Anda di halaman 1dari 14

OLEH

KELOMPOK 2
KELAS C S1 2013

MAKROLIDA, LINCOMYCIN,
DAN POLIPEPTIDA

SITI NURAISYAH RUBEMOND


FITRI VIVIANTI MANIA
RISKIAH NURFATHIN
WIWID WIRADIPUTRI
FADLUN DUENGO
ABDUL AZIZ DATAU

MAKROLIDA

Antibiotik adalah zat biokimia yang diproduksi


oleh mikroorganisme yang dalam jumlah kecil
dapat
menghambat
pertumbuhan
atau
membunuh pertumbuhan mikroorganisme lain.
Antibiotik
golongan Makrolida

Eritromisin

Pirokromisin

Streptomisin

ANALISIS KUALITATIF
ERITROMISIN

Uji Organoleptik
Uji organoleptik meliputi uji makroskopik, uji mikroskopik,
warna dari sampel, bau dan rasa dari sampel.
Uji Kelarutan
Uji kelarutan meliputi kelarutan sampel dalam air, dalam
asam, dalam basa, dan dalam pelarut organik.
Uji Golongan
Caranya sampel yang akan diidentifikasi direaksikan
dengan fehling A dan fehling B, apabila ada perubahan
warna berarti ada senyawa pereduksi.
Uji Penegasan
Caranya analit direaksikan dengan suatu reagen tertentu
yang spesifik dan selektif, kemudian amati perubahan
warna yang terjadi.

ANALISIS KUANTITATIF

Metode iodimetri
Ditimbang 500 mg eritromisin dan
dilarutkan dalam air 100 mL
Dipipet larutan 0,5 mL kedalam labu
bersumbat kaca
Ditambahkan 1 mL NaOH 1 N dan
dibiarkan selama 20 menit
Larutan selanjutnya ditambah 5 mL larutan dapar yang
di buat dengan mencampurkan 5 mL asam asetat 12 %,
5 mL larutan natrium asetat 27 % dan 15 mL air

Larutan lalu di tambahkan 1 mL asam klorida 1 N


dan 10 mL iodium 0,01 N, kemudian dibiarkan
selama 20 menit dan terlindung dari cahaya

NEXT...
Larutan dititrasi dengan baku natrium
tiosulfat 0,01 N menggunakan indikator
kanji
Dilakukan titrasi blanko dengan cara: ambil
5,0 mL larutan yang sama dan dimasukkan
kedalam labu erlenmeyer bersumbat kaca.
Larutan di tambahkan 5 mL larutan dapar
dan 10,0 mL iodium 0,01 N, dan dibiarkan
selama 20 menit dan terlindung dari cahaya

Selanjutnya larutan dititrasi dengan baku


natrium tiosulfat 0,01 N menggunakan
indikator kanji. Dimana selisih volume
larutan baku tiosulfat blanko dengan
volume tiosulfat awal setara dengan jumlah
iodium yang bereaksi dengan eritromisin

LINCOMYCIN

Lincomycin merupakan antibiotik lincosamide.


Lincomycin
diisolasi
dari
Streptococcus
lincolnensis. Lincomycin sering digunakan secara
ekslusif karena efeknya yang besar dan
farmakokinetiknya yang unggul.

Analisis Kualitatif
Kromatografi Cair Berperforma
Tinggi (high performance liquid
chromatography,
HPLC)
merupakan salah satu teknik
kromatografi untuk zat cair
yang biasanya disertai dengan
tekanan tinggi.
HPLC digunakan untuk analisa
kualitatif
didasarkan
pada
waktu
retensi
untuk
identifikasi. Identifikasi dapat
diandalkan
apabila
waktu
retensi sampel dibandingkan
dengan larutan standar.

Analisis kuantitatif

Beberapa
hal
yang
harus
diperhatikan agar HPLC dapat
dipergunakan untuk penentuan
secara kuantitatif adalah:

Berdasarkan area kromatogram


Berdasarkan
kromatogram.

tinggi

puncak

POLIPEPTIDA

Polipeptida adalah sebuah peptida yang terdiri


dari 2 atau lebih asam amino. Asam amino
membentuk polipeptida yang pada gilirannya
membentuk protein.

ANALISIS KUALITATIF
Reaksi biuret
Reaksi

biuret
menunjukkan
reaksi berwarna ungu, merah ros
sampai merah jambu dengan ion
tembaga dalam larutan alkali.
Kepada
larutan
protein
ditambahkan larutan tembaga
sulfat, garam signette dan
kalium hidroksida.
Ion tembaga membentuk ikatan
kompleks dengan ion tartrat,
tetapi kalah kuat dengan ikatan
kompleks antara ion tembaga
dengan ikatan peptida.

Reaksi ninhidrin

Dengan memanaskan campuran


asam
amino
dan
ninhidrin,
terjadilah larutan berwarna ungu.
Uji Ninhidrin merupakan uji
warna pada protein dengan
membentuk larutan berwarna
ungu akibat adanya gugus amino
bebas.
Semua asam amino dan peptida
yang mengandung gugus -amino
bebas
memberikan
reaksi
ninhidrin yang positif.

ANALISIS KUANTITATIF
Reaksi biuret

Reaksi ninhidrin
Berlaku

Berlaku untuk semua polipeptida, protein


dan proteida, karena semua mengandung
ikatan
peptida,
dapat
dikembangkan
menjadi metode kolorimetri yang sifatnya
kuantitatif.
Untuk melihat adanya ikatan peptida, reaksi
biuret telah digunakan untuk mengikuti
proses hidrolisis dalam pembuatan hidrolisat
protein dalam industri makanan.

untuk
semua
polipeptida,
protein
dan
proteida, karena hidrolisatnya
mengandung asam amino, dapat
dikembangkna
menjadi
kolorimetri
yang
bersifat
kuantitatif untuk menetapkan
kadar dari tiap jenis asam
amino.
Alat
"Amino Acid Analyzer"
menggunakna resin dowex 50
untuk memisahkan jenis-jenis
asam amino, yang langsung
mengalami reaksi ninhidrin, dan
kadar asam amino diukur secara
kolorimetri dengan alat optik.

KEBERADAAN RESIDU ANTIBIOTIKA TILOSIN


(GOLONGAN MAKROLIDA) DALAM DAGING AYAM ASAL
DAERAH SUKABUMI, BOGOR DAN TANGERANG
ABSTRAK
Antibiotika tilosin (golongan makrolida) merupakan antibiotika yang
sudah umum ditambahkan dalam pakan (feed additives), disamping
untuk pengobatan. Pemakaian yang tidak beraturan akan
menyebabkan residu dalam produk hewani, disamping mempunyai
efek toksik langsung juga menyebabkan reaksi alergi dan resistensi.
Untuk mengetahui sejauhmana residu tilosin dalam daging, maka
dicoba pengembangan metoda analisis residu antibiotika tilosin,
yaitu mengekstraksi daging dengan asetonitril dan isooctane
kemudian hasil ekstrak dimurnikan melalui cartridge C18 (Sep-Pak
C18) dan dielusi dengan campuran larutan amonium metanol dan
deteksi dengan alat kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) dengan
kolom C-18 Bondapak, fase gerak : 0,05M NaHPO4: CH3CN= 65: 35
pada p.H= 2,5, kecepatan alir 1,5 ml/menit dan panjang gelombang
287 nm, dengan detektor U.V.

Lanjutan jurnal

Uji validasi pengembangan metoda, yaitu dilakukan uji


kesesuaian sistem, kalibrasi dan linearitas dan uji perolehan
kembali (recovery). Kemudian metoda hasil pengembangan
diaplikasikan terhadap sampel lapang, sebanyak 36 sampel
daging ayam asal peternakan daerah Kabupaten Sukabumi,
Bogor dan Tangerang, dan ampel asal pasar tradisional di Bogor.
Hasil validasi metoda menunjukkan simpangan baku: 5,23%,
linearitas: koefesien korelasi = 0,9975 dan rata- rata perolehan
kembali dari penambahan larutan standar tilosin, masingmasing yaitu 2,0 ug (3 ulangan), 5,0 ug (2 ulangan) dan 10,0 ug
(3 ulangan) adalah 101,91, 86,66 dan 94,74%. Nilai hasil uji
validasi sesuai dengan nilai ketentuan dalam kriteria uji
validasi, maka pengembangan metoda residu tilosin dalam
daging cukup baik. Hasil analisis residu tilosin terhadap sampel
lapang menunjukkan 15 dari 36 sampel positif, yaitu berkisar
antara 0,00060,0845 ug/g tilosin yang masih dibawah ambang
batas yang diperbolehkan.(ambang batas tilosin dalam daging:
0,1 ug/g) dan sampel lainnya negatif.

Anda mungkin juga menyukai