IB Presentasi SCM Tambahan
IB Presentasi SCM Tambahan
PENDAHULUAN
berdasarkan laporan yang diterbitkan oleh Boston Consulting Group haier menjadi salah
satu dari Worlds 50 Most Innovative Companies.
Di Indonesia, berdiri tahun 1970 HEI (pada awal berdiri sebagai PT Sanyo
Industries Indonesia) telah melakukan produksi secara lokal dan menciptakan produk
berkualitas tinggi yang disesuaikan dengan kebutuhan lokal. Pada tahun 2009, HEI
merilis produk-produk andalannya dengan nama Beauty Series antara lain, Mesin Cuci
"Smart Beauty", Lemari Es "Slim Beauty", Penyejuk Ruangan "Cool Beauty" dan juga
TV LCD "Dream Beauty". HEI telah diakui oleh lembaga konsumen dan dibuktikan
dengan penghargaan seperti Indonesian Best Brand Award as The Most Valuable Brand
in Washing Machine Category di tahun 2006 dan 2009.
Di era Globalisasi sekarang ini diandai dengan berbagai perubahan termasuk
dalam lingkungan bisnis dan semakin banyaknya pendatang baru yang memasuki pasar.
Perubahan di era globalisasi ini memberikan dampak pada perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, prilau konsumen, keadaan ekonomi, politik , social dan faktofaktor lainnya. Semua itu menghauskan manajemen untuk dapat mempersiapkan
strategi dan rancangan pengembangan produk yang dapat memenuhi kebutuha
konsumen dengan melakukan inovasi atau mengikuti perkembangan trend saat ini.
Banyak hal yang harus dipersiapkan dalam menentukan bagaimana perusahaan
beroperasi.
Menejemen operasional menjadi sangat penting dalam suatu perusahaan karena
menurut Ferrel (2014), menejemen oprasi ialah suatu kegiatan untuk mengembangkan
dan mengatur secara administrasi seluruh kegiatan yang didalamnya menyangkut proses
merntransformasi sumber daya menjadi barang atau jasa. Terutama pada perusahaan
manufaktur dimana kualitas dan produktivitas sangant ditekankan dalam proses
oprasional perusahan tersebut setiap hari-nya.
Salah satu yang paling penting dalam proses menejemen oprasional ialah Supply
Chain Management (SCM) merupakn suatu proses yang mencakup bagaimana suatu
produk mulai dari pembelian bahan mentah, proses produksi dan proses pendistibusian
kepada konsumen. Dimana dalam kondisi sekarang ini suatu pasar dapat dipenuhi oleh
banyak pemain, terutama dalam pasar manufaktur untuk produk eletronik rumah tangga.
Hubungan antara supplier, customer, dan perusahaan itu sendiri, harus dikelola dengan
baik. Bagaimana agar supplier ikut bertanggungjawab terhadap kualitas produk,
hubungan yang baik dan jangka panjang dengan supplier dan customer, serta agar
distribusi produk dari hulu ke hilir tepat pada waktunya sampai ke pengguna akhir.
Disinilah pengelolaan perlu dilakukan. Apabila terjadi sebuah kesalahan pada distribusi
barang dan jasa akan membuat kualitas barang dan jasa menurun. Dan ini berakibat
daya saing melemah. Untuk meningkatkan distribusi barang dan jasa, serta sharing
informasi dan financial dari hulu ke hilir pada sektor industri manufaktur produk
elektronik rumah tangga, maka diperlukan pengelolaan secara komprehensif. Penerapan
dan praktek SCM untuk penyediaan barang dan jasa inilah yang sangat diperlukan bagi
sektor industri manufaktur produk elektronik rumah tangga dalam rangka meningkatkan
daya saing industri yang akan memberikan dampak pada kinerja usaha.
Ferrel (2014) menyatakan salah satu fungsi utama dalam menejemen oprasi
ialah Supply Chain Management, yang dimana menjelaskan suatu proses yang
menghubungkan dan mengintegrasikan seluruh kelompok dalam satu sistem distribusi
yang bertujuan untuk memuaskan pelanggan. Di lain sisi SCM dapat dikatakan sebagai
logistic yang didalamnya termasuk bagaimana memperoleh dan mengatur bahan mentah
dan suku cadang pendukung lainnya, mengatur barang jadi, proses pengmasan dan
pengiriman ke konsumen.
Menurut Budi Nugroho (2011) kegiatan SCM adalah pendekatan antar-fungsi
(cross functional) untuk mengatur suatu alur produksi yang dimulai dari bahan mentah
kedalam produksi dan setelah produksi menjadi barang jadi menuju konsumen akhir.
Sebagaimana suatu badan lebih fokus dalam kompetensi inti dan lebih fleksibel, mereka
harus mengurangi kepemilikan mereka atas sumber material mentah dan kanal
distribusi. Fungsi ini meningkat menjadi kekurangan sumber daya ke perusahaan lain
yang terlibat dalam memuaskan permintaan konsumen, sementara mengurangi kontrol
manajemen dari logistik harian. Pengendalian lebih sedikit dan partner SCM menuju ke
pembuatan konsep SCM. Tujuan dari SCM ialah meningkatkan kepercayaan dan
kolaborasi diantara badan yang terlibat dalam proses SCM tesebut, dan meningkatkan
inventaris dalam kejelasannya dan meningkatkan percepatan inventori.
Pada prakteknya proses SCM membutuhkan dukungan dari berbagai pihak
mulai dari internal dalam hal ini seluruh manajemen puncak dan eksternal, dalam hal ini
seluruh partner yang ada. Banyaknya jenis produk dan jumlah yang tidak menentu dari
masing-masing produk membuat produsen semakin kewalahan dalam memuaskan
keinginan dari konsumen. Globalisasi membuat supply chain semakin rumit dan
kompleks karena pihak-pihak yang terlibat dalam SCM tersebut mencakup pihak-pihak
di berbagai negara yang mungkin mempunyai lokasi diberbagai pelosok dunia.
Mengapa PT Haier Electrical Appliances Indonesia?persaingan dalam bagi
sektor industri manufaktur produk elektronik rumah tangga di Indonesia termasuk salah
satu sector industry yang cukup menarik untuk ditelaah. Banyak nya persaingan dalam
sector industry tersebut dan juga perkembangan zaman yang sangat memperngaruhi
bagaimana para pemain dalam industry tersebut untuk dapat terum berkembang dengan
inovasi-inovasi baru yang bertujuan untuk memuaskan konsumen-nya. HEI telah hadir
di Indonesia sejak tahun 1970 dan tetap bertahan menjadi salah satu pemain yang kuat
dalam sektor industry produk elektronik rumah tangga. Kerasnya persaingan dalam
sektor industri ini dan banyaknya pemain-pemain baru dalam sektor industri ini tidak
membuat posisi HEI dalam sektor industri ini goyang. Bahkan yang terjadi HEI terus
dan terus berimprovisasi dengan inovasi-inovasi nya yang lebih baik. HEI sendiri tidak
hanya memiliki pasar local tetapi pasak eksport. Maka dari itu Maka dari itu perusahaan
banyak terlibat dengan pemasok lokal dan internasional bahkan juga dengan pembeli
mancanegara. Maka dari itu HEI seharusnya mempunyai rangkaian SCM yang telah
terintergrasi dengan baik. Dengan Visi dan Misi yang dimiliki oleh HEI sekarang sudah
seharusnya HEI memiliki menejeen yang telah terintergrasi dalam proses logikstiknya,
sehingga lebih mudah dalam menetapkan strategi perusahaan kedepannya.
Berdasarkan uraian diatas, maka kami tertarik untuk memilih judul penulisan mengenai
Implementasi Supply Chain Managemenet dalam PT Haier Electrical Appliances
Indonesia.
BAB II
LANDASAN TEORI
II. LANDASAN TEORI
II.1 Manajemen Operasional
Manajemen Operasional merupakan proses pengembangan dan proses
administrasi dari seluruh kegiatan yang terlibat dalam transformasi sumber daya
menjadi barang dan jasa (O. C Ferrel et al, 2014).
Naylor (2002 dalam Angelina 2013) menyatakan manajemen operasional
berkaitan dengan kegiatan menciptakan, operasi, dan mengendalikan sistem
transformasi dengan memperoleh masukan dari berbagai sumber daya dan
menghasilkan output barang dan jasa dibutuhkan oleh pelanggan. Menjamin kualitas
dan produktivitas menjadi aspek dasar dalam manajemen operasional karena
perusahaan yang tidak bisa menjamin kualitas sesuai keinginan pelanggan dengan
menggunakan sumber daya secara efektif dan efisien maka perusahaan tersebut tidak
akan bisa bertahan dalam suatu bisnis.
II. 2 Proses Transformasi
Suatu proses konversi dari input (karyawan, uang, material, energi) menjadi
output (barang, jasa, ide) (O. C Ferret et al, 2015). Mengelola elemen input menjadi
perhatian utama bagi perusahaan agar menghasilkan kualitas output yang baik. Agar
proses tranformasi terutama pengelolaan elemen input berjalan secara efektif dengan
menggunakan biaya yang serendah mungkin dan menghasilkan kualitas output yang
baik maka diperlukanya berbagai usaha pendekatan yaitu salah satunya adalah Supply
Chain Management.
sekumpulan
aktivitas
dan
keputusan
yang
saling
terkait
untuk
5. Peningkatan laba
Dengan semakin meningkatnya jumlah konsumen yang setia dan menjadi pengguna
produk, pada gilirannya akan meningkatkan laba perusahaan. Perusahaan semakin
besar.
Manfaat langsung dari penerapan SCM bagi perusahaan adalah SCM secara
fisik dapat mengkonversi bahan baku menjadi produk jadi dan mengantarkannya kepada
konsumen akhir. Manfaat ini menekankan pada fungsi produksi dan operasi dalam
sebuah perusahaan. Dalam fungsi ini dilakukan penggunaan dari seluruh sumber daya
yang dimilki dalam sebuah proses transformasi yang terkendali, untuk memberikan nilai
pada produk yang dihasilkan sesuai dengan kebijaksanaan perusahaan dan
mendistribusikannya kepada konsumen yang dibidik.
Menurut Lisda Rahmasari (2011) ukuran performansi Supply Chain Management,
meliputi:
1. Kualitas (tingkat kepuasan pelanggan, loyalitas pelanggan, ketepatan pengiriman)
2. Waktu (total replenishment time, business cycle time)
3. Biaya (total delivered cost, efisiensi nilai tambah)
4. Fleksibilitas (jumlah dan spesifikasi) Supply Chain Management juga bisa diartikan
jaringan organisasi yang menyangkut hubungan ke hulu (upstream) dan ke hilir
(downstream), dalam proses yang berbeda dan menghasilkan nilai dalam bentuk
barang/jasa di tangan pelanggan terakhir (ultimate customer/end user).
mungkin (efficiency) agar lebih optimal. Kegiatan pembelian (purchasing) atau sering
disebut pengadaan (procurement) memiliki beberapa metode (Baye and and Prince,
2013), diantaranya:
1. Pembelian langsung;
Metode ini memiliki bentuk kegiatan transaksi yang terjadi di mana penjual dan
pembeli sama-sama memiliki hak dan kewajiban pada saat transaksi tersebut
berlangsung.
2. Pembelian berdasarkan kontrak;
Metode ini memiliki bentuk kegiatan transaksi yang menyerupai pembelian
langsung, hal yang membedakan adalah adanya perjanjian (agreement) atau
sering disebut kontrak yang menjelaskan hak dan kewajiban bagi pembeli serta
penjual secara tertulis, dalam jangka waktu tertentu.
3. Memproduksi sendiri (vertical integration).
Metode ini memiliki bentuk kegiatan pengadaan dengan cara memproduksi
sendiri bahan baku yang dibutuhkan.
Disamping itu juga, Baye and Prince menjelaskan, bahwa setiap kegiatan pembelian
terdapat biaya ekstra yang dibutuhkan disamping harga produk yang menjadi kebutuhan
pembeli. Biaya tersebut dapat berupa:
1. Biaya transaksi, merupakan biaya yang diakui pada saat terjadinya setiap
kegiatan yang diperlukan untuk mendapatkan barang tersebut. Sebagai contoh:
biaya pencarian supplier, biaya legal, dan lain-lain, di mana biaya transaksi
tersebut dikeluarkan untuk mendapatkan barang tersebut.
2. Investasi spesialis, merupakan biaya yang dapat bersifat sunk karena sifat dari
biaya ini tidak sepenuhnya wajib dikeluarkan. Sebagai contoh: biaya pengetesan
mesin produksi.
Dan dalam upaya untuk mengoptimalisasi pengadaan barang tersebut, pembeli perlu
melakukan peninjauan mengenai sifatnya agar tepat dalam memilih metode pengadaan.
BAB III
PEMBAHASAN
1. Pengadaan
Sepeti yang telah dijelaskan pada landasan teori, menurut Ferrell (2014) Pembelian
ialah peroses pembelian segala material yang dibutuhkan oleh organisasi untuk
membantu proses produksinya. Sehingga dalam suatu organisasi terutama sektor
industry manufaktur mereka akam memiliki department khusus untuk pengadaaan.
Produksi atas barang jadi yang dilakukan oleh HEI dilakukan berdasarkan
production base order. Segala produksi yang HEI didasarkan pada order yang diterima
baik oleh pihak distributor (PT Haier Sales Indonesia), pihak berelasi dan konsumen
pihak ke-3. Yang memiliki tanggung jawab atas order tersebut ialah bagian Sales
Department, dimana Sales Department akan memberikan forecast atas produksi yang
akan dilakukan oleh pihak Production Deprtment.
Dalam HEI mereka memiliki Purchasing Department, yang tugasnya melakukan
pengadaan atas bahan mentah yang dibutuhkan dalam proses produksi yang berjalan
sehari-harinya. Purchasing Department memiliki tanggung jawab untuk mengontrol
seluruh persediaan bahan mentah yang dibutuhkan oleh Production Department dalam
menyiapkan segala material bahan mentah untuk produksi. Purchasing Department pun
terintergarasi dengan Warehousing Department, untuk melihat dan mengontrol
persedian bahan mentah digudang apakah dapat memenuhi kebutuhan produksi atau
apakah Purchasing Department harus melakukan pembelian selanjutnya.
Alur proses pengadaan dalam HEI dapat dijelaskan dalam point-point berikut:
Persiapan Produksi
Bertujuan untuk menjamin pelaksanaan prosuksi sesuai dengan forecast yang
dibuat oleh Business Planning (Sales Department) selanjutnya menjadi Schedule
Produksi yang dibuat oleh Admin. Produksi (Production Department).
o Penerimaan Production Schedule
Bagian Production department akan menerima forecast dari bagian Sales
Department.
Department
untuk
melihat
dan
mengontrol
Pemilihan Vendor
Jika didapati dalam proses produksi diperlukan adanya penambahan material
bahan mentah untuk produksi, atas laporan dari Warehouse Department dan
Purchasing Department. Maka Purchasing Department akan melakukan
persiapan dalam proses purchase order, Purchasing Department akan melihat
dalam sistem mereka Sanyo Overseas Purchasning Inventory System (System)
atas ketersedian Vendor dalam sistem tersebut. Bila vendor telah ter-record
dalam SOPIS maka Purchasing Department akan langsung melakukan oder atas
pembelian tersebut. Bila didapati ternyata Vendor yang dituju tidak ada dan
perlu melakukan kerjasama atas vendor baru maka proses yang dilakukan ialah:
o Persiapan Pemilihan Calon Vendor
Purchasing Department akan menentukan barang apa yang akan dibeli
dengan spesifikasinya dan akan mengngumpulkan segala informasi atas
calon-calon vendor atas barang yang diinginkan tersebut.
o Pemilihan Calon Vendor
1. Kebijakan Pemilihan Calon Vendor
Mengutamakan calon vendor local, yaitu perusahaan yang
berdomisili di Indonesia.
Calon Vendor yang akan diajukan harus memiliki pabrik
sendir atau minimal distributor resmi atas produk tersebut
Control
Department
e) Maenjamin atas kualitas produknya, bila tidak
sesuai
akan
pembelian
f) Menjamin
dilakuakan
produk
pengembalian
uyang
disuply
atas
tidak
lingkungan
(Sesuai
standar
oleh HEI
Jangka Waktu Pengiriman
HEI memiliki jangka waktu pengriman yang harus dapat
Pembelian
o Permintaan Pembelian
Purchasing Department menerima informasi atau permintaan pembelian
dari:
1. Business Planning Department berupa forecast 2 sampai 3 bulan
kedepan
2. Seksi pemohon berupa Requisition Slip untuk bahan pembantu,
material dan part yang digunakan
o Cek AVL & Data
Purchasing Department melakukan pengecekan keberadaan vendor di
AVL. Jika vendor dimaksud belum terdapat dalam AVL, maka dilakukan
verivikasi.
Pengiriman Barang Logistik
Setelah semua proses produksi berjalan maka PT Haier melakukan pengiriman
barang logistik sesuai dengan permintaan pelanggan baik itu untuk tujuan ekspor
maupun domestik.
o Penerimaan Schedule
pengguna
outsourcing
tidak
akan
mendorong
3.
4.
Kualitas
Masalah kualitas juga akan timbul apabila perusahaan penyedia
jasa outsourcing tidak profesional, sehingga akan menghasilkan
tenaga kerja yang tidak kompeten.
5.
Dapat dilihat dari dari prosedur diatas, HEI telah mengimplimentasikan prosedur
pengadaan dengan baik dan terintergrasi. Pengadaan yang merupakan tanggung jawab
dari Purchasing Department dalam HEI merupakan tonggak utama dalam proses
produksi yang dilakukan oleh HEI.
Sesuai dengan teri SCM yang dijelaskan Ferrell (2014), yang menyatakan bawa
SCM merupakn proses yang yang menghubunkan dan mengintergrasikan kelompokkelompok yang terkait dalam suatu proses distirbusi. HEI megimplementasikan dengan
baik, dimana HEI sebelum melakukan kerjasam dengan vendor yang menjadi pemasok
material bahan baku untuk factor produksinya HEI akan melakukan proses pemilihan
vendor dengan terperinci agar barang yang didapat sebagai material bahan baku
nantinya merupakan material yang berkualitas dan kuantitas yang diminta oleh HEI
dapat selalu terpenuhi tanpa kendala yang rumit.
HEI berusaha untuk terus menjalin komunikasi yang baik dan terintergrasi dengan
para vendor mereka, dimana HEI telah mengimplementasikan sistem khusus dalam
prosedur pengadaan-nya yaitu SOPIS dan AVL. Setiap tahun-nya berdasarkan Evaluasi
dan Verivikasi atas vendor yang terkait HEI selalu memperbarui kontrak kerja yang
disepakati oleh kedua belah pihak, agar dalam perjalannya proses logistic tetap berjalan
dengan baik dan aman dibawa payung hokum yang telah disetujui oleh kedua belah
pihak.
Daftar Pustaka
Farrerll, O.C, Geoffrey Hirt, Linda Ferrell, 2014, Businesss A Changing World, Ninth
Edition, McGraw-Hill International Edition, New York.
Nugroho, Budi, 2011, Supplay Chain Management (SCM) di Pusat Dokumentasi dan
Informasi Ilmiah LIPI, LIPI, Jakarta.
Www.pdii.lipi.go.id, Diakses pada tanggal 2 Maret 2015
Baye, Michael R, Jeffry T. Prince, 2013, Managerial Economics and Business
Strategy, Global Edition, McGraw-Hill International Edition, New York.