Tuberkulosis (TBC) dapat menyerang berbagai organ tubuh tetapi yang akan dibahas adalah
obat TBC untuk paru-paru. Tujuan pengobatan TBC ialah memusnahkan basil tuberkulosis
dengan cepat dan mencegah kambuh. Idealnya pengobatan dengan obat TBC dapat
menghasilkan pemeriksaan sputum negatif baik pada uji dahak maupun biakan kuman dan
hasil ini tetap negatif selamanya.
Dalam pengobatan OAT dikelompokkan dalam 2 jenis yaitu obat-obatprimer dan obat-obat
sekunder.
1. Obat Primer
Obat-obat
ini
paling
efektif
dan
paling
rendah
toksisitasnya,
INH (Isoniazid)
Rifampisin
Pirazinamida
Streptomisin
Etambutol.
2. Obat Sekunder
Obat ini memiliki kegiatan yang lebih lemah dan bersifat lebihtoksik, karena
itu hanya digunakan bila terdapat resistensi atauintoleransi terhadap obat primer, atau
juga terdapat infeksi MAIpada pasien HIV.Contoh :
a. Kanamisin
b. Asam Aminosalisilat
c. Etionamid
d. Sikloserin
Jenis Obat
1. Obat primer
a. INH ( ISONIAZID )
1) Mekanisme kerja
menghambat
hampir
semuabasil
tuberkel,
dan bersifat
in
vivo,
obat
ini
bersifat
bakterisid
untuk
etambutol,
dapat
membubuh
kuman
yang
c. PIRAZINAMIDA
1) Mekanisme kerja
Merupakan pro-drug dan diubah menjadibentuk aktif (asam
pyrazinoic) oleh enzim peroksidasenicotinamidase dikenal sebagai
pyrazinamidase (PncA). Asam Pyrazinoic menghambat aksi sintetase
asam lemak I (FAS I).FAS I adalah terlibat dalam sintesis asam
mycolic rantai pendekmerupakan komponen struktural penting dari
dinding selmikobakteri dan melekat ke lapisan arabinogalactan. Obat
inibersifat bakterisidal, terutama dalam keadaan asam danmempunyai
aktivitas sterilisasi intraseluler. Dosis harian yangdianjurkan 25 mg\kg
BB, sedangkan untuk pengobatan intermiten3 kali seminggu diberikan
dengan dosis 35 mg\kg BB.
2) Efek samping
Obat ini bersifat hepatotoksik yang berkaitandengan dosis
pemberian dan dapat menjadi serius. Obat inisangat efektif terhadap
tuberkulosis bila digabungkan denganINH, tetapi dilaporkan lebih
kurang 14% penderita akan mengalami gangguan hati yang berat,
serta kematian dapatterjadi karena timbulnya nekrosis. Karena efek
hepatotoksik,pemeriksaan uji hati perlu dilakukan sebelum pemberian
obat
ini.Penggunaan
pirazinamid
menyebabkanhiperuresemia,
penyakit
gouttimbul,
dan
biasanya
secara
asimtomatik.
pengobatan
dengan
Jika
rutin
gejala
pirazinamid
STREPTOMISINMekanisme kerja
. Obat ini bekerja dengan menghambat sintesisprotein pada
ribosom mikrobakterium dan bersifat bakterisid,terutama terhadap
basil tuberkel ekstraseluler, dosis harian yangdianjurkan 15 mg\kg BB,
sedangkan pengobatan untuk intermiten3 kali seminggu digunakan
dosis yang sama. Penderita berumur sampai 60 tahun dosisnya 0,75
gr\hari, sedangkan untuk umur sampai 60 tahun lebih dosisnya 0,50
gr\hari.