Anda di halaman 1dari 7

A.

Telaah Jurnal
Pengaruh Mobilisasi Dini terhadap Waktu Pemulihan Peristaltik Usus pada Pasien Pasca
Operasi Abdomen di ICU BPRSUD Labuang Baji Makassar
1. Problem
Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 24 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah
pasien pasca operasi abdomen yang menjalani pembedahan di BPRSUD Labuang Baji
tanggal 30 Maret - 13 April 2009. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 18 orang.
2. Intervention
Kelompok subjek diobservasi dan diperiksa peristaltik ususnya sebelum dilakukan intervensi
(mobilisasi dini), kemudian diobservasi dan diperiksa peristaltik ususnya lagi setelah
intervensi (mobilisasi dini).
3. Comparison
Pengaruh Mobilisasi Dini Terhadap Peristaltik Usus Pasca Operasi Sesar Dengan
Anestesi Spinal di Rsud Tugurejo Semarang. Hasil menunjukkan bahwa waktu peristaltik
usus kelompok yang dilakukan mobilisasi dini nilai minimum adalah 210 menit sebanyak 2
orang (12,5%) dan nilai maximum adalah 375 menit sebanyak 1 orang (6,2%). Pada
kelompok kontrol nilai minimum adalah 160 menit sebanyak 1 orang (6,2%) dan nilai
maximum adalah 390 menit sebanyak 3 orang (18,8%). Jadi rata rata waktu peristaltik
usus pada kelompok mobilisasi dini adalah 250,94 menit dan rata rata waktu peristaltik
usus pada kelompok kontrol adalah 304,06. Terdapat selisih rata-rata antara kelompok
mobilisasi dini dan kelompok control, Waktu peristaltik usus pada kelompok perlakuan dan
kelompok kontrol lebih cepat pada kelompok perlakuan, sehingga mobilisasi dini efektif
untuk mengontrol sistem metabolisme tubuh pasca anestesi spinal pada pasca operasi sesar
di RSUD Tugurejo Semarang.
Sedangkan peneliti saat ini meneliti pengaruh mobilisasi dini terhadap waktu pemulihan
peristaltik usus pada pasien pasca operasi abdomen.berdasarkan jenis penyakit (tumor intra
abdomen, peritonitis akibat perforasi, ileus obstruktif, cholesistitis, hypertropi prostat dan
tumor uterus)

4. Outcome
No
Komponen
Aspek
1
Dimensi Substantif Abstrak

Hasil Analisa
Mobilisasi pasca operasi awal untuk pasien

dan Teori

operasi abdomen harus dilakukan sesegera di 24


jam pertama pasca operasi untuk mempercepat
waktu pemulihan peristaltik usus.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi
pengaruh mobilisasi dini terhadap waktu
pemulihan peristaltik usus. Desain yang
digunakan dalam penelitian ini pra eksperimental
yaitu satu kelompok pretest-posttest dirancang.
Sampel dalam penelitian ini berjumlah 18 orang.
sampel adalah diambil dengan teknik non
probability yaitu purposive sampling. Variabel
bebas adalah mobilisasi dini.
Variabel dependen adalah waktu pemulihan
peristaltik usus. Instrumen observasi penelitian
yang digunakan stetoskop lytman dan observasi.
Menurut hasil uji rank wilcoxon ditandatangani
dengan kesalahan tingkat = 0,05 sehingga nilai
p= 0,005 (p <) untuk kedua 4 jam pasca operasi
dan nilai p = 0,002 (p <) untuk ketiga dari 4 jam
pasca operasi.
Berarti Ha diterima. Dapat disimpulkan bahwa
mobilisasi dini memiliki pengaruh terhadap waktu
usus pemulihan peristaltik. Penelitian lebih lanjut
melibatkan responden yang lebih besar dan alat
ukur yang lebih baik untuk abtain hasil yang lebih
akurat dari penelitian.
Pendahuluan

Penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh


mobilisasi dini seperti melakukan gerakan kaki,
bergeser di tempat tidur, melakukan nafas dalam
dan batuk efektif dengan membebat luka dengan
jalinan kedua tangan di atas luka operasi, dan
teknik bangkit dari tempat tidur. terhadap waktu
pemulihan peristaltik usus pada pasien pasca
operasi abdomen.
Obstruksi intestinal merupakan kegawatan dalam
bedah abdominalis yang sering dijumpai, yaitu
sekitar 60-70 % dari seluruh kasus akut abdomen.
Telah diperkirakan bahwa obstruksi usus
bertanggung jawab bagi sekitar sepertiga dari
semua perumahsakitan abdomen akut pada

pelayanan bedah di seluruh Amerika Serikat.


Fungsi usus akan lebih cepat bekerja seperti biasa
dalam waktu dua sampai tiga hari pasca operasi
(Oswardi, 1993). Pendapat lain disampaikan oleh
Bulling dan Stokes (1982), bahwa eliminasi usus
kadang tidak terjadi hingga hari ketiga sampai
hari keempat setelah pembedahan. Hal ini
disebabkan karena pembatasan intake minum
serta pengaruh anestesi dan immobilisasi yang
lama.

Dimensi

Kerangka
Teori

Menurut Morison (2004) bahwa mobilisasi dini


mempercepat
stadium
proliferasi
dengan
merangsang makrofag untuk menghasilkan
angiogenesis sehingga fibroplasia meletakkan
substansi dasar dan serabut kolagen serta
pembuluh darah mulai menginfiltrasi luka.
Dengan mobilisasi dini secara teratur maka
sirkulasi di daerah insisi menjadi lancar sehingga
jaringan insisi yang mengalami cedera akan
mendapatkan zat-zat esensial untuk penyembuhan
seperti oksigen, asam amino, vitamin dan mineral.
Pemberian mobilisasi dini secara teratur pada
pasien pasca bedah laparatomi di samping
meningkatkan sirkulasi juga dapat merangsang
kontraksi otot-otot abdomen pada dinding
abdomen serta otot polos pada usus (Syam, 2005).
Hal tersebut didukung juga oleh Barre (2002)
bahwa mobilisasi dini memperlancar sirkulasi
darah, mencegah terjadinya kontraktur serta
merangsang kontraksi otot-otot dinding abdomen
sehingga memungkinkan pasien kembali secara
penuh ke fungsi fisiologisnya.
Potter dan Perry (2006) mengatakan bahwa
aktivitas meningkatkan peristaltik sementara
immobilisasi menekan peristaltik, melemahkan
otot-otot dasar panggul dan abdomen serta
merusak
kemampuan
individu
untuk
meningkatkan tekanan intra abdomen.

Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini pra

Metodelogi

Dimensi
Interpretasi

eksperimental (One group pretest-post test design)


Sample

Sampel dalam penelitian ini adalah pasien pasca


operasi abdomen yang menjalani pembedahan di
BPRSUD Labuang Baji tanggal 30 Maret - 13
April 2009. Jumlah sampel dalam penelitian ini
adalah 18 orang. Pengambilan sampel pada
penelitian
ini
menggunakan
metode
Nonprobability
Sampling
dengan
teknik
Purposive Sampling

Instrumen
penelitian
Analisis statik

Stetoskop lytman dan Observasi

Pembahasan

Berdasarkan data hasil analisis univariat


menunjukkan bahwa frekuensi kelompok
responden terbanyak yang telah menjalani operasi
abdomen adalah berjenis kelamin Laki-laki yaitu
sebanyak 11 orang (61,1 %) sedangkan
perempuan sebanyak 7 orang (38,9%). Frekuensi
kelompok responden terbanyak yang telah
menjalani operasi abdomen adalah kelompok
umur 33-41 tahun yaitu berjumlah 7 orang
(38,9%), diikuti kelompok umur 42-50 tahun dan
51-60 tahun yang masingmasingnya berjumlah 4
orang (22,2%), kelompuk umur 24-32 tahun
berjumlah 2 orang (11,1%) sedangkan kelompok
umur yang paling sedikit adalah 15-23 tahun yang
berjumlah 1 orang (5,6 %). Frekuensi kelompok
responden terbanyak yang telah menjalani operasi
abdomen berdasarkan jenis penyakit adalah yang
terbanyak Tumor intra abdomen berjumlah 6
orang (33,3%), peritonitis akibat perforasi

Analisis data dengan menggunakan uji statistik


melalui uji Wilcoxon signed ranks test dengan
tingkat signifikansi 0,05. Uji ini dimaksudkan
untuk mengetahui apakah ada pengaruh
mobilisasi dini terhadap waktu pemulihan
peristaltik usus pada pasien pasca operasi
abdomen.

berjumlah 4 orang (22,2%), ileus obstruktif


berjumlah 3 orang (16,7%), cholesistitis dan
hypertropi prostat masing-masing berjumlah 2
orang (11,1%) dan yang paling sedikit adalah
tumor uterus berjumlah 1 orang (5,7%).
Berdasarkan hasil uji Wilcoxon sign rank test
dengan tingkat kemaknaan =0,05 ternyata nilai
p=1,000. Karena nilai p(1,000)>(0,05) maka Ha
ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada
pengaruh mobilisasi dini terhadap pemulihan
peristaltik usus pada 4 jam pertama pasca operasi
abdomen.
Berdasarkan hasil uji Wilcoxon sign rank test
dengan tingkat kemaknaan =0,05 ternyata nilai
p=0,005. Karena nilai p(0,005)<(0,05) maka Ha
diterima. Hal ini menunjukkan bahwa ada
pengaruh mobilisasi dini terhadap waktu
pemulihan peristaltik usus pada 4 jam kedua
pasca operasi abdomen
Berdasarkan hasil uji Wilcoxon sign rank test
dengan tingkat kemaknaan =0,05 ternyata nilai
p=0,002. Karena nilai p(0,002)<(0,05) maka Ha
diterima. Hal ini menunjukkan bahwa ada
pengaruh mobilisasi dini terhadap pemulihan
peristaltik usus pada 4 jam ketiga pasca operasi
abdomen
4

Dimensi Etik

Kritik Jurnal

Subjek
penelitian

Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 24


orang. Sampel dalam penelitian ini adalah pasien
pasca operasi abdomen yang menjalani
pembedahan di BPRSUD Labuang Baji tanggal
30 Maret - 13 April 2009. Jumlah sampel dalam
penelitian ini adalah 18 orang

Dilema
Etik dan Hukum
Pelanggaran
Prinsip Etik
Kelebihan :
Jurnal sangat berkontribusi dalam bidang
keperawatan pada pasien post operasi

laparatomi, karena mobilisasi tidak hanya


dapat meningkatkan peristaltik usus saja tetapi
dapat juga mengurangi nyeri bila mobilisasi
dini diperbolehkan. Frekuensi nadi dan suhu
tubuh kembali normal lebih cepat bila pasien
berupaya untuk mencapai aktivitas normal
pasca operasi secepat mungkin.
Kekurangan :
Ada beberapa teori yang kurang dalam jurnal
ini seperti penjelasan tentang tahap gerakan
yang dapat dilakukan untuk mobilisasi dini,
lamanya waktu melakukannya dan juga teori
terkait peristaltik usus.
6

Saran

Daftar Pustaka

Bagi RSMS :
Agar dapat memberikan penyuluhan pre operasi
secara lebih mendalam tentang mobilisasi dini
kepada para pasien sehingga pasien telah
memiliki pengetahuan lebih awal sehingga pada
saat pemberian mobilisasi para pasien tidak
kebingungan.\
Grace, Pierce A. dan Borley, Neil R. (2006). At a
Glance Ilmu Bedah Edisi Ketiga. Erlangga
Manaf, N. (2008). Obstruksi Ileus. (online).
www.portalkalbe.com, diakses 12 Desember
2008.
Mansjoer, Arief. dkk. (2007). Kedokteran
Perioperatif Evaluasi dan Tata Laksana di Bidang
Ilmu Penyakit Dalam. Pusat Penerbitan IPD
FKUI. Jakarta.
Potter, P. A. dan Perry. (2006). Buku Ajar
Fundamental Keperawatan. Konsep, Proses dan
Praktik. Edisi 4, vol. 2. EGC. Jakarta. 1742-1745
Syam , B. (2005). Pengaruh Latihan Tungkai
terhadap Waktu Pemulihan Peristaltik Usus Pasien
Pasca Bedah Laparatomi di RS Wahidin
Sudirohusodo
Makassar.
Skripsi
(tidak
diterbitkan). Fakultas Kedokteran Universitas
Hasanuddin. Makassar.

Anda mungkin juga menyukai