Anda di halaman 1dari 20

TRAUMA KIMIA

BAB I
Trauma kimia pada mata merupakan salah satu
keadaan kedaruratan oftalmologi karena dapat
menyebabkan cedera pada mata, baik ringan, berat
bahkan sampai kehilangan penglihatan. Trauma ini
terjadi akibat terpaparnya bahan kimia baik yang
bersifat asam atau basa yang dapat merusak struktur
bola mata. Trauma kimia diakibatkan oleh zat asam
dengan pH < 7 ataupun zat basa pH > 7. Tingkat
keparahan trauma dikaitkan dengan jenis, volume,
konsentrasi, durasi pajanan, dan derajat penetrasi dari
zat kimia tersebut.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Anatomi Mata

Sklera (bagian putih mata) : merupakan lapisan luar mata yang berwarna putih
dan relatifkuat.
Konjungtiva : selaput tipis yang melapisi bagian dalam kelopak mata dan
bagian luar sklera.
Kornea : struktur transparan yang menyerupai kubah, merupakan pembungkus
dari iris, pupil dan bilik anterior serta membantu memfokuskan cahaya.
Pupil : daerah hitam di tengah-tengah iris.
Iris : jaringan berwarna yang berbentuk cincin, menggantung di belakang
kornea dan didepan lensa; berfungsi mengatur jumlah cahaya yang masuk ke
mata dengan cara merubah ukuran pupil.
Lensa : struktur cembung ganda yang tergantung diantara humor aqueus dan
vitreus; berfungsi membantu memfokuskan cahaya ke retina.

Retina : lapisan jaringan peka cahaya yang terletak di bagian


belakang bola mata; berfungsi mengirimkan pesan visual melalui
saraf optikus ke otak.
Saraf optikus : kumpulan jutaan serat saraf yang membawa pesan
visuil dari retina ke otak.
Humor aqueus : cairan jernih dan encer yang mengalir diantara
lensa dan kornea (mengisi segmen anterior mata), serta
merupakan sumber makanan bagi lensa dan kornea; dihasilkan oleh
prosesus siliaris.
Humor vitreus : gel transparan yang terdapat di belakang lensa dan
di depan retina (mengisi segmen posterior mata).

Trauma Kimia
Definisi
Trauma pada mata yang disebabkan oleh bahan kimia seperti bahan asam dan
basa atau alkali yang dapat terjadi didalam laboratorium, industri, pekerjaan
yang memakai bahan kimia, pekerjaan pertaniaan, dan peperangan yang
memakai bahan kimia di abad modern.
Eidemiologi

Cedera kimia pada mata terjadi sekitar 7% dari cedera mata yang berhubungan
dengan pekerjaan yang dirawat di IGD pada seluruh rumah sakit di Amerika
Serikat.(1). Trauma kimia mata paling sering terjadi pada kelompok usia 20-40
tahun, dengan laki-laki muda paling berisiko. Dalam sebuah penelitian
retrospektif diketahui insiden dan prevalensi trauma kimia pada mata terjadi
171 pasien selama selang waktu 1 tahun. Dimana 61% disebabkan kecelakaan
kerja, 37% terjadi di rumah sisanya yang tidak diketahui asalnya.11

Etiologi
Bahan Kimia

Komposisi Kimia

PH

Contoh Bahan

Asam sulfur

H2SO4

1.2

Asam dari baterai, pembersih industri

Asam asetat

CH2COO2

2.9

Vinegar

Asam hidrochlorida

HCl

1.1

Laboratorium kimia

Asam sulfurous

H2SO2

1.5

Reftigerant, bleach,

Asam Hydro Floric

HF

2.1

Gasoline alkylation, silicon production

Amonia

NH2

11.6

Fertilizer, refrigents

Lye

NaOH

14.0

Drain cleaner

Potasium Hydroxide

KOH

11.0

Caustic Potash

Magnesium Hydroxide

Mg(OH)2

10

Sparklers, incediary devices

Lime

Ca(OH)2

12.4

Plater, mortar, cement

Patofisiologi

Klasifikasi Klasifikasi berdasarkan


Roper- Hall (ballen)
Grade

Prognosis

Kornea

Conjunctiva limbus

Baik

Epitel kornea rusak

Ishemik limbus tidak ada

II

Baik

Kornea tipis, iris terlihat

< 1/3 iskemia limbal

III

Moderate

Kehilagan
seluruh
epitel,
menipis, iris tidak terlihat jelas

IV

Buruk

Kornea memutih, iris dan pupil tidak > iskemia limbus


terlihat

stuma 1/3-1/2 iskemia limbal

Klasifikasi berdasarkan Pfister


Grade

Prognosis

Penemuan klinis

Sangat baik

0 jam
limbus

II

Baik

Kerusakan limbus < jam 3

<30

0/0

III

Baik

Kerusakan limbus> jam 36

>30-50

0.1-3/1-29.9

IV

Baik ke
moderate

Kerusakan limbus> jam 6- >50-75


9

6.1-9/51-75

Moderate ke
buruk

Kerusakan limbus > jam >75<100


9-< jam 12

9.1-11.9/75.199.9

VI

Sangat buruk

Kerusakan
( jam 12)

12/100

dari

Kerusakan
Conjuntiva(%)

kerusakan 0

limbus

total 100

Skala analog
(%)

Perjalanan Klinik
1.
2.
3.
4.

Immediated phase
Acute phase
Early reparative phase
Late reparative phase and sequelae

Gejala Klinik

Epifora
Blefarospasme
nyeri berat.
Penurunan penglihatan

LPD
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan penunjang

Penatalaksanaan
Tdkn
A

Gradasi II
Bandage lens

(AB+) steroid
tetes
4-6x
EDTA 1% tetes
4-6x

Kortikosteroid tetes Dexamethason/Predniso


6x
n tetes/jam, Na-EDTA
Na-EDTA 1% tetes tetes/jam,
Autoserum
6x
tetes 6x

Antibiotik
(+ Tetrasiklin salep 4x Tetrasiklin salep 4x
steroid) 4-6x
Doksisiklin
Doksisiklin 2x100mg
2x100mg

Timolol 0,5% tetes Timolol 0,5% tetes 2x


Timolol 0,5% tetes 2x
2x
Asetazolamid 2x500mg Asetazolamid 2x500mg
+ substitusi ion Kalium
+ substitusi ion Kalium

SA 1% 3x
VitC 4x50mg

SA 1% 3x
Vit.C 4x500 mg

Gradasi I

Gradasi III
Bandage lens
Autoserum tetes 6x

SA 1% 3x
Vit.C 4x500 mg

Gradasi IV
Bandage lens
Autoserum tetes jam
Dexamethason/Predniso
n tetes/30 menit, NaEDTA tetes/ 30 menit
Autoserum tetes/jam
Tetrasiklin salep 4x
Doksisiklin 2x100mg

SA 1% 3x
Vit.C 4x500 mg

Nekrotomi
+
graf Nekrotomi
+
graf
konjungtiva-limbus
konjungtiva-limbus

1. Fase Kejadian (immediate therapy) lakukan


irigasi bahan kimia
Tdkn
Gradasi I
Gradasi II
Gradasi III
2. Fase akut
(sampai
hari
ke-7)
A
Bandage lens
Bandage lens
B

Gradasi IV
Bandage lens
Autoserum tetes 6x
Autoserum tetes jam
(AB+)
steroid Kortikosteroid
tetes Dexamethason/Prednison
Dexamethason/Prednison
tetes 4-6x EDTA 6x
tetes/jam,
Na-EDTA tetes/30 menit, Na-EDTA
1% tetes 4-6x
Na-EDTA 1% tetes 6x tetes/jam,
Autoserum tetes/ 30 menit
tetes 6x
Autoserum tetes/jam

Antibiotik
(+ Tetrasiklin salep 4x Tetrasiklin salep 4x
steroid) 4-6x
Doksisiklin 2x100mg
Doksisiklin 2x100mg

Timolol 0,5% tetes 2x

Timolol 0,5% tetes 2x


Timolol 0,5% tetes 2x
Asetazolamid 2x500mg + Asetazolamid 2x500mg +
substitusi ion Kalium
substitusi ion Kalium

SA 1% 3x
VitC 4x50mg

SA 1% 3x
Vit.C 4x500 mg

SA 1% 3x
Vit.C 4x500 mg
Nekrotomi
+
konjungtiva-limbus

Tetrasiklin salep 4x
Doksisiklin 2x100mg

SA 1% 3x
Vit.C 4x500 mg
graf Nekrotomi
+
konjungtiva-limbus

graf

3. Phase
Pemulihan
Dini
(early
repair
:
hari
ke
7

21)
Tdkn
Gradasi I
Gradasi II
Gradasi III
Gradasi IV
A

Reepitelisasi
sempurna (+)

(AB+)
steroid Kortikosteroid
tetes tapp of
tapp of
Na-EDTA 1%
tapp of

Antibiotik
(+ Tetrasiklin salep 4x Tetrasiklin salep 4x
steroid) tapp
Doksisiklin 2x100mg
Doksisiklin 2x100mg

Peningkatan TIO (-) , Peningkatan TIO (-): Timolol, Timolol 0,5% tetes 2x
Timolol stop
Asetazolamid,
substitusi
ion Asetazolamid + subst ion
Kalium stop
Kalium terus

Uveitis : SA stop

Uveitis : SA stop
Vit.C 4x500 mg

Rerepitelisasi (+)
Bandage lens terus

Bandage lens
Autoserum tetes 6x

tetes Dexamethason/Prednison tetes


tapp of / ganti dengan : NSAID
tetes (Indomethasin / Diklofenac) tetes
6x/jam, Na-EDTA tetes / jam,
Autoserum tetes 6x

Bandage lens
Autoserum tetes jam
Dexamethason/Prednison
ganti : NSAID tetes/ jam, NaEDTA
tetes/
30
menit,
Autoserum tetes/jam
Tetrasiklin salep 4x
Doksisiklin 2x100mg

SA 1% 3x, Vit.C 4x2000 mg, SA 1% 3x, Vit.C 4x2000 mg,


Retinoic acid salep 2x
Vit A dan E
Jaringan nekrotik : eksisi
Ulserasi stroma : graf

Jaringan nekrotik :
Ulserasi stroma : graf

eksisi,

4. Fase Pemulihan Akhir (late repair : setelah hari ke 21)


Tdkn
A

Gradasi I
Solcose-ry 3x

Gradasi II

Gradasi III

Gradasi IV

Epiteliopati():
So-lcosery 4x

Epiteliopati (): Solcosery


Retinoic acid 1% 1x malam

NSAID tetes 4x

NSAID tetes 4x
Medrox-progestron 1% 4x

NSAID 4-6x, Medroxy-progesteron 4-6x, NaEDTA


4-6x, Autoserum 4-6x

Tetrasiklin salep 4x
Doksisiklin 2x100mg

Peningkatan TIO (-) :


Timolol 0,5% tapp of
Asetazolamid + substitusi ion Kalium stop

Uveitis (-) : SA stop


Vit.C 4x2000 mg, vit A dan E

Jaringan nekrotik : eksisi


Ulserasi stroma : graf

4x, Reepitelisasi () :
Bandage lens diteruskan

Terapi Pembedahan
1. Transplantasi membran amnion : digunakan sebagai membran
dasar untuk epitelisasi dan atau sebagai bebat lensa kontak
biologik.
2. Tenoplasty : meliputi debridement jaringan nekrotik,
vaskularisasi lapisan Tenon ke limbus untuk menjaga sclera,
kombinasi dengan tranplantasi membrane amnion. Tenoplasti
telah terbukti mencegah iskemik dan peluruhan sclera.
3. Tranplantasi stem cell limbus
4. Tranplantasi kornea
5. Keratoprostesis : artifisial kornea untuk memperbaiki visus.

BAB III
KESIMPULAN
Trauma kimia pada mata dapat berasal dari bahan yang bersifat asam dengan pH
< 7 dan bahan yang bersifat basa dengan pH > 7. Trauma basa biasanya
memberikan dampak yang lebih berat daripada trauma asam, karena bahan-bahan
basa memiliki dua sifat yaitu hidrofilik dan lipolifik dimana dapat masuk secara
cepat untuk penetrasi sel membran dan masuk ke sudut mata depan, bahkan
sampai retina. Sementara trauma asam akan menimbulkan koagulasi protein
permukaan, dimana merupakan suatu barier pelindung sehingga zat asam tidak
penetrasi lebih dalam lagi. Gejala utama yang muncul pada trauma mata adalah
epifora, blefarospasme dan nyaei yang hebat. Trauma kimia merupakan satusatunya jenis trauma yang tidak memerlukan anamnesa dan pemeriksaan yang
lengkap. Penatalaksanaan yang terpenting pada trauma kimia adalah irigasi mata
dengan segera samapai pH mata kembali normla dan diikuti dengan pemberian
obat terutama antibiotik, multivitamin, antiglaukoma, dll. Selain itu dilakukan juga
upaya promotif dan preventif kepada pasien. Menurut data statistik 90% kasus
trauma dapat dicegah. Apabila dalam menjalankan suatu pekerjaan menggunakan
pelindung yang tepat.

Anda mungkin juga menyukai