KELOMPOK 2
KELAS C S1 2013
MAKROLIDA, LINCOMYCIN,
DAN POLIPEPTIDA
MAKROLIDA
Eritromisin
Pirokromisin
Streptomisin
ANALISIS KUALITATIF
ERITROMISIN
Uji Organoleptik
Uji organoleptik meliputi uji makroskopik, uji mikroskopik,
warna dari sampel, bau dan rasa dari sampel.
Uji Kelarutan
Uji kelarutan meliputi kelarutan sampel dalam air, dalam
asam, dalam basa, dan dalam pelarut organik.
Uji Golongan
Caranya sampel yang akan diidentifikasi direaksikan
dengan fehling A dan fehling B, apabila ada perubahan
warna berarti ada senyawa pereduksi.
Uji Penegasan
Caranya analit direaksikan dengan suatu reagen tertentu
yang spesifik dan selektif, kemudian amati perubahan
warna yang terjadi.
ANALISIS KUANTITATIF
Metode iodimetri
Ditimbang 500 mg eritromisin dan
dilarutkan dalam air 100 mL
Dipipet larutan 0,5 mL kedalam labu
bersumbat kaca
Ditambahkan 1 mL NaOH 1 N dan
dibiarkan selama 20 menit
Larutan selanjutnya ditambah 5 mL larutan dapar yang
di buat dengan mencampurkan 5 mL asam asetat 12 %,
5 mL larutan natrium asetat 27 % dan 15 mL air
NEXT...
Larutan dititrasi dengan baku natrium
tiosulfat 0,01 N menggunakan indikator
kanji
Dilakukan titrasi blanko dengan cara: ambil
5,0 mL larutan yang sama dan dimasukkan
kedalam labu erlenmeyer bersumbat kaca.
Larutan di tambahkan 5 mL larutan dapar
dan 10,0 mL iodium 0,01 N, dan dibiarkan
selama 20 menit dan terlindung dari cahaya
LINCOMYCIN
Analisis Kualitatif
Kromatografi Cair Berperforma
Tinggi (high performance liquid
chromatography,
HPLC)
merupakan salah satu teknik
kromatografi untuk zat cair
yang biasanya disertai dengan
tekanan tinggi.
HPLC digunakan untuk analisa
kualitatif
didasarkan
pada
waktu
retensi
untuk
identifikasi. Identifikasi dapat
diandalkan
apabila
waktu
retensi sampel dibandingkan
dengan larutan standar.
Analisis kuantitatif
Beberapa
hal
yang
harus
diperhatikan agar HPLC dapat
dipergunakan untuk penentuan
secara kuantitatif adalah:
tinggi
puncak
POLIPEPTIDA
ANALISIS KUALITATIF
Reaksi biuret
Reaksi
biuret
menunjukkan
reaksi berwarna ungu, merah ros
sampai merah jambu dengan ion
tembaga dalam larutan alkali.
Kepada
larutan
protein
ditambahkan larutan tembaga
sulfat, garam signette dan
kalium hidroksida.
Ion tembaga membentuk ikatan
kompleks dengan ion tartrat,
tetapi kalah kuat dengan ikatan
kompleks antara ion tembaga
dengan ikatan peptida.
Reaksi ninhidrin
ANALISIS KUANTITATIF
Reaksi biuret
Reaksi ninhidrin
Berlaku
untuk
semua
polipeptida,
protein
dan
proteida, karena hidrolisatnya
mengandung asam amino, dapat
dikembangkna
menjadi
kolorimetri
yang
bersifat
kuantitatif untuk menetapkan
kadar dari tiap jenis asam
amino.
Alat
"Amino Acid Analyzer"
menggunakna resin dowex 50
untuk memisahkan jenis-jenis
asam amino, yang langsung
mengalami reaksi ninhidrin, dan
kadar asam amino diukur secara
kolorimetri dengan alat optik.
Lanjutan jurnal