kilap kaca. Dengan belahan yang tidak sempurna dan pecahan yang tidak
rata (konkoidal), mineral ini mempunyai kristal hexagonal prisma
bipiramida, memiliki berat jenis 2,65 kg/m3 dan kekerasan 7 (Mohs).
Memiliki daya tahan yang luar biasa pada proses abrasi / pengikisan.
Mencair pada suhu 17100 C. Bila mengalami pendinginan yang cepat akan
memberikan tekstur yang amorf.
Proses pembentukan mineral yaitu melalui pembekuan magma
yang bersifat asam, setelah proses magmatisme dan memasuki fase
pegmatisme dan pnumatolisis pada proses hidrotermal yang bersuhu
rendah (berkisar 2000 4000 C). Awalnya magma mengintrusi batuan
dipermukaan dan menghasilkan gejala-gejala intrusi sehingga
terbentuklah mineral-mineral yang bersifat holokristalin dan asam.
Kemudian seiring dengan penurunan suhu karena penyerapan panas oleh
batuan yang dilaluinya serta penurunan tekanan akibat semakin
menjauhnya magma dari dapur magma dan pengaruh gravitasi sehingga
memasuki tahap pada suhu pembentukan kristal kuarsa, selanjutnya
terbentuklah mineral kuarsa dengan kondisi tertentu sehingga
membentuk tekstur yang tertentu pula. Mineral ini dijumpai pada batuan
beku asam seperti granit, granodiorit, tonalit, ryolit. Pada batuan sedimen
klastik sebagai detrital material, pada batuan metamorf yaitu phylit,
kuarzit granulit dan eklogit. Di dalam geode berongga yang didapatkan di
daerah batuan piroklastik didapatkan pula kuarsa kristal dengan struktur
bergerigi.
Pasir Kuarsa
Pasir kuarsa terdapat sebagai endapan sedimen, berasal dari
rombakan batuan yang mengandung silicon dioksida (kuarsa SiO2) seperti
granit, riolit dan granodiorit. Endapan pasir kuarsa terjadi setelah melalui
proses transportasi, sortasi dan sedimentasi. Oleh sebab itu endapan pasir
kuarsa di alam tidak pernah didapatkan dalam keadaan murni. Butir
kuarsa di alam umunya terdapat bercampur dengan lempung, feldspar,
magnetit, ilmenit, limonit, pirit, mika (biotit), hornblende dan zircon serta
bahan organic dari tumbuhan dan sebagainya. Proses transportasi oleh air
menyebabkan batuan pasir menjadi bertambah halus dan relatif menjadi
lebih murni. Material pengotor tersebut pada umumnya memberi warna
pada pasir kuarsa, sehingga dari warna yang dihasilkan dapat ditunjukkan
derajat kemurniannya. Pada umunya pasir kuarsa diendapkan dalam
penyebaran yang melebar, dengan ukuran butir yang berbeda mulai dari
fraksi halus (0,06 mm) kasar (2 mm). Pasir kuarsa di Indonesia juga pada
umunya mempunyai komposisi SiO2 = 55,30 99,87 %, Fe2O3 = 0,01
9,14 %, TiO2 = 0,01 0,49 %, Al2O3 = 0,01 18,00 %, CaO = 0,01 0,26
Kuarsa terbentuk karena proses pengkristalan magma pada suhu sekitar 6000. Menurut
deret bowen, kuarsa adalah mineral paling akhir dalam proses pembentukan mineral.Hal
tersebut mengakibatkan kuarsa tidak mengandung unsur Fe dan Mg. Mineral kuarsa
mempunyai rumus kimia SiO2 yang merupakan gabungan dari silicon kerak bumi dan
oksigen. Kuarsa berwarna putih pucat atau bias saja tidak berwarna sehingga bersifat asam
dan tergolong mineral felsic (Philip, 1912). Setelah mengidentifikasi, data yang kami peroleh
adalah mineral kuarsa memiliki warna putih pucat (terang). Kilap kaca pada kuarsa telah
dibuktikan dengan memantulkan cahaya matahari ke permukaan mineral. Terdapat belahan
yang tidak teratur, dan sedikit pengotor berwarna hijau kecoklatan. Kuarsa memiliki system
kristal segi enam (prisma, bypiramid, dan kombinasinya)(Subagio, 2012). Mineral kuarsa
termasuk dalam mineral felsic. Terbentuk pada magma yang mengalami pengkristalan dengan
suhu yang rendah. Sehingga bersifat asam dan mempunyai warna putih. Namun terkadang
dapat ditemukan kuarsa berwarna seprti asap atau smoky, disebut juga smoky
quartz. Kadang-kadang juga dengan warna ungu atau merah lembayung. Nama kuarsa yang
demikian disebut almethys atau merah muda, hingga kuning kecoklatan. Warna yang
bermacam-macam disebabkan adanya unsur-unsur di dalam mineral yang tidak
bersih (Green, 2009). Penyebaran kuarsa di Indonesia kebanyakan berada di daerah barat
seperti Banda Aceh, Bangka Belitung, dan Bengkulu (Mason, 2014). Kuarsa dapat
dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam bentuk pasir banyak dimanfaatkan dunia
industri khususnya yang berhubungan dengan kaca misalnya pembuatan lampu, gelas, dan
bahan optic. Dengan mengetahui sifat kuarsa yang tembus cahaya, bias juga diolah sebagai
permata apabila terdapat ion renik yang membuat kuarsa berwarna jingga atau kuning (Jepri,
2014).