Anda di halaman 1dari 9

Fungsi Kalsium dan Vitamin D Terhadap Pembentukan dan

Pertumbuhan Tulang
Samsu Buntoro
102011194
Fakultas Kedokteran
Universitas Kristen Krida Wacana
Jl.Terusan Arjuna No.6,Kebun Jeruk,Jakarta Barat.Tel.(021)56966593-4 Fax.(021)5631731
Email: boensamsu@yahoo.co.id
Pendahuluan
Tulang merupakan jaringan penyokong yang berfungsi sebagai tempat melekatnya otot
dan membentuk rangka serta melindungi organ vital tubuh vertebrata. Dengan kerja sama antara
tulang dan otot serta dikendalikan oleh sistem saraf pusat maka, tubuh vertebrata termasuk
manusia dapat digerakkan. Pembentukan tulang pada manusia dimulai dari pembentukan tulang
rawan lalu sebagian besar tulang pada tubuh manusia berkembang dan tumbuh menjadi tulang
dewasa. Selain pembentukan dan pertumbuhan tulang, tulang dapat mengalami kerusakan seperti
retak atau patah namun dapat pula memperbaiki kerusakan itu sendiri. Pada sebuah skenario,
dikatakan terjadi patah tulang paha pada seorang anak, lalu diberi suplemen kalsium dan vitamin
D oleh dokter untuk mempercepat pertumbuhan tulangnya dan ototnya dapat berkontraksi
dengan baik.
Tujuan penulisan ini adalah agar pembaca dapat mengetahui berbagai struktur tulang,
pembentukan dan pertumbuhan tulang, serta nutrisi yang membantu pertumbuhan tulang.
Dengan pengetahuan yang disampaikan melalui makalah ini, penulis juga berharap kepada
pembaca agar dapat memahami sehingga timbul rasa peduli untuk menjaga kesehatan tulang agar
tetap kuat hingga tua nanti.

Tulang
Tulang adalah bentuk khusus jaringan ikat dengan kerangka kolagen yang mengandung

garam Ca
beberapa

2+

dan

3
PO 4

jenis

yaitu

, terutama hidroksiapit.1 Menurut bentuknya, tulang terbagi menjadi


tulang

pipih,tulang

pendek,tulang

irreguler,tulang

berongga

udara(pneumatica) dan tulang panjang. Tulang pipih biasanya dijumpai pada tulang tengkorak
dan skapula, tulang pendek ada di jari-jari tangan dan kaki, tulang irreguler terdapat di tulang
belakang, tulang pneumatica dapat dijumpai pada tulang maksila, dan tulang panjang dapat
dijumpai pada tulang lengan atas atau tulang paha.
Secara makroskopik,tulang yang dapat dilihat dengan mata telanjang terdiri dari tulang
kompakta dan tulang spongiosa.Sesuai dengan namanya,tulang kompakta tampak sebagai massa
utuh yang padat dengan ruang-ruang kecil yang hanya tampak dengan mikroskop.Sedangkan
tulang spongiosa,tampak banyak rongga-rongga yang diisi oleh sumsum tulang.2 Sedangkan
secara mikroskopik, tulang terdiri dari sistem havers, lamella, lakuna, dan kanalikuli.
Pembentukan dan Penyerapan Tulang
Sel yang berperan membentuk tulang(osteosit) adalah osteoblas dan sel yang berperan
menyerap tulang adalah osteoklas. Setelah pertumbuhan terhenti pada manusia,osteoblas berubah
menjadi sel-sel pelapis tulang tidak aktif tetapi mereka tetap memiliki potensi osteogenik, dan
jika tulang cedera, mereka akan diubah kembali menjadi osteoblas dan berpartisipasi dalam
pembentukkan tulang baru untuk memulihkan kerusakan.2
Osteosit adalah sel utama tulang dewasa yang terdapat di dalam lakuna di matriks
mengapur. Cabang-cabang dari osteosit berdekatan saling berkontak dengan ujungnya.Jadi, selsel ini tidak terisolasi dalam lakunanya tetapi berhubungan satu dengan yang lain, hal ini
membantu sel-sel di bagian matriks yang mengapur mendapat makanan dan berespon terhadap
hormon.Ostoesit dan osteoblas juga berperan dalam menyeimbangkan kadar normal kalsium
darah dengan cara interaksi antara osteosit dan osteoblas merangsang hormon paratiroid yang
selanjutnya akan merangsang penarikan kalsium dari matriks tulang.2

Selama hidup, tulang secara terus menerus diresorpsi dan dibentuk tulang baru.Kalsium
dalam tulang mengalami pergantian 100% pada bayi dan 18% pada orang dewasa.Remodeling
tulang adalah proses lokal yang berlangsung di daerah terbatas oleh populasi sel yang disebut
unit remodeling tulang.Mula-mula osteoklas menyerap tulang,lalu osteoblas meletakkan tulang
baru di daerah yang sama, proses ini berlangsung selama 100 hari.Pandangan tradisional
mengatakan bahwa tulang diproduksi oleh osteoblas dan dihancurkan oleh osteoklas yang
berukuran besar dan berinti banyak namun pandangan ini diniliai terlalu sederhana. Studi lanjut
menunjukkan osteoblas juga berperan penting dalam resorpsi tulang.Osteoklas efektif hanya bila
berkontak langsung dengan matriks tulang bermineral.Tulang biasanya memiliki lapis tipis
matriks tanpa mineral disebut osteoid. Osteoblas diduga berperan dalam resorpsi tulang dengan
mensekresi enzim yang menghilangkan lapis osteoid superfisial ini sehingga memaparkan
matriks bermineral untuk diserang osteoklas.2
Manfaat dari remodeling tulang secara kontinu adalah 1. Tulang akan menyesuaikan
kekuatannya agar sebanding dengan derajat tekanan yang diterimanya.Akibatnya tulang akan
menebal jika menerima beban berat misalkan tulang atlet lebih berat dibandingkan tulang nonatlet. 2. Bentuk tulang bahkan dapat disusun kembali agar berfungsi sebagai penyangga daya
mekanik, oleh proses pembentukan dan absorpsi tulang sesuai dengan pola stres tulang. 3.
Tulang yang tua relatif lemah dan rapuh sehingga diperlukan pembentukan matriks organik yang
baru ketika matriks organik yang tua mengalami degenerasi.Dengan proses ini,kekuatan tulang
dipertahankan.3
Pertumbuhan Tulang
Selama perkembangan janin, sebagian besar tulang dibentuk dari tulang rawan dan
kemudian diubah menjadi tulang melalui osifikasi(pembentukan tulang enkondral).Pengecualian
pada klavikula, mandibula, dan tulang tengkorak tertentu tempat sel mesenkim membentuk
tulang secara langsung.Selama pertumbuhan,tulang panjang dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu
epifisis di ujung tulang dan diafisis di corpus tulang.Pertumbuhan tulang dapat terjadi selama
epifisis terpisah dengan diafisis, dan pertumbuhan akan terhenti setelah epifisis menyatu dengan

diafisis (penulangan epifisis).Penulangan epifisis terjadi berurutan secara teratur, dan penulangan
epifisis akan terjadi terakhir kalinya setelah masa pubertas.2

Setelah pertumbuhan tulang berhenti,tulang berangsur-angsur rapuh.Pada Gambar 1,


massa tulang pada wanita lebih sedikit dibandingkan dengan pria, dan setelah menopause wanita
akan kehilangan tulang lebih cepat daripada pria pada usia setara.Akibatnya, wanita memiliki
resiko yang lebih besar menderita osteoporosis serius.Penyebab utama berkurangnya tulang
setelah menopause adalah defisiensi estrogen.Pemberian estrogen dalam dosis kecil dapat
meningkatkan resiko insiden kanker rahim dan payudara.Oleh karena itu,keputusan untuk
mengobati seorang wanita menopause dengan estrogen harus mempertimbangkan untungruginya.
Fraktur
Fraktur adalah semua kerusakan pada kontinuitas tulang.Biasanya terjadi karena jatuh
atau benturan benda keras.Fraktur dapat dibagi menurut jenisnya yaitu 1.Fraktur tertutup atau
fraktur oblique, tulang yang patah tetap berada pada posisi yang tepat dibawah permukaan kulit.
2. Fraktur greenstick-tulang tidak sepenuhnya patah,satu sisi tulang retak dan sisi lainnya
bengkok.Biasanya terjadi pada anak kecil karena tulang mereka lebih lentur dibandingkan tulang

dewasa. 3. Fraktur kominutif(patah remuk),terjadi pada tulang yang pecah menjadi lebih dari dua
pecahan.Pecahannya

bisa

menyebabkan

kerusakan

jaringan

di

sekitarnya.

4.Fraktur

kompresi,terjadi pada tulang yang berongga seperti badan vertebrata atau tengkorak.Tulang
mengalami kompresi atau hancur. 5. Fraktur terbuka(compound), tulang patah dan kulit
terbuka.Tulang dapat menembus melewati kulit yang terbuka.4,5
Fraktur tulang dalam beberapa cara akan mengaktifkan semua osteoblas intraoseus dan
periosteum secara maksimal di daerah yang mengalami cedera.Sel osteoprogenitor, yang
merupakan sel induk tulang di jaringan permukaan yang melapisi tulang.Oleh karena
itu,terbentuk tonjolan besar(kalus) dari jaringan osteoblastik dan matriks tulang baru yang diikuti
dengan pembentukan garam kalsium di dua ujung tulang yang patah. Banyak ahli ortopedi yang
menggunakan fenomena stress tulang untuk mempercepat kecepatan penyembuhan tulang
dengan cara menggunakan alat fiksasi mekanik khusus untuk menahan ujung-ujung tulang yang
patah sehingga menimbulkan stress pada ujung tulang yang patah dan akan mempercepat ativitas
osteoblas pada tempat patahan tersebut yang akan mengakibatkan meningkatnya kecepatan
penyembuhan pada tulang patah tersebut.3
Kalsium dan Vitamin D
Tubuh manusia mengandung sekitar 1100g kalsium.Kalsium bebas yang terionisasi
dalam cairan tubuh adalah perantara kedua yang penting dan diperlukan untuk pembekuan
darah,kontraksi otot, dan fungsi saraf. Penurunan Ca2+ ekstrasel menimbulkan efek netto
eksitatorik pada sel saraf dan otot secara in vivo,akibatnya terjadi tetani hipokalsemik, yang
ditandai oleh sejumlah besar spasme otot rangka, terutama di otot-otot ekstremitas dan
laring.Spasme pada laring dapat sedemikian parah sehingga jalan nafas tersumbat dan
menimbulkan asfiksia fatal.Penurunan kalsium juga mempengaruhi dalam pembekuan
darah,namun kadar kalsium plasma saat terjadinya tetani yang fatal, masih lebih tinggi daripada
kadar kalsium saat terjadinya gangguan pembekuan.1
Kalsium dalam tulang terdiri atas 2 tipe: 1. Cadangan yang dapat dipertukarkan dengan
cepat, 2. Cadangan kalsium stabil yang jauh lebih besar dan dipertukarkan secara
lambat.Terdapat pula 2 sistem homeostatik yang memengaruhi kalsium dalam tulang yaitu sistem
yang mengatur Ca2+ plasma yang dalam operasinya sekitar 500 mmol Ca 2+ per hari bergerak

keluar masuk dari cadangan yang mudah dipertukarkan.Dan sistem lainnya adalah sistem yang
berperan pada remodeling tulang melalui resorpsi dan deposisi tulang yang konstan.Pertukaran
antara plasma dan cadangan stabil kalsium tulang hanyalah sekitar 7,5 mmol/hari.1
Pada dasarnya vitamin D berfungsi untuk meningkatkan absorpsi kalsium dari
usus,pembentukan dan absorpsi tulang.Namun di dalam famili vitamin D yang paling penting
adalah vitamin D3 atau kolekalsiferol yang merupakan senyawa yang dibentuk di kulit akibat
radiasi 7-dehidrokolesterol, yaitu suatu zat yang normalnya dijumpai di kulit,oleh sinar
ultraviolet dari matahari. Akibatnya, paparan sinar matahari yang sesuai mencegah terjadinya
defisiensi vitamin D.Vitamin D3 juga terdapat dalam makanan.Di hati vitamin D3 diubah
menjadi 25-hidrosikolekalsiferol dan diubah lagi di sel tubulus proksimal ginjal menjadi
metabolit yang lebih aktif 1,25-dihidroksikolekalsiferol, yang disebut juga kalsitriol.3
1,25-dihidroksikolekalsiferol berfungsi sebagai suatu hormon yang meningkatkan
absorpsi kalsium oleh usus.Zat ini melakukannya dengan meningkatkan pembentukan protein
pengikat kalsium di sel epitel usus selama periode 2 hari.Protein ini berfungsi mengangkut
kalsium ke dalam sitoplasma sel dan selanjutnya kalsium bergerak melalui membran basolateral
sel dengan cara difusi terfasilitasi. Protein ini tetap berada di dalam sel selama beberapa minggu
setelah 1,25-dihidroksikolekalsiferol dibuang dari tubuh, sehingga menimbulkan efek yang
berkepanjangan

terhadap

kalsium.Pembentukan
terstimulasi

absorpsi
ATPase

kalsium

dan

alkalin

fosfatase di sel epitel masih belum


diketahui pasti rincian kerjanya.3
Pemberian vitamin D dalam
jumlah

ekstrem

absorpsi

tulang.

mengakibatkan
Bila

tidak

ada

vitamin D, efek hormon paratiroid


dalam hal absorpsi tulang akan sangat
berkurang atau bahkan tidak ada
sama sekali. Perlu diketahui kelenjar
paratiroid

menghasilkan

hormon

paratiroid yang memiliki mekanisme untuk mengatur konsentrasi kalsium ekstrasel lewat
pengaturan reabsorpsi usus,eksresi ginjal, dan pertukaran ion-ion antara cairan ekstrasel dan
tulang. Apabila kelenjar paratiroid ini bekerja secara berlebihan maka dapat menimbulkan
hiperkalsemia dalam cairan sel, sebaliknya apabila kelenjar paratiroid memproduksi hormon
paratiroid dalam jumlah kurang dapat menimbulkan hipokalsemia yang dapat membuat kontraksi
otot semakin sensitif yang dapat mengakibatkan tetani(kejang). 3 Pada Gambar 2 dapat dilihat
konversi 25-hidroksikolekalsiferol menjadi 1,25-dihidroksikolekalsiferol membutuhkan hormon
paratiroid(PTH). Oleh karenanya, PTH berpengaruh penting dalam menentukan efek fungsional
vitamin D dalam tubuh.

Penutup
Vitamin D dan kalsium mempengaruhi pembentukan dan pertumbuhan tulang dengan
cara kalsium sebagai bahan utama tulang dan vitamin D sebagai vektor yang membantu
mempercepat penyerapan kalsium ke tulang.

Daftar pustaka
1.
2.
3.
4.

Ganong WF.Buku ajar fisiologi kedokteran.22th ed.Jakarta:EGC;2008.h.398-404


Tambayong J,Hartanto H,editors.Buku ajar histologi.Jakarta:EGC;2002.h.175-8
Guyton, Arthur C.Buku ajar fisiologi kedokteran.11th ed.Jakarta:EGC;2007.h.1033-7
Mardiana D,Theresia VS,editors.Buku pintar:nyeri tulang dan otot.5th ed.Jakarta:

Erlangga;2007.h.90-1.
5. Hegner,Barbara R.Asisten keperawatan:suatu pendekatan proses keperawatan.Jakarta:
EGC;2003.h.523-4.

Anda mungkin juga menyukai