Anda di halaman 1dari 10

Pengertian

Infeksi saluran kemih adalah masalah kesehatan yang serius mengenai jutaan populasi manusia
setiap tahunnya. Infeksi saluran kemih (ISK) adalah jenis infeksi yang kedua paling banyak
ditemukan setelah infeksi saluran pernafasan.
Infeksi saluran kemih adalah suatu istilah umum yang dipakai untuk mengatakan adanya invasi
mikroorganisme pada saluran kemih. (Agus Tessy, Ardaya, Suwanto, 2001).
Infeksi saluran kemih adalah penyakit yang disebabkan oleh adanya mikroorganisme patogenik
dalam traktis urinarius, dengan atau tanpa disertai tanda dan gejala (Brunner & Suddarth, 2002).
Infeksi saluran kemih adalah suatu infeksi yang melibatkan ginjal, ureter, buli-buli, ataupun
uretra. Infeksi saluran kemih (ISK) adalah istilah umum yang menunjukkan keberadaan
mikroorganisme (MO) dalam urin (Sukandar, E., 2004).
B. Macam- macam Infeksi Saluran Kemih (ISK)
Jenis Infeksi Saluran Kemih, antara lain:
1. Kandung kemih (sistitis)
2. uretra (uretritis)
3. prostat (prostatitis)
4. ginjal (pielonefritis)
C. Etiologi
Biasanya bakteri enteric, terutama Escherichia coli pada wanita. Gejala bervariasi tergantung dari
variasi jenis bakteri tersebut. Pada pria dan pasien di rumah sakit, 30 40% disebabkan proteus,
stapilokok, dan bahkan pseudomonas. Bila ditemukan, kemungkinan besar terdapat kelainan
salauran kemih. Namun harus dip[erhitungkan kemungkinan kontaminasi jika ditemukan lebih
dari satu organisme. Selain itu terdapat factor-faktor predisposisi yang mempermudah terjadinya
ISK yaitu :
1. Bendungan aliran urin : anomaly congenital, batu saluran kemih, oklusi ureter (sebagian atau
total).
2. Refluks Vesikoureter
3. Urin sisa dalam buli-buli karena hipertropi prostate
4. Penyakit metabolic (diabetes, gout, batu)
5. Peralatan kedokteran (terutama kateter tinggal)
6. Kehamilan
7. Jenis kelamin
8. Penyalahgunaan analgesic secara kronik
9. Penyakit ginjal
10. Personal Hygiene
D. Pengobatan
1. Terapi antibiotik untuk membunuh bakteri gram positif maupun gram negatif.
2. Amoxicillin 20-40 mg/kg/hari dalam 3 dosis.
3. Co-trimoxazole atau trimethoprim 6-12 mg trimethoprim/kg/hari dalam 2 dosis.
4. Cephalosporin seperti cefixime atau cephalexin.
5. Co-amoxiclav digunakan pada ISK dengan bakteri yang resisten terhadap cotrimoxazole.

6. Obat-obatan seperti asam nalidiksat atau nitrofurantoin tidak digunakan pada anak-anak yang
dikhawatirkan mengalami keterlibatan ginjal pada ISK.
7. Apabila pielonefritis kroniknya disebabkan oleh obstruksi atau refluks, maka diperlukan
penatalaksanaan spesifik untuk mengatasi masalah-masalah tersebut.
8. Dianjurkan untuk sering min0um dan BAK sesuai kebutuhan untuk membilas microorganisme
yang mungkin naik ke uretra, untuk wanita harus membilas dari depan ke belakang untuk
menghindari kontaminasi lubang urethra oleh bakteri feces.
E. Patofisiologi
Infeksi saluran kemih disebabkan oleh adanya mikroorganisme patogenik dalam traktus
urinarius. Mikroorganisme ini masuk melalui: kontak langsung dari tempat infeksi terdekat,
hematogen, limfogen.
Ada dua jalur utama terjadi ISK yaitu :
1. Secara asending :
Masuknya mikroorganisme dalam kandung kemih, antara lain : faktor anatomi dimana pada
wanita memiliki uretra yang lebih pendek dari pada laki- laki sehingga insiden terjadinya ISK
lebih tinggi, faktor tekanan urin saat miksi, kontaminasi fekal, Pemasangan alat kedalam traktus
urinarius (pemeriksaan sistoskopik, pemakaian kateter), adanya dekubitus yang terinfeksi.
2. Secara hematogen :
Sering terjadi pada pasien yang sistem imunnya rendah sehingga mempermudah penyebaran
infeksi secara Hematogen. Ada beberapa hal yang mempengaruhi struktur dan fungsi ginjal
sehingga mempermudah penyebaran hematogen, yaitu adanya bendungan total urin yang yang
mengakibatkan distensi kandung kemih, bendungan intrarenal akibat jaringan.
F. Cara Mencegah Infeksi Saluran Kemih
Beberapa hal paling penting untuk mencegah infeksi saluran kencing, infeksi kandung kemih,
dan infeksi ginjal adalah menjaga kebersihan diri , bila setelah buang air besar atau air kecil
bersihkan dengan cara membersihkan dari depan kebelakang, dan mencuci kulit di sekitar dan
antara rektum dan vagina setiap hari. Mencuci sebelum dan sesudah berhubungan seksual juga
dapat menurunkan resiko seorang wanita dari ISK.
Minum banyak cairan (air) setiap hari akan membantu pengeluaran bakteri melalui sistem urine.
Mengosongkan kandung kemih segera setelah terjadi dorongan untuk buang air kecil juga bisa
membantu mengurangi risiko infeksi kandung kemih atau ISK.
Buang air kecil sebelum dan setelah melakukan hubungan seks dapat flush setiap bakteri yang
mungkin masuk ke uretra selama hubungan seksual.
Vitamin C membuat urin asam dan membantu mengurangi jumlah bakteri berbahaya dalam
sistem saluran kemih.
Hindari pemakaian selana dalam yang dapat membuat keadaan lembab dan berpotensi
berkembang biaknya bakteri. Hindari sandal jepit

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Infeksi saluran kemih adalah masalah kesehatan yang serius mengenai jutaan populasi manusia
setiap tahunnya. Infeksi saluran kemih (ISK) adalah jenis infeksi yang kedua paling banyak
ditemukan setelah infeksi saluran pernafasan.
Infeksi saluran kemih adalah suatu infeksi yang melibatkan ginjal, ureter, buli-buli, ataupun
uretra. Infeksi saluran kemih (ISK) adalah istilah umum yang menunjukkan keberadaan
mikroorganisme (MO) dalam urin (Sukandar, E., 2004).
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi
Infeksi saluran kemih adalah infeksi yang terjadi disepanjang saluran kemih, termasuk
ginjal itu sendiri, akibat poliferasi suati mikroorganisme.
Infeksi saluran kemih merupakan suatu keadaan adanya infeksi mikroorganisme pada
saluran kemih.

B. Klasifikasi
1. Infeksi Saluran Kemih Atas.
o Pielonefritis akut biasanya terjadi akibat infeksi kandung kemih asendens. Selain itu, penyakit ini
dapat melalui infeksi yang ditularkan lewat darah.
o Pielonefritis kronis dapat terjadi akibat infeksi berulang, dan biasanya dijumpai pada individu
yang sering mengidap batu, obstruksi lain atau refluks vesikoureter.
2. Infeksi Saluran Kemih Bawah.
o Sistitis, adalah presentasi klinis infeksi saluran kemih disertai bakteriuria bermakna.
o Sindroma uretra akut (SUA), adalah presentasi klinis sistitis tanpa ditemukan mikroorganisme
(steril).

C. Etiologi
1. Infeksi bakteri escherichia Coli.
2.

Faktor anatomi : Pada perempuan uretra yang pendek meningkatkan kemungkinan


mikroorganisme yang menempel dilubang uretra selama berhubungan kelamin memiliki akses
kekandung kemih.

3.

Pada anak perempuan dan wanita adalah kecenderungan budaya untuk menahan urine, serta
iritasi kulit lubang uretra pada wanita sewaktu berhubungan kelamin.

4. Pada pria dengan usia yang sudah lanjut, penyebab paling sering adalah hiperplasia prostat jinak
(BPH) atau prostatitis.
Faktor lain yang menimbulkan resiko ISK adalah :
1. Kehamilan.
2.

Pengosongan kandung kemih yang tidak tuntas (misalnya kandung kemih neurogenik pada
sklerosis multiprl, cedera medula spinalis).

3. Batu pada saluran kemih.


4. Abnormalitas struktural dari saluran kemih (misalnya refluks).
5. Pemasangan instrumen dalam saluran kemih (misalnya kateter uretra).

D. Manifestasi Klinis
Tanda gejala pada ISK bawah antara lain :
1. Nyeri yang sering dan rasa panas ketika berkemih.
2. Spasme pada area kandung kemih dan suprapubis.
3. Hematuri.
4. Nyeri punggung bagian bawah.
Tanda gejala pada ISK bagian atas antara lain :
1. Demam dan menggigil.
2. Nyeri pangul dan pinggang.
3. Nyeri ketika berkemih.
4. Malaise.

5. Mual dan muntah.


6. Pusing.

E. Patofisiologi
Infeksi Saluran Kemih disebabkan oleh adanya mikroorganisme patogenik dalam traktus
urinarius. Organisme penyebab infeksi pada sulran kemih yang tersering adalah Escherichia coli,
yang menjadi penyebab pada lebih dari 80 % kasus. Mikroorganisme ini masuk melalui : kontak
langsung dari tempat infeksi terdekat, hematogen, limfogen. Ada dua jalur utama terjadinya ISK,
asending dan hematogen. Secara asending yaitu:

Masuknya mikroorganisme dalam kandung kemih, antara lain: factor anatomi dimana pada
wanita memiliki uretra yang lebih pendek daripada laki-laki sehingga insiden terjadinya ISK
lebih tinggi, factor tekanan urine saat miksi, kontaminasi fekal, pemasangan alat ke dalam traktus

urinarius (pemeriksaan sistoskopik, pemakaian kateter), adanya dekubitus yang terinfeksi.


Naiknya bakteri dari kandung kemih ke ginjal. Organisme dapat sampai di ginjal melalui aliran
darah atau aliran getah bening
Secara hematogen yaitu: sering terjadi pada pasien yang system imunnya rendah sehingga
mempermudah penyebaran infeksi secara hematogen Ada beberapa hal yang mempengaruhi
struktur dan fungsi ginjal sehingga mempermudah penyebaran hematogen, yaitu: adanya
bendungan total urine yang mengakibatkan distensi kandung kemih, bendungan intrarenal akibat
jaringan parut, dan lain-lain.
Pada usia lanjut terjadinya ISK ini sering disebabkan karena adanya:

o Sisa urin dalam kandung kemih yang meningkat akibat pengosongan kandung kemih yang tidak
o
o
o
o
o

lengkap atau kurang efektif.


Mobilitas menurun
Nutrisi yang sering kurang baik
System imunnitas yng menurun
Adanya hambatan pada saluran urin
Hilangnya efek bakterisid dari sekresi prostat.
Sisa urin dalam kandung kemih yang meningkat tersebut mengakibatkan distensi yang
berlebihan sehingga menimbulkan nyeri, keadaan ini mengakibatkan penurunan resistensi

terhadap invasi bakteri dan residu kemih menjadi media pertumbuhan bakteri yang selanjutnya
akan mengakibatkan gangguan fungsi ginjal sendiri, kemudian keadaan ini secara hematogen
menyebar ke suluruh traktus urinarius. Selain itu, beberapa hal yang menjadi predisposisi ISK,
antara lain: adanya obstruksi aliran kemih proksimal yang menakibtakan penimbunan cairan
bertekanan dalam pelvis ginjal dan ureter yang disebut sebagai hidronefroses. Penyebab umum
obstruksi adalah: jaringan parut ginjal, batu, neoplasma dan hipertrofi prostate yang sering
ditemukan pada laki-laki diatas usia 60 tahun.

F. Pathway
TERLAMPIR

G. Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium.
Pemeriksaan laboratorium yang dapat dilakukan untuk menunjang menegakkan diagnosis
infeksi saluran kemih, antara lain :
a.

Urinalisis.
Untuk pengumpulan spesimen, dapat dipilih pengumpulan urin melalui urin porsi tengah,
pungsi suprapubik, dan kateter uretra. Secara umum, untuk anak laki-laki dan perempuan yang
sudah bisa berkemih sendiri, maka cara pengumpulan spesimen yang dapat dipilih adalah dengan
cara urin porsi tengah.Urin yang dipergunakan adalah urin porsi tengah (midstream). Untuk bayi
dan anak kecil, spesimen didapat dengan memasang kantong steril pada genitalia eksterna. Cara
terbaik dalam pengumpulan spesimen adalah dengan cara pungsi suprapubik, walaupun tingkat
kesulitannya paling tinggi dibanding cara yang lain karena harus dibantu dengan alat USG untuk
memvisualisasikan adanya urine dalam vesica urinaria.

b. Bakteriologis.

Mikroskopis, pada pemeriksaan mikroskopis dapat digunakan urin segar tanpa diputar atau
pewarnaan gram. Bakteri dinyatakan positif bila dijumpai satu bakteri lapangan pandang minyak
emersi.
Biakan bakteri, pembiakan bakteri sedimen urin dimaksudkan untuk memastikan diagnosis ISK
yaitu bila ditemukan bakteri dalam jumlah bermakna, yaitu:
Kriteria untuk diagnosis bakteriuria bermakna

c.

Pengambilan spesimen
Aspirasi supra pubik

Jumlah koloni bakteri per ml urin


> 100 cfu/ml dari 1 atau lebih organisme

Kateter
Urine bag atau urin porsi tengah

patogen
> 20.000 cfu/ml dari 1 organisme patogen
> 100.000 cfu/ml

Tes Kimiawi
Beberapa tes kimiawi dapat dipakai untuk penyaring adanya bakteriuria, diantaranya
yang paling sering dipakai adalah tes reduksi griess nitrate. Dasarnya adalah sebagian besar
mikroba kecuali enterococci mereduksi nitrat.

d. Tes Plat-Celup (Dip Slide).


Beberapa pabrik mengeluarkan biakan buatan yang berupa lempengan plastik bertangkai
dimana pada kedua sisi permukaannya dilapisi pembenihan padat khusus. Lempengan tersebut
dicelupkan ke dalam urin pasien atau dengan digenangi urin. Setelah itu lempengan dimasukkan
kembali kedalam tabung plastik tempat penyimpanan semula, lalu diletakkan pada suhu 37 oC
selama satu malam. Penentuan jumlah kuman/mL dilakukan dengan membandingkan pola
pertumbuhan kuman yang terjadi dengan serangkaian gambar yang memperlihatkan pola
kepadatan koloni antara 1000 hingga 10.000.000 cfu per mL urin yang diperiksa.
2. Radiologis dan Pemeriksaan lainnya.
Pemeriksaan radiologis pada ISK dimaksudkan untuk mengetahui adanya batu atau kelainan
anatomis yang merupakan faktor predisposisi ISK. Pemeriksaan ini dapat berupa foto polos

abdomen, pielografi intravena, demikian pula dengan pemeriksaan lainnya, misalnya


ultrasonografi dan CT Scan.

H. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Terapi.
Pada ISK tanpa komplikasi, terapi antibiotik jangka pendek (5 hari atau bahkan dosis
tunggal) biasanya adekuat. Antibiotik yang biasanya diresepkan untuk ISK adalah trimetoprim
atau amoksilin, tapi mungkin pola resep ini sudah perlu diubah karena perubahan resistensi dan
sinsitifitas organisme penyebab terhadap antibiotik. Asupan cairan yang banyak (> 3L/hari)
disarankan untuk mencegah stasis urine dalam kandung kemih dan untuk mengurangi replikasi
bakteri.

2. Penatalaksanaan Pencegahan.
1. Beberapa hal paling penting untuk mencegah infeksi saluran kencing, infeksi kandung kemih,
dan infeksi ginjal adalah menjaga kebersihan diri, bila setelah buang air besar atau air kecil
bersihkan dengan cara membersihkan dari depan ke belakang, dan mencuci kulit di sekitar dan
antara rektum dan vagina setiap hari. Mencuci sebelum dan sesudah berhubungan seksual juga
dapat menurunkan resiko seorang wanita dari ISK.
2. Minum banyak cairan (air) setiap hari akan membantu pengeluaran bakteri melalui sistem urine.
3. Mengosongkan kandung kemih segera setelah terjadi dorongan untuk buang air kecil juga bisa
membantu mengurangi risiko infeksi kandung kemih atau ISK.
4. Buang air kecil sebelum dan setelah melakukan hubungan seks dapat flush setiap bakteri yang
mungkin masuk ke uretra selama hubungan seksual.
5.

Vitamin C membuat urin asam dan membantu mengurangi jumlah bakteri berbahaya dalam
sistem saluran kemih.

6.

Hindari pemakaian celana dalam yang dapat membuat keadaan lembab dan berpotensi
berkembang biaknya bakteri.

I. Masalah Keperawatan Yang Mungkin Muncul


1. Nyeri dan ketidaknyamanan berhubungan dengan inflamasi dan infeksi uretra, kandung kemih
dan sruktur traktus urinarius lain.
2. Perubahan pola eliminasi berhubungan dengan obstruksi mekanik pada kandung kemih ataupun
3.

struktur traktus urinarius lain.


Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan kebutuhan pengobatan berhubungan

dengan kurangnya sumber informasi.


4. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan adanya factor resiko nosokomial
5. Resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake inadekuat.
Pengkajian
1. Pemerikasaan fisik: dilakukan secara head to toe dan system tubuh
2. Riwayat atau adanya faktor-faktor resiko:
Adakah riwayat infeksi sebelumnya?
Adakah obstruksi pada saluran kemih?
3. Adanya factor yang menjadi predisposisi pasien terhadap infeksi nosokomial.
Bagaimana dengan pemasangan kateter foley?
Imobilisasi dalam waktu yang lama.
Apakah terjadi inkontinensia urine?
4. Pengkajian dari manifestasi klinik infeksi saluran kemih
Bagaimana pola berkemih pasien? untuk mendeteksi factor predisposisi terjadinya ISK
pasien (dorongan, frekuensi, dan jumlah)
Adakah disuria?

Adakah urgensi?
Adakah hesitancy?
Adakah bau urine yang menyengat?
Bagaimana haluaran volume orine, warna (keabu-abuan) dan konsentrasi urine?
Adakah nyeri-biasanya suprapubik pada infeksi saluran kemih bagian bawah
Adakah nyesi pangggul atau pinggang-biasanya pada infeksi saluran kemih bagian atas
Peningkatan suhu tubuh biasanya pada infeksi saluran kemih bagian atas.
5. Pengkajian psikologi pasien:
Bagaimana perasaan pasien terhadap hasil tindakan dan pengobatan yang telah
dilakukan? Adakakan perasaan malu atau takut kekambuhan terhadap penyakitnya.

Anda mungkin juga menyukai