembagian shift karyawan Pertamina RU III dapat dilihat sebagai berikut.
1. Shift pagi, pukul 07.00-15.00
2. Shift sore, pukul 15.00-23.00
3. Shift malam, pukul 23.00-07.00
Sedangkan karyawan reguler menggunakan sistem 5 hari kerja (Senin-Jumat),
jam karyawan reguler dapat dilihat sebagai berikut.
1. Senin-Kamis, pukul 07.00-15.00, istirahat pukul 12.00-13.00
2. Jumat, pukul 07.00-15.30, istirahat pukul 11.30-13.00
Untuk menjalankan operasinya, Pertamina memperkerjakan pegawai-pegawai
yang secara garis besar terbagi menjadi:

1. Pegawai Pembina
1.

1.4

Pegawai Utama

: pegawai dengan golongan 2 ke atas


: pegawai dengan golongan 5-3

2. Pegawai Madya

: pegawai dengan golongan 9-6

3. Pegawai Biasa

: pegawai dengan golongan 16-10

Pemasaran
PT Pertamina (Persero) RU III bergerak di sektor hilir yang mengoperasikan

kilang BBM dan petrokimia. Bahan baku crude oil dari Prabumulih, Pendopo, dan
Jambi disalurkan melalui pipa-pipa. Sedangkan hasil produksi berupa BBM, non
BBM, Bahan bakar khusus, dan petrokimia didistribusikan untuk memenuhi
kebutuhan minyak dan gas di wilayah Sumatera Selatan, Jambi, Bengkulu,
Lampung, Pangkal Pinang, Medan, Pontianak, Jakarta dan ekspor.

13

Pendistribusian minyak di PT Pertamina (Persero) RU III dilakukan melalui


pipa-pipa, kapal-kapal tanker dan mobil-mobil pendistribusian.Pemasaran produk
PT Pertamina (Persero) RU III dilakukan oleh Unit Pemasaran dan Pembekalan
Dalam Negeri (UPPDN).

Anda mungkin juga menyukai